Anda di halaman 1dari 11

BAB I

A. Definisi Komunikasi

 Asal kata "komunikasi" berasal dari bahasa Latin "communicatio," yang berarti pemberitahuan atau
pertukaran pikiran.

 Komunikasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberitahu atau mempertukarkan sesuatu kepada
orang lain.

 Komunikasi lebih kompleks daripada sekadar memberitahu atau pertukaran informasi.

Beberapa Definisi Komunikasi

 Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:

Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dll., menggunakan simbol-
simbol seperti kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.

 Theodore M. Newcomb:

Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi dari sumber kepada
penerima.

 Carl I. Hovland:

Komunikasi adalah proses yang memungkinkan komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya


lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku komunikate.

 Gerald R. Miller:

Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

 Everett M. Rogers:

Komunikasi adalah proses di mana ide dialihkan dari sumber kepada penerima dengan maksud
untuk mengubah perilaku mereka.

 Raymond S. Rose:

Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol
agar membantu pendengar membangkitkan makna atau respons yang serupa dengan yang
dimaksudkan komunikator.

 Harold Lasswell:

Menawarkan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk menggambarkan komunikasi: "Who Says What In


Which Channel To Whom With What Effect?" (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?).

Poin-poin Utama Mengenai Definisi Komunikasi:

1. Komunikasi adalah suatu tindakan.


2. Komunikasi melibatkan pengirim dan penerima.

3. Kedua pihak yang terlibat dalam komunikasi terhubung melalui pesan yang disampaikan melalui
saluran komunikasi.

4. Hubungan antara kedua pihak menghasilkan efek tertentu.

5. Komunikasi adalah suatu proses.

Pengertian Komunikasi:

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengiriman pesan dari pengirim kepada penerima
melalui channel tertentu dengan efek tertentu.

Prinsip-prinsip Penting dalam Komunikasi:

1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik:

Manusia adalah satu-satunya hewan yang menggunakan simbol atau lambang dalam komunikasi.
Lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lain berdasarkan
kesepakatan sekelompok orang. Lambang dapat berupa kata-kata, perilaku non-verbal, dan objek
yang memiliki makna yang disepakati bersama.

2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi:

Tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi karena setiap perilaku dapat diinterpretasikan oleh orang
lain. Bahkan ketika kita diam, kita masih mengirim pesan non-verbal.

3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan:

Komunikasi memiliki dimensi isi (verbal) dan dimensi hubungan (non-verbal). Dimensi isi berkaitan
dengan apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan berkaitan dengan bagaimana pesan
tersebut disampaikan dan bagaimana hubungan antara peserta komunikasi tersebut dipengaruhi.

4. Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan:

Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai tingkat kesengajaan, mulai dari yang tidak disengaja hingga
yang direncanakan dengan baik. Kesengajaan bukanlah syarat mutlak untuk terjadinya komunikasi.

5. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu:

Makna pesan sangat dipengaruhi oleh konteks fisik, waktu, sosial, dan psikologis. Faktor-faktor ini
memengaruhi bagaimana pesan diinterpretasikan.

6. Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi:

Dalam komunikasi, peserta sering memprediksi respons atau reaksi yang mungkin mereka terima
dari pesan yang mereka sampaikan. Cara berkomunikasi dapat berbeda tergantung pada hubungan
dengan penerima pesan.

7. Komunikasi Bersifat Sistemik:

Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus-menerus. Proses ini melibatkan
banyak faktor atau unsur, termasuk pengirim, pesan, dan penerima, serta berbagai konteks yang
memengaruhi komunikasi.
B. ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI:

1. Pengirim (Who):

 Pengirim adalah pihak yang mengirimkan pesan.

 Pengirim bisa disebut juga sebagai komunikator, sender, produsen pesan, sumber, atau produser.

 Pengirim memiliki tujuan tertentu saat mengirimkan pesan.

2. Pesan (Says What):

 Pesan adalah isi dari komunikasi yang disampaikan oleh pengirim.

 Pesan mempengaruhi apakah tujuan komunikasi pengirim akan tercapai atau tidak.

 Pengirim merancang pesan sesuai dengan karakteristik penerima pesan.

3. Saluran (In Which Channel):

 Saluran atau channel adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan.

 Pemilihan saluran mempengaruhi keberhasilan pesan yang disampaikan.

