Anda di halaman 1dari 13

PROYEKSI PENDUDUK

(Oleh: Sutarsih Muliakusuma)

Pendahuluan
Salah satu sumber data kependudukan yang dianggap paling lengkap dan akurat
adalah Sensus. Salah satu kekurangannya adalah Sensus dilakukan setiap 5 tahun
sekali, bahkan pada umumnya di Negara Sedang Berkembang (NSB) dilakukan setiap
10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan data secara mendesak
untuk sesuatu keperluan tertentu.
Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah diperlukan data-data kependudukan
tidak hanya besar/jumlahnya saja, akan tetapi juga komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin serta karakteristik sosial-ekonomi baik pada saat sekarang maupun
untuk masa yang akan datang. Untuk tujuan tersebut diperlukan teknik estimasi
ataupun proyeksi jumlah penduduk dimasa mendatang beserta struktur umurnya.

Kegunaan Proyeksi Penduduk


Dahulu Pemerintah tertarik pada proyeksi penduduk (population projection)
terutama untuk keperluan pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan
negaranya. Pada saat ini Pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan
dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi dari rakyatnya
melalui pembangunan yang terencana. Mengingat semua rencana-rencana
pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah
serta karakteristik daripada penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlah
serta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses
perencanaan pembangunan di bidang-bidang: pangan, kesehatan, pendidikan, tenaga
kerja, serta produksi barang dan jasa.
Jadi penggunaan proyeksi penduduk dapat digunakan untuk 2 (dua) macam
perencanaan:
a. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai respons terhadap
penduduk yang sudah diproyeksikan tersebut; dan
b. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah kecenderungan/tren penduduk menuju
ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
Ditinjau dari jenis dan definisi perkiraan penduduk, terdapat 3 (tiga) macam jenis
perkiraan penduduk, yaitu: Antar Sensus (intercensal), Sesudah Sensus (postcensal
estimated), dan Proyeksi (projection). Penjelasan singkat dan contoh penerapan dari
masing-masing jenis perkiraan penduduk tersebut adalah sebagai berikut.

Antar sensus (intercensal)

Intercensal disebut pula interpolasi, adalah suatu perkiraan mengenai keadaan


penduduk diantara 2 (dua) Sensus (antara dua data Sensus) yang diketahui, jadi hasil
kedua Sensus diperhitungkan. Dalam metode ini pertumbuhan penduduk dianggap
linier, yang berarti setiap tahun penduduk akan bertambah dengan jumlah yang sama.

Formulasi:
m
Pm = P0 + ( Pn − P0 ) atau
n

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 1


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
n−m
Pm = Pn − ( )( Pn − P0 )
n

m
P0 Pm Pn
n
dimana:

Pn : Jumlah penduduk pada tahun n


Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (penduduk dasar)
Pm : Jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m : Selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n : Selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

Contoh:

Po = 97 juta (SP 1961)


Pn = 118,2 juta (SP 1971)
Berapakah Pm atau P1967?

Perhitungan:
1967 − 1961
P1967 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
6
P1967 = 97 juta + ( )(21,2 juta )
10
P1967 = 109,72 juta

Sesudah sensus (postcensal estimated)

Postcensal estimated adalah perkiraan penduduk sesudah Sensus. Prinsipnya sama


dengan interpolasi, yaitu pertambahan penduduk adalah linier atau sama setiap tahun.

Formulasi:
n+m
Pm = P0 + ( )( Pn − P0 ) atau
n
m
Pm = Pn + ( )( Pn − P0 )
n

n m
P0 Pn Pm
dimana:

Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (penduduk dasar)


Pn : Jumlah penduduk pada tahun n
Pm : Jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m : Selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n : Selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 2


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Contoh:

Jumlah penduduk menurut SP 1961 adalah 97 juta jiwa. Pada SP 1971 berjumlah 118,2
juta jiwa. Berapakah jumlah penduduk pada tahun 1975?

Perhitungan:
10 + 4
P1975 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
P1975 = 126,68 juta

atau
1975 − 1971
P1975 = 97 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
4
P1975 = 118,2 juta + ( )(118,2 juta − 97 juta )
10
P1975 = 126,68 juta

Proyeksi (projection)

Perkiraan penduduk berdasarkan Sensus (biasanya dipakai data/hasil Sensus terakhir).


Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah Sensus dilaksanakan, tetapi
mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah Sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary didefinisikan sebagai:
“Perhitungan/kalkulasi yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi di
masa yang akan datang”. Jadi proyeksi penduduk menggunakan beberapa asumsi
sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah “x” jikalau fertilitas, mortalitas, dan
migrasi berada pada tingkat tertentu.

Proyeksi penduduk dapat dilakukan secara 2 (dua) cara:


a. Sesudah Sensus disebut dengan forward projection; dan
b. Sebelum Sensus disebut dengan backward projection.

Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast, dan estimate sebagai berikut:
Proyeksi adalah: perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan
migrasi di masa yang akan datang;
Forecast adalah: suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai
kemungkinan perkembangan penduduk di masa mendatang; dan
Estimate adalah: suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.

Terdapat beberapa metode proyeksi meliputi:


a. Mathematical method; dan
b. Component method.

Proyeksi Penduduk dengan Mathematical Method

Mathematical method digunakan apabila tidak mengetahui data tentang komponen


daripada pertumbuhan penduduk, disini dianggap yang digunakan hanyalah jumlah
Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 3
Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
penduduk secara keseluruhan. Dalam metode ini dapat menggunakan perumusan
matematik dan yang paling sederhana meliputi: (1) Linier dengan cara arithmetic dan
geometric, (2) Non linier antara lain dengan eksponential. Penjelasan singkat masing-
masing metode ini adalah sebagai berikut.

Arithmetic rate of growth

Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara arithmetic adalah pertumbuhan penduduk dengan
jumlah (absolute number) adalah sama setiap tahun.

Formulasi:

Pn = P0 x (1 + rn)

dimana:

Pn : Jumlah penduduk pada tahun n


Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (penduduk dasar)
r : Angka pertumbuhan penduduk
n : Periode/jangka waktu dalam tahun

Contoh:
Penduduk pada tahun 1980 sebesar 1000 jiwa dengan pertumbuhan penduduk setiap
tahun sebesar 20 jiwa, maka jumlah penduduk pada tahun:
1981 = 1020 jiwa
1982 = 1040 jiwa
1983 = 1060 jiwa
1984 = 1080 jiwa
1985 = 1100 jiwa dst

Geometric rate of growth

Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk yang
menggunakan dasar bunga berbunga/bunga majemuk. Jadi pertumbuhan penduduk
dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahunnya.

Formulasi:

Pn = P0 x (1 + r)n

dimana:

Pn : Jumlah penduduk pada tahun n


Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (penduduk dasar)
r : Angka pertumbuhan penduduk
n : Periode/jangka waktu dalam tahun

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 4


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Contoh:
Penduduk pada tahun 1980 sebesar 1000 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk
setiap tahun adalah 2%, maka jumlah penduduk pada tahun:
1981 = 1020,0 jiwa
1982 = 1040,4 jiwa
1983 = 1061,2 jiwa
1984 = 1082,4 jiwa
1985 = 1104,1 jiwa dst

Exponential rate of growth

Konsep:
Pertumbuhan penduduk secara terus menerus (continuous) setiap hari dengan angka
pertumbuhan (rate) yang konstan.

Formulasi:

Pn = P0 x ern

atau

Pt = P0 x ert

dimana:

Pn, Pt : Jumlah penduduk pada tahun n atau t


Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (penduduk dasar)
r : Angka pertumbuhan penduduk
n, t : Waktu dalam tahun
e : Bilangan pokok/konstanta dari sistem logaritma natural yang besarnya sama dengan 2,7182818

Contoh:
Penduduk pada tahun 1980 sebesar 1000 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk
setiap tahun adalah 2%, maka jumlah penduduk pada tahun:
1981 = 1020,2 jiwa
1982 = 1040,8 jiwa
1983 = 1061,8 jiwa
1984 = 1083,3 jiwa
1985 = 1105,2 jiwa dst

Kita lebih sering menggunakan angka pertumbuhan penduduk secara geometric dan
eksponential. Angka pertumbuhan penduduk aritmatik tidak baik untuk mengukur
pertumbuhan penduduk karena jumlah penduduk bertambah tidak mungkin dengan
jumlah yang sama setiap saat/tahun.
Berdasarkan rumus eksponensial didapatkan rumus untuk mendapatkan waktu yang
digunakan suatu penduduk untuk berlipat ganda/dobel, yaitu:

70
n =
r

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 5


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Contoh:
Apabila r sebesar 2,5% per tahun, maka penduduk akan menjadi 2X lipat dalam kurun
waktu sekitar 28 tahun.

