Anda di halaman 1dari 19

DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.

01
RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.02

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI


TAHUN 2017
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.01
RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.02

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : KEP / 87 / XII / 2017

Tentang

PEMBERLAKUAN PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02 BINJAI

Menimbang a. Bahwa untuk meningkatkan kepuasan pasien dan


kepercayaan masyarakat, Rumah Sakit dituntut untuk
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan dengan
menitikberatkan pada keselamatan pasien di semua unit
pelayanan.
b. Bahwa Rumkit Tk IV. 01.07.02 Binjai sebagai Rumah Sakit
menggunakan manajemen rIsiko pelayanan demi kelancaran
operasional dan peningkatan mutu pelayanan.

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
3. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokeran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.
5. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2002 Tentang
Pengolahan Limbah Radiologi.
6. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/PER/IX/
/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
8.Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/SK/VIII/2011
Tentang KeselamatanPasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN KARUMKIT TK IV. 01.07.02 BINJAI TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN MANAJEMEN RISIKO TAHUN
2017 DI LINGKUNGAN RUMKIT TK IV. 01.07.02 BINJAI

Kedua : Panduan Manajemen RIsiko Pelayanan di Lingkungan Rumkit


Tk IV 01.07.02 Binjai sebagaimana dimaksud Terlampir dalam
keputusan ini.
Ketiga : Pedoman ini menjadi acuan bagi rumah sakit untuk
melaksanakan program manajemen rIsiko di rumah sakit.

Keempat : Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan pada surat keputusan ini,
maka akan diadakan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Binjai
Pada Tanggal: Desember 2017

Kepala Rumah Sakit Tk IV 01.07.02,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570
MANAJEMEN RISIKO

I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan mengutamakan
keselamatan pasien tidak pernah terlepas terhadap pencapaian kualitas pelayanan
yang bermutu, aman dan efektif bagi pasien dan pencapaian tugas untuk rumah
sakit sebagai suatu korporasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko di rumah sakit adalah
organisasi dan manajemen sebagai korporasi, lingkungan pekerjaan, sumberdaya
manusia dan karakteristik pasien yang berkunjung kerumah sakit berperan penting
dalam menentukan kemajuan dan kualitas rumah sakit.

Faktor Komponen yang berperan


Sumber dan Keterbatasan Keuangan Struktur
Organisasi dan Manajemen Organisasi Standar dan Tujuan Kebijakan Safety
Culture
Kualifikasi Staf dan Tingkat Keahlian Beban Kerja
dan Pola Shift Desain, Ketersediaan dan
Lingkungan Pekerjaan
Pemeiiharaan Dukungan Administrasi dan
Manajerial
Individu dan Staf Komunikasi Verbal Komunikasi Tulisan Supervisi
dan Pemaduan Struktur Tim
Desain Penugasan dan Kejelasan Struktur
Penugasan Penugasan Ketersediaan dan Pemanfaatan
Ketersediaan dan Akurasi Hasil
Kondisi (Keparahan dan kegawatan daruratan)
Karakteristik Pasien
Bahasa dan Komunikasi Faktor Sosial dan Personal

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari


identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu. Rumah Sakit perlu
menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen risiko.
Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko :
1. Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error
dengan cara mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya,
prosedur dan sistem pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan
lingkungan, Hal tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical practice
guidelines, clinical pathway dll.
2. Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi
dan menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat
untuk mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.
3. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, teknis
dan operasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak
manajemen dengan pihak praktisi.
Keberhasilan pencapaian program dan mutu pelayanan kesehatan rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh kemanajemenan risiko. Mengetahui risiko penting
untuk lebih mengarahkan pengampu kebijakan dalam hat ini Karumkit dalam
menentukan kebijakan di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang mengutamakan kesehatan. Upaya meminimalisasi risiko dikemas
dalam manajemen risiko sebagai upaya untuk mencapai keberhasialan kualitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02 Binjai.

