KERANGKA TEORI
Menurut Haffied Cangara bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi antar
manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik sengaja maupun
tidak dengan sengaja (1998: 19). Namun, bentuk dari komunikasi tersebut tidak terbatas
hanya pada komunikasi
Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami
Menurut Raymond Ross komunikasi adalah proses pemilahan, memilih, dan simbol
pengiriman sedemikian rupa yang membantu penerima menghasilkan respon pesan atau
makna penalaran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Menurut Forsdale (1981) “komunikasi adalah proses oleh sistem yang didirikan,
dipelihara dan diubah melalui sinyal-sinyal yang beroperasi bersama-Menurut aturan”.
1
komunikasi, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi
sosial, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi
pembangunan, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain. Proses
komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message,
encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect.
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa
2
pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka
komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang
diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang
dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi.
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator
harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan
agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut
dengan encoder.
3
media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat
menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan.
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika
dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan
disebut dengan decoder.
4
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita
dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat
berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana
kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau
elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita
lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita
berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya
kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
5
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun
pendapat mayoritas.
Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan dapat
berupa sikap atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan
tentang masalah tertentu.
Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang hal
yang penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang dilakukan oleh
setiap individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik umumnya ditujukan
untuk mobilisasi massa.
Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau publik
6
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan
hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Dalam prosesnya, komunikasi itu terbagai dalam dua macam komunikasi,
yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan
aktif antara komunikator dengan komunikan sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga
terjadi timbal balik di antara keduanya.
Sedangkan komunikasi pasif terjadi ketika komunikator menyampaikan informasi
atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan
tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.
Fungsi:
Tujuan Komunikasi
a. Menyampaikan ide/informasi/berita
Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain, tujuan utamanya adalah
sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide kita kepada
lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam
7
pikiran komunikator dan komunikan.
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari ataupun tidak
kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi
untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan
melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat
kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara
antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada
dirinya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi perawat
kepada pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan serta melakukan
budaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.
d. Memberikan pendidikan
8
pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi yang
dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada
pasien tentang pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang
pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain
yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator dan
komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk
memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.
Secara linier, proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau
komponen sebagai berikut.
1. Sumber/pengiriman pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau
suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar,
angka, gestura.
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan
(misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam
konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/
institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
Di samping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model S-M-C-
R atau Source-Message-Channel-Receiver), ada tiga elemen atau faktor Iainnya yang
juga penting dalam proses komunikasi, yakni:
1. Akibat/dampak/ hasil yang terjadi pada pihak penerima/ komunikan.
9
2. Umpan-balik/feedback, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/- komunikan atas
pesan yang diterimanya.
3. Noise (gangguan), yakni faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.
Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan
berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest (pertautan minat dan kepentingan)
di antara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of interest dituntut
adanya persamaan (dalam tingkat yang relatif) dalam hal “kerangka referensi” (frame of
reference) dan kedua pelaku komunikasi (sumber, penerima). Yang dimaksud dengan
kerangka referensi di sini, antara lain menunjukkan pada tingkat pendidikan,
pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan, orientasi. Semakin besar tingkat
persamaan dalam hal kerangka referensi, semakin besar pula overlaping of interest, dan
ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada
suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut
sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah
10
(komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang
melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara
dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan
(apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan
detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan
mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti
11
lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi
bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan
yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama
untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap
simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu
diterima dan dimengerti.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah.
12
1. Komunikasi dalam praktik keperawatan merupakan proses
Maksudnya adalah adanya(kegiatan) terus menerus,yang bergerak,bersifat
dinamis,dan aktif. Misalnya pergantian shift kerja dari perawat satu ke perawat lain
dengan memberikan informasi mengenai kondisi dan penatalaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien penderita diabetes. Jika pesan komunikasi perawat
(komunikator) akan ditindaklanjuti oleh perawat berikutnya,maka perawat ini
memberikan respons(umpan balik)yang positif atas isi komunikasi tersebut,begitu juga
sebaliknya.
2. Komunikasi dalam praktik keperawatan merupakan simbolik
Dalam komunikasi keperawatan ,baik pernyataan keperawatan yang bersifat teoritis
ataupun tindakan praktis yang dinyatakan ke dalam symbol atau tulisan tertentu yang
berisikan rumusan,prosedur kerja atau instruksi kerja dalam asuhan keperawatan
,gambar,ilustrasi,atau pernyataan lisan dari ahli,dan sebagainya .
