Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA BAU BAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MEO-MEO
Jln. Hayam Wuruk No.97 Kelurahan Wameo
Kecamatan Batuoparo Telp ( 0402)2824921
BAUBAU

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MEO-MEO


NOMOR : TAHUN 2019

TENTANG

KEWAJIBAN PRAKTISI KLINIS DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU KLINIS


DI PUSKESMS MEO-MEO

KEPALA PUSKESMAS MEO-MEO,

Menimbang : a. bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis merupakan


tanggung jawab tenaga klinis yang melakukan asuhan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam
Peningkatan Mutu Klinis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
MENKES / PER / VIII /2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
MENKES / PER / VIII /2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MEO-MEO TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU
KLINIS DI PUSKESMAS MEO-MEO.
KESATU : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan
mutu klinis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi.
KEDUA : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan
asuhan pasien.
KETIGA : Panduan peningkatan mutu klinis sebagaimana tertera dalam
lampiran keputusan ini harus dijadikan acuan dalam melakukan
peningkatan mutu klinis di Puskesmas Meo-Meo.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan akan diubah kembali sebagaimana mestinya jika
ditemukan kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : BauBau
Pada Tanggal : 2019

KEPALA PUSKESMAS MEO-MEO,

dr. Wa Ode Nurul Husnah


NIP. 19771013 201001 2003

LAMPIRAN : Keputusan Kepala Puskesmas Meo-Meo


Nomor :
Tanggal : 2019
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS

DI PUSKESMAS MEO-MEO

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis


2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis
yang telah disusun bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah
timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis..
Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi dan proses
pelayanan Puskesmas Meo-Meo.
9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis yang
sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan
klinis.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib
berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program
peningkatan mutu klinis yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Meo-
Meo.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Meo-
Meo dengan pendekatan multidisiplin, dan di koordinasikan oleh Manajemen Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi diantaranya:
a. Penyusunan indikator mutu
b. Penetapan area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf
dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan
terjadinya masalah.
c. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
d. Pembuatan register resiko
e. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu klinis yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
f. Pengukuran mutu dengan pemilihan indikator, pengumpulan data,untuk
kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu
klinis.
g. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan
indikator klinis.
h. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis melalui standarisasi, perancangan
sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu klinis.
i. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan
klinis maupun penyelenggaraan UKM.
j. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
k. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis termasuk
di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program
peningkatan mutu pelayanan obat.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu klinis.
15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi,misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan Puskesmas
Meo-Meo.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf.
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi, panduan dari Dinas Kesehatan Kabupaten, ataupun dari Kementrian
Kesehatan.
d. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko.
e. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas.
f. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik.
g. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait.
h. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
16. Seluruh kegiatan mutu harus didokumentasikan.
17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu kepada
Kepala Puskesmas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu klinis adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan ruangan farmasi
c. Pelayanan laboratorium
d. Pelayanan ruangan tindakan
Ditetapkan di : Baubau
Pada Tanggal : 2019

KEPALA PUSKESMAS MEO-MEO,

dr. Wa Ode Nurul Husna


NIP. 19771013 201001 2003

Anda mungkin juga menyukai