Anda di halaman 1dari 7

A.

KOMUNIKASI SECARA UMUM


Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dan bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah tangga,
di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak ada
manusia.yang.tidak.akan.terlibat.dalam.komunikasi.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to
common).  Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-
sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi
kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga
ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian
kawin pada ikan. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan,
gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif transaktif,
komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan. Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan.sama.oleh.penerima.pesan.tersebut.

B. KOMUNIKASI MENURUT PARA AHLI


Menurut Achmad S. Ruky, Komunikasi adalah proses pemindahan dan pertukaran pesan
yang dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kpd org
lain, utk mempengaruhi dan/atau mengubah informasi dan tingkah laku orang yang menerima
pesan.
Menurut DRS. Agus M. Hardjana, Komunikasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan
dimana seseorang menyampaikan pesan dari media tertentu kepada orang lain dan sesudah
menerima pesan serta memahami sejauh kemampuan, penerimaan pesan menyampaikan
tanggapan melalui media tertyentu pula kepada orang yang menyampaukan pesan itu
kepadanya.
William F Glueck Menurut, definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk,
yaitu: Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling bertukar
informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di dalam suatu
kelompok kecil manusia. Komunikasi Dalam Organisasi (Organization Communications),
yaitu proses di mana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan
pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan juga kepada orang-orang dan
lembaga-lembaga di luar organisasi namun masih terkait dengan.organisasi.tersebut.
C. KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
Proses komunikasi ialah kombinasi yang terjadi dari berbagai tahap komunikasi yang
masing-masing memiliki hambatan komunikasi untuk mencapai komunikasi yang lebih
efektif. Proses komunikasi serta komponen yang hadir untuk menunjang proses tersebut,
telah dijelaskan oleh para ahli melalui berbagai macam model komunikasi.
Model komunikasi sendiri adalah grafis yang telah dirancang untuk dapat menjelaskan cara
kerja dari berbagai variabel yang hadir dalam proses komunikasi tersebut. Beberapa model
komunikasi seperti model klasik dari aristoteles, Lassweel hingga Berlo pun telah
menjelaskah mengenai komponen dalam komunikasi yang menjadi unsur pendukung.
Sesuai dengan pendapat dari para ahli, proses komunikasi dapat berjalan karena selalu
melibatkan beberapa komponen maupun tahapan. Berikut penjelasan dari komponen-
komponen komunikasi tersebut.

1) Komunikator atau pengirim pesan 


komponen komunikator ini memiliki peranan penting untuk menunjang
terjadinya proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini tidak
ada, maka tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut. Dan berikut beberapa
syarat agar komunikasi tidak gagal.
 Individu yang terlibat dalam komunikasi perlu mengenali siapa yang menjadi
komunikator atau penerima pesan serta khalayak sasaran.
 Pesan yang akan dikirimkan oleh komunikator harus jelas dan tidak ambigu.
 Individu yang terlibat dalam proses komunikasi, perlu memahami alasan
komunikator mengirimkan pesan kepada penerima pesan atau khalayak sasaran.
 Apa hasil yang diharapkan oleh komunikator sebagai pengirim pesan.

Contoh: Penyiar Televisi,Penyiar Radio,Jurnalis Berita,Guru,dll.

Jika syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi maka komunikasi rentan gagal.

2) Encoding
Komponen komunikasi selanjutnya adalah encoding. Encoding merupakan proses
untuk mengambil pesan serta mengirimkan pesan dalam sebuah bentuk yang dapat
dibagi-bagi dengan pihak lainnya. Informasi yang disampaikan harus dipersiapkan
dengan baik serta mampu di encode.

Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus
memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar
dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut
dengan encoder.

Contoh: Berbicara (Menulis)


3) Message atau pesan
Merupakan komponen yang akan disampaikan oleh komunikator kepada
penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh komunikator dapat berupa pesan yang
sifatnya verbal atau pesan yang sifatnya non verbal.
Agar pesan mampu sampai ke penerima dengan efektif, maka komunikator haru
memahami sifat maupun profil, kebutuhan dari khalayak sasaran, harapan hingga
kemungkinan respon yang adakan diberikan oleh penerima pesan pada pesan yang
dikirimkan oleh komunikator.
Mengetahui profil dan kebutuhan dari penerima pesan sangat penting, terutama
apabila proses komunikasi berjalan tatap muka. Komponen pesan dalam proses
komunikasi adalah alasan komunikas tersebut berlangsung. Apabila pesan yang
disampaikan oleh komunikator tidak dikemas dengan baik, maka artinya
komunikator belum siap untuk memulai proses komunikasi pada penerima pesan.
4) Media atau (channel)
Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita
gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu
kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan.
Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang
diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal.
Dalam komunikasi yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar
merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain.
5) Decoding

Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima


pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk melakukan
decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara menyeluruh,
mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.

Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima
pesan disebut dengan decoder.

Contoh:Mendengar(membaca)

6) Komunikan
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikan/penerima pesan. Ketika
komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan
pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat
dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Komunikan sering juga disebut pendengar, penerima, pembaca, pemirsa, khalayak,
atau decoder. Sama halnya dengan komunikator, komunikan bisa berupa
perseorangan, kelompok, maupun organisasi
7) Feed back atau balasan

Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan,
kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap
muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh
dan memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi
secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui
respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.

Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi.
Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita
dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.

Feedback sendiri dikelompokkan dalam dua kategori, yatu:

Feedback negatif

Feedback negatif adalah tanggapan yang karakternya cenderung menolak pesan yang
diberikan. Misalnya bersikap menghiraukan, gelengan kepala, dan lainnya.

