Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH BARAT


UPTD PUSKESMAS MEUREUBO

KECAMATAN MEUREUBO
JL.DATOK JANGGOT MEUH. HP. 0823 1659 4082

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MEUREUBO


Nomor : 2017
TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS

MENIMBANG : a. bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien merupakan tanggung jawab tenaga
klinis yang melakukan asuhan pasien;dan
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Puskesmas tentang Kewajiban Tenaga Klinis
Dalam Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
2. Undang-Undang R e p u b l i k Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691 / MENKES / PER / VIII /2011 tentang
Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam


KESATU :
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
KEDUA : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan
asuhan pasien.
KETIGA : Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini
harus dijadikan acuan dalam melakukan peningkatan
mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas
Lampasi.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan akan diubah kembali sebagaimana
mestinya jika ditemukan kekeliruan dalam penetapannya.

DITETAPKAN DI : MEUREUBO
PADA TANGGAL : 2017

Kepala UPTD Puskesmas Meureubo

dr. Hj. Andi Lidiawati


NIP. 19690604 200212 2001
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
MEUREUBO TENTANG KEWAJIBAN
TENAGA KLINIS DALAM
PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
NOMOR : 2017
TANGGAL : 2017

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS MEUREUBO

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.

2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.

3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan

yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP

Layanan Klinis yang telah disusun bersama.

5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk

mencegah timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris

Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).

6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan

klinis dan keselamatan pasien.

7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu

layanan klinis dan keselamatan pasien.

8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan

klinis dan keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan

berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan Puskesmas Lampasi.

9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan

klinis dan keselamatan pasien yang sudah direncanakan.

10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan

mutu layanan klinis dan keselamatan pasien


11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM

wajib berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan

keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring

dan evaluasi.

12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan

program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang

diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Lampasi.

13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran

Puskesmas Lampasi dengan pendekatan multidisiplin, dan

dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.

14. Perencanaan mutu berisi paling tidak:

a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil

monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan

pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko

tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.

b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien

c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan

keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan

unit pelayanan.

d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan

pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian

dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu

klinis dan keselamatan pasien.

e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM,

dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan

outcome.

f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien

melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem

untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik

pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.

h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian

sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan


keadaan potensial cedera.

i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan

klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program

peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu

pelayanan obat.

j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis

dan keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan

koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut,

dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.

k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan

pasien.

15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir

di bawah ini:

a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan

Puskesmas Lampasi.

b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,

c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik

klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai

panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian

Kesehatan,

d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,

e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,

f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada

di Puskesmas,

g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,

h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,

i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses

dan sistem pelayanan.

16.Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus


didokumentasikan.

17.Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu

dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.

18.Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf,

serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial

bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam

peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:

j. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.

k. Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan)

l. Pelayanan farmasi

m. Pelayanan gawat darurat

DITETAPKAN DI : MEUREUBO
PADA TANGGAL : 2017

Kepala UPTD Puskesmas Meureubo

dr. Hj. Andi Lidiawati


NIP. 19690604 200212 2001

Anda mungkin juga menyukai