Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH PASIEN SAFETY

KOMUNIKASI EFEKTIF PASIEN DENGAN KELUARGA

Oleh :

Kelompok 3

Ani Muji Rahayu P1337424522377


Nita Meliasari P1337424522360
Suwiyani P1337424522374
Tri Wahyuningsih P133742452359

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG D IV KEBIDANAN MAGELANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN AJARAN 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB I............................................................................................................................3

PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................................3

B. Tujuan................................................................................................................3

C. Manfaat..............................................................................................................4

BAB II..........................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI......................................................................................................5

KOMUNIKASI EFEKTIF............................................................................................5

A. Definisi Komunikasi Efektif..............................................................................5

B. Fungsi Komunikasi............................................................................................6

C. Tujuan Komunikasi...........................................................................................6

D. Unsur-unsur Komunikasi...................................................................................6

E. Hukum Komunikasi yang Efektif......................................................................8

F. Hambatan Komunikasi......................................................................................9

BAB III.......................................................................................................................12

Kesimpulan.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang menjadi dasar pertama
memahami hakikat manusia. Dikatakan sebagai proses karena ada aktivitas
yang melibatkan peranan banyak elemen atau tahapan yang meskipun
terpisah-pisah, Namun semua tahapan ini saling terkait sepanjang waktu.
Contoh dalam percakapan yang sederhana saja selalu ada langkah seperti
penciptaan pesan, pengiriman, penerimaan, dan interpretasi terhadap pesan.
Menurut penelitian 75% waktu manusia digunakan setiap harinya
untuk berkomunikasi. Baik itu berkomunikasi dengan orang lain bahkan
berkomunikasi dengan diri sendiri atau lebih dikenal dengan istilah self talk.
Penelitian yang lain lagi menyatakan bahwa manusia, terutama perempuan
harus mengeluarkan 20 ribu kata setiap harinya untuk berkomunikasi, atau
sekedar mengeluarkan uneg-uneg atau permasalahan atau bahkan hal sepele
yang dipikirkannya. Jika tidak, maka tekanan batin akan menghantui karena
kemudian akan menjadi penyakit.
Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi yang efektif dapat
mengurangi keraguan pasien, serta menambah kepatuhan dari pasien (Liow,
Himpong and Waleleng, 2020). Membicarakan masalah komunikasi atau
berbicara, maka komunikasi seperti apakah yang efektif sehingga masing-
masing pihak yang melakukan komunikasi mampu menerima pesan dan
mengirimkan kembali dalam bentuk tanggapan atau respon.
Komunikasi memainkan peran yang penting dalam membangun
hubungan intim antarpribadi. Agar tercapainya tujuan komunikasi yaitu
terwujudnya hubungan baik antara komunikator dan komunikan di perlukan
adanya sikap saling memahami. Komunikasi interpersonal (antarpribadi)
merupakan salah satu komunikasi yang kerap digunakan dalam keseharian.
Komunikasi interpersonal dapat ditemukan dalam konteks antar dua orang,
keluarga maupun kelompok kecil atau organisasi (Setyorini, 2019)

3
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya adalah untuk mengetahui mengenai komunikasi efektif
antara pasien dengan keluarga
C. Manfaat
Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai komunikasi efektif antara
pasien dengan keluarga

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

KOMUNIKASI EFEKTIF

A. Definisi Komunikasi Efektif


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian atau pertukaran
informasi dari komunikan kepada komunikator sehingga mendapat
pemahaman yang sesuai dengan yang diberikan komunikator yang kemudian
menimbulkan pengaruh seperti memberikan tanggapan kembali sehingga
terjadi proses penyampaian pesan yang lebih lanjut.
Komunikasi memiliki arti yang luas dari sekedar berbicara dengan
bertatap muka. Secara umum, definisi komunikasi adalah proses
penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Istilah
komunikasi berasal dari kata communicatio yang bersumber dari kata
communis yang artinya sama makna, yaitu dengan membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam artian,
proses komunikasi terjadi apabila dua orang atau lebih memiliki pemahaman
yang sama terhadap sebuah informasi, maka komunikasi dapat dikatakan
efektif. Komunikasi juga berasal dari bahasa latin communico yang artinya
membagi (Setyorini, 2019)
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih
jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih
menggunakan bahasa non verbal secara baik (Setyorini, 2019)
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang pada prosesnya dapat
menghasilkan persepsi, perilaku dan pemahaman yang berubah menjadi sama
antara komunikator dan komunikan dapat diperoleh. Yaitu apa yang diyakini
oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan itu sesuai, maksudnya apa
yang diterima oleh si komunikan itu sama dengan yang ingin disampaikan
oleh komunikator, dimana pesan itu dapat merubah perilaku, sikap, dan
pengetahuan si penerima pesan sesuai harapan komunikator.