70
2X lipat = = 28 tahun
2,5

Proyeksi Penduduk dengan Component Method

Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka
waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematik
maupun metode komponen, karena hasil secara total/jumlah penduduk keseluruhan
hampir tidak ada perbedaan. Akan tetapi apabila proyeksi penduduk dalam jangka yang
lebih panjang (lebih dari 5 tahun) maka perbedaan hasil proyeksi makin berarti.
Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat migrasi,
dan penggunaan metode matematik kurang memuaskan. Oleh karena itu metode
komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen mencakup determinan-
determinan pertumbuhan penduduk.

Kebaikannya:
a. Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk,
meliputi: Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi;
b. Dalam metode ini dimulai dengan asumsi-asumsi tentang masing-masing
komponen pertumbuhan penduduk tersebut (Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi).

Data-data yang diperlukan:


Sebelum memulai pembuatan proyeksi diperlukan seperangkat data awal yang meliputi:
a. Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah mengalami
prorating dan adjustment;
b. Menentukan level of mortality suatu penduduk tertentu;
c. Mengestimasikan pola fertilitas (perhitungan Age Spesific Fertility Rate/ASFR);
d. Menentukan rasio jenis kelamin (RJK) saat lahir (Sex Ratio at Birth/SRB); dan
e. Menentukan pola migrasi (menghitung proporsi migrasi menurut umur).

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 6


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Tahapan proyeksi penduduk dengan component method:

Kolom 1 : Kelompok umur dengan interval 5 tahunan


Kolom 2 : Jumlah penduduk wanita menurut kelompok umur  contoh data Jakarta tahun 1971
Kolom 3 : Survival Ratio penduduk wanita, yang dikutip dari Tabel Kematian (Life Table), dengan asumsi level
yang digunakan adalah Level 13 Model West.
Survival Ratio untuk kelompok umur 55 – 59 dan 60+ adalah 0,73665 yang diperoleh dari:
T60+
didalam Life Table Level 13
T55+
Kolom 4 : Penduduk masih hidup tahun 1976 adalah kolom (4) = kolom (2) x kolom (3)
Contoh:
Penduduk kelompok umur 0 – 4 tahun yang masih hidup 5 tahun lagi adalah:
381956 x 0,94528 = 361.005  Mereka ini akan berusia 5 – 9 tahun.
Untuk kelompok umur 55 – 59 dan 60+ diperoleh hasil: 82937 x 0,73665 = 61096  Mereka ini
dikelompokkan dalam usia 60+ pada tahun 1976
Kolom 5 : Jumlah migran neto DKI Jakarta antara tahun 1971 – 1976, yang diperoleh dari perkalian antara
proporsi migran perempuan dengan total migran.
Contoh:
Migran neto perempuan (proporsi migran lihat tabel distribusi migran)
(0 – 4) = 500000 (0,0365) = 18250
Kolom 6 : Hasil penjumlahan kolom (4) + kolom (5). Untuk kelompok umur 0 – 4 tahun belum dapat diisi
karena angka jumlah kelahiran selama 5 tahun belum dihitung.
Kolom-kolom selanjutnya (kolom 7, 8, dan 9) dibuat untuk menghitung jumlah kelahiran perempuan
selama periode tahun 1971 – 1976.
Kolom 7 : Rata-rata jumlah penduduk perempuan per kelompok umur:
Kolom (2) + Kolom (6)
2
Kolom 8 : Pekiraan Age Spesific Fertility Rate (ASFR) DKI Jakarta
Kolom 9 : Jumlah kelahiran per tahun per kelompok umur antara tahun 1971 – 1976 yang dihitung dari: kolom
(7) x kolom (8). Angka 227339 adalah jumlah kelahiran satu tahun dalam periode proyeksi tahun
1971 – 1976.
Jadi jumlah kelahiran selama 5 tahun adalah: 5 x 227339 = 1136995
Dengan asumsi Sex Ratio at Birth (SRB) sebesar 105, maka diperoleh proporsi perempuan yang
lahir sebesar 0,488.
Jumlah kelahiran perempuan selama 5 tahun adalah:
= jumlah kelahiran selama 5 tahun x rasio kelahiran perempuan atas kelahiran laki-laki
= 1136995 x 0,488 = 554854
Jumlah kelahiran perempuan yang masih hidup pada umur 0 – 4 adalah:
= jumlah kelahiran perempuan x rasio masih hidup pada saat dilahirkan
= 554854 (0,85661) = 475293
Jadi jumlah penduduk perempuan yang berumur 0 – 4 tahun pada tahun 1976 adalah:
= 475293 + 18250 (migrasi usia 0 – 4 tahun) = 493543