 Contoh-contoh saluran komunikasi termasuk buku, telepon, media sosial, dan lainnya.

4. Penerima (To Whom):

 Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan oleh pengirim.

 Penerima bisa disebut juga sebagai komunikan, receiver, atau konsumen pesan.

 Penerima pesan bisa berjumlah banyak dan disebut sebagai audiens jika jumlahnya besar.

5. Efek (With What Effect):

 Efek merupakan respons, tanggapan, umpan balik, atau feedback yang diberikan oleh penerima pesan.

 Efek menjadi indikator keberhasilan pesan yang disampaikan.

 Efek menunjukkan apakah penerima telah memahami pesan yang disampaikan atau tidak.

6. Tujuan:

 Pengirim memiliki tujuan tertentu saat mengirimkan pesannya.

 Tujuan komunikasi bisa berupa memberitahukan, mengekspresikan pendapat, mendidik, memberikan


nasehat, menghibur, memperingatkan, atau membujuk.

 Desain pesan selalu ditentukan oleh tujuan pengirim pesan.

7. Hambatan:

 Perbedaan bahasa dan istilah yang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat
menjadi hambatan.

 Besarnya kesenjangan terlihat dari perbedaan pengalaman dan latar belakang budaya.
 Gangguan komunikasi dapat mempengaruhi akurasi penerimaan pesan.

 Gangguan komunikasi bisa berbentuk beragam, termasuk internal noise, semantic noise, dan external
noise.

 Internal Noise:

1. Internal noise berasal dari dalam diri pengirim dan penerima.


2. Terdiri dari physiological noise yang berhubungan dengan pengaruh biologis seperti
masalah artikulasi, pendengaran, visual, dan kesehatan fisik.
3. Psychological noise melibatkan bias komunikator, prasangka buruk, atau perasaan
tertentu terhadap lawan bicara atau pesan.
 Semantic Noise:

1. Semantic noise adalah gangguan bahasa yang terjadi ketika pihak-pihak yang
berkomunikasi memahami makna yang berbeda pada pesan yang sama.
2. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman (misunderstanding).
 External Noise:

1. External noise berasal dari lingkungan dan disebut juga sebagai physical noise.
2. Ini melibatkan rangsangan atau stimuli yang datang dari lingkungan atau faktor luar,
seperti suara berisik, gangguan visual, masalah perangkat (misalnya, mikrofon yang
rusak), sinyal yang buruk, dan sebagainya.
8. Konteks:

 Konteks adalah situasi di mana komunikasi berlangsung, termasuk konteks fisik, sosial, dan kultural.

 Konteks mencakup waktu, tempat, periode historis, relasi, dan latar belakang budaya komunikator dan
komunikan.

 Konteks sangat mempengaruhi proses komunikasi dan efeknya.

B. ENCODING DAN DECODING DALAM PROSES KOMUNIKASI

1. Komunikasi adalah sebuah proses yang melibatkan encoding (menyandi) dan decoding (menyandi balik).
2. Encoding merupakan langkah awal dalam proses komunikasi di mana pengirim mengubah gagasan dan
ide menjadi pesan yang dapat dimengerti.
3. Pengirim harus memilih kata atau gambar yang tepat untuk mewakili gagasannya dalam pesan.
4. Pemilihan saluran atau media komunikasi juga penting dan harus sesuai dengan gagasan yang akan
disampaikan.
5. Setelah pesan dikirimkan, penerima menerima pesan dan melakukan proses decoding, yaitu
menginterpretasi pesan sesuai dengan pengalaman dan referensi mereka.
6. Komunikasi yang efektif melibatkan penyelarasan field of experience dan frame of reference antara
pengirim dan penerima.
7. Dalam encoding, pengirim harus memastikan pesannya dapat dipahami oleh penerima sehingga
penerima dapat memahami pesan tersebut saat melakukan decoding.
8. Tujuan utama komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama antara pihak yang berkomunikasi.

