Anda di halaman 1dari 11

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan


Dosen : Hamzah B, S.KM.,M.Kes

PERAN KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI


KESEHATAN

KELOMPOK 3
NAMA: NIM:
MOH AKBAR MOKOAGOW 01901040010
MOH JASHIR SIMBUANG 01901040012
REDINA A. NAYOAN 01901040017
MOH EGIN S. KOROMPOT 01901040011
NADIVA A. GULAMA 01901040013
NASUTION KANDOLI 01901040014
NIKSON AESONG 01901040015
PUSPITA CAHYANI 01901040016
RENATA P. MOKODONGAN 01901040018
RHENATA C. SUMITO 01901040019

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES GRAHA MEDIKA
KOTAMOBAGU
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
tentang “PERAN KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN”
ini. Shalawat dan salam senantiasa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad
SAW sehingga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapat syafaatnya.

Hanya rasa syukur yang dapat kami sampaikan, sehingga Makalah dengan
judul ” PERAN KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN ”
yang menjadi tugas kuliah ini bisa diselesaikan dengan baik. Kami juga berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses menyusun makalah
ini . Semoga Makalah ini dapat berguna buat kita semua.

Demikian dapat kami sampaikan, semoga Makalah ini dapat menjadi salah
satu panduan untuk kita. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar Makalah ini dapat lebih ditingkatkan kedepannya.

Kotamobagu, September 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.Peran Utama Komunikator
B.Pengertian Persuasi
C. Jenis-Jenis Persuasi
D. Peran Komunikator Berdasarkan Retorika
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber, pengiriman, atau pihak yang mengambil prakarsa untuk
berkomunikasi dengan pihak lain kita sebut komunikator. Peranan
komunikator dalam proses komunikasi kesehatan sangatlah besar, karena
komunikatorlah yang menetapakan peranan dari seluruh unsur komunikasi.
Seorang komunikator kesehatan yang ingin warga masyarakat sadari dan
mau mencuci tangan sebelum makan, yang membuang limbah cucian dan
mandi atau membuang sampah pada tempatnya, harus mampu
mengembangkan diri sabagai penyebar pesan, memanipulasi pesan, memilih
media, menganilisis audiens agar pesan-pesan tersebut dapat mempengaruhi
warga masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Persuasi?
2. Jenis Persuasi
3. Peran Komunikator berdasarkan Retorika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Utama Komunikator Adalah Persuasi

