Anda di halaman 1dari 26

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi berasal dari perkataan Yunani, yaitu communicare yang bermaksud


menjadikan sesuatu itu milik bersama di mana penyampai menyampaikan sesuatu
message kepada pendengar, pendengar pula bertindak dengan memberi maklum balas
yang berkesesuaian. Bagi Mufti (2015) bahwa bercakap, mendengar, menonton,
membaca, menulis, berdo’a, menilai diri dan sebagainya juga adalah aktivitas
komunikasi.

Menurut Haffied Cangara bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi antar
manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik sengaja maupun
tidak dengan sengaja (1998: 19). Namun, bentuk dari komunikasi tersebut tidak terbatas
hanya pada komunikasi

Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami

Menurut Raymond Ross komunikasi adalah proses pemilahan, memilih, dan simbol
pengiriman sedemikian rupa yang membantu penerima menghasilkan respon pesan atau
makna penalaran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Menurut Forsdale (1981) “komunikasi adalah proses oleh sistem yang didirikan,
dipelihara dan diubah melalui sinyal-sinyal yang beroperasi bersama-Menurut aturan”.

2.2 KOMPONEN/ELEMEN KOMUNIKASI

Sebagai sebuah proses, komunikasi terjadi dalam berbagai konteks


komunikasi yaitu komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi juga mencakup berbagai bidang
kehidupan yang kita jalani. Cakupan bidang komunikasi meliputi manajemen

1
komunikasi, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi
sosial, komunikasi organisasi,  komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi
pembangunan, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain. Proses
komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message,
encoding, channel, decoding, receiver, feedback,  context, noise, dan effect.

1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)


Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau
pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat
beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi yaitu
sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud
dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap yang
positif. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh
makna yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang
tepat bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi
lingkungan komunikasi. Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik,
terdapat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

 kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran.
 pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran harus jelas.
 kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
 hasil apakah yang kita harapkan.

Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka


proses komunikasi akan menemui kegagalan.

2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa

2
pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka
komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang
diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang
dikirimkan.

Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi.

3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator
harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan
agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut
dengan encoder.

4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)


Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita
gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita
untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang
termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan,
kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi
modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada
media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai

3
media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat
menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan.

5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika
dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan
disebut dengan decoder.

6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)


Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika
komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan pesan,
dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat dikatakan
berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh komunikator.

7. Umpan Balik (Feedback)


Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan,
kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka
dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan
memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara
tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau
tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.

4
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita
dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat
berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.

8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana
kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau
elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita
lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita
berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya
kita berkomunikasi.

9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.

10. Efek (Effect)


Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta
tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui
kegagalan.

5
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun
pendapat mayoritas.

 Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan dapat
berupa sikap atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan
tentang masalah tertentu.
 Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang hal
yang penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang dilakukan oleh
setiap individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik umumnya ditujukan
untuk mobilisasi massa.
 Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau publik

2.3 BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI


Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara
verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya
dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang
pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi
verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang
komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi sehari-
hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah
lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih
banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara

6
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan
hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Dalam prosesnya, komunikasi itu terbagai dalam dua macam komunikasi,
yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan
aktif antara komunikator dengan komunikan sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga
terjadi timbal balik di antara keduanya.
Sedangkan komunikasi pasif terjadi ketika komunikator menyampaikan informasi
atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan
tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.

2.4 FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI

Fungsi:

1 Mengubah sikap (Attitude change)

2. Mengubah pendapat (Opinion change)

3. Mengubah perilaku (Behavior change)

4. Mengubah sosial (Social change)

Tujuan Komunikasi

Secara umum tujuan komunikasi sebagai berikut.

a. Menyampaikan ide/informasi/berita

Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain, tujuan utamanya adalah
sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide kita kepada
lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam

7
pikiran komunikator dan komunikan.

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi perawat


kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien, menyampaikan diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, prosedur tindakan, atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah
dilakukan.

b. Memengaruhi orang lain

Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari ataupun tidak
kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi
untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan
melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat
kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara
antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada
dirinya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi perawat
kepada pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan serta melakukan
budaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.

c. Mengubah perilaku orang lain


Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan
seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita menginginkan.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi yang
dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien yang tidak
baik atau bertentangan dengan kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang
mendukung kesehatannya.

d. Memberikan pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan tujuan


memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen
dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain. Komunikasi ini
dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan) memperoleh/mencapai tingkat

8
pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi yang
dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada
pasien tentang pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang
pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain
yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.

e. Memahami (ide) orang lain

Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator dan
komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk
memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.

2.5 PRINSIP DASAR PROSES KOMUNIKASI

Secara linier, proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau
komponen sebagai berikut.
1. Sumber/pengiriman pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau
suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.

2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar,
angka, gestura.
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan
(misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam
konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/
institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.

Di samping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model S-M-C-
R atau Source-Message-Channel-Receiver), ada tiga elemen atau faktor Iainnya yang
juga penting dalam proses komunikasi, yakni:
1. Akibat/dampak/ hasil yang terjadi pada pihak penerima/ komunikan.

9
2. Umpan-balik/feedback, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/- komunikan atas
pesan yang diterimanya.
3. Noise (gangguan), yakni faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.

Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber disebut sebagai


umpan-balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan
tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan
baru. Demikianlah proses ini terus berlanjut secara sirkuler, di mana kedudukan sebagai
sumber dan penerima berlaku secara bergantian.

Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan
berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest (pertautan minat dan kepentingan)
di antara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of interest dituntut
adanya persamaan (dalam tingkat yang relatif) dalam hal “kerangka referensi” (frame of
reference) dan kedua pelaku komunikasi (sumber, penerima). Yang dimaksud dengan
kerangka referensi di sini, antara lain menunjukkan pada tingkat pendidikan,
pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan, orientasi. Semakin besar tingkat
persamaan dalam hal kerangka referensi, semakin besar pula overlaping of interest, dan
ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.

2.6 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada
suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut
sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah

10
(komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus.

3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang
melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara
dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan
(apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan
detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan
mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang


dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan
dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu
dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan


jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat.
Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan
membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan
membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang
dalam melakukan proses komunikasi.

7. Komunikasi itu bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti

11
lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi
bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan
yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama
untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap
simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu
diterima dan dimengerti.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah


komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima
informasi diantara pihak - pihak yang melakukan komunikasi.

11. komunikasi bersifat irreversible

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol


sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti
orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain
tersebut.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Prinsip-prinsip umum komunikasi dalam praktik keperawatan

12
1. Komunikasi dalam praktik keperawatan merupakan proses
Maksudnya adalah adanya(kegiatan) terus menerus,yang bergerak,bersifat
dinamis,dan aktif. Misalnya pergantian shift kerja dari perawat satu ke perawat lain
dengan memberikan informasi mengenai kondisi dan penatalaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien penderita diabetes. Jika pesan komunikasi perawat
(komunikator) akan ditindaklanjuti oleh perawat berikutnya,maka perawat ini
memberikan respons(umpan balik)yang positif atas isi komunikasi tersebut,begitu juga
sebaliknya.
2. Komunikasi dalam praktik keperawatan merupakan simbolik
Dalam komunikasi keperawatan ,baik pernyataan keperawatan yang bersifat teoritis
ataupun tindakan praktis yang dinyatakan ke dalam symbol atau tulisan tertentu yang
berisikan rumusan,prosedur kerja atau instruksi kerja dalam asuhan keperawatan
,gambar,ilustrasi,atau pernyataan lisan dari ahli,dan sebagainya .
3. Komumikasi dalam praktik keperawatan sebagai sistem
Dalam kaitannya dengan komunikasi,maka sistem diartikan sebagai seperangkat
komponen yang berupaya saling mempengaruhi,mengontrol,atau tergantung satu
dengan yang lainnya yang melibatkan beberapa aturan berkomunikasi.
4. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai aksi
Komunikasi tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan apabila tidak memiliki
aksi baik dalam bentuk tulisan,lisan,atau pernyataan nonverbal (seperti : gerakan
kinetic,bahasa tubuh,dan ekspresi wajah). Jika pasien menunjukkan aksi sesuai dengan
apa yang diperintahkan perawat maka hal ini menunjukkan bahwa pasien telah
melakukan aksi positif terhadap pesan komunikasi.
5. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai aktivitas social
Aktivitas perawat dengan pasien dalam suatu organisasi rumah sakit baik itu
aktivitas sederhana maupun kompleks dipastikan akan dicapai komunikasi. Komunikasi
sebagai aktivitas social tidak hanya sebagai jembatan untuk menetukan dan memilih
tindakan,tetapi juga sebagai pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.
6. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai multidimensional
Jika komunikasi ditinjau dari perspektif multidimensional,maka ada dua tingkatan
yang dapat diidentifikasi ,yakni dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi

13
menunjuk pada kata-kata,bahasa atau informasi yang dibawa oleh pesan sedangkan
dimensi hubungan menunjukkan interaksi social( proses mempengaruhi dan
dipengaruhi) dari peserta komunikasi.