3. Komumikasi dalam praktik keperawatan sebagai sistem
Dalam kaitannya dengan komunikasi,maka sistem diartikan sebagai seperangkat
komponen yang berupaya saling mempengaruhi,mengontrol,atau tergantung satu
dengan yang lainnya yang melibatkan beberapa aturan berkomunikasi.
4. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai aksi
Komunikasi tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan apabila tidak memiliki
aksi baik dalam bentuk tulisan,lisan,atau pernyataan nonverbal (seperti : gerakan
kinetic,bahasa tubuh,dan ekspresi wajah). Jika pasien menunjukkan aksi sesuai dengan
apa yang diperintahkan perawat maka hal ini menunjukkan bahwa pasien telah
melakukan aksi positif terhadap pesan komunikasi.
5. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai aktivitas social
Aktivitas perawat dengan pasien dalam suatu organisasi rumah sakit baik itu
aktivitas sederhana maupun kompleks dipastikan akan dicapai komunikasi. Komunikasi
sebagai aktivitas social tidak hanya sebagai jembatan untuk menetukan dan memilih
tindakan,tetapi juga sebagai pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.
6. Komunikasi dalam praktik keperawatan sebagai multidimensional
Jika komunikasi ditinjau dari perspektif multidimensional,maka ada dua tingkatan
yang dapat diidentifikasi ,yakni dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi
13
menunjuk pada kata-kata,bahasa atau informasi yang dibawa oleh pesan sedangkan
dimensi hubungan menunjukkan interaksi social( proses mempengaruhi dan
dipengaruhi) dari peserta komunikasi.
14
c. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap
komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komuniksai kelompok saja. Sedangkan
komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia
pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya tidak ditentukan
secara matematis.
15
e. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
16
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta
sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
17
mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak
ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang (Hardjana 2003:23-24).
Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated
form of communication). Sering kali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap
makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-Kata yang kita gunakan
adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat
intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi tersebut.
2.Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna.
Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa lisan,
tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk
mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar sesama dan
menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi
merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan
pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan
tentang arti kata atau gabungan kata-kata. Kita mengenal semantik yaitu ; ilmu
mengenai makna kata-kata, yang man didefinisikan oleh R. Brown bahwa makna
adalah kecendrungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu
bentuk bahasa. Makna kata itu sendiri di klasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu :
Kedua makna ini menjadi lebih rumit bila kita mempertimbangkan budaya yang
berbeda.
18
Semua komunikasi dapat dilihat dalam proses pertukaran pesan dari pembicara
kepada pendengar. Yang menentukan adalah teramati yang lainnya, verbal tidak
teramati. Kadang-kadang pernyataan seperti ini mengundang kesulitan dimana terjadi
suatu kebingungan untuk menarik suatu kesimpulan atas suatu fakta.
Dapat disimpulkan pernyataan factual bersifat tetap, tidak dapat berubah, polanya
berdasarkan fakta yang tidak dapat dirubah atau dirombak lagi. Sedangkan pernyataan
inferensial dalam ungkapan yang verbal baik lisan maupun tulisan merupakan sesuatu
pernyataan yang bersifat sementara. Adapun masalah-masalah yang timbul dari hal ini
sebagai berikut:
1. Kesemuaan Masalah allness atau kesemuaan merupakan masalah dimana
manusia menghadapi pelbagai masalah di dunia ini, kompleksitas masalah yang tinggi
menyebabkan seseorang tidak dapat dikatakan bahwa mengetahui segala hal. Seseorang
dikatakan dapat mengetahui, mengenal seseorang yang lain tetapi tidak semua hal
mengenai diri orang itu
2. Evaluasi yang statis Contoh paling nyata dari evaluasi yang bersifat statis dapat
dilihat dalam komunikasi verbal bahasa Inggris. Untuk mengevaluasi suatu konsep
yang berkaitan lansung dengan sebuah obyek maka dalam bahasa Inggris sifat statis
lansung terlihat dalam perubahaan waktu (tense). Hal ini tidak terlihat dalam bahasa
Indonesia, waktu dalam bahasa Inggris menentukan pengelompokkan suatu makna
kalimat yang ada hubungannya dengan masa lalu. sekarang, dan yang akan datang.