5
B. Fungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi, yaitu :
1. Mencapai pengertian satu sama lain
2. Membina kepercayaan
3. Mengkoordinir tindakan
4. Merencanakan strategi
5. Melakukan pembagian pekerjaan
6. Berbagi rasa
C. Tujuan Komunikasi
1. Menginformasikan
a. Berita menarik/bermanfaat
b. Data relevan dengan kebutuhan
c. Tidak terlalu banyak kata.
2. Menghibur
a. Humor dapat mengurangi ketegangan
3. Menyentuh emosi
a. Nada suara dan pilihan kata
b. Ungkapkan perasaan Anda
4. Menggerakan untuk bertindak
a. Apa yang Anda inginkan dari lawan bicara
b. Tunjukkan tindakan yang diharapkan dengan jelas
D. Unsur-unsur Komunikasi
1. Komunikator
Seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada orang lain
(komunikan). Komunikator disebut juga sebagai pembawa berita,
pengirim berita, atau sumber berita dalam hal ini bisa bidan, klien, atau
yang lainnya. Penyampaian pesan dapat berupa lambang, kata, gerak
tubuh, dll.
2. Pesan (Message)
Pesan atau amanat adalah sesuatu yang disampaikan komunikator melalui
lambang, gerakan, atau gagasan kepada orang lain (komunikan). Agar
dapat diterima dengan baik, pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk
yang tepat, disesuaikan, dan dipertimbangkan berdasarkan keadaan
penerima, hubungan pengirim dan penerima, serta waktu komunikasi

6
dilakukan. Pesan yang disampaikan kepada klien dapat berupa nasehat,
dukungan, petunjuk dan yang lainnya.
Faktor-faktor yang membuat suatu pesan menjadi akurat antara lain:
a. Penyampaian pesan, yang bisa disampaikan secara lisan, tatap muka,
langsung, atau tidak langsung.
b. Bentuk pesan, yang dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Informatif, yaitu pemberian sejumlah keterangan dari komunikator
kepada komunikan, kemudian komunikan mengambil kesimpulan
dan keputusan sendiri
2) Persuasif, adalah bentuk pesan yang berupa bujukan untuk
membangkitkan atau memotivasi semangat individu, perubahan
perilaku yang diharapkan atas kesadaran sendiri tanpa paksaan
3) Koersif, yaitu bentuk pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksisanksi yang bisa berbentuk instruksi,
perintah, dan lain-lain.
3. Komunikan
Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi yang merupakan
sasaran dalam komunikasi, atau orang yang menerima pesan, berita, atau
lambang. Komunikan bisa perorangan, kelompok, atau organisasi.
4. Media (Channel)
Media atau channel adalah sarana atau alat dalam penyampaian pesan.
Media dapat berupa buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop,
lembar catatan klien, rekam medik dan lain-lain.
5. Umpan Balik (Feed Back)
Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh komunikan terhadap
pesan yang diterima. Ketika Anda mempelajari feed back (umpan balik),
maka Anda akan mengenal empat bentuk umpan balik dalam komunikasi,
yaitu:
a. Zero umpan balik, yaitu tidak ada kejelasan umpan balik dari
komunikan karena pesan kurang jelas sehingga komunikasi tidak
bermakna. Jadi komunikan tidak memberikan feed back yang bisa
ditafsirkan atau diartikan oleh komunikator.
b. Umpan balik positif yaitu umpan balik dari komunikan dapat
diterima/dimengerti oleh komunikator sehingga komunikasi menjadi
bermakna.

7
c. Umpan balik netral yaitu tanggapan yang diberikan oleh komunikan
tidak mempunyai relevansi dengan pesan yang disampaikan.
d. Umpan balik negative yaitu respon kemunikan tidak mendukung
komunikator, tidak setuju, atau mengkritik.

