Pendahuluan
Salah satu sumber data kependudukan yang dianggap paling lengkap dan akurat
adalah Sensus. Salah satu kekurangannya adalah Sensus dilakukan setiap 5 tahun
sekali, bahkan pada umumnya di Negara Sedang Berkembang (NSB) dilakukan setiap
10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan data secara mendesak
untuk sesuatu keperluan tertentu.
Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah diperlukan data-data kependudukan
tidak hanya besar/jumlahnya saja, akan tetapi juga komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin serta karakteristik sosial-ekonomi baik pada saat sekarang maupun
untuk masa yang akan datang. Untuk tujuan tersebut diperlukan teknik estimasi
ataupun proyeksi jumlah penduduk dimasa mendatang beserta struktur umurnya.
Formulasi:
m
Pm = P0 + ( Pn − P0 ) atau
n
m
P0 Pm Pn
n
dimana:
Contoh:
Perhitungan:
1967 − 1961
P1967 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
6
P1967 = 97 juta + ( )(21,2 juta )
10
P1967 = 109,72 juta
Formulasi:
n+m
Pm = P0 + ( )( Pn − P0 ) atau
n
m
Pm = Pn + ( )( Pn − P0 )
n
n m
P0 Pn Pm
dimana:
Jumlah penduduk menurut SP 1961 adalah 97 juta jiwa. Pada SP 1971 berjumlah 118,2
juta jiwa. Berapakah jumlah penduduk pada tahun 1975?
Perhitungan:
10 + 4
P1975 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
P1975 = 126,68 juta
atau
1975 − 1971
P1975 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
4
P1975 = 118,2 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
P1975 = 126,68 juta
Proyeksi (projection)
Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast, dan estimate sebagai berikut:
Proyeksi adalah: perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan
migrasi di masa yang akan datang;
Forecast adalah: suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai
kemungkinan perkembangan penduduk di masa mendatang; dan
Estimate adalah: suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.
Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara arithmetic adalah pertumbuhan penduduk dengan
jumlah (absolute number) adalah sama setiap tahun.
Formulasi:
Pn = P0 x (1 + rn)
dimana:
Contoh:
Penduduk pada tahun 1980 sebesar 1000 jiwa dengan pertumbuhan penduduk setiap
tahun sebesar 20 jiwa, maka jumlah penduduk pada tahun:
1981 = 1020 jiwa
1982 = 1040 jiwa
1983 = 1060 jiwa
1984 = 1080 jiwa
1985 = 1100 jiwa dst
Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk yang
menggunakan dasar bunga berbunga/bunga majemuk. Jadi pertumbuhan penduduk
dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahunnya.
Formulasi:
Pn = P0 x (1 + r)n
dimana:
Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara terus menerus (continuous) setiap hari dengan angka
pertumbuhan (rate) yang konstan.
Formulasi:
Pn = P0 x ern
atau
Pt = P0 x ert
dimana:
Contoh:
Penduduk pada tahun 1980 sebesar 1000 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk
setiap tahun adalah 2%, maka jumlah penduduk pada tahun:
1981 = 1020,2 jiwa
1982 = 1040,8 jiwa
1983 = 1061,8 jiwa
1984 = 1083,3 jiwa
1985 = 1105,2 jiwa dst
Kita lebih sering menggunakan angka pertumbuhan penduduk secara geometric dan
eksponential. Angka pertumbuhan penduduk aritmatik tidak baik untuk mengukur
pertumbuhan penduduk karena jumlah penduduk bertambah tidak mungkin dengan
jumlah yang sama setiap saat/tahun.
Berdasarkan rumus eksponensial didapatkan rumus untuk mendapatkan waktu yang
digunakan suatu penduduk untuk berlipat ganda/dobel, yaitu:
70
n =
r
70
2X lipat = = 28 tahun
2,5
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka
waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematik
maupun metode komponen, karena hasil secara total/jumlah penduduk keseluruhan
hampir tidak ada perbedaan. Akan tetapi apabila proyeksi penduduk dalam jangka yang
lebih panjang (lebih dari 5 tahun) maka perbedaan hasil proyeksi makin berarti.
Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat migrasi,
dan penggunaan metode matematik kurang memuaskan. Oleh karena itu metode
komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen mencakup determinan-
determinan pertumbuhan penduduk.
Kebaikannya:
a. Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk,
meliputi: Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi;
b. Dalam metode ini dimulai dengan asumsi-asumsi tentang masing-masing
komponen pertumbuhan penduduk tersebut (Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi).