BAB II

DEFINISI
Model Komunikasi adalah Pemahaman Visual:
Model komunikasi adalah cara untuk menjelaskan proses komunikasi antar manusia dengan menggunakan
gambar atau bagan. Ini membantu kita memahami komunikasi lebih mudah.
Perbedaan antara Model dan Teori:
Model komunikasi adalah representasi visual dari komunikasi, sementara teori komunikasi memberikan
penjelasan lebih dalam. Model hanya menggambarkan bagian-bagian penting, sementara teori
menjelaskan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan.
Hubungan antara Model dan Teori:
Model adalah cara untuk menyederhanakan teori. Mereka membantu kita memahami konsep-konsep
yang rumit dengan cara yang lebih sederhana.
Model Komunikasi Transmisi:
 Model ini seperti peta yang menunjukkan jalur-jalur berlangsungnya komunikasi, dengan asumsi bahwa
informasi, pemahaman, dan pemikiran berjalan sepanjang jalur tersebut.
Fungsi dan Proses dalam Model Komunikasi Transmisi:
 Model komunikasi transmisi menekankan pentingnya efek dalam komunikasi.
 Model ini juga mengidentifikasi komunikasi sebagai serangkaian tahapan atau siklus dari pesan yang
ditransmisikan, diterima, diinterpretasi, dan diikuti dengan respon dari penerima.

A. SHANNON DAN WEAVER (1949): PENDEKATAN INFORMATIF


Model komunikasi Shannon dan Weaver (1949) menggambarkan pendekatan informatif dalam komunikasi.
1. Pendahuluan:
Model komunikasi ini dikembangkan oleh Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver. Mereka fokus
pada efektivitas komunikasi, terutama dalam konteks saluran komunikasi seperti kabel telepon dan
gelombang radio.
2. Lima Elemen Utama:
Model ini terdiri dari lima bagian penting:
 Sumber Informasi: Orang yang membuat pesan.
 Pengirim: Orang yang mengubah pesan menjadi sinyal (misalnya, kata-kata menjadi suara atau
teks).
 Saluran: Tempat sinyal-sinyal ini bergerak (seperti kabel telepon).
 Penerima: Orang yang menerima sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya menjadi pesan lagi.
 Tujuan: Tempat di mana pesan akhirnya sampai.
3. Gangguan (Noise):
Gangguan bisa terjadi di saluran komunikasi dan membuat pesan yang diterima berbeda dengan pesan
yang dikirim. Ini bisa menjadi masalah seperti suara bising saat berbicara di telepon.
4. Tiga Jenis Masalah dalam Komunikasi:
 Masalah Teknis:
Ini adalah masalah dasar seperti kesalahan dalam sinyal.
 Masalah Semantik:
Ini terkait dengan bagaimana pesan dikodekan dan dipahami. Misalnya, kata-kata yang memiliki
makna ganda.
 Masalah Efektivitas:
Ini berkaitan dengan sejauh mana pesan yang diterima memengaruhi perilaku seseorang. Jika pesan
itu mempengaruhi seseorang seperti yang diinginkan oleh pengirim, itu dianggap efektif.
5. Keterbatasan Model:
 Model ini hanya menggambarkan komunikasi satu arah dan tidak mempertimbangkan umpan balik
dari penerima.
 Ini juga tidak mempertimbangkan budaya dalam pemahaman makna pesan.
 Model ini lebih cocok untuk komunikasi teknis daripada komunikasi antar manusia.
6. Sederhana dan Berpengaruh:
Meskipun memiliki keterbatasan, model ini sangat populer dan memengaruhi perkembangan studi
komunikasi. Banyak teori komunikasi lain yang berkembang dari model ini.