Tabel 1
Distribusi Migran Perempuan ke DKI Jakarta Menurut Umur Tahun 1971 – 1976

Kelompok Umur Prosentase Kelompok Umur Prosentase


0–4 0,0365 35 – 39 0,0216
5–9 0,0447 40 – 44 0,0147
10 – 14 0,0590 45 – 49 0,0093
15 – 19 0,1156 50 – 54 0,0069
20 – 24 0,0998 55 – 59 0,0039
25 – 29 0,0580 60+ 0,0096
30 – 34 0,0317

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 7


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Tabel 2
Proyeksi Penduduk Perempuan DKI Jakarta Tahun 1971 – 1976

Kel. Umur Penduduk Rasio Masih Penduduk Migran Penduduk Rata-Rata ASFR Kelahiran
Perempuan Perempuan Hidup Masih Hidup Perempuan Perempuan Penduduk DKI Jakarta Per Tahun
Tahun 1971 (Derajat 13) Tahun 1976 Tahun 71 - 76 Tahun 1976 Perempuan 1971 - 1976 1971 - 1976
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0–4 381956 0,94528 -- 18250 493543 -- -- --
5–9 319450 0,98100 361055 22350 383405 -- -- --
10 – 14 267518 0,98043 313380 29500 342880 -- -- --
15 – 19 265251 0,97430 262283 57800 320083 292667 0,107 31315
20 – 24 227890 0,96927 258434 49900 308334 268112 0,242 64883
25 – 29 201771 0,96518 220887 29000 249887 225829 0,239 53973
30 – 34 164195 0,96077 194745 15850 210595 187395 0,236 44225
35 – 39 135959 0,95608 157754 10800 168554 152257 0,159 24209
40 – 44 94009 0,94998 129988 7350 137338 115674 0,070 8097
45 – 49 60930 0,93753 89307 4650 93957 77444 0,009 697
50 – 54 47382 0,91695 57124 3450 60574 -- -- --
55 – 59 25220 43447 1950 45397 -- -- --
0,73655
60+ 57717 61096 4800 65896 -- -- --
Jumlah 2249298 -- -- 255650 2880443 -- -- 227399

Daftar Bacaan Bahan Ini:

1. United Nations : • Methods for Population Projection by Sex and Age, Manual III
• Population Studies No. 25, UN Departement of Economics and Social
Affairs, New York, 1952
2. United Nations : • Methods of Projecting the Economically Active Population, Manual IV
• Population Studies No. 46, UN Departement of Economics and Social
Affairs, New York, 1971
3. Barclay, George W. : Techniques of Population Analysis, John Wiley and Sons, Inc., New York,
1970
4. Shryock and Siegel : The Methods and Materials of Demography Vol. 2, US Departement of
Commeroe Bureau of the Census, 1971
5. Sinha UP : Complete Life Tables Based on Coale and Demeny Model (West) Life
Table, Bombay, 1972
6. Gavin, W. Jones : What Do We Know About the Labour Force in Indonesia, Majalah
Demografi Indonesia, 1 (2), December, 1974, Pg 11

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 8


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Contoh-Contoh Penerapan:

Contoh 1

Jumlah penduduk pada tahun 1950 adalah sebesar 40400


Jumlah penduduk pada tahun 1975 adalah sebesar 59538
Berapakah angka pertumbuhan penduduk setiap tahun selama periode tahun 1950 – 1975 dengan menggunakan
formula aritmatik (1), geometrik (2), dan eksponensial (3).