II. TUJUAN DAN


MANFAAT Tujuan :
1. Pencegahan, pengendalian kerugian di Rumah Sakit diantarannya :
a. Proteksi terhadap asset financial rumah sakit
b. Proteksi terhadap asset reputasi rumah sakit
c. Pencegahan cedera pada pasien, pengunjung, karyawan dan property
2. Memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan aman bagi
pasien
Manfaat:
a. Bagi Rumah Sakit
 Manajemen Risiko menunjang secara langsung peningkatan
laba dengan mengurangi pengeluaran dengan baik
 Membantu Manajemen untuk memutuskan apakah risiko yang di
hadapi akan dihindari atau diambil.
 Jika penafsiran risiko dilakukan secara akurat maka dapat
memaksimalkan keuntungan rumah sakit.

b. Bagi Pasien
 Mampu melindungi pasien dari kerugian-kerugian yang parah sehingga
keluarga terhindar dari musibah.

III. PENGERTIAN
1. Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang.
2. Risiko klinis adaiah semua isu yang dapat berdampak terhadap
pencapaian pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman, dan efektif.
3. Risiko non klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap
tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai
korporasi.
4. Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko,
serta membentuk strategi untuk memberi daya yang tersedia di rumah
sakit. Strategi yang dapat digunakan antara lain degan mentransfer risiko
pada pilihan mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian
maupun seluruh konsekwensi dari risiko tersebut.
5. Manajemen Risiko terintegrasi adalah Manajemen Risiko merupakan
suatu kegiatan untuk mengantisipasi, mengurangi, mencegah terulangnya
kejadian dan Eksternal dengan identifikasi, analisis, evaluasi, pengelolaan
dan monitoring risiko
IV. RERAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MANAJEMEN RISIKO
1. Kepala rumah sakit:
a. Membentuk Sub Komite Manajemen Risiko dengan mengeluarkan
surat keputusan/Sprin.
b. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
c. Menentukan kebijakan manajemen risiko berdasarkan saran dari tim
manajemen risiko.
d. Mengadakan evaluasi kebijakan manajemen risiko berdasarkan saran
dari tim manajernen risiko.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan manajernen risiko di rumah sakit
berdasarkan saran dari Tim manajemen risiko.
f. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap
potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai
kebutuhan berdasarkan saran dari Tim manajemen risiko.
g. Mengesahkan SPO (Standar Prosedur Operasional) untuk manajemen
risiko.

2. Ketua Sub Komite Manajemen Risiko


a. Kriteria Ketua Sub Komite Manajemen Risiko :
1) Seorang Perwira Pertama yang mernpunyai minat, kepedulian dan
pengetahuan, pengalaman, mendalami masalah.
2) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar manajemen
risiko.
b. Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Membuat dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko
2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan manajemen risiko, agar
kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas
kesehatan rumah sakit.
3) Menyusun SPO dan mengevaluasi pelaksanaan program
manajemen risiko dan program pelatihan dan pendidikan
manajemen risiko.
4) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
manajemen risiko.
5) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Tim Manajemen
Risiko.
6) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam Tim
Manajemen Risiko.
7) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
8) Memberikan usulan kepada kepala rumah sakit untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan
kuman dan resistensinya terhadap antibiotika yang rasional di
rumah sakit dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
9) Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana manajemen risiko apakah telah sesuai
kebijakan manajemen rumah sakit.
10) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan
prinsip tim manajemen risiko.
11) Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans proses.
12) Melakukan investigasi, menetapkan, dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
c. Anggota Sub Komite Manajemen Risiko
1) Kriteria Anggota Tim Manajemen Risiko
a) Berdasarkan Surat Perintah dari Kepala RS Tk IV 01.07.02 Binjai.
b) Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.
c) Bekerja purna waktu
2) Tugas dan Tanggung Jawab anggota Tim Manajemen Risiko
a) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
b) Memonitor pelaksanaan Anggota Tim Manajemen Risiko,
penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
c) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Ketua
Tim Manajemen Risiko.
d) Bersama Ketua Tim Manajemen Risiko melakukan pelatihan
petugas kesehatan tentang Manajemen Risiko di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
e) Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Ketua Tim
Manajemen Risiko memperbaiki kesalahan yang terjadi.
f) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya.
g) Bersama Ketua Tim Manajemen Risiko menganjurkan prosedur
isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan
pengendalian risiko yang diperlukan pada kasus yang terjadi di
rumah sakit.
h) Audit pencegahan dan pengendalian risiko termasuk terhadap
limbah, laundry, gizi dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik.
i) Membuat laporan dan melaporkan ke Ketua Tim Manajemen Risiko
dan kepala rumah sakit.
j) Memberikan motivasi dan teguran tentang kepatuhan pelaksanaan
Manajemen Risiko.
k) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip Manajemen Risiko.
l) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah
sakit tentang Manajemen Risiko.
m) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung
dan keluarga tentang topik manajemen risiko yang sedang
berkembang di masyarakat, risiko dengan insiden tinggi.
n) Sebagai koordinator antara departemen atau unit dalam
mendeteksi, mencegah dan mengendalikan risiko di rumah sakit.
V. PROSES MANAJEMEN RESIKO