B. S-M-C-R MODEL DARI DAVID BERLO (1960).


1. Identitas David Berlo:
David Berlo adalah seorang doktor komunikasi yang berasal dari University of Illinois, Amerika. Ia
dikenal sebagai penulis buku "The Process of Communication: An Introduction To Theory And
Practice."
2. SMCR Model:
Berlo memperkenalkan model komunikasi yang disebut SMCR (Sender-Message-Channel-Receiver).
Model ini digunakan untuk memahami cara orang berkomunikasi dan mencoba meningkatkan
efektivitas komunikasi.
3. Pandangan Komunikasi:
Berlo melihat komunikasi sebagai proses yang terkoordinasi dan tersinkronisasi yang terkait dengan
lingkungan. Dia juga percaya bahwa komunikasi merupakan pertukaran gagasan yang dapat
memengaruhi budaya seseorang.
4. Pengaruh Komunikasi:
Menurut Berlo, pengaruh dari komunikasi bergantung pada efektivitas pengirim dan penerima
informasi, serta kemampuan mereka dalam mengatasi gangguan atau penghalang pesan yang
disampaikan.
5. Kelanjutan dari Model Shannon dan Weaver:
Model komunikasi Berlo merupakan kelanjutan dari model komunikasi Shannon dan Weaver. Berlo
mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen dalam komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi komunikasi.
6. Fokus pada Encoding dan Decoding:
Model komunikasi Berlo memfokuskan pada proses encoding (pengkodean) pesan oleh pengirim
dan decoding (dekoding) pesan oleh penerima.
7. Empat Komponen Model Komunikasi Berlo:
a. Source (Sumber/Komunikator):
Komponen pengirim pesan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keahlian komunikasi,
sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
b. Message (Pesan):
Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima.
c. Channel (Saluran):
Media atau saluran yang digunakan untuk mengirim pesan dari pengirim ke penerima.
d. Receiver (Penerima):
Komponen penerima pesan yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keahlian komunikasi,
sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
 Pengaruh Faktor-faktor pada Source (Sumber/Komunikator):
a. Communication Skills (Keahlian Komunikasi):
Keahlian komunikasi yang baik memungkinkan pengirim pesan untuk menyampaikan pesan
dengan efektif.
b. Attitude (Sikap):
Sikap pengirim dan penerima pesan memengaruhi makna dan efek dari pesan.
c. Knowledge (Pengetahuan):
Pengetahuan pengirim pesan tentang materi yang disampaikan memengaruhi efektivitas
komunikasi.
d. Social System (Sistem Sosial):
Nilai, keyakinan, hukum, aturan, dan faktor-faktor sosial lainnya dalam sistem sosial
memengaruhi komunikasi.
e. Culture (Budaya):
Perbedaan budaya dapat memengaruhi bagaimana pesan diterima dan dipahami oleh penerima
komunikasi.
 Message (pesan)
Pesan merupakan sesuatu yang dikirimkan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan bisa
berbentuk kata-kata, suara, tulisan, gambar, video dan sebagainya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pesan adalah:
a. Content (Isi)
Isi pesan merupakan keseluruhan pesan dari awal hingga akhir.
b. Elements
Yang dimaksud elemen-elemen adalah hal-hal yang bersifat non verbal yang mengikuti isi
pesan, seperti gesture atau isyarat, tanda-tanda, bahasa dan sebagainya.
c. Treatment (Perlakuan)
Perlakuan yang dimaksud adalah cara bagaimana pesan disampaikan kepada penerima.
d. Structure (Struktur)
Struktur pesan atau pengaturan pesan berpengaruh pada efektivitas komunikasi
e. Code (Kode)
Kode dalam hal ini adalah bentuk-bentuk pengiriman pesan. Contohnya pesan yang dikirimkan
lewat bahasa tertentu, tulisan, video dan sebagainya.
 Channel (saluran)
Saluran berarti medium yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Panca indera manusia,
seperti pendengaran (hearing), penglihatan (seeing), sentuhan (touching), aroma (smelling),
dan rasa (tasting) merupakan saluran komunikasi.
 Receiver (penerima/komunikan)
1. Penerima bisa menerima pesan yang diinginkan jika memiliki faktor-faktor serupa dengan
pengirim.
2. Kritik terhadap Model Komunikasi SMCR:
 Model ini menggambarkan komunikasi satu arah yang linear, mengabaikan
umpan balik.
 Tidak memperhitungkan gangguan dan hambatan dalam komunikasi.
 Mengasumsikan bahwa pengirim dan penerima harus memiliki kesamaan faktor,
yang jarang terjadi dalam komunikasi sehari-hari.

B. MODEL KOMUNIKASI INTERAKTIF DARI WILBUR SCHRAMM (1954)

Model Komunikasi Schramm:

1. Dua Arah Komunikasi:

Berbeda dengan model komunikasi sebelumnya, Schramm menggambarkan proses komunikasi sebagai
dua arah, di mana pihak yang terlibat dapat bertukar peran sebagai komunikator dan komunikan.