Feedback positif

Sedangkan Feedback positif merupakan kebalikan dari feedback negatif yaitu


tanggapan yang sifanya cenderung setuju terhadap pesan yang diberikan. Seperti
contoh senyuman,anggukan kepala atau respon positif lainnya.

8) Konteks
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana
kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur
atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang
kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika
kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan
gaya kita berkomunikasi.
9) Noise
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses encode atau
decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam proses komunikasi
dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau perilaku yang tidak
biasa.Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa gangguan mental,
gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses komunikasi, gangguan
dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses penerimaan,
penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10) Effect
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta
tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui
kegagalan.

D. PRINSIP-PRINSIP DALAM KOMUNIKASI

Prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh mengenai definisi atau
hakikat komunikasi. Prinsip tersebut dijadikan dasar dalam berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tertulis. Menurut Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki dalam buku Pengantar
Ilmu Komunikasi (2017), prinsip komunikasi adalah dasar atau asas pikiran untuk membahas
komunikasi. Tiap pakar komunikasi punya istilah berbeda untuk menggambarkan prinsip
komunikasi. Contohnya William B. Gudykunst dan Young Kim mengistilahkannya sebagai
asumsi komunikasi. Sementara, beberapa pakar komunikasi di Indonesia, seperti Hafied
Cangara memberinya istilah dimensi komunikasi. Sedangkan Deddy Mulyana menyebutnya
sebagai prinsip komunikasi.

1) Prinsip 1: Komunikasi adalah proses simbolik Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar (2010) karya Deddy Mulyana, komunikasi merupakan proses
penyampaian dan pertukaran simbol, lambang, tanda, atau gambar dari komunikator
kepada komunikan. Karena simbol atau lambang digunakan untuk menunjukkan suatu
hal berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.

2) Prinsip 2: Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Artinya setiap bentuk


komunikasi nonverbal, yakni perilaku manusia, bisa dimaknai sebagai stimulus bagi
orang lain. Perilaku manusia, seperti gerak-gerik tubuh dan raut wajah bisa ditafsirkan
oleh orang lain, walaupun sebenarnya orang tersebut sedang tidak ingin
berkomunikasi.

3) Prinsip 3: Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan Prinsip komunikasi
ini menjelaskan bahwa tiap pesan komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.
Dimensi isi dilihat dari isi pesannya. Sedangkan dimensi hubungan terlihat dari cara
seseorang mengatakan pesannya.

4) Prinsip 4: Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Artinya


komunikasi bisa terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali, hingga
bentuk komunikasi yang sudah direncanakan dan disadari. Kesengajaan bukan syarat
terjadinya komunikasi, meskipun seseorang tidak berniat menyampaikan pesan.
Namun, perilaku orang tersebut bisa ditafsirkan orang lain.
5) Prinsip 5: Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Pesan yang dikirim
komunikator, baik secara verbal maupun nonverbal, disesuaikan dengan konteks
tempat, ruang, dan waktu. Tempat berarti di mana proses terjadinya komunikasi. Fisik
dan ruang mencakup iklim, suhu, intensitas cahaya, dan lainnya. Sedangkan waktu
menunjukkan kapan pesan komunikasi dikirimkan.

6) Prinsip 6: Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Artinya komunikasi


memerlukan tata krama yang disesuaikan dengan lawan bicaranya. Sehingga sikap
yang akan dilakukan harus diprediksi terlebih dahulu. Adanya prediksi membuat
orang lebih nyaman dan tenang dalam berkomunikasi.

7) Prinsip 7: Komunikasi bersifat sistemik Sistem internal dan eksternal memengaruhi


cara seseorang berkomunikasi. Sistem internal adalah segala hal yang dibawa dalam
berkomunikasi. Sementara, sistem eksternal merupakan situasi lingkungan. Kedua
sistem ini mencakup faktor latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman,
pendidikan, dan lingkungan keluarga.

8) Prinsip 8: Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektif komunikasi


Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa kesamaan latar belakang, seperti suku dan
pendidikan, akan membuat orang lebih mudah berkomunikasi. Karena kedua belah
pihak punya makna yang sama terhadap simbol yang saling dipertukarkan.

9) Prinsip 9: Komunikasi bersifat nonsekuensial Artinya komunikasi melibatkan respon


sebagai bukti bahwa pesan telah dikirimkan, diterima, serta dimengerti. Sehingga
proses komunikasi bersifat nonsekuensial atau dalam artian tidak berlangsung satu
arah.

10) Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional Komunikasi
adalah proses berkelanjutan, yang mana tiap peserta komunikasi saling bergantung
dan memengaruhi satu sama lain. Hal ini terlihat dari proses penyampaian dan
penerimaan pesan.

11) Prinsip 11: Komunikasi bersifat irreversible Tiap orang yang berkomunikasi tidak
bisa mengontrol dampak yang timbul akibat pesan yang dikirimkan. Pesan yang telah
disampaikan, tidak bisa dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya oleh
komunikator.

12) Prinsip 12: Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Prinsip
komunikasi ini menjelaskan bahwa komunikasi bukan satu-satunya solusi pemecahan
masalah. Karena komunikasi hanya salah satu faktor pendukung dalam penyelesaian
masalah.
E. DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/441010/apa-sih-yang-dimaksud-dengan-
komunikasi
https://www.gramedia.com/literasi/komponen-penting-komunikasi/

https://pakarkomunikasi.com/komponen-komponen-komunikasi
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/04/132603969/12-prinsip-komunikasi?page=all

Anda mungkin juga menyukai