KATA PENGANTAR
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur,
serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya
kesalahan medis (medical errors). Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The
failure of a planned action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to
achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan
medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien, bisa
berupa Kejadian Nyaris Cidera (KNC) atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Kejadian kesalahan dalam keselamatan pasien merupakan cermin dari mutu rumah sakit, sehingga
masalah ini menjadi masalah yang serius yang mendapatkan perhatian khusus sebagai pertanggung jawab
kepada pasien dan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Buku Pedoman keselamatan pasien RSIA ASRI PURWAKARTA ini mejadi acuan bagi tim keselamatan pasien
dalam memastikan program yang disusun dilaksanakan sesuai kebijakan dan standar prosedur operasional yang
telah ditetapkan. Buku ini disusun dengan mengacu pada Buku Pedoman keselamatan pasien Departemen
Kesehatan RI 2006 dan referensi lain (Joint Commission International/ JCI) kemudian disesuaikan dengan yang
sudah dilakukan RSIA ASRI PURWAKARTA.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, saran dan
ide dalam melengkapi Buku Pedoman Keselamatan Pasien. Semoga buku ini akan bermanfaat bagi seluruh
petugas kesehatan dalam melaksanakan program keselamatan pasien yang efektif dan efisien.
Purwakarta, ........2015
Nama PIC
Ketua Komite Keselamatan Pasien
LOGO RS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, Identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Perubahan tidak bisa berjalan begitu saja, tetapi dimulai dengan pengenalan
keuntungan dari perubahan tersebut, selanjutnya diciptakan suatu pola pikir
melalui edukasi atau membekali pengetahuan pada staf agar tercipta persepsi
yang sama. Edukasi melalui pelatihan staf untuk keselamatan pasien tidak
berhenti setelah selesai kegiatan pelatihan tetapi berlanjut hingga mereka kembali
ke unit kerja. Untuk keperluan tersebut, maka pelatihan keselamatan pasien
(Patient Safety) di rumah sakit selayaknya ditindaklanjuti dengan monitoring dan
evaluasi kenyataan yang ada di unit kerja pelayanan.
C. Kebijakan
D. Sasaran
1. Pasien dan pengunjung
2. Staf/ karyawan rumah sakit
LOGO RS
3. Karyawan outsourching
F. Landasan Hukum
BAB II
B. Pengertian
LOGO RS
C. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
BAB III
STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
barcode pada permintaan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan dan rawat inap
(PP-LCLAB-001 danPP_LCLAB-002). Proses identifikasi juga diterapkan dalam
radiologi yaitu pengambilan hasil rawat jalan (PP-LCRAD-023).
Tujuan:
1.1 Umum
1.2.2 Semua staf yang terkait mampu melakukan dua cara identifikasi
pasien dengan tepat dan benar.
2. Mencocokkan nama lengkap pasien dan tanggal lahir atau No. MR pada
LOGO RS
gelang identitas pasien dengan data di formulir terkait (mis. IMR, Form
pemeriksaan).
9
LOGO RS
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan
atau melalui telepon. RSIA ASRI Purwakarta secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/ atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat
perintah yang lengkap; kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back)
perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan
dan dibaca ulang adalah akurat. Prosedur nilai kritis tertuang dalam PP-LCLAB-024.
Tujuan:
2.1 Tujuan Umum
Sasaran:
A. Seluruh anggota tim kesehatan RSIA ASRI Purwakarta yang melakukan Read
back.
1. Prosedur Read Back atau bila menerima order melalui telepon.
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/ kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau LookAlike
Soun Alike/LASA). Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien
adalah pemberian elektrolit konsentrat tinggi (lihat lampiran 2). Kesalahan ini bisa
terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien,
atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
LOGO RS
Tujuan
3.1 Tujuan Umum
Sasaran
Seluruh pasien yang mendapat pengobatan terhadap obat yang
membutuhkan perhatian termasuk dalam golongan High alert medication (lihat
lampiran 2).
LOGO RS
Standar IV. Mengurangi Risiko Salah Lokasi, Salah Pasien Dan Salah Tindakan
Operasi (PP-LCQR-13)
Tujuan
4.1 Umum
4.2.1 Memeriksa kembali benar area/ sisi operasi, benar prosedur dan
benar pasien.
Sasaran
Pasien:
Petugas:
Dilakukan oleh semua tim yang terlibat dalam prosedur/ pembedahan
yang terdiri: dokter bedah/ operator, dokter anesthesi untuk OT, Perawat.
Mekanisme
1.1 Semua pasien dilakukan verifikasi dