Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA BAUBAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BETOAMBARI
Jl. Wawokia no. 5, Kel. Bone-bone, Kec. Batupoaro Telp. (0402) 2822689
Kode Pos 93723, e-mail: puskesmas.betoambari@asia.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI


NOMOR : 66/SK/PKM.BTRI/II/2018

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI,

Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan


pasien adalah tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang
memberikan asuhan klinis kepada pasien;
b. Bahwa untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, perlu
disusun kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis
dan keselamatan pasien;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Betoambari tentang
Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Layanan Klinis
dan Keselamatan Pasien;

Mengingat : 1. UU Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran;


2. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017, Tentang Keselamatan Pasien;

.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI


TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN
PASIEN.
KESATU : Semua tenaga klinis di Puskesmas Betoambari mempunyai
kewajiban untuk melakukan upaya peningkatan mutu layanan
klinis
KEDUA : Setiap tenaga klinis harus memperhatikan keselamatan
pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Baubau
pada tanggal : 12 Februari 2018
KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI

HARSIAH HAMZAH
LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI
NOMOR : 66/SK/PKM.BTRI/II/2018
TANGGAL : 12 Februari 2018
TENTANG : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS BETOAMBARI

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS BETOAMBARI

1. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM


wajib berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

2. Seluruh pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program


mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan diseluruh jajaran
Puskesmas.

3. Seluruh tenaga medis dan paramedis wajib melakukan kolaborasi dalam


pelaksanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang
diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Betoambari.

4. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran


Puskesmas Betoambari dengan pendekatan multidisiplin, dan ditindak
lanjut melalui monitoring dan evaluasi oleh Tim Mutu.

5. Perencanaan mutu meliputi::


a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring
dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf
dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan
terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajemen, indikator kinerja UKM, dan
indikator klinis, yang meliputi indikator input, proses, output dan outcome.
f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan
klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis
dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi
untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan.
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

6. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah


ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan
Puskesmas Betoambari.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.

7. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus


didokumentasikan.

8. Tim mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan


pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.
9. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah,
maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu
dan keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat

Ditetapkan di : Baubau
pada tanggal : 12 Februari 2018
KEPALA PUSKESMAS BETOAMBARI

HARSIAH HAMZAH

Anda mungkin juga menyukai