Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA BATAM

DINAS KESEHATAN
UPT.PUSKESMAS TIBAN BARU
Jl.Gajah MadaKomp.Tiban Koperasi blok K/84 Tiban BaruSekupang Telp.0778-3553911
BATAM
KodePOS : 29432

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TIBAN BARU


SK- 800/PKM.TB/A/08/2017
TENTANG
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
UPT PUSKESMAS TIBAN BARU

KEPALA UPT PUSKESMAS TIBAN BARU


Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh
pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien di U P T Puskesmas Tiban
Baru perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan
pasien;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2016
tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TIBAN BARU


TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
UPT PUSKESMAS TIBAN BARU .
Kesatu : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien UPT Puskesmas
Tiban Baru sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini;
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Batam
Pada Tanggal : 24 Agustus 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS TIBAN BARU

ANNA HASHINA
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR SK- /PKM-
TB/A/08/2017 TENTANG MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN

KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

UPT PUSKESMAS TIBAN BARU

1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota yang


bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya yang biasa meliputi satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Unit pelaksana teknis berarti sebagian tugas dinas kesehatan kota.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesedaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangun berwawasan kesehatan , pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

2. Visi Puskesmas Tiban Baru yaitu, “Mewujudkan Masyarakat Sehat,


Mandiri dan berkualitas”.

3. Misi Puskesmas Tiban Baru


a. Memberi Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan proaktif.
b. Meningkatkan Kualitas SDM
c. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya
d. Berkoordinasi dan berkerjasama dengan semua pihak yang
terkait dalam pelayanan pembangunan kesehatan.

4. Kepala Puskesmas dan semua praktisi klinis wajib berperan aktif


dalam upaya peningkatan mutu mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.

5. Para penanggung jawab unit wajib melakukan kolaborasi dalam


pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang
diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.
6. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPT Puskesmas
Tiban Baru dengan pendekatan multidisiplin dan dikoordinasikan
oleh Ketua Tim Mutu.

7. Tata nilai budaya mutu dan keselamatan pasien yang digunakan


sesuai dengan tata nilai Puskesmas Tiban Baru, yaitu “KITA BISA”
Kerja Sama, Ikhlas, Tertib, Akuntabel, Bersih, Indah, Senyum, Aktif.
Tata nilai tersebut menjadi acuan dalam memberi layanan baik di
UKM maupun di UKP.

8. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien


berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan,
risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
1) Mengidentifikasi dengan benar
2) Meningkatkan komunikasi efektif
3) Meningkatan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar,prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar
5) Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
6) Mengurangi resiko cedera pasien akibat pasien jatuh
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja
dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian
dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM,
dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses,
dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan
keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan
klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program
peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu
pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan
keselamatan pasien.

9. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir


di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas,
dan perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman
praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan
berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari
Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses
dan sistem pelayanan.

10. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus


didokumentasikan.

11. Ketua Tim mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu


layanan klinis dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas
tiap tiga bulan, dalam bentuk laporan. Laporan tersebut akan
diteruskan ke Dinas Kesehatan.

12. Dengan adanya keterbatasan sumber daya yang ada di puskesmas,


maka upaya perbaikan mutu layanan klinis perlu diprioritaskan.
Oleh karena itu tenaga klinis bersama dengan pengelola puskesmas
menetapkan prioritas fungsi dan proses pelayanan yang perlu
disempurnakan. Penetapan prioritas dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut : high risk, high volume, high cost dan
kecenderungan terjadi masalah.

13. Berdasarkan kriteria diatas, maka area prioritas di Puskesmas Tiban


Baru adalah:
1. Unit Gawat Darurat (UGD)
2. Pendaftaran
3. Farmasi
4. Laboratorium
5. Pelayanan Gigi dan Mulut
6. Pelayanan rawat jalan
7. Pelayanan IBU
8. Pelayanan Gizi

Ditetapkan di : Batam
Pada Tanggal : 24 Agustus 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS TIBAN BARU

ANNA HASHINA

Anda mungkin juga menyukai