2.7 TINGKATAN KOMUNIKASI

a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)

Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator


atau lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Misalnya anda bertanya kepada diri
sendiri, “Dalam situasi seperti ini apa yang harus saya lakukan?“ Dalam komunikasi
intrapribadi, anda bertindak sebagai komunikator dan komunikan sekaligus.
Komunikasi intrapribadi merupakan dasar komunikasi antarpribadi. Ketika berbicara
dengan orang lain, sesungguhnya anda telah merampungkan suatu proses
berkomunikasi dengan diri sendiri, “apa yang ingin saya tanyakan? Pesan apa yang
ingin saya sampaikan? Bagaimana sebaiknya cara menyampaikan? Proses ini
berlangsung dengan cepat, nyaris tidak disadari lagi, kecuali pertama kali kita belajar
berbicara atau pertama kali menggunakan bahasa asing yang belum terlalu dikuasai.

b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi Antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan


satu komunikan (komunikasi diadik dua orang) atau satu komunikator dengan dua
komunikan (komunikasi triadik tiga orang). Lebih dari tiga orang biasanya disebut
komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara tatapmuka
atau menggunakan menjadi komunikasi antarpribadi (nonmedia massa), seperti telepon.
Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relative cukup mengenal komunikan, dan
sebaliknya, pesan dikirim dan diterima secara simultan dan spontan, relative kurang
terstruktur. Demikian pula halnya dengan umpan balik yang dapat diterima dengan
segera. Dalam tataran komunikasi antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler,
peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karena dikatakan bahwa
keduanya komunikator dan komunikan relative setara.

14
c. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap
komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komuniksai kelompok saja. Sedangkan
komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia
pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya tidak ditentukan
secara matematis.

d. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik (Public Communication) adalah komunikasi antara seorang


pembicara dengan sejumlah besar orang, yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering disebut juga pidato, ceramah, atau kuliah umum. Tabligh
akbar yang sering disampaikan oleh KH, Zaenduddin MZ, Aa Gym, Ustadz Yusuf
Mansur adalah contoh komunikasi publik. Beberapa pakar komunikasi menggunakan
istilah komunikasi kelomopok besar (large group comunication) untuk komunikasi ini.
Komunikasi public biasanya berlangsung secara formal dan lebih sulit dari pada
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok, karena komunikasi public
menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi
sejumlah besar orang. Ciri-ciri komunikasi public adalah :

1. Terjadi ditempat umum (Publik). Misalnya: di Auditorium, kelas, mesjid,

gereja, atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang.

2. Merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan

3. Terdapat agenda. Beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi- fungsi


khusus, seperti memperkenalkan pembicara, orang yang membuka acara dan
sebagainya.

4. Acara disampaikan oleh pembicara

Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,


memberikan penghormatan, atau membujuk.

15
e. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)

Komunikasi Organisasi (Organizational Communication) terjadi di dalam


organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal maupun informal dan berlangsung
dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu,
organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok- kelompok. Komunikasi
organisasi sering kali melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi public.
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi
ke atas, komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi
informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat,
juga termasuk selentingan dan gosip.

f. Komunikasi Massa (Massa Communication)

Komunikasi massa (massa communication) merupakan Komunikasi yang


melibatkan banyak orang. Ada sebagian ahli mengungkapkan bahwa komunikasi massa
merupakan komunikasi melibatkan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau
elektronik (radio, televisi), berbiaya relative mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga,
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. Namun
ada juga yang berpendapat bahwa tidak harus menggunakan media massa. Namun
pemanfaatan media massa sangat membantu memperluas jangkauan atau wilayah dan
mempercepat penyebaran informasi sampai kesasaran yang berbeda geografis, kelas
sosial maupun kultur.

2.8 KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

1. Komunikasi adalah suatu proses


Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau
sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan

16
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta
sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis


Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambang-lambang

5. Komunikasi bersifat transaksional


Komunikasi pada dasarnya menurut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima.

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu


Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi
tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.