Tabel 1
Distribusi Migran Perempuan ke DKI Jakarta Menurut Umur Tahun 1971 – 1976
Kel. Umur Penduduk Rasio Masih Penduduk Migran Penduduk Rata-Rata ASFR Kelahiran
Perempuan Perempuan Hidup Masih Hidup Perempuan Perempuan Penduduk DKI Jakarta Per Tahun
Tahun 1971 (Derajat 13) Tahun 1976 Tahun 71 - 76 Tahun 1976 Perempuan 1971 - 1976 1971 - 1976
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0–4 381956 0,94528 -- 18250 493543 -- -- --
5–9 319450 0,98100 361055 22350 383405 -- -- --
10 – 14 267518 0,98043 313380 29500 342880 -- -- --
15 – 19 265251 0,97430 262283 57800 320083 292667 0,107 31315
20 – 24 227890 0,96927 258434 49900 308334 268112 0,242 64883
25 – 29 201771 0,96518 220887 29000 249887 225829 0,239 53973
30 – 34 164195 0,96077 194745 15850 210595 187395 0,236 44225
35 – 39 135959 0,95608 157754 10800 168554 152257 0,159 24209
40 – 44 94009 0,94998 129988 7350 137338 115674 0,070 8097
45 – 49 60930 0,93753 89307 4650 93957 77444 0,009 697
50 – 54 47382 0,91695 57124 3450 60574 -- -- --
55 – 59 25220 43447 1950 45397 -- -- --
0,73655
60+ 57717 61096 4800 65896 -- -- --
Jumlah 2249298 -- -- 255650 2880443 -- -- 227399
1. United Nations : • Methods for Population Projection by Sex and Age, Manual III
• Population Studies No. 25, UN Departement of Economics and Social
Affairs, New York, 1952
2. United Nations : • Methods of Projecting the Economically Active Population, Manual IV
• Population Studies No. 46, UN Departement of Economics and Social
Affairs, New York, 1971
3. Barclay, George W. : Techniques of Population Analysis, John Wiley and Sons, Inc., New York,
1970
4. Shryock and Siegel : The Methods and Materials of Demography Vol. 2, US Departement of
Commeroe Bureau of the Census, 1971
5. Sinha UP : Complete Life Tables Based on Coale and Demeny Model (West) Life
Table, Bombay, 1972
6. Gavin, W. Jones : What Do We Know About the Labour Force in Indonesia, Majalah
Demografi Indonesia, 1 (2), December, 1974, Pg 11
Contoh 1
1. Pn = P0 (1 + rn)
Pn = P0 + P0 rn
Pn – P0
= r
P0 n
59938 = 40400 (1 + 25 r)
59538 – 40400
r =
40400 x 25
19138
r =
101000
= 0,018948
= 1,89%
2. Pn = P0 (1 + r)n
log Pn – log P0 log (Pn/P0)
log (1+r) = atau
n n
59538 = 40400 (1 + r)n
log 59538 – log 40400
= log (1 + r)
25
4,7747942 – 4,6063814
= log (1 + r)
25
0,1684128
= log (1 + r)
25
0,006736512 = log (1 + r)
(1 + r) = antilog 0,006736512
r = 1,0156323 – 1
r = 1,56%
3. Pt = P0 ert
Pt
= ert
P0
log (Pt/P0) = rt log e
log (Pt/P0)
r =
t log e
59538
= 2,17182818rt
40400
log 1,473712871 = rt log 2,17182818
0,16841288 = r . 25 x 0,43429419
0,16841288
r =
10,85735475
= 0,01551
= 1,55%
Apabila diketahui r = 0,03, dalam jangka berapa tahunkah penduduk akan menjadi dua kali lipat/dobel?
1. Pt P0 (1 + r)t
=
Pt =
2 P0
2 P0 P0 (1 + r)t
=
2 (1 + r)t
=
log 2 =
t log (1 + r)
log 2
t =
log (1 + r)
0,30103
=
0,012837225
= 23,449 tahun
2. Pt P0 ert
=
Pt =
2 P0
2 P0 P0 ert
=
2 ert
=
log 2 =
rt log e
log 2
t =
r log e
0,30103
t =
0,013028825
= 23,105 tahun
3.
Penduduk Indonesia pada tahun 1961 adalah sebesar 97.019.000 jiwa dan pada tahun 1971 sebesar 119.232.000
jiwa. Berapakah angka pertumbuhan penduduk setiap tahun dalam periode tahun 1961 – 1971?
3. Pt = P0 ert
119232000 = 97019000 . ert
119232000
= 2,17182818rt
97019000
1,228955153 = 2,17182818rt
log 1,228955153 = rt log 2,17182818
0,089536035 = r . 10 x 0,43429448
0,089536035
r =
4,3429448
= 2,062%
P = P0 . ert
dimana:
P : Jumlah penduduk dimasa depan
Po : Jumlah penduduk sekarang ini
t : Jumlah tahun yang diperkirakan
r : Laju pertumbuhan konstan yang diperkirakan untuk setiap tahun (dinyatakan sebagai fraksi)
e : Bilangan pokok/konstanta dari sistem logaritma natural yang besarnya sama dengan 2,7182818
r = (b - d) + (i – e)
dimana:
b : Laju kelahiran (birth rate)
d : Laju kematian (death rate)
i : Laju imigrasi/migrasi masuk (immigration rate)
e : Laju emigrasi/migrasi keluar (emigration rate)
masing-masing dinyatakan sebagai sebuah angka per 1000 penduduk per tahun, atau
persen (%) per tahun. Selisih antara Kelahiran (B) dan Kematian (D) disebut dengan
Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase), sedangkan selisih antara Imigrasi (I)
dan Emigrasi (E) disebut dengan Migrasi Bersih/Migrasi Netto (net migration).
Penggunaan lain dari pertumbuhan penduduk eksponensial adalah untuk
menghitung waktu ganda (doubling time). Singkatnya, waktu ganda adalah lamanya
waktu yang diperlukan untuk jumlah penduduk menjadi 2X dalam laju pertumbuhan
penduduk (r) yang konstan/tetap. Perkiraan yang digunakan untuk mengetahui waktu
ganda adalah:
70
Tdb ≈
r
dimana:
Tdb : Waktu ganda (doubling time) dalam tahun
r : Laju pertumbuhan (growth rate) dalam persen per tahun
batas tertinggi
laju penurunan
Jumlah Penduduk
pertumbuhan
titik balik
Tahun
Gambar Kurva Pertumbuhan Penduduk Berbentuk S
Henry, J. Glynn and Gary W. Heinke, 1996. Environmental Science and Engineering.
2nd Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Chapter 2 Pg 25 – 29