2. Model Pertama:

Menyiratkan bahwa model komunikasi Schramm mirip dengan model Shannon dan Weaver yang
menjelaskan komunikasi satu arah, tetapi dengan perubahan penting, yaitu kemampuan untuk
menggambarkan komunikasi dua arah.

3. Kesamaan Field of Experience:

Model kedua Schramm mencakup gagasan tentang kesamaan dalam field of experience (ruang lingkup
pengalaman) antara pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan diinterpretasikan sesuai dengan latar
belakang pengetahuan, pengalaman, nilai, aturan, budaya, atau keyakinan mereka.

4. Efektivitas Komunikasi:

Adanya kesamaan dalam field of experience antara pihak yang berkomunikasi berimplikasi pada
komunikasi yang lebih efektif. Komunikasi antara individu dengan latar belakang yang serupa memiliki
tingkat efektivitas yang lebih tinggi.

5. Tiga Komponen Utama:

Model Schramm mencakup tiga komponen utama dalam proses komunikasi: Pengirim, Pesan, dan
Penerima. Pengirim dan penerima dapat bertukar peran, dan istilah "interpreter" digunakan untuk
menggambarkan mereka yang berfungsi sebagai encoder dan decoder.

6. Encoding dan Decoding:


Schramm menekankan pentingnya encoding (mengubah data menjadi pesan) dan decoding
(menginterpretasikan pesan) dalam proses komunikasi. Ini adalah aktivitas menginterpretasi yang
dilakukan secara simultan.

Kelebihan Model Schramm:

1. Feedback dan Kesempatan Aktif:

Model komunikasi sirkular Schramm memungkinkan adanya feedback dan memberikan kesempatan
yang sama pada semua pihak yang terlibat dalam komunikasi untuk berpartisipasi aktif.

2. Dinamika Komunikasi:

Model ini dianggap cukup mampu menggambarkan dinamika komunikasi antar manusia.

3. Potensi Noise:

Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan noise, model Schramm mengakui kemungkinan adanya
noise semantik ketika ada perbedaan dalam field of experience di antara peserta komunikasi.

4. Konsep Interpretasi:

Konsep interpretasi menjadi nilai tambahan dalam model ini, mengakui bahwa proses komunikasi
melibatkan interpretasi yang unik oleh setiap individu.

Kekurangan Model Schramm:

1. Reduksi Proses Komunikasi:

Model ini terkadang terlalu mempersempit proses komunikasi dengan mengasumsikan keterlibatan
hanya dua individu, sehingga tidak mampu menjelaskan komunikasi yang lebih kompleks.

2. Penyederhanaan Interpretasi:

Seperti model-model sebelumnya, model ini menyederhanakan proses komunikasi dengan mengabaikan
adanya interpretasi yang berbeda oleh individu yang berkomunikasi.