MEMBANGUN KONTEKS
:
- FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN YANG MENGHAMBAT
- TENTUKAN TUJUAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI RESIKO :

Apa yang biasa terjadi


Bagaimana kejadiannya
Mengapa hal itu biasa terjadi
Kapan hal itu biasa terjadi
Dimana hal itu biasa terjadi
-Siapa yang biasa tertimpa kejadian tersebut

ANALISA RESIKO :

-Dampak & prebabilitas


-Siapa yang terlibat
-Tingkat resiko
-Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan

MONITOR AUDIT REVIE

EVALUASI RISIKO :

KOMUNIKASI DAN -Bandingkan tingkat risiko dengan criteria


KONSULTASI -Analisa untuk rugi
-Risiko diterima atau tidak

Risiko diterima

Risiko
PENGELOLAAN RISIKO :
Tidak-Tetapkan alternatf / pilihan
diterima -Analisa untug rugi
-Pilih tindakan yang paling sesuai
-Perencanaan tindakan & Implementasi
PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO

Rumkit Tk.lV 01.07.02 Binjai mengatur tata iaksana manajemen risiko melalui
tahapan atau proses sebagai berikut:
1. Identifikasi Risiko
2. Analisa Risiko
3. Evaluasi Risiko
4. Pengelolaan Risiko

Keterangan :
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko adalah proses menemukan, memgenal dan mendskripsikan
risiko Proses Identifikasi di Rumah Sakit melalui pendekatan Proaktif dan Reaktif.
a. Proses Identifikasi Proaktif melalui kegiatan yang dilakukan dengan cara
Proaktif mencari risiko yang berdampak, Metode yang dilakukan adalah :
 Ronde Keselamatan Pasien
 Brainstroming
 HFMEA
 Survey INOK
 Pembahasan kasus potensial masalah melalui rapat KSM dan
pembahasan kasus sulit
 Audit Medis
b. Proses Identifikasi Risiko Reaktif merupakan kegiatan Identifkasi yang
dilakukan setelah risiko muncul dalam pasien. Metode yang biasa dilakukan
melalui pelaporan insiden keselamatan pasien.

2. Analisa Risiko
Analisa Risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan
peringkat risiko. Setelah dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang
risiko tersebut itu muncul, serta berat ringannya dampak yang ditimbulkan dilakukan
dengan menentukan tingkat atau prioritas dari risiko yang mungkin terjadi serta
dampaknya terhadap pelayanan runah sakit melalui penghitungan Risk Priority
Number (RPN).
Metode analisa risiko dalam proses assessment risiko adalah Root Cause Analysis
(RCA) dan Healthcare (HFMEA).
Risk Priority Number =Severity x Probability x Detection
RPN merupakan alat untuk rnenetapkan prioritas penanganan risiko, nilai RPN
semakin tinggi maka prioritas penanganan utama.

Tabel Risk Priority Number


Severity
Value Description Creteria
Tidak ada dampak terhadap proses dan kualitas
1 Irrelevant
pelayanan
4 Kecil / sedikit Tidak berdampak pada kulaitas pelayanan
Dampak yang nyata terhadap kualitas produk, tetapi
9 Penting
dapat dipulihkan oleh penanganan risiko
Dampak sudah pasti memyebabkan kualitas
16 Kritis
pelayanan terhambat
Dampak pasti terhadap kualitas pelayanan yang
25 Petaka
mungkin memerlukan pengerjaan ulang

Tabel Probabilitas
Probability
Value Description Creteria
Sangat jarang Kemungkinan kejadian sangat jarang, kegagalan tidak
1
pernah terlihat pada percobaan labor yang relevan.