1. Pn = P0 (1 + rn)
Pn = P0 + P0 rn
Pn – P0
= r
P0 n
59938 = 40400 (1 + 25 r)
59538 – 40400
r =
40400 x 25
19138
r =
101000
= 0,018948
= 1,89%

2. Pn = P0 (1 + r)n
log Pn – log P0 log (Pn/P0)
log (1+r) = atau
n n
59538 = 40400 (1 + r)n
log 59538 – log 40400
= log (1 + r)
25
4,7747942 – 4,6063814
= log (1 + r)
25
0,1684128
= log (1 + r)
25
0,006736512 = log (1 + r)
(1 + r) = antilog 0,006736512
r = 1,0156323 – 1
r = 1,56%

3. Pt = P0 ert
Pt
= ert
P0
log (Pt/P0) = rt log e
log (Pt/P0)
r =
t log e
59538
= 2,17182818rt
40400
log 1,473712871 = rt log 2,17182818
0,16841288 = r . 25 x 0,43429419
0,16841288
r =
10,85735475
= 0,01551
= 1,55%

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 9


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Contoh 2

Apabila diketahui r = 0,03, dalam jangka berapa tahunkah penduduk akan menjadi dua kali lipat/dobel?

1. Pt P0 (1 + r)t
=
Pt =
2 P0
2 P0 P0 (1 + r)t
=
2 (1 + r)t
=
log 2 =
t log (1 + r)
log 2
t =
log (1 + r)
0,30103
=
0,012837225
= 23,449 tahun

2. Pt P0 ert
=
Pt =
2 P0
2 P0 P0 ert
=
2 ert
=
log 2 =
rt log e
log 2
t =
r log e
0,30103
t =
0,013028825
= 23,105 tahun
3.
Penduduk Indonesia pada tahun 1961 adalah sebesar 97.019.000 jiwa dan pada tahun 1971 sebesar 119.232.000
jiwa. Berapakah angka pertumbuhan penduduk setiap tahun dalam periode tahun 1961 – 1971?

3. Pt = P0 ert
119232000 = 97019000 . ert
119232000
= 2,17182818rt
97019000
1,228955153 = 2,17182818rt
log 1,228955153 = rt log 2,17182818
0,089536035 = r . 10 x 0,43429448
0,089536035
r =
4,3429448
= 2,062%

Bahan ini dikutip dari:

Anonimus, 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: LDFEUI  Hal 249 – 264

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 10


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Pertumbuhan Penduduk (Population Growth)
(Bahan Pelengkap)

Pertumbuhan penduduk sering diartikan sebagai fungsi eksponensial,


pertambahan penduduk dan pengurangan penduduk dinyatakan dengan prosentase
dari jumlah penduduk keseluruhan pada saat ini, dalam sebuah unit periode waktu.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai:

P = P0 . ert

dimana:
P : Jumlah penduduk dimasa depan
Po : Jumlah penduduk sekarang ini
t : Jumlah tahun yang diperkirakan
r : Laju pertumbuhan konstan yang diperkirakan untuk setiap tahun (dinyatakan sebagai fraksi)
e : Bilangan pokok/konstanta dari sistem logaritma natural yang besarnya sama dengan 2,7182818

Laju pertumbuhan penduduk r biasanya dinyatakan dalam peningkatan persen


per tahun, atau angka peningkatan penduduk per 1000 penduduk per tahun. Laju
pertumbuhan penduduk di banyak Negara dapat pula ditentukan melalui 4 (empat)
komponen utama: Kelahiran (births), Kematian (death), Migrasi masuk/imigrasi
(immigration), dan Migrasi keluar/emigrasi (emigration). Laju pertumbuhan (growth rate)
dapat dinyatakan dengan persamaan:

r = (b - d) + (i – e)

dimana:
b : Laju kelahiran (birth rate)
d : Laju kematian (death rate)
i : Laju imigrasi/migrasi masuk (immigration rate)
e : Laju emigrasi/migrasi keluar (emigration rate)

masing-masing dinyatakan sebagai sebuah angka per 1000 penduduk per tahun, atau
persen (%) per tahun. Selisih antara Kelahiran (B) dan Kematian (D) disebut dengan
Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase), sedangkan selisih antara Imigrasi (I)
dan Emigrasi (E) disebut dengan Migrasi Bersih/Migrasi Netto (net migration).
Penggunaan lain dari pertumbuhan penduduk eksponensial adalah untuk
menghitung waktu ganda (doubling time). Singkatnya, waktu ganda adalah lamanya
waktu yang diperlukan untuk jumlah penduduk menjadi 2X dalam laju pertumbuhan
penduduk (r) yang konstan/tetap. Perkiraan yang digunakan untuk mengetahui waktu
ganda adalah:

