Anda di halaman 1dari 16

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.

01
RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian.

a. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana seorang individu


(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain.
b. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan berdampak sesuai
dengan yang diinginkan komunikator. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan oleh komunikator sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh
komunikan.
c. Komunikasi harus dilaksanakan dengan terencana, terpola, efektif dan sistematis
agar terhindar dari kesalahpahaman yang dapat menimbulkan masalah, seperti
ketidakpuasan pelanggan yang akan mengakibatkan terjadinya permasalahan hukum.
d. Komunikasi dengan pasien ataupun keluarga pasien harus dibangun dengan baik
sesering mungkin agar dapat membantu proses penyembuhan. Keluarga pasien pun
perlu diberi edukasi agar mengetahui hal-hal yang terkait dengan kesehatan sehingga
secara tidak langsung RS Tk. IV 01.07.02, dapat membantu menciptakan masyarakat
yang sehat.
e. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan berdampak efektif, maka seluruh
karyawan di RS Tk. IV 01.07.02, harus memiliki nilai-nilai etika berkomunikasi
diantaranya jujur, terbuka, terpercaya, sopan, transparan, empati, dan memotivasi.
Yang bertujuan memberikan panduan teknis bagi pelaksana serta pimpinan tentang tata
cara berkomunikasi yang efektif di RS Tk. IV 01.07.02, sebagai bahan acuan dalam
mengembangkan sistem pengumpulan data / informasi / pesan sesuai dengan kondisi
masing – masing unit kerja dan menyampaikannya dengan baik kepada komunikan,
menciptakan sistem komunikasi yang cepat, tepat, berkelanjutan, up to date dan dapat
dipercaya agar efektif serta berdampak pada kepuasan pelanggan.
2

BAB II
RUANG LINGKUP

2. Ruang Lingkup.
a. Komunikasi antar pegawai RS Tk. IV 01.07.02, di setiap unit kerja.
b. Komunikasi kepada pasien.
c. Komunikasi kepada keluarga pasien.
d. Komunikasi kepada masyarakat rumah sakit.

A. Batasan Operasional.
1. Komunikasi adalah sebagai proses dimana seorang individu (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain.
2. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan berdampak
sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
3. Komunikator (sender) adalah orang yang melakukan komunikasi dengan
orang lain untuk mengirimkan suatu pesan/informasi kepada orang lain yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
4. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima pesan/informasi dari
komunikator.
5. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari komunikator ke komunikan.
6. Media (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari
komunikator ke komunikan.

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
3. Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

BAB III
TATA LAKSANA
3. Tata Laksana Komunikasi.
A. Proses Komunikasi.

Proses komunikasi secara umum digambarkan sebagai berikut :


3

1. Proses pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain


dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
2. Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik secara
langsung atau tidak langsung.
3. Proses dimana seseorang (komunikator) mengatakan sesuatu (pesan)
kepada seseorang (komunikan), menggunakan saluran tertentu (media) dan
dengan efek tertentu (feedback).
4. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
5. Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua untuk melancarkan komunikasi karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak.

B. Teknik Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) atau perubahan perilaku (behavior
change) atau setidaknya perubahan opini (opinion change) pada orang yang
terlibat dalam komunikasi. Dalam komunikasi efektif, proses penyampaian
informasi harus tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh
penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahpahaman.
Proses komunikasi efektif adalah sebagai berikut :
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan
secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (read back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Lima fondasi membangun komunikasi efektif yaitu :
a. Berusaha benar - benar mengerti orang lain (emphatetic
communication)
b. Memenuhi komitmen / janji.
c. Menjelaskan harapan.
d. Meminta maaf dengan tulus ketika membuat kesalahan.
e. Memperlihatkan integritas pribadi.
4

Faktor-faktor penunjang komunikasi efektif adalah :


1. Faktor komunikan.
Seseorang atau sekelompok orang dapat menerima pesan dengan baik, jika
berada dalam kondisi sebagai berikut :
a. Mengerti pesan yang disampaikan, baik itu dari bahasa, dialek dan
gaya bahasa jika diperlukan gunakan bahasa daerah.
b. Menyadari bahwa keputusan sesuai dengan tujuan dan
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya.
c. Waktu / timing menerima suatu pesan harus tepat.
d. Sikap, nilai, penampilan harus sesuai dengan norma komunikan.
e. Jenis kelompok komunikan harus diperhatikan.