Kemungkinan Kemungkinan terjadi sekali atau dua kali dalam percobaan


3 sangat kecil laboratorium yang masih dianggap relevan, kegagalan
jarang terjadi.
Kemugkinan Kemungkinan yang terjadinya minim.
5
kecil
Kemungkinan Potensi kegagalan dicatat pada beberapa percobaan labor
7
sedang yang relevan.
Kemungkinan Potensi kegagalan tercatat pada beberapa percobaan labor.
9
besar

Detection
Value Description
Criteria
Deteksi A : sistem deteksi otomatis tervalidasi.
1 derajat tinggi B : dua/lebih sistem deteksi survaledasi yang
dioperasikan secara manual.
Tingkat A : satu sistem deteksi tervaledasi yang dioperasikan
deteksi baik secara manual, itu merupakan pengukuran langsung
3
dari kegagalan.

Sangat A : satu sistem deteksi tervaledasi yang dioperasikan


5 mungkin secara manual,itu merupakan pengukuran tidak
terdeteksi langsung dari kegagalan.
Dapat A : deteksi (manual/ otomatis) tidak terdeteksi.
7 dideteksi
sedang
Rendah/ Tingkat ada kemampuan mendeteksi kegagalan.
9
tidak ada

3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko
dengan krIteria risiko untuk menentukan besarnya dapat diterima atau ditoleransi.
Sedangkan kreteria risiko adalah kerangka acuan membuat dievaluasi, dengan
evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh yang bertanggung jawab sesuai dengan
demikian, tidak ada risiko yang terlewati dan terjadi pendelegasian tugas
menggunakan metode :
- Risk Ranking
- Prioritize the risk
Evaluasi risiko dalam bentuk rapat evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh
tim manajemen risiko
4. Pengelolaan Risiko
Hasil dari Analisa dan Evaluasi risiko menghasilkan suatu rekomendasi
bagaimana penanganan dampak risiko terhadap Rumah Sakit tersebut dapat
dihindari, diturunkan, dikurangi atau dihilangkan. Penanganan risiko di Rumkit Tk. IV
01.07.02 Binjai dalam bentuk, diantarannya ;
1. Menghindari risiko dengan memmutuskan untuk tidak memulai
atau melanjutkan aktivitas / pelayanan yang meningkatkan risiko
2. Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat peluang (Lebih baik,
lebih memguntungkan)
3. Menghilangkan sumber risiko
4. Mengubah kemungkinan
5. Mengubah konsekuensi
6. Berbagi risiko dengan pihak lain (Termasuk kontrak dan pembiayaan risiko)
7. Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.

VI. SISTEM PELAPORAN


Pencatatan dan Pelaporan Manajemen Risiko dibagi berdasarkan kegiatan
yang dilakukan di Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02 Binjai antara lain :
 Ronde Keselamatan Pasien
 HFMEA
 Survei INOK, mengacu pada Petunjuk Praktis Surveilans Infeksi Rumkit Tk. IV.
01.07.02 Binjai
 Audit medis :
- Pembahasan kasus potensial masalah dan
- Pembahasan kasus sulit
- Pembahasan kasus potensial gugatan
- Audit Klinik
Bentuk format pencatatan dan pelaporan ditentukan oleh tim manajemen risiko.

VII. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


 Manajemen risiko mengkoordinasikan pendidikan dan pelatihan bagi
manajer-manajer dan staf terkait.
VIII. INDIKATOR UNTUK KEBERHASILAN
1. Indikator SDM
 Seluruh perawat UGD, ICU, OK bersertifikat BTCLS = 100%
 Seluruh perawat di ruangan lain bersertifikat BTCLS ≥ 70%
 Penempatan SDM / Tenaga Medis sesuai dengan kompetensinya = 100%
2. Indokator Klinis
 Risiko kesalahan Identifikasi pasien = 0%
 Risiko pasien jatuh = 0%
3. Indokator Manajemen Risiko
 Laporan Risk Register / ruangan dilaporkan dan dievaluasi per 3 bulan
= 100%