Aktivitas Komunikasi manusia, termasuk komunikasi kesehatan, pada


semua level komunikasi, yakni antarpersonal, kelompok, organisasi, publik
maupun massa, mempunyai tujuan komunikasi yang relatif sama, yaitu
memengaruhi sikap penerima, misalnya pihak sasaran mengubah persepsi
dan sikap mereka sesuai dengan kehendak pengirim informasi.
Peranan utama komunikator adalah ‘’ untuk memengaruhi’’, yang
dalam bahasa psikologi-komunikasi disebut ‘’persuasi’’.
Sebenarnya topik mengenai komunikasi kesehatan dapat dimasukan ke
dalam komunikasi pembangunan (Development Communication). Atas
alasan itu kita maka kita dapat bertanya.
1. Bagaimana fungsi komunikator dalam pembangunan kesehatan?
2. Bagaimana kualifikasi komunikator pembangunan?
3. Di manakah komunikator yang profesional itu dilatih?
4. Bagaimana metode dan teknik serta kurikulum pelatihan tersebut?
Kita bisa menjawab secara ringkas bahwa fungsi seorang komunikator
dalam pembangunan kesehatan masyarakat adalah merancang suatu proses
komunikasi yang tepat sesuai dengan program tertentu, misalnya program
penyuluhan kesehatan lingkungan pasar.
Secara umum, para komunikator komunikasi pembangunan yang
diharapkan adalah komunikator yang dapat berperan ganda serentak untuk
beberapa program (artinya jarang kita mendidik penyuluh kesehatan yang
hanya berperan untuk melakukan penyuluhan tentang pasar bersih tetapi
juga untuk fungsi lainnya.
B. Pengertian Persuasi
Ingatlah bahwa masalah komunikasi adalah masalah bagaimana cara
komunikator memengaruhi pilihan komunikan. Dan masalah itu hanya bisa
dijawab dengan persuasi dari komunikator. Jadi, peranan utama
komunikator sebenarnya adalah masalah apakah dia sukses atau gagal
melakukan persuasi. Lalu apakah persuasi itu?
1. Suatu kemauan yang disadari dari seorang komunikator untuk
memodifikasi pikiran dan tindakan komunikan melalui manipulasi
motif dari komunikan agar komunikan dapat berubah pikiran dan
tindakan sebagaimana yang dikehendaki oleh sumber.
2. Seni yang digunakan oleh komunikator untuk memengaruhi komunikan ;
dan
3. Proses untuk mengubah sikap, kepercayaan, pendapat atau perilaku
komunikan.
Persuasi sebagai ‘’hubungan antara komunikator dengan komunikan’’.
Maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa persuasi itu terjadi hanya
karena ada kerjasama antar sumber dengan penerima (Kenneth Burke,
dalam Larson, 1986). Para ahli komunikasi lebih cenderung memberikan
makna persuasi sebagaimana makna retorika yang disodorkan oleh
Aristoteles, bahwa persuasi merupakan cara untuk mendapatkan kekuasaan
dengan memenangkan perdebatan di depan pengadilan. Menurut
Aristoteles, persuasi itu berdasarkan reputasi atau kredibilitas dari
komunikator yang dia rumuskan dalam etos, patos dan logos.

C. Jenis-jenis Persuasi
Contoh yang dikemukakan Huge Rank sebagai mana dia tunjukan
dalam model Persuasi. Kata teori ini, seorang komunikator dapat melakukan
persuasi dengan baik jika memanfaatkan dua titik untuk mencapi tujuannya,
yaitu:
Taktik intensify, di mana komunikator melakukan intensity atau
meningkatkan kualitas dan kuantitas pesan yang ingin menghasilkan
pengaruh tertentu dan

Taktik downplay, yakni teknik untuk menurunkan kualitas atau


kuantitas pesan yang ingin menghasilkan pengaruh tetentu.
Repetisi (perulangan) merupakan taktik dari komunikator untuk
mengungkapkan pesan dengan menyebutkan pesan berulang-ulang kali agar
audiens menganggap pesan itu penting sehingga mudah diingat.

Asosiasi adalah taktik dari komunikator untuk mengungkapkan


suatu pesan secara ‘’tidak langsung’’ sehingga pesan itu hanya dapat
dipahami jika dihubungkan dengan: seseorang atau event; sesuatu yang
disukai atau yang tidak disukai dan dengan audiens tertentu.

Komposisi merupakan taktik dari komunikator untuk mengungkapkan


suatu pesan melalui komposisi bahasa, diksi, bias vokal atau visual, dan
lain-lain.

Omisi adalah taktik sederhana menyampaikan pesan yang kritis demi


menghindari (menutupi) kekurangan atau kelemahan dari apa yang
diinformasikan. Ada yang menyebut omisi sebagai eufemisme, misalnya
menghaluskan suatu pernyataan yang terkandung dalam informasi sehingga
membuat orang yang mendengar tidak tersinggung.

Diversi merupakan taktik untuk menyatakan keburukan kita atau


menyatakan kebaikan dari orang kita.

Konfusi adalah taktikuntuk menyatakan sesuatu dengan jargon atau


menyampaikan informasi secara kelewat detail, atau yang kontradiktif
sehingga membingungkan orang lain, bhakan menyampaikan sesuatu
dengan logika yang salah.