2. Faktor komunikator
Terdapat dua faktor penting pada diri komunikator agar komunikasi berjalan
efektif yaitu :
1) Kepercayaan pada komunikator (source credibility)
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan
dapat tidaknya ia dipercaya. Penelitian menunjukkan bahwa
kepercayaan yang besar akan dapat meningkatkan daya perubahan
sikap. Dengan lebih dikenal dan disenanginya komunikator oleh
komunikan maka lebih besar kecenderungan komunikan untuk
merubah sikap sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
2) Daya tarik komunikator (source attractiveness).
Seorang komunikator juga akan mempunyai kemampuan merubah
sikap komunikan dengan menonjolkan atau menampilkan daya
tariknya. Misalnya komunikator menonjolkan kesamaan dirinya
dengan komunikan, bersenda gurau sesuai dengan nilai komunikan,
menggiring komunikan ke arah opini yang sama dan memuaskan
sehingga komunikator meraih simpati komunikan. Kesamaan yang
dapat dibangun seperti kesamaan ideologi dan kesamaan
demografi.
Kemampuan yang tidak kalah penting adalah kemampuan membaca
pikiran / memahami kepentingannya, kebutuhannya, kecakapannya,
pengalamannya, kemampuan berpikirnya, kesulitannya, dan
sebagainya.
5

3. Faktor pesan
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan,
sehingga sama-sama mengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyajikan/menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu untuk memperoleh kebutuhan
sesuai situasi kelompok komunikan dalam memberikan tanggapan
yang dikehendaki.

Hambatan komunikasi diantaranya adalah :

a. Gangguan (barrier).
Menurut sifatnya, gangguan komunikasi terbagi kedalam dua jenis,
yaitu gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan
mekanik yaitu gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi
atau kegaduhan yang bersifat fisik. Contohnya adalah gangguan
suara ganda (interferensi) pesawat radio, kebisingan kendaraan di
jalan raya. Gangguan semantik yaitu gangguan yang berkaitan
dengan makna dari pesan tersebut, biasanya ditimbulkan saat
penggunaan bahasa. Contohnya secara denotatif semua orang akan
setuju, bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat.
Secara konotatif banyak yang menganggap anjing sebagai binatang
piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan. Tetapi untuk
sebagian lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang
menakutkan dan berbahaya.

b. Kepentingan.
Kepentingan akan membuat orang selektif dalam menerima pesan.
Seseorang yang sedang tersesat di hutan dan beberapa hari tidak
menemukan makanan sedikit pun, dan diberi pilihan berlian dan
makanan, maka seseorang tersebut dipastikan akan memilih
makanan.
6

Contoh lain, memberi materi mengenai operasi tulang tidak akan


efektif, tetapi jika memberi materi mengenai perawatan luka dan gizi
seimbang bagi keluarga yang sedang menunggu pasien pasca
operasi barangkali akan lebih efektif.

c. Motivasi Terpendam.
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Motivasi
seseorang berbeda dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat.
Perbedaan motivasi itu yang dapat menjadi hambatan komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi maka semakin besar
pesan akan diterima dengan baik. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang motivasinya tak sesuai
dengan komunikan.

d. Prasangka.
Prasangka merupakan suatu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak memberikan komunikasi. Contohnya prasangka terhadap
suatu ras, agama, pendirian politik, kelompok, pendek kata
perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang
tidak baik.
Contohnya seorang politikus yang di suatu tempat mengemukakan
suatu analisis yang ternyata meleset akan ditanggapi dengan penuh
prasangka apabila ia kembali berpidato di tempat tersebut.