(Handajani, 2016)

E. Hukum Komunikasi yang Efektif


1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum
pertama dalam berkomunikasi. Ingatlah, pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting. Jika harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaaan seseorang..
2. Empathy
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang
lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan
sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu
kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to
Understand – understand then be understood to build the skills of
empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang
disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan memahami dan
mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan
dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau
sinergi dengan orang lain.
3. Audible
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan
yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian rupa sehingga dapat diterima dengan baik oleh

8
penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio
visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa
pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan (clarity) dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang
menimbulkan berbagai penafsiran akan membawa dampak yang tidak
sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan atau transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan
menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
5. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati (humble). Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan
hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain yang
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Pada intinya
sikap rendah hati meliputi antara lain sikap yang penuh melayani (dalam
bahasa pemasaran Customer-first Attitude), sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut
dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih
besar.
(Handajani, 2016)

F. Hambatan Komunikasi
Hambatan atau gangguan komunikasi dapat terjadi pada semua
elemen atau unsur unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di
mana komunikasi itu terjadi. Sejumlah hambatan dapat memperlampat atau

9
mengacaukan komunikasi yang efektif menurut Deddy Mulyana (2005)
dalam buku (Harahap and Putra, 2019), hambatan tersebut, antara lain:
1. Penyaringan (filtering)
Penyaringan mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja oleh
pengirim berita sehingga informasi tersebut akan tampak lebih
menyenangkan bagi penerima informasi.
2. Perspektif selektif
Permasalahan ini dapat muncul karena si penerima informasi, dalam
proses komunikasi, melihat dan mendengar sesuatu dengan selektif
berdasarkan pada kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan
karakteristik kepribadian lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi
oleh kepentingan dan harapan harapannya dalam proses komunikasi
ketika ia menerjemahkan informasi.
3. Gaya Gender
Laki laki maupun perempuan menggunakan komunikasi lisan untuk
alasan yang berbeda. Sehingga konsekuensinya, jenis kelamin menjadi
hambatan bagi komunikasi yang efektif antara kedua jenis kelamin
tersebut.
4. Emosi
Perasaan penerima informasi pada saat penerimaan pesan komunikasi
akan sangat memengaruhi cara seseorang menafsirkannya. Pesan yang
sama tatkala diterima pada saat kondisi sedang marah atau bingung akan
ditafsirkan berbeda pada saat seseorang tersebut dalam keadaan senang.
5. Bahasa
Kata kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula.
Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga dari sekian
banyak variabel yang jelas sangat memengaruhi bahasa yang digunakan
oleh seseorang dan definisi yang diberikannya pada kata kata. Para
pengirim informasi cenderung berasumsi bahwa kata kata dan istilah
istilah yang mereka gunakan memiliki arti yang samadengan yang
dipahami oleh si penerima informasi. Asumsi ini sering tidak tepat.
6. Petunjuk nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah cara yang penting bagi seseorang dalam
menyampaikan pesan. Namun, komunikasi nonverbal selalu diiringi oleh
komunikasi lisan. Selama bersesuaian, keduanya akan saling

10
menguatkan. Ketika kata-kata pimpinan menunjukkan bahwa dia marah,
nada suara, dan gerakan tubuhnya menunjukkan kemarahan,jadi dapat
disimpulkan secara tepat bahwa dia sedang marah. Namun demikian,
ketika petunjuk nonverbal tidak bersesuaian dengan pesan lisan, maka
penerima informasi akan bingung dan pesan akan menjadi tidak jelas.

BAB III

11
Kesimpulan
Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi yang efektif dapat
mengurangi keraguan pasien, serta menambah kepatuhan dari pasien.
Membicarakan masalah komunikasi atau berbicara, maka komunikasi seperti
apakah yang efektif sehingga masing-masing pihak yang melakukan
komunikasi mampu menerima pesan dan mengirimkan kembali dalam bentuk
tanggapan atau respon.
Komunikasi memainkan peran yang penting dalam membangun
hubungan intim antarpribadi. Agar tercapainya tujuan komunikasi yaitu
terwujudnya hubungan baik antara komunikator dan komunikan di perlukan
adanya sikap saling memahami. Komunikasi interpersonal (antarpribadi)
merupakan salah satu komunikasi yang kerap digunakan dalam keseharian.
Komunikasi interpersonal dapat ditemukan dalam konteks antar dua orang,
keluarga maupun kelompok kecil atau organisasi

DAFTAR PUSTAKA
Handajani, S.R. (2016) Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan. 1st edn. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

12
Harahap, R.A. and Putra, F.E. (2019) Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.

Liow, D., Himpong, M. and Waleleng, G. (2020) ‘PERAN KOMUNIKASI


ANTARA DOKTER DAN PASIEN DALAM PELAYANAN MEDIS DI KLINIK
RECI DESA SINISIR KECAMATAN MODOINDING’.

Setyorini, I. (2019) EFEKTIFITAS KOMUNIKASI DOKTER DALAM


MEMBANGUN KEPERCAYAAN PASIEN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO.

13

Anda mungkin juga menyukai