70
Tdb ≈
r
dimana:
Tdb : Waktu ganda (doubling time) dalam tahun
r : Laju pertumbuhan (growth rate) dalam persen per tahun

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 11


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
Metode Proyeksi Penduduk

a. Metode Grafik (Graphical Methods)


Proyeksi grafik dari data penduduk terakhir dipergunakan untuk memperkirakan
penduduk pada masa mendatang. Proyeksi dapat dibuat dengan perluasan grafik
sederhana dengan grafik aritmatik atau geometrik, atau dengan garis regresi (least
squares regression lines). Terkadang hal ini sangat menolong dalam penerapan kurva
pertumbuhan (growth curves) yang serupa dengan komunitas yang lebih besar untuk
diperbandingkan dalam pembuatan grafik yang diperluas. Metode grafik sangat mudah
untuk dibuat dan diterapkan, hasil yang didapatkan bervariasi dari pengestimasi yang
saling berbeda, tergantung pada pengalaman orang yang membuat proyeksi.

b. Metode Matematik (Mathematical Methods)


Pada metode matematik, pertumbuhan populasi diasumsikan mengikuti
hubungan matematik. Pertumbuhan bisa bersifat aritmatik atau eksponensial, atau
mengikuti salah satu dari sejumlah formulasi matematik yang ditujukan untuk situasi
yang bervareasi/saling berbeda. Metode umum yang sering digunakan digambarkan
dalam Kurva “S” (Sigmoid) sebagai berikut:

batas tertinggi

laju penurunan
Jumlah Penduduk 

pertumbuhan

titik balik

laju peningkatan pertumbuhan

Tahun 
Gambar Kurva Pertumbuhan Penduduk Berbentuk S

c. Metode Komponen (Component Methods)


Metode proyeksi metode komponen lebih kompleks dari metode lainnya, akan
tetapi biasanya mampu memberikan gambaran detail mengenai jumlah dan
karakteristik penduduk pada masa yang akan datang. Kecenderungan fertilitas dan
mortalitas diperhitungkan dalam proyeksi ini dan diperinci dalam komponen umur dan
jenis kelamin (biasanya digunakan kelompok umur 5 tahunan), dan kemudian
diaplikasikan pula pada laju fertilitas dan mortalitas menurut umur dan jenis kelamin
pada setiap kelompok umurnya. Demikian pula pengaruh dari imigrasi dan emigrasi
diperhatikan dalam perhitungan asumsi jumlah migran. Jumlah migran harus pula
dibedakan ke dalam komponen umur dan jenis kelamin sebagaimana dalam
perhitungan asumsi fertilitas dan mortalitas tersebut.

Pemilihan metode proyeksi penduduk yang akan digunakan/dipilih sangat


ditentukan oleh kekomplitan data penduduk yang ada/ketersediaan data. Apabila hanya
Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 12
Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)
jumlah total penduduk yang tersedia dan tidak diketahui laju kelahiran dan kematian
dan/atau laju imigrasi dan emigrasi, maka proyeksi dengan metode grafik sederhana
atau matematik dapat di pilih. Sebaliknya, apabila data-data tersebut tersedia, maka
metode komponen dapat diterapkan dan dapat dilakukan perhitungan dengan bantuan
komputer.

Bahan ini disarikan dari:

Henry, J. Glynn and Gary W. Heinke, 1996. Environmental Science and Engineering.
2nd Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.  Chapter 2 Pg 25 – 29

Metode Estimasi & Proyeksi Jumlah Penduduk 13


Koleksi Bacaan Aziz Budianta (Last Update Januari 2007)

Anda mungkin juga menyukai