C. Macam-macam teknik komunikasi efektif diantaranya adalah :


1. Teknik Komunikasi Efektif Antar Pribadi.
Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman pesan antara dua
orang atau kelompok kecil orang, dengan beberapa efek dan umpan balik
seketika.
Komunikasi antarpribadi terjadi secara dialog dan memungkinkan terjadi
feedback dan interaksi secara langsung dari komunikan. Dibandingkan
dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling
7

ampuh dalam kegiatan mengubah opini, kepercayaan, sikap, dan perilaku


komunikan.
Dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi efektif tercapai bila terjadi
kesamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.
Komunikasi efektif antarpribadi mempunyai 5 ciri yaitu:
a. Keterbukaan.
b. Empati.
c. Dukungan.
d. Rasa positif.
e. Kesetaraan.
Kiat sukses berkomunikasi :
a. Kenali dengan baik lawan bicara.
b. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar.
c. Jangan merasa dan memperlihatkan bahwa kita lebih tahu daripada lawan
kita bicara.
d. Kenali betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.

Yah..bena Dikomfirmasik
Jadi isi pesannya ini yah

Komunikator Isi pesan Ditulis Dibacakan Komunikan

2. Teknik Komunikasi Efektif Antara Dokter dan Pasien.


Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung
secara efisien, dengan tujuan utama komunikasi dalam penyampaian
informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerjasama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang
dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien
terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat
bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.
8

Dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang digunakan :


a. Disease centered communication style atau doctor centered communication
style yaitu komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha
menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik
mengenai tanda dan gejala-gejala.
b. Illness centered communication style atau patient centered communication
style yaitu komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang
penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini
termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang
menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
Kiat komunikasi dalam menyampaikan informasi menurut Konsil Kedokteran
Indonesia yaitu :
1) Tanyakan, apakah ada yang dikhawatirkannya.
2) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai tingkat pemahamannya
(usia, latar belakang pendidikan, sosial budaya)
3) Tidak dianjurkan memakai bahasa atau menggunakan istilah kedokteran.
Kalaupun harus menggunakannya, beri penjelasan dan padanan katanya
(kalau memang ada).
4) Tidak perlu tergesa-gesa dan sekaligus, pemberian informasi bias dilakukan
secara bertahap.
5) Jika menyampaikan berita buruk, gunakan kata atau kalimat persiapan atau
pendahuluan, misalnya, “Boleh saya minta waktu untuk menyampaikan
sesuatu?” untuk melihat apakah dia (yang diajak berkomunikasi) siap
mendengar berita tersebut.
6) Hindari memakai kata-kata yang bersifat mengancam, seperti “Kalau tidak
melakukan anjuran saya, kalau ada apa-apa jangan datang ke saya”.
7) Gunakan kata atau kalimat yang menimbulkan semangat atau
meyakinkannya.
8) Ulangi pesan yang penting.
9) Pastikan pasien/keluarga mengerti apa yang disampaikan.
10) Menanggapi reaksi psikologis yang ada, terlihat dari ucapan atau sikap dan
dengan empati. ”Saya dapat mengerti jika ibu khawatir”.
11) Menyimpulkan apa yang telah disampaikan.
12) Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya, jangan memonopoli
pembicaraan.
13) Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu diperlukan.
9

Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan


melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya
menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati. Empati itu sendiri
dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan
berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.
Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic
Communicationin Physician-Patient Encounter (2002), menyatakan betapa
pentingnya empati ini dikomunikasikan. Dalam konteks ini empati disusun
dalam batasan definisi berikut:
1) Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien
(aphysician cognitive capacity to understand patient’s needs),
2) Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an
affectivesensitivity to patient’s feelings),
3) Kemampuan perilakudokterdalam memperlihatkan/menyampaikan
empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to
patient).