Mengingat rumitnya persuasi maka para ahli komunikasi menyatakan


bahwa persuasi adalah salah satu bentuk yang paling complicated dalam
komunikasi. Mengapa? Karena tidak ada satu cara tunggal untuk
mempersuasi orang lain, artinya pilihan kita atas persuasi tergantung dari
ruang dan waktu terjadinya suatu event yang akan dipersuasi, tergantung
dari komunikator, media, pesan, efek, dan lain-lain. Semuanya tergantung
dari komunikator. Benar kata Aristoteles bahwa peranan komunikator dalam
persuasi = peran komunikator berdasarkan retorika.
D. Peranan Komunikator Berdasarkan Retorika

Menurut Aristoteles, perbedaan cara cara berpikir dan bertindak itu


dapat dipersatukan melalui retorika yang dalm praktinya tergantung dari
bagamaina menerapkan jenis kemampuan untuk mengungkapkan pendapat,
yaitu : etos, pathos dan logos.

Etos
Kata Aristoteles, jika anda adalah komunikan maka anda akan dipengaruhi
oleh seorang pembicara hanya karena dia menampilkan diri sebagaai
seorang yang dilihat dan dirasakan audiens sebagai orang
(sumber,pengirim,komunikator) yang:
· Intelegence- komunikator yang tampil sebagai seorang yang pandai atau
cakap , percaya diri, mengetahui fakta, berbicara yang jelas, berdiri atau
menunjukkan postur tubuh yang cakap.
Karakter- komunikator yang tampil dengan karakter yang jujur, adil,
memiliki reputasi sehingga kita merasa orang itu berkata benar dan jujur.
· Goodwill – audiens juga lebih percaya kepada komunikator yang
menunjukan kemauan baik, pernyataan yang pasti, kontak mata, gerakan
yang meyakinkan, ada kesan melindungi kita.

Pathos
Pathos brkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator
mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu
membangkitkan perasaan komunikan. Kemampuan itu ditunjukan oleh
manipulasi:
Making and cahning – anger > mampu memuat komunikan merasa sejuk
dan marah.
· Love – hate > mampu membuat komunikan mencintai dan membenci.
Fear – confidence > mampu membuat komunikan merasa malu atau
membangkitkan keberanian.
· Indignation – envy > mampu membangkitkan rasa berkuasa atau
kehilangan kekuasaan/pengaruh.
· Admiration – envy > mampu membangkitkan semangat kerja atau
mendorong orang lain bekerja keras atau tidak bekerja keras.
Logos
Berkaitan dengankemampuan komunikaator yang secara intelek (cerdik atau
pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentative, misalnya
menyampaikan informasi dengan dukungan data statistic, memberikan
contoh-contoh, atau dengan kesaksian-kesaksian (Larson,1986:28:30).
Logos, Meliputi:
· Invention – kemampuan menyampaikan sebuah informasi yang
menampilkan hokum-hukum logika (masuk akal)
· Arrangement – kemampuan menyampaikan sebuah topik informasi
secara sederhana sesuai dengan posisi komunikator.
· Style – kemampuan menampilkan gaya berbicara yang menyenangkan
komunikan.
· Memory – kemampuan menampilkan informasi dngan gambaran
sesuatu informasi yang diingat dan informasi itu berkaitan dengan apa yang
anda ucapkan.
· Delivery – kemampuan berbicara efektif. (Zwell, 2000; 20-24).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peranan komunikator dalam proses komunikasi kesehatan sangatlah besar, karena
komunikatorlah yang menetapakan peranan dari seluruh unsur komunikasi.

Saran
Seorang komunikator kesehatan harus mampu mengembangkan diri sabagai
penyebar pesan, memanipulasi pesan, memilih media, menganilisis audiens agar
pesan-pesan tersebut dapat mempengaruhi warga masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah dasar, Edisi kelima, edisi


bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997.
Effendy, Onong Uchjana, lmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya
Bandung, 1993.
Liliweri Alo, Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2009.

Anda mungkin juga menyukai