TINJAUAN PUSTAKA
antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman
dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain :
8
9
2. Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat
berikut :
Pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan
a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi pengirim pesan
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
1. Informasi
2. Ajakan
3. Rencana kerja
tertentu.
ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah
e. Penerima pesan
f. Balikan (feedback)
g. Gangguan
diterimanya.
libat.
1. Niat menyangkut:
b) Siapa sasaranya
penerima stimulus.
penerima)
13
1. Enconding
2. Dekoding
dengan mereka. (contoh: misalkan pasien “ibu perut saya terasa mules
seperti mau BAB sehingga saya mengira ini akan lahiran ternyata sudah
mau bukaan 4” lalu bidan menjawab “ emang seperti itu bu, kita tidak bisa
3. Konteks
Konteks komunikasi efektif yaitu ruang tempat dan kepada siapa kita
selamat dan adik kamu perempuan cantik seperti ibumu” pada anak: “
4. Bahasa Tubuh
postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah.
senyuman.
5. Gangguan/Hambatan
Begitu juga komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan
6. Pikiran Terbuka
7. Mendengar Aktif
atas pemikiran dan perasaan orang lain. Tunjukkan bahwa kita fokus
obrolan.
8. Refleksi
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan (konfirmasi) yaitu
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
B. Hambatan fisik
C. Hambatan semantik
D. Hambatan psikologis
timbal balik .
c. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang
terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non
verbal.
dan pengirim.
proses komunikasi.
ini akan efektif bila melalui penggunaan dan latihan yang sering.
Keluarga adalah suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling tergantungan, mulai dari anak
keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak di lanjutkan dengan
perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara
Efendi, 2009).
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain
sesuai dengan perkembangan fisik, mental, social, dan spiritual (Zaidan Ali,
2010).
langsung pada setiap keadaan (sehat sakit) klien. Umumnya, keluarga meminta
bantuan tenaga kesehatan jika mereka tidak sanggup lagi merawatnya. Oleh
karena itu asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya
Ada beberapa struktur keluarga yang ada di indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam ialah :
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
2. Matrilineal
Ayah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah
5. Keluarga Kawin
dalam situasi social tertentu. Peran lahir dari hasil interaksi social, peran
Peran adalah suatu yang diharapkan secara normative dari seorang dalam
adalah tingkah laku spesifik yang di harapkan oleh seseorang dalam konteks
dan situasi tertentu. Pernan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
Peran formal yang standart dalam keluarga seperti pencari nafkah, ibu rumah
tangga, pengasuh anak, sopir, tukang perbaiki rumah, tukang masak dan lain-
lain. Jika dalam keluarga hanya ada sedikit orang untuk memenuhi peran
3) Perawatan anak
4) Rekreasi
5) Persaudaraan (kinship)
7) Seksual
a) Peran ayah: ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-
lingkungannya.
b) Peran ibu: ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu
keluarga.
spiritual.
tuntutan yang berada, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin, namun
pada personalitas anggota keluarga, ada yang bersifat adaptif bahkan ada yang
dan tidak relavan, coordinator keluarga, penghubung keluarga dan saksi. Berikut
peran informal yang dapat atau tidak dapat berperan dalam stabilitas keluarga
keluarganya.
4. Negosiator, merupakan salah satu dari pihak yang berkonflik atau tidak
8. Pengikut, menerima ide orang lain secara pasif, pendengar saat diskusi
10.Martir, yaitu tidak memihak pribadi tapi rela berkorban demi kebaikan
keluarga
emosi
12. Sahabat, teman bermain keluarga yang memperturunkan diri sendiri atau
13. Kambing hitam keluarga, yaitu anggota yang bermasalah dalam keluarga
24
14. Pendamai, yaitu keluarga yang piawai mengambil hati, slalu berusaha
16. Pionir keluarga, penggerak dari semua yang tidak tahu menjadi punya
pengalaman baru
penderitaan
keluarga
(pengasuh).
(Agung, 2018).
seiring dengan adanya emansipasi. Wanita saat ini tidak lagi semata-mata
sebagai ibu rumah tangga atau pengasuh anak, melainkan mereka juga bekerja
atau mencari nafkah, hal yang sama juga terjadi pada pria, Dapat di simpulkan
dukungan emosional.
perawatan klien
keterampilan
Dimasa lalu pria memiliki hak untuk menentukan kegiatan segiatan seksual
dengan istrinya, tapi tidak merasa punya kewajiban memberi kepuasan pada istri.
dan memantau perkembangan keluarga. Jika orang tua mereka sudah tua, maka
mereka akan kembali pada anak wanita. Peran tersebut membuat wanita
menjadi generasi terjepit dan jenis kelamin terjepit, karena dia terperangkat
antara memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anaknya dalam jangka waktu
yang lama.
c. Peran kakek/nenek
1) Dukungan penilaian
2) Dukungan instrumental
3) Dukungan informasional
bimbingan, arahan, saran dan nasehat serta umpan balik terkait hal
28
keluarga.
4) Dukungan emosional
2018).
