01
RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02
BAB I
DEFINISI
1. Pengertian.
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Ruang Lingkup.
a. Komunikasi antar pegawai RS Tk. IV 01.07.02, di setiap unit kerja.
b. Komunikasi kepada pasien.
c. Komunikasi kepada keluarga pasien.
d. Komunikasi kepada masyarakat rumah sakit.
A. Batasan Operasional.
1. Komunikasi adalah sebagai proses dimana seorang individu (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain.
2. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan berdampak
sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
3. Komunikator (sender) adalah orang yang melakukan komunikasi dengan
orang lain untuk mengirimkan suatu pesan/informasi kepada orang lain yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
4. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima pesan/informasi dari
komunikator.
5. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari komunikator ke komunikan.
6. Media (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari
komunikator ke komunikan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
3. Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
BAB III
TATA LAKSANA
3. Tata Laksana Komunikasi.
A. Proses Komunikasi.
2. Faktor komunikator
Terdapat dua faktor penting pada diri komunikator agar komunikasi berjalan
efektif yaitu :
1) Kepercayaan pada komunikator (source credibility)
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan
dapat tidaknya ia dipercaya. Penelitian menunjukkan bahwa
kepercayaan yang besar akan dapat meningkatkan daya perubahan
sikap. Dengan lebih dikenal dan disenanginya komunikator oleh
komunikan maka lebih besar kecenderungan komunikan untuk
merubah sikap sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
2) Daya tarik komunikator (source attractiveness).
Seorang komunikator juga akan mempunyai kemampuan merubah
sikap komunikan dengan menonjolkan atau menampilkan daya
tariknya. Misalnya komunikator menonjolkan kesamaan dirinya
dengan komunikan, bersenda gurau sesuai dengan nilai komunikan,
menggiring komunikan ke arah opini yang sama dan memuaskan
sehingga komunikator meraih simpati komunikan. Kesamaan yang
dapat dibangun seperti kesamaan ideologi dan kesamaan
demografi.
Kemampuan yang tidak kalah penting adalah kemampuan membaca
pikiran / memahami kepentingannya, kebutuhannya, kecakapannya,
pengalamannya, kemampuan berpikirnya, kesulitannya, dan
sebagainya.
5
3. Faktor pesan
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan,
sehingga sama-sama mengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyajikan/menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu untuk memperoleh kebutuhan
sesuai situasi kelompok komunikan dalam memberikan tanggapan
yang dikehendaki.
a. Gangguan (barrier).
Menurut sifatnya, gangguan komunikasi terbagi kedalam dua jenis,
yaitu gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan
mekanik yaitu gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi
atau kegaduhan yang bersifat fisik. Contohnya adalah gangguan
suara ganda (interferensi) pesawat radio, kebisingan kendaraan di
jalan raya. Gangguan semantik yaitu gangguan yang berkaitan
dengan makna dari pesan tersebut, biasanya ditimbulkan saat
penggunaan bahasa. Contohnya secara denotatif semua orang akan
setuju, bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat.
Secara konotatif banyak yang menganggap anjing sebagai binatang
piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan. Tetapi untuk
sebagian lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang
menakutkan dan berbahaya.
b. Kepentingan.
Kepentingan akan membuat orang selektif dalam menerima pesan.
Seseorang yang sedang tersesat di hutan dan beberapa hari tidak
menemukan makanan sedikit pun, dan diberi pilihan berlian dan
makanan, maka seseorang tersebut dipastikan akan memilih
makanan.
6
c. Motivasi Terpendam.
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Motivasi
seseorang berbeda dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat.
Perbedaan motivasi itu yang dapat menjadi hambatan komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi maka semakin besar
pesan akan diterima dengan baik. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang motivasinya tak sesuai
dengan komunikan.
d. Prasangka.
Prasangka merupakan suatu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak memberikan komunikasi. Contohnya prasangka terhadap
suatu ras, agama, pendirian politik, kelompok, pendek kata
perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang
tidak baik.
Contohnya seorang politikus yang di suatu tempat mengemukakan
suatu analisis yang ternyata meleset akan ditanggapi dengan penuh
prasangka apabila ia kembali berpidato di tempat tersebut.
Yah..bena Dikomfirmasik
Jadi isi pesannya ini yah
I Indian V Victor
J Juliet W Warna
K Kilo X X-ray
L Lima Y Yoyo
M Mama Z Zebra
3). Konfirmasi ulang Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi
atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
b. Teknik SBAR
Perawat/dokter jaga akan melaporkan kondisi pasien dengan
sistem SBAR ( Situation – Background – Assessment –
Recomendation )
1) Situasi yaitu: identitas pasien mencakup nama, umur, tempat
dirawat.
Informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien. Keadaan saat ini yang menjadi perhatian
2) Background yaitu: data pendukung dan riwayat pendukung
berkaitan dengan kondisi pasien saat ini termasuk tindakan yang
sudah perawat lakukan..
3) Assesment yaitu: diagnosis pasien dan kemungkinan masalah
yang sedang terjadi pada pasien..
4) Recommendation yaitu: mengusulkan alternative tindakan
yang mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat
ini.
5. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
a. Proses penyampaian hasil pemeriksaan kritis kepada dokter yang
merawat pasien.
b. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil
pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus
dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari satu jam.
c. Dokter atau petugas menyampaikan hasil kritis ke DPJP , bila tidak bisa
di hubungi maka petugas menghubungi dokter / perawat di bagian
terkait.
d. Dokter / petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat nama lengkap,
tanggal dan waktu.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
4. Dokumentasi.
a. Data rekam medis.
b. Data diagnosa.
c. Data penunjang medik (Laboratorium dan Radiologi).
d. Stempel read back.
e. Formulir komunikasi lewat telepon.
Lampiran 1
KODE ALFABET
L Lima Y Yoyo
M Mama Z Zebra