Karena sistem kata kerja dalam bahasa Inggris harus dibentuk dengan cara yang sama
sekali tidak boleh tidak memperhatikan waktu
3. Sikap indiskriminasi De Vito (1978) mengemukakan secara ilmiah pada kita
bahwa semua yang dilihat dibumi imi semua sama saja. Padahal segala seuatu
mempunyai keunikan yang belum tentu disukai semua orang. Beberapa kata bernda
diubah bentuknya mengandung arti yang lain . Pengelompokan kata benda berdasarkan
sifat-sifat tertentu.
19
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap
dan selalu ada. Komunikasi nonverbal biasanya bersifat spontan dan lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau disampaikan. Termasuk pada komunikasi non verbal
seperti penampilan fisikm sikap tubuh, cara berjalan, ekspresi wajah, dan sentuhan.
20
Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu:
a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam
pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya ,
menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.
b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk
menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya
dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika
mengatakan seseorang gemuk/kurus.
c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan
perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat,
semangat dan kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar
atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal.
d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untukmengatur , memantau,
memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain.Regulator terikat dengan
kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang
berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata.
e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik
dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa
disengaja.
Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasukjuga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain.
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu
cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
b) Menafsirkan Pesan nonverbal
21
Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-
kata.Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter,(2004) komunikasi non verbal
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,
yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim maupun penerima; jadi definisi ini
mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa
menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Klasifikasi Pesan nonverbal
1. Kinerstik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti.
Pesan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
a) Pesan Faisal
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Leathers
1976 menyimpulkan penelitian tentang wajah sebagai berikut:
(a). Wajah mengkomunikasikan penilaian tentang ekspresi senang dan tak senang
yang menunjukkan komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk.
(b) Wajah mengkomunikasikan minat seseorang kepada orang lain atau
lingkungan.
(c) Mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi.
(d) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan
sendiri
(e) Wajah barang kali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian
b) Pesan Gestural
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagaian badan seperti mata dan tangan
untuk mengkomunikasikan berbagai makna, menurut Galloway, pesan ini berfungsi
untuk mengungkapkan:
(a)Mendorong atau membatasi
(b)Menyesuaikan atau mempertentangkan
(c)Responsiveatau non responsive
(d)Perasaan positif atau negatif
22
(e)Memperhatikan atau tidak memperhatikan
(f)Melancarkan atau tidak reseptif
(g)Menyetujui atau menolak
c) Pesan Postural
Pesan postural, berkitan dengan seluruh anggota badan, (Mehrabian dalam Kuhnke,
2007) menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postural:Immediacy,
Merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang ain. Postur
tubuh yang condong kearah lawan bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian
positif.Power, Mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator.
Responsiveness, Individu mengkomunikasikannya bila ia bereaksi secara emosional
pada lingkungannya baik positif maupun negatif.
2. Proksemik
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Dengan
mengatur jarak, mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Semakin dekat
jaraknya, semakin akrab.
3. Arifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan body image, pakaian, kosmetik, dan
lain-lain. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang
berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang
lain sepatutnya memperlakukan kita.
4. Paralinguistik
Adalah pesan Non Verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan
verbal. Pesan yang penting harus ditekankan : Intonasi, Artikulasi , Volume
(Tinggi/Rendahnya suara) dan Ritme.
5. Pesan Sentuhan
Biasanya melalui sentuhan, melalui sensivitas kulit. Seperti halnya orang yang
marah ia akan mencubit keras, ungkapan kasih sayang, keakraban dan lain-lain. Smith
melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan perasaan dan yang paling biasa
dikomunikasikan sentuhan ada lima: tanpa perhatian, kasih sayang, takut, marah, dan
bercanda.
6. Pesan Olfaksi
23
Merupakan pesan non verbal melalui penciuman hidung yang merasakan bau-
bauan yang telah di kenalnya seperti bau minyak wangi, bau bawang, makanan dan
lain-lain. Bahkan seorang dapat mengenali bau minyak wangi yang sering dipakai oleh
orang terdekatnya.
24
Penetahuan, tingkat pengetahuan komunikan sangat mempengaruhi responnya
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Peran dalam hubungan antara komunikator dengan komunikan akan
mempengaruhi gaya/cara berkomunikasi.
Lingkungan.
Jenis Kelamin.
Jarak.
Citra Diri.
Kondisi Fisik, cara berkomunikasi dengan orang yang normal tentu saja
berbeda dengan orang yang berkebutuhan khusus.
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
25
mencari informasi lebih lanjut.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
4. Hambatan Psikologis
26