9. Gangguan (Noise)
Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau perilaku
yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis,
atau gangguan semantik. Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat
mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak yang ditimbulkan
komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat
dikatakan berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui kegagalan.
HAMBATAN KOMUNIKASI
Hambatan fisik terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikate secara fisik, misalnya
karena letak geografi.
Hambatan psikologis terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, minat, dan
motivasi yang karenanya dapat membuat masing-masing individu melihat segala sesuatu dengan cara
yang berbeda. Perbedaan ini dapat menciptakan hambatan komunikasi.
Hambatan sosial budaya terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda
sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima pesan
Hambatan linguistik terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberika ekspresi yang tidak
tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan kata-kata yang ambigu serta penggunaan kosa kata
yang tidak sesuai.
Hambatan teknis terjadi manakala ketika kita sebagai komunikator menggunakan teknologi untuk
mengirim pesan. Misalnya, tata suara yang buruk, sinyal video yang lemah, dan lain-lain
Hambatan luberan informasi terjadi manakala begitu banyaknya informasi yang ada namun kita
memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada.
TUJUAN KOMUNIKASI
1. Menjadi salah satu hal yang disampaikan oleh komunikator, dan bisa atau mampu untuk
dimengerti oleh komunikan atau penerima. Tugas dari komunikator itu sendiri harus mampu,
untuk menjelaskan sebuah pesan utama yang memang jelas dan detail. Dari pesan dan gagasan
yang disampaikan, diharapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
2. Setiap hal yang disampaikan oleh komunikator mampu atau dapat untuk dimengerti oleh
kominkan sebagai penerima, setiap orang yang menerimanya harus mampu untuk
memahaminya. Dalam komunikasi setiap individu diharuskan untuk mendapat pemahaman
yang baik, memiliki kemampuan untuk mendengar hal yang dibicarakan.
3. Agar hal yang telah disampaikan dapat dimengerti atau diterima oleh orang lain, maka harus
ada dan harus terjadi sebuah pendekatan persuasive. Dari pendekatan yang telah diciptakan
akan ada sebuah gagasan yang memang mudah untuk diterima oleh orang lain.
4. Bisa menjadi sebuah penggerak bagi orang lain, diartikan sebagai pedoman untuk melakukan
suatu hal. Tujuan dari penggerak ini, agar apa yang diinginkan komunikator dapat tercapai.
FUNGSI KOMUNIKASI
Fungsi komunikasi menurut Deddy Mulyana meliputi fungsi sosial, fungsi ekspresif, fungsi ritual dan fungsi
instrumental.
a. Fungsi sosial
Fungsi komunikasi sosial menjadi indikasi pentingnya komunikasi dalam tiap hubungan sosial. Hal ini
berhubungan dengan konsep diri sendiri serta kelangsungan hidup dengan lingkungan sekitar kita,
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
b. Fungsi ekspresif
Fungsi komunikasi ekspresif merupakan bentuk ekspresi di dalam tubuh terkait pendapat atau opini
yang ingin dikemukakan. Hal ini berkaitan dengan membujuk, memaksa atau mempengaruhu orang
dan masyarakat yang sesuai dengan pemikiran dan perasaan pengirim pesan.
c. Fungsi ritual
Fungsi komunikasi ritual merupakan bentuk komunikasi terkait hal-hal komitmen yang penting dan
sakral. Hal ini meliputi komitmen pengirim pesan terhadap tradisi, suku, negara, ideologi atau agama
yang diwujudkan dalam proses komunikasi itu sendiri.
d. Fungsi instrumental
Fungsi komunikasi instrumental merupakan bentuk komunikasi untuk mengubah sikap dan perilaku
atau juga untuk menggerakkan tindakan orang lain. Selain itu fungsi ini juga berkaitan dengan tujuan
menghibur atau mendapat hiburan.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
Komunikasi berdasarkan penyampaian
Lisan
Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang terjadi secara langsung tanpa ada
batasan jarak. Misalnya, dalam suatu rapat, wawancara maupun percakapan biasa.
Tulisan
Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang penyampaiannya dilakukan dalam
bentuk tulisan. Misalnya, naskah, spanduk, undangan dan sebagainya.
MODEL-MODEL KOMUNIKASI
A. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana dan menggambarkan komunikasi
berlangsung secara satu arah. Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima
pesan. Dalam model komunikasi linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan bersifat pasif
dalam menerima pesan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi linear diantaranya adalah
model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi SMCR Berlo, dan model
komunikasi Shannon dan Weaver.
B. Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada pentingnya peran pengirim
pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Model komunikasi
transaksional mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya. Dalam
model ini digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran pesan melainkan
untuk membangun hubungan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi transaksional
diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund.
C. Model Komunikasi Interaksi
Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan komunikasi berlangsung dua arah.