1. Fungsi Efektif
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan
memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan
setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan dukungan, maka
yang hangat dan saling mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga
29
tersebut akan menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain diluar
setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak diakui dan dihargai
Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejak pasangan sepakat hidup baru.
dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak.
dan antar anak melalui identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti ikatan kasih
sayang, Oleh karna itu perlu diciptakan proses identifikasi yang positif dimana
keluarga lainnya timbul akibat fungsi efektif keluarga yang tidak terpenuhi.
2. Fungsi Sosialisasi
menjadi anggota.
Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai melalui interaksi atau
memiliki nilai dan norma, budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga
dalam kelompok yang ada di wilayah tempat tinggalnya (Utami, 2008). Perilaku
klien saat kambuh sebagai akibat ketidak patuhan membuat pola interaksi pasien
3. Fungsi Reproduksi
adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat dikontrol.
Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single
parent)
31
4. Fungsi Ekonomi
dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber daya keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin atau pra keluarga
nilai keluarga itu sendiri. Salah satu beban yang di alami oleh keluarga dengan
baik dari keluarga itu sendiri maupun pemerintah seperti jaminan kesehatan
skizofrenia meliputi penyebab, tanda dan gejala, akibat, dan upaya yang
keluarga.
33
dengan mengajak klien untuk kontrol secara rutin. Keluarga juga harus
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
membuat keputusan. Berikut ini hal-hal yang harus dikaji oleh perawat.
luasnya masalah.
dialami.
kesehatan.
perawatannya).
psikososial).
berikut ini.
kesehatan.
Kelima tugas kesehatan keuarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan
oleh keluarga dan perawat perl mengkaji sejauh mana keluarga mampu
(2006)
rancana keperawatan.
rancana keperawatan.
benar.
rancana keperawatan.
benar.
rancana keperawatan.
benar.
2.2.1 Definisi
suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi
perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik
pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat
tidak saling berhubungan secara logis; persepsi dan perhatian yang keliru; afek
yang datar atau tidak sesuai; dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang
bizzare. ODS (orang dengan skizofrenia) menarik diri dari orang lain dan
kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan
neurologis yang mempenagruhi persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan
38
Serikat, Mei 1995 lalu. Sebab di AS angka pasien skizofrenia cukup tinggi
indonesi bila pada PJPT I angkanya adalah 1/1000 penduduk maka proyeksinya
pada PJPT II, 3/1000 penduduk, bahkan bisa lebih besar lagi.
akut;
(muscular dystrohy);
2.2.2 Etiologi
1. Keturunan
saudara tiri 0,9-1,8%, bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak dengan
salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40-68%, kembar 2 telur
2. Endokrin
3. Metabolisme
fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu
kenyataan (otisme).
40
sehingga tidak bertenaga lagi dan id yang berkuasa serta terjadi suatu
7. Eugen Bleuler
1. Teori perkembangan.
2. Teori keluarga.
(Ann, 2005).
2.2.3 Patofisiologi
sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia
sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Didalam otak
yang disetujui.
tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun
skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi
perilaku yang sangat dramatis terjadi beberapa hari atau minggu. Serangan
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa sampai
A. Fase prodomal
B. Fase aktif
C. Fase residual
1. Tahap Comforting
ancaman.
2. Tahap Condeming
3. Tahap Controling
4. Tahap Conquering
negative skizofrenia.
1. Gejala positif
gejala yang biasanya timbul, yaitu klien merasakan ada suara dari
siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu
manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia
2. Gejala negatif
energi dan minat dalam hiduo yang membuat klien menjadi orang
mereka tidak bis melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan.
otak secara biologis juga memberi andil dalam depresi. Depresi yang
bumu(Iyus, 2014).
2.2.5 Klasifikasi
Skiofrenia dapat digologkan menjadi dua jenis, yakni positif dan negative.
gejala.
Jenis-jenis skizofrenia
1. Skizofrenia paranoid
dan kemauan.
pendengaran
agresif.
48
masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah
serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi juga
banyak terjadi.
kronis.
3. Skizofrenia katatonik
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta
4. Skizofrenia simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
khusus baginya.
6. Skizofrenia Residual
1. Pemeriksaan psikologi :
- Pemeriksaan psikiatri:
- Pemeriksaan psikometri :
akademik peserta.
Darah rutin, fungsi hepar, faal ginjal, enzim hepar, EKG, CT scan,
EEG.S
2.2.7 Penatalaksanaan
Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi. Delusi dan perubahan pola fikir yang
a. Antipsikotik Konvensional
2) Stelazine (trifluoperazine)
3) Mellaril (thioridazine)
4) Thorazine (chlorpromazine)
5) Trilafon (perphenazine)
6) Prolixin (fluphenazine)
Sediaan Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg, dosis 10-15 mg/hari sediaan
1) Risperdal (risperidone)
2) Seroquel (quetiapine)
3) Zyprexa (olanzopine)
c. Clozaril (Clozapine)
Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana
sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi, ini artinya, pasien
paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
4) Psikoterapi
a. Terapi Psikoanalisa
paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang
keahlian sosial.
c. Terapi Humanistik
2. Pertimbangan umum
komunitas.
54
minimal.
termasuk:
2. Menejemen lingkungan
kontinuitas asuhan
dan reaksi.
kelompok masyarakat.
D. Rehabilitasi psikososial