2.9 JENIS-JENIS KOMUNIKASI

2.9.1 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan


maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Melalui kata-kata, komunikator mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,
atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannnya,
saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat.
a) Unsur Komunikasi Verbal
1.Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang

17
mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak
ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang (Hardjana 2003:23-24).
Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated
form of communication). Sering kali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap
makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-Kata yang kita gunakan
adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat
intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi tersebut.
2.Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna.
Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa lisan,
tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk
mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar sesama dan
menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi
merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan
pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan
tentang arti kata atau gabungan kata-kata. Kita mengenal semantik yaitu ; ilmu
mengenai makna kata-kata, yang man didefinisikan oleh R. Brown bahwa makna
adalah kecendrungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu
bentuk bahasa. Makna kata itu sendiri di klasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu :

 Makna Denotif : makna yang sebenarrya (faktual) dan bersifat publik


 Makna Konotatif : makna yang subjektif dan bersifat emosional

Kedua makna ini menjadi lebih rumit bila kita mempertimbangkan budaya yang
berbeda.

b) Pengaruh Kata Terhadap Tindakan

18
Semua komunikasi dapat dilihat dalam proses pertukaran pesan dari pembicara
kepada pendengar. Yang menentukan adalah teramati yang lainnya, verbal tidak
teramati. Kadang-kadang pernyataan seperti ini mengundang kesulitan dimana terjadi
suatu kebingungan untuk menarik suatu kesimpulan atas suatu fakta.

Dapat disimpulkan pernyataan factual bersifat tetap, tidak dapat berubah, polanya
berdasarkan fakta yang tidak dapat dirubah atau dirombak lagi. Sedangkan pernyataan
inferensial dalam ungkapan yang verbal baik lisan maupun tulisan merupakan sesuatu
pernyataan yang bersifat sementara. Adapun masalah-masalah yang timbul dari hal ini
sebagai berikut:
1. Kesemuaan Masalah allness atau kesemuaan merupakan masalah dimana
manusia menghadapi pelbagai masalah di dunia ini, kompleksitas masalah yang tinggi
menyebabkan seseorang tidak dapat dikatakan bahwa mengetahui segala hal. Seseorang
dikatakan dapat mengetahui, mengenal seseorang yang lain tetapi tidak semua hal
mengenai diri orang itu
2. Evaluasi yang statis Contoh paling nyata dari evaluasi yang bersifat statis dapat
dilihat dalam komunikasi verbal bahasa Inggris. Untuk mengevaluasi suatu konsep
yang berkaitan lansung dengan sebuah obyek maka dalam bahasa Inggris sifat statis
lansung terlihat dalam perubahaan waktu (tense). Hal ini tidak terlihat dalam bahasa
Indonesia, waktu dalam bahasa Inggris menentukan pengelompokkan suatu makna
kalimat yang ada hubungannya dengan masa lalu. sekarang, dan yang akan datang.
Karena sistem kata kerja dalam bahasa Inggris harus dibentuk dengan cara yang sama
sekali tidak boleh tidak memperhatikan waktu
3. Sikap indiskriminasi De Vito (1978) mengemukakan secara ilmiah pada kita
bahwa semua yang dilihat dibumi imi semua sama saja. Padahal segala seuatu
mempunyai keunikan yang belum tentu disukai semua orang. Beberapa kata bernda
diubah bentuknya mengandung arti yang lain . Pengelompokan kata benda berdasarkan
sifat-sifat tertentu.

2.9.2 Komunikasi Nonverbal

19
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap
dan selalu ada. Komunikasi nonverbal biasanya bersifat spontan dan lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau disampaikan. Termasuk pada komunikasi non verbal
seperti penampilan fisikm sikap tubuh, cara berjalan, ekspresi wajah, dan sentuhan.

a) Bentuk Komunikasi nonverbal


 Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan
nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.Alma I Smith,
seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory mengemukakan bahwa
berbagai perasaan yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah kasih
sayang(mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.
 Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian.
Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini termasuk
bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat
dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan
identitas perusahaan tersebut.
 Kronemik
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and
interactions.(Wood.2007). Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal
yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya
dalam konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita
mampu menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
 Gerakan Tubuh(Kinestetik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa.

20
Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu:
a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam
pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya ,
menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.
b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk
menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya
dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika
mengatakan seseorang gemuk/kurus.
c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan
perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat,
semangat dan kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar
atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal.
d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untukmengatur , memantau,
memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain.Regulator terikat dengan
kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang
berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata.
e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik
dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa
disengaja.
 Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasukjuga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain.
 Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
 Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu
cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
b) Menafsirkan Pesan nonverbal