IX. RENCANA KEGIATAN / ACTION PLAN


Rencana kegiatan dengantujuan Strategis satu tahun di gambar dengan table

Hasil Waktu
No Tujuan Strategis Kegiatan Pelaksana
(out come) (Time sapk)
1 Risk Manajemen Penyusunan
sebagai bagian rencana dan
integral dari kebijakan strategis
rencana strategi tentang manajemen
risiko
2 Membangun Sosialisasi
kesadaran dan manajemen risiko
kepedulian staff kepada seluruh staff
tentang
manajemen risiko
4 Pembelajaran dari Penyebarluasan
pengalaman risiko proses manajemen
tahun lalu risiko
X. MONITORING, AUDIT, DAN REVIEW
Pengawasan dan tinjauan memang merupakan kegiatan yang umum
dilakukan oleh Rumkit Tk, IV 01.07.02 Binjai. Dalam melaksanakan tinjauan
diperlukan suatu alat bantu yang dinamis dan efektif untuk mendata risiko dan
dampak dari risiko tersebut.
Alat bantu yang digunakan adalah Risk Register (Daftar Risiko) Risk Register
adalah ;
 Alat Manajemen yang memungkinkan suatu organisasi memahami profil risik
risio secara menyeluruh.ini penyimpanan untuk semua informasi risiko.
 Catatan segala jenis risiko yang mengancam keberhasilan Rumah Sakit dalam
mencapai tujuannya.
Risk Register dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Risk Register Rumah Sakit, digunakan untuk Risiko Ekstrim
 Risk Register Divisi / Instalasi, digunakan untuk risiko dengan peringkat lebih
rendah atau resiko yang diturunkan digunakan karena peringkatnya sudah turun.
Untuk mengurangi beban Administrasi, risiko rendah tidak perlu dimasukan.
Risk Register ini bersifat sangat dinamis. Setiap bulan bisa berubah. Perubahan ini
dapat berupa:
 Jumlahnya berubah karena ada risiko baru teridentifikasi
 Tindakan pengendalian risikonya berubah karena terbukti tindakan pengendalian
risiko yang ada tidak cukup efesien
 Peringkat resikonya berubah karena dampak dan peluangnya berubah
 Ada risiko yang dihilangkan dari daftarRumah Sakit, karena peringkatnya sudah
lebih rendah dimana nilai Risk Register Divisi / Instalasi)

Ditetapkan di : Binjai
Pada Tanggal: Desember 2017

Kepala Rumah Sakit Tk IV 01.07.02,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02

KETUA

dr. Lisbeth Tambunan


PNS IV/a NIP. 196507161998032002

SEKRETARIS

drg. Andri CL
Letda Ckm NRP 11160038050990

RISIKO UMUM Tim KP RISIKO MANAJEMEN

Irwinsyah Martalena Siagian Normalini Potu


Kapten Ckm NRP PNS III/b NIP Letda Ckm (K) NRP. 21980356160679
21950224270275 197805311997012001

INOS

Anna Ivra SJ K3
PNS III/b NIP
197904262005012005 Fitriyantoro Hanis
Lettu Ckm NRP 11120033200588

NAKES

Ukurmin Br Perangin-Angin PROPERTI dan KEUANGAN


PNS III/c NIP 196911251990032002

Fitriyantoro Hanis
Lettu Ckm NRP 11120033200588
Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan
manajemen risiko dan diharapkan memgerti dan mampu mengimplementasi strategi
dan kebijakan manajemen risiko Rumkit Tk IV 01.07.02 Binjai

Uraian tugas :
Ketua : Ketua Mutu dan Risiko
Tugas :
a. Mengkoordinir pelaksanaan intregrated risk management
b. Mengumpulkan dan membuat rekapitulasi laporan insiden
c. Melakukan analisa bersama-sama anggota
d. Menyusun rekomendasi penanganan risiko kepada Karumkit
Tk.Iv.Dr.Bratanata
e. Menyusun Risk Register dalam skala Rumah Sakit dan Divisi/
Instalasi, selanjutnya bersama-sama anggota manajemen risiko
setiap 6 bulan sekali
f. Memimpin rapat evaluasi manajemen risiko

Sekretaris : Sekretaris Mutu dan Risiko


Tugas : -
a. Membuat Natulen rapat evaluasi
b. Membantu Ketua dalam membuat rekapitulasi laporan insiden
c. Mempersiapkan pelaksanaan rapat evaluasi
Anggota :

 Urusan Mutu dan Risiko Umum


 Urusan Mutu dan Risiko Manajemen
 Ketua SKP
 Ketua INOS
 Ketua NAKES
 Ketua K3
 Ketua Keuangan
 Ketua Properti
Tugas :

a. Melakukan Identifikasi Risiko di Divisi / Instalasi masing-masing


b. Membuat laporan hasil identifikasi risiko kepada ketua
c. Membuat Risk Register Divisi / InstalasI

Anda mungkin juga menyukai