3. Teknik Komunikasi Efektif Antara Tenaga Kesehatan


Komunikasi dalam menyampaikan informasi antara tenaga kesehatan
membutuhkan perhatian yang utama. Metode yang digunakan untuk
komunikasi tersebut harus dapat digunakan sebagai komunikasi verbal dan
non verbal yang akurat, jelas dan mudah dipahami sehingga tidak terjadi
misinterpretasi yang dapat berpengaruh terhadap penanganan pasien
selanjutnya. Diantaranya adalah:
a. Komunikasi antara dokter umum dengan dokter spesialis (DPJP)
b. Komunikasi antara dokter spesialis(DPJP) dan dokter spesialis terkait.
c. Komunikasi antara dokter dengan perawat.
d. Komunikasi antara perawat / antar petugas rumah sakit.

4. Tehnik komunikasi efektif di Rumah Sakit Tk. IV. 01.07.02 Binjai


adalah :
a. Tehnik TULBAK (Tulis, Baca dan konfirmasi).
1) Perintas harus di catat / di tulis secara lengkap oleh petugas petugas
kesehatan yaitu meliputi :
a) Isi perintah.
b) Nama pemberi perintah.
10

c) Nama penerima perintah.


d) Tanggal dan jam.
Perintah / instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil
pemeriksaan yang disampaikan harus ditulis pada berkas rekam
medis Formulir Catatan Lengkap Perintah Lisan / Melalui
Telepon / Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis, kemudian dibaca
ulang oleh petugas kesehatan dan dikonfirmasi ulang dan diberi cap
konfirmasi (stempel read back). Pada saat DPJP visite instruksi harus
dicek kembali oleh DPJP kemudian ditanda tangani pada kolom
Pemberi Perintah. Apabila dokter DPJP sedang tidak ada ditempat
maka konfirmasi dapat ditanda tangani oleh dokter pengganti
yang ditunjuk oleh dokter DPJP.

2) Baca Perintah/ Instruksi lisan via alat komunikasi/ telepon dan


laporan hasil pemeriksaan di baca ulang/ di eja, waspadai nama-
nama obat yang NORUM/LASA ( Nama Obat Rupa Sama/Look Like
Sound Like ) seperti :

- Asammefenamat 500 mg – Asamtranexamat 500 mg


Abja Ejaan Abja Ejaan
d d
A Alfa N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Qiu-Qiu
E Eko R Romeo
F Fanta S Siera
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
11

I Indian V Victor
J Juliet W Warna
K Kilo X X-ray
L Lima Y Yoyo
M Mama Z Zebra

3). Konfirmasi ulang Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi
atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan

b. Teknik SBAR
Perawat/dokter jaga akan melaporkan kondisi pasien dengan
sistem SBAR ( Situation – Background – Assessment –
Recomendation )
1) Situasi yaitu: identitas pasien mencakup nama, umur, tempat
dirawat.
Informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien. Keadaan saat ini yang menjadi perhatian
2) Background yaitu: data pendukung dan riwayat pendukung
berkaitan dengan kondisi pasien saat ini termasuk tindakan yang
sudah perawat lakukan..
3) Assesment yaitu: diagnosis pasien dan kemungkinan masalah
yang sedang terjadi pada pasien..
4) Recommendation yaitu: mengusulkan alternative tindakan
yang mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat
ini.
5. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
a. Proses penyampaian hasil pemeriksaan kritis kepada dokter yang
merawat pasien.
b. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil
pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus
dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari satu jam.
c. Dokter atau petugas menyampaikan hasil kritis ke DPJP , bila tidak bisa
di hubungi maka petugas menghubungi dokter / perawat di bagian
terkait.
d. Dokter / petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat nama lengkap,
tanggal dan waktu.
12

6. Pelaporan pemeriksaan cito


1) Proses permintaan dan penyampaian pemeriksaan tes cito.
2) Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang harus segera dilakukan dan
segera disampaikan hasilnya, baik hasil normal maupun abnormal
misalnya pemeriksaan analisa gas darah, foto thorak dan lain
sebagainya.

