DESY DESTIA
NIM : 220416004
i
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
BAB I ( PENDAHULUAN)
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku
dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.Frase dua atau lebih perlu
ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah komunikasi intrapersonal,yakni
komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan
respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik
bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak
yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila
sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi. Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka
secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang
ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk
konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis mengambil beberapa rumusan masalah
diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan terapeutik?
2. Apa proses komunikasi efektif?
3. Apa sajakah unsur-unsur dalam komunikasi efektif?
4. Apa sajakah tahapan dalam komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
5. Apa sajakah teknik komunikasi efektif dan terapeutik?
6. Apa sajakah hambatan atau factor yang mempengaruhi komunikasi efektif?
7. Apa sajakah Kriteria komunkasi efektif?
1
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh
orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah nformasi
yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau
non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
b. Simbol atau isyarat Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan
peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian
muka lainnya ). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah
sikap, periklaku atau menunjukkan arah tertentu.
c. Media atau penghubung Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat
kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi
oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
d. Mengartikan kode atau isyarat Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata
dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.
e. Penerima pesan Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim
meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim.
f. Gangguan Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal
yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya
2
2.1.3 Unsur-unsur dalam komunikasi efektif
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.
Niat menyangkut:
Apa yang akan disampaikan
Siapa sasaranya
Apa yang akan dicapai
Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima
Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran,menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan,
pengalaman dan kerangka piker seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.
Dari beberapa beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapiutik adalah
komunikasi yang di lakukan atau di rancang untuk tujuan terapi.Pada profesi kebidanan komunikasi
menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses
keperawatan. Dalam asuhan kebidanan,komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart,G.W.1998). karena bertujuan untuk terapi maka
komunikasi dalam kebidanan disebut komunikasi terapeutik. Banyak yang mengira atau
berpendapat bahwa komunnikasi terapeutik identik dengan senyum dan bicara lemah lembut.
Pendapat inni tidak salah tapi mungkin terlalu menyederhanakan arti dari komunikasi terapeutik itu
sendiri, karena inti dari komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan
terapi.
3
Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
Membantu memengaruhi orang lain,lingkungan fisik, dan diri sendiri 2.2.3 Sikap komunikasi
terapeutik Egan (1992) mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik
yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu :
a. Berhadapan : Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
b. Mempertahankan kontak mata : Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien
dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah klien : Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau
mendengarkan sesuatu.
d. Memperihatkan sikap terbuka: Tidak melipat kaki atau tangan menunjukikan keterbukaan
untuk berkomunikasi dan siap membantu.
e. Tetap rileks
Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan
respon kepada pasient, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
4
2.Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
d. Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “Ya” dan “Mungkin”, tetapi
pertanyaan memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan
masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberiakan informasi yang
di perlukan.
e. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri Mengulang kembali pikiran
utama yang telah diekspresikan oleh klien dan keluarga memberitahukan bahwa bidan telah
memberikan umpan balik sehingga klien dan keluarga mengetahui bahwa pesannya di
mengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun, bidan perlu berhati-hati ketika
menggunakan metode ini karena pengertian bisa menjadi rancu apabila pengucapan ulang
mempunyai arti yang berbeda.
f. Pertanyaan klarifikasi. Berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran pasien yang tidak jelas
atau meminta pasien menjelaskan artinya. Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu
menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian karena
informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang optimal.
Supaya pesan dapat sampai dengan benar, seorang bidan perlu memberikan contoh yang
konkret dan mudah untuk di mengertioleh klien.
g. Memfokuskan Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dapat di mengerti. Bidan tidak seharusnya memutuskan
pembicaraanklien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan
berlanjut tanpa informasi yang baru.
h. Menyampaikann hasil observasi Seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik
kepada klien dan keluarga dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat di
ketahui apakah pesan dapat di terima dengan benar. Bidan menguraikan kesan yang di
timbulkan oleh syarat nonverbal klien.
5
j. Diam Sikap diam akan memberikan kesempatan kepada bidan dan klien untuk
mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan
ketetapan waktu, jika tidak maka akan dapat menimbulkan perasaan yang tidak enak. Sikap
diam yang memungkinkan klien untuk dappat berkomunikasi secara internal dengan dirinya
sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi yang di dapatkannya. Keadaan
diam ini juga dapat bermanfaat pada saat klien dan keluarga harus mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri.
k. Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat
. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan
pada pembicaraan yang berikutnya . Meringkas pembicaraan membantu bidan mengulang
aspek penting dalam interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik
yang berkaitan .
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi merupakan landasan bagi profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan karena
tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Proses komunikasi merupakan
suatu penyampaian pesan, ide, atau lambing kepada orang lain agar dapat mencapai persepsi
yang sama sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Tujuan berkomunikasi adalah
memudahakan dan melancarkan pencapaian tujuan. Unsure dasar komunikasi terdiri atas
komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,lingkungan, dan umpan
balik.
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan kebidanan memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kehampaan, tetapi dalam dimensi nilai,waktu,dan ruang yang turut memengaruhi keberhasilan
komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga berpusat bagi bidan
sebagai komunikator.
3.2 SARAN
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama
keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan klien, seorang bidan
harusnya menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapi kliennya.Menjaga hak-hak
priabdi dan hak-hak orang lain.Menghormati,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi
ekonominya.Menjaga rahasia klien.
7
DAFTAR PUSTAKA
M.Taufik Juliane. 2010 , Komunikasi Terapeutik Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan . Jakarta
Selatan : Salemba Medika Suryani, S.Kp, MHSc . 2005 , Komunikasi Terapeutik:Teori dan Praktik .
Jakarta :EGC