21
Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-
kata.Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter,(2004) komunikasi non verbal
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,
yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim maupun penerima; jadi definisi ini
mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa
menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Klasifikasi Pesan nonverbal
1. Kinerstik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti.
Pesan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
a) Pesan Faisal
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Leathers
1976 menyimpulkan penelitian tentang wajah sebagai berikut:
(a). Wajah mengkomunikasikan penilaian tentang ekspresi senang dan tak senang
yang menunjukkan komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk.
(b) Wajah mengkomunikasikan minat seseorang kepada orang lain atau
lingkungan.
(c) Mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi.
(d) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan
sendiri
(e) Wajah barang kali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian
b) Pesan Gestural
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagaian badan seperti mata dan tangan
untuk mengkomunikasikan berbagai makna, menurut Galloway, pesan ini berfungsi
untuk mengungkapkan:
(a)Mendorong atau membatasi
(b)Menyesuaikan atau mempertentangkan
(c)Responsiveatau non responsive
(d)Perasaan positif atau negatif

22
(e)Memperhatikan atau tidak memperhatikan
(f)Melancarkan atau tidak reseptif
(g)Menyetujui atau menolak
c) Pesan Postural
Pesan postural, berkitan dengan seluruh anggota badan, (Mehrabian dalam Kuhnke,
2007) menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postural:Immediacy,
Merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang ain. Postur
tubuh yang condong kearah lawan bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian
positif.Power, Mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator.
Responsiveness, Individu mengkomunikasikannya bila ia bereaksi secara emosional
pada lingkungannya baik positif maupun negatif.
2. Proksemik
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Dengan
mengatur jarak, mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Semakin dekat
jaraknya, semakin akrab.
3. Arifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan body image, pakaian, kosmetik, dan
lain-lain. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang
berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang
lain sepatutnya memperlakukan kita.
4. Paralinguistik
Adalah pesan Non Verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan
verbal. Pesan yang penting harus ditekankan : Intonasi, Artikulasi , Volume
(Tinggi/Rendahnya suara) dan Ritme.
5. Pesan Sentuhan
Biasanya melalui sentuhan, melalui sensivitas kulit. Seperti halnya orang yang
marah ia akan mencubit keras, ungkapan kasih sayang, keakraban dan lain-lain. Smith
melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan perasaan dan yang paling biasa
dikomunikasikan sentuhan ada lima: tanpa perhatian, kasih sayang, takut, marah, dan
bercanda.
6. Pesan Olfaksi

23
Merupakan pesan non verbal melalui penciuman hidung yang merasakan bau-
bauan yang telah di kenalnya seperti bau minyak wangi, bau bawang, makanan dan
lain-lain. Bahkan seorang dapat mengenali bau minyak wangi yang sering dipakai oleh
orang terdekatnya.

2.10 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi:

1. Menurut Scoot M Cultip yaitu, diantaranya:

 Kredibilitas, merupakan hubungan saling percaya antara komunikator dan


kamunikan.
 Konteks, merupakan kondisi dan situasi dimana komunikasi berlangsung.
 Konten, merupakan isi pesan yang disampaikan dari komunikator kepada
komunikan.
 Kejelasan, kejelasan dari isi pesan yang disampaikan komunikator sangatlah
penting agar dapat dipahami oleh komunikan.
 Kesinambungan dan Konsistensi.
 Kemampuan komunikan dalam menerima isi pesan dari komunikator.
 Saluran Distribusi, berkaitan dengan sarana atau media penyampaian.

2. Menurut Potter dan Perry

 Perkembangan, berkaitan dengan perkembangan usia komunikan dan


perkembangan bahasa yang dipahaminya.
 Persepsi, merupakan pandangan pribadi seseorang mengenai sesuatu yang
dibentuk dari harapan dan pengalamannya.
 Nilai, merupakan standar yang dimiliki seseorang yang akan mempengaruhi
prilakunya terhadap sesuatu.
 Latar Belakang Sosial dan Budaya
 Emosi, merupakan perasaan subjektif komunikator dalam mengkaji emosi
komunikan dan juga dirinya sendiri agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.

24
 Penetahuan, tingkat pengetahuan komunikan sangat mempengaruhi responnya
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
 Peran dalam hubungan antara komunikator dengan komunikan akan
mempengaruhi gaya/cara berkomunikasi.
 Lingkungan.
 Jenis Kelamin.
 Jarak.
 Citra Diri.
 Kondisi Fisik, cara berkomunikasi dengan orang yang normal tentu saja
berbeda dengan orang yang berkebutuhan khusus.

2.11 HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

1. Hambatan dari Proses Komunikasi

• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.

• Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media


komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.

• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima

• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat


menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak

25
mencari informasi lebih lanjut.

• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak


menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu
atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti


mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima.

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,


misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.

26

Anda mungkin juga menyukai