7. Alur pelaporan nilai kritis dari penunjang

ANALIS/ KOORDINATOR ANALIS Dr. PENANGGUNG JAWAB LABORATORIU

RAWAT INAP RAWAT JALAN & UGD


PERAWAT PERAWAT

DPJP/Dr. Jaga/Konsulen Jaga DPJP/Dr. Poli/ Dokter spesialis

8. Mekanisme pelaporan hasil pemeriksaan kritis dan pemeriksaan


cito.
1) Pada 15 menit pertama : Perawat harus segera melaporkan pada
dokter jaga/IGD.
2) Pada 15 menit kedua : dokter jaga harus melaporkan kepada dokter
Konsulen/dokter yang meminta pemeriksaan.
3) Pada 15 menit ketiga : bila belum berhasil , dokter jaga melaporkan
kepada dokter spesialis lain dengan kualifikasi sama.
4) Pada 15 menit keempat : bila belum berhasil dokter jaga bisa
menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut :
- Kepala Komite medik.
- Kepala atau wakil kepala Rumah sakit .

D. Teknik Berbicara Efektif


Teknik berbicara yang efektif dapat dilakukan sebagai berikut :
13

1. Menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai berbicara.


2. Mengatur volume bicara agar lebih keras dari biasanya. Caranya dengan
mengatur, agar suara dapat didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri
paling jauh dari tempat kita berbicara.
3. Menggunakan kata-kata sehari-hari, yang dikenal oleh pendengar. Orang akan
tertarik pada pembicaraan yang menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya
daripada kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam bahasa
asing).
4. Layangkan pandangan ke seluruh pendengar.

E. Teknik Mendengar Efektif


Ada ungkapan yang mengatakan kalau kita ingin didengar orang maka belajarlah
menjadi pendengar yang baik. Mendengar adalah hal yang utama dalam
berkomunikasi, mendengar dengan efektif berarti mendengar untuk mengerti apa
yang dikatakan dibalik pesan.
Prosesnya adalah :
1. Mendengar efektif dengan menangkap ungkapan non verbal sebaik
isyarat/petunjuk verbal. Artinya pada saat mendengarkan dengan efektif
penerima akan mendapatkan umpan balik dengan menguraikan sendiri melalui
kata- katanya tentang pesan yang disampaikan oleh pengirim, dan mengulang
kembali dengan caranya sendiri.
2. Penerima pesan mengecek kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang
diterimanya untuk mengerti pesan apa yang sesungguhnya diterima.
3. Gambaran perilaku, ini merupakan gambaran individual yang sangat spesifik,
kegiatan pengamatan kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau
generalisasi tentang latar belakang, orangnya atau sifatnya.
Teknik mendengar efektif dapat membantu dan memastikan para komunikator
mempunyai informasi yang akurat. Memastikan bahwa kualitas informasi yang baik
tidak hanya merupakan tantangan dalam komunikasi. Keduanya baik pengirim
maupun penerima ingin memastikan bahwa mereka mempunyai kualitas ketepatan
dari informasi yang benar.
14

BAB IV
DOKUMENTASI

4. Dokumentasi.
a. Data rekam medis.
b. Data diagnosa.
c. Data penunjang medik (Laboratorium dan Radiologi).
d. Stempel read back.
e. Formulir komunikasi lewat telepon.

Binjai, Februari 2015


Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570
15

Lampiran 1

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.01


RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02

KODE ALFABET

Abja Ejaan Abja Ejaan


d d
A Alfa N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Qiu-Qiu
E Eko R Romeo
F Fanta S Siera
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
I Indian V Victor
J Juliet W Warna
K Kilo X X-ray
16

L Lima Y Yoyo
M Mama Z Zebra

Binjai, Februari 2015


Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570

Anda mungkin juga menyukai