BAB III
FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI
I. Manfaat komunikasi bagi manusia
Manfaat komunikasi bagi manusia adalah memuaskan kebutuhan manusia dan menjadi penting dalam
kehidupan mereka.
A. Fungsi relationship (membina hubungan)
1. Pentingnya Hubungan Manusia:
 Hubungan antar manusia adalah kebutuhan hidup mendasar.
 Komunikasi memegang peran penting dalam menjalin hubungan.
2. Peran Komunikasi dalam Hubungan Manusia:
 Komunikasi membuat hubungan lebih dekat, nyaman, dan bahagia.
 Hubungan mengajarkan nilai-nilai seperti simpati, rasa hormat, kasih sayang, dan empati.
3. Phatic Communication:
 Phatic communication adalah bentuk komunikasi yang tidak memerlukan jawaban dan
bertujuan untuk berbasa-basi atau sekadar menyapa tanpa menyampaikan informasi konkret.
 Contoh phatic communication adalah pertanyaan seperti "Hai, sedang makan ya? Enak sekali
pasti" saat bertemu teman yang sedang makan.
4. Pembentukan Konsep Diri:
 Konsep diri merupakan penjelasan tentang siapa diri seseorang, yang mencakup berbagai aspek
seperti jenis kelamin, status, latar belakang pendidikan, ekonomi, agama, suku bangsa, identitas,
sifat, karakter, prinsip hidup, keyakinan, kesukaan, dan cita-cita.
 Konsep diri dipengaruhi oleh informasi dari orang lain dan significant other di sekitar kita.
5. Fleksibilitas Konsep Diri:
 Konsep diri dapat berubah sesuai dengan pengharapan dan kesan dari orang lain.
6. Mengaktualisasikan Diri Melalui Komunikasi:
 Komunikasi merupakan cara untuk menyatakan eksistensi diri.
7. Peran Media Sosial dalam Menyatakan Eksistensi:
 Media sosial memberikan solusi bagi mereka yang ingin mengekspresikan diri dan membangun
rasa percaya diri.
B. Fungsi Informatif
1. Komunikasi untuk Berbagi Informasi:
Manusia menggunakan komunikasi untuk berbagi informasi dari lingkungan.
2. Nilai Informasi:
Informasi memiliki nilai penting karena dapat mempengaruhi keputusan seseorang.
3. Reduksi Ketidakpastian:
Informasi berperan dalam mengurangi ketidakpastian, terutama dalam situasi yang tidak pasti.
4. Contoh Dampak Ketidakpastian:
Ketidakpastian gejala penyakit dapat menyebabkan kecemasan, tetapi informasi medis dapat
menghilangkan ketidakpastian tersebut.
5. Paradoks Informasi:
Terlalu banyak informasi bisa memicu kebingungan dan paradoks informasi.
6. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Teknologi memberikan akses tak terbatas ke informasi, tetapi juga menciptakan masalah dalam
memilah informasi yang benar.
7. Kredibilitas Informasi:
Pentingnya membedakan informasi yang dapat dipercaya dari yang tidak dalam era penyebaran
informasi yang luas.
8. Fungsi Menghilangkan Kecemasan:
Fungsi informatif adalah memberikan pemahaman, mengurangi ketidakpastian, dan menghilangkan
kecemasan dalam pengambilan keputusan atau pemahaman suatu situasi.
C. Fungsi Ekpresif
1. Manusia memiliki kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi mereka kepada orang lain.
2. Ini mencakup ekspresi rasa senang, cinta, kemarahan, ketakutan, dan perasaan lainnya.
3. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan dapat menyebabkan tekanan emosional.
4. Kata-kata verbal dalam komunikasi berfungsi sebagai alat informatif.
5. Mimik wajah dan bahasa tubuh penting untuk mengkomunikasikan perasaan dan emosi.
6. Bahasa non verbal, seperti benda-benda, warna, pakaian, dan aroma, digunakan untuk memperkuat
ekspresi emosional.
7. Keselarasan antara kata-kata, mimik wajah, dan bahasa tubuh penting untuk komunikasi ekspresif yang
efektif.
D. Fungsi Persuasif
1. Komunikasi memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah mempengaruhi orang lain.
2. Penggunaan informasi dalam komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi pemahaman dan keyakinan
lawan bicara.
3. Komunikasi dapat digunakan untuk mengatasi masalah emosional atau mendapatkan dukungan dari
orang lain.
4. Individu menggunakan komunikasi persuasif untuk mencapai tujuan hidup mereka.
5. Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat penting untuk berhasil mempengaruhi orang lain.
6. Dalam fungsi persuasif komunikasi, komunikator memiliki peran dominan sebagai pengirim pesan yang
berusaha mempengaruhi komunikan.
E. Fungsi Ritual
1. Manusia adalah makhluk sosial yang tergabung dalam kelompok-kelompok masyarakat dengan nilai-nilai
dan aturan yang dibagikan.
2. Ritual adalah sarana komunikasi internal dalam kelompok-kelompok tersebut.
3. Ritual memiliki tiga aspek antropologis: kebiasaan, formalitas, dan nilai-nilai transenden.
4. Ritual digunakan untuk menandai identitas kelompok, contohnya dalam agama seperti Islam.
5. Ritual bukan hanya kebiasaan berulang, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme.
6. Setiap suku memiliki ritual-ritual khusus yang mewariskan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
7. Ritual mencerminkan nilai-nilai sosial, seperti ideologi patriarki dalam ritual pernikahan suku Jawa.
8. Manusia memiliki kebutuhan akan ritual sebagai bagian dari identitas individu, anggota masyarakat, dan
unsur alam semesta.
9. Ritual dapat berubah seiring waktu, termasuk melalui modifikasi, pengabaian, atau pembentukan ritual
baru.

Anda mungkin juga menyukai