Umumnya model komunikasi interaksi digunakan dalam media baru seperti internet atau media komunikasi
modern. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan
Schramm. Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk
menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta
efektivitas komunikasi.
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-VERBAL
Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) bisa dilakukan secara langsung (face
to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam.
Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan bisa dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard,
chating di media sosial, dan sebagainya.
Komunikasi non-verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya,
dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non-verbal seringkali tidak mungking dilakukan.
Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau
mendengar intonasi suaranya.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Menurut Mulyana (2013:72-75) terdapat enam jenis-jenis komunikasi yang terdiri dari: komunikasi
intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan
komunikasi massa.
Public relations atau hubungan masyarakat adalah proses komunikasi strategis yang digunakan
perusahaan, individu, dan organisasi untuk menciptakan pengertian bersama (mutual understanding)
serta membangun hubungan yang saling menguntungkan antara suatu organisasi dan publiknya.
Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna
membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya.
Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan
untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak,
dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat
penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus
karenapublic relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).
Definisi Public Relations menurut International Public Relations Association (IPRA) dalam
Rumanti (2005:11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi
dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka
yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan
tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja
sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan
kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.
Definisi Menurut Frank Jefkins (2003:9) PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut Maria Assumpta Rumanti (2005:7-8) PR adalah kegiatan atau aktivitas yang proses
kegiatannya melalui empat tahap, yaitu penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data
dan sebagainya; perencanaan yang direncanakan; pelaksanaan yang tepat; evaluasi, penilaian setiap
tahap dan evaluasi keseluruhan.
Menurut Onong Uchjana Effendy (2006:23) Hubungan Masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama.
Tujuan utama PR adalah untuk membangun serta mempertahankan reputasi positif suatu perusahaan / merek /
produk / jasa bersamaan dengan membina, mempertahankan hubungan strategis dengan publik, calon
pelanggan, mitra, investor, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya, mengarah pada citra positif dimana
mencerminkan perusahaan / organisasi yang jujur, sukses, penting, dan relevan.
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relations adalah sebagai berikut:
Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan
konsumen
Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.
Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
Mendukung bauran pemasaran.
Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian belum berarti
persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan. Di sini public memahami
organisasi/perusahaan tersebut dalam masalah produk/jasa, aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku
manajemen, dsb.
Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap perusahaan).
Menciptakan public Support(adanya unsur dukungan dari publik terhadap perusahaan) baik itu dalam
bentuk material maupun spiritual.
Menciptakan public Coorperation(adanya kerjasama dari publik terhadap perusahaan).
FUNGSI PR
Mengantisipasi, menganalisis, dan menafsirkan opini publik dan sikap publik terhadap merek /
perusahaan / produk / jasa dan menyusun strategi yang melibatkan kerjasama dengan media yang
membantu menyampaikan pesan pesan perusahaan kepada publik secara luas.
Menyusun strategi untuk mendukung setiap kampanye merek dan langkah baru melalui konten
editorial.
Menulis dan mendistribusikan siaran pers ke sasaran media.
Penulisan pidato yang akan digunakan saat konperensi pers / temu muka dengan media.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penjangkauan publik dan berhubungan media.
Menulis konten untuk web (situs web internal dan eksternal).
Mengembangkan strategi dan rencana program komunikasi pada saat krisis.
Menangani kehadiran suatu merek melalui media sosial dan menanggapi ulasan publik di situs web.
Konseling karyawan didalam organisasi terkait dengan kebijakan, tindakan, tanggung jawab organisasi
dan tanggung jawab mereka.
Berurusan dengan pemerintah dan lembaga legislatif atas nama organisasi.
Berurusan dengan kelompok publik dan organisasi lain yang berkaitan dengan kebijakan sosial dan
kebijakan lainnya dari organisasi dan perundang-undangan pemerintah.
KEGIATAN PR
1. Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasi
2. Berurusan dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya
3. Memantau pengetahuan, pendapat, sikap dan prilaku didalam dan diluar organisasi.
4. Menganalisis pengaruh kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.
5. Menyesuaikan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan
kepentingan publik dan keberadaan perusahaan
6. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dalam pembuatan kebijakan, aturan dan tindakan
yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan perusahaan.
7. Membangun dan memelihara hubungan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya
8. Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikap dan perilaku didalam dan
diluar organisasi.
9. Menciptakan hubungan baru dan atau memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.
PERAN PENTING PR
Keberadaan humas sangat dibutuhkan dan penting untuk membangun dan menjaga adanya saling pengertian
antar organisasi dengan stakeholder dan masyarakat umum, dengan tujuan menyangkut tiga hal yaitu reputasi,
citra dan komunikasi mutual benefit relationship.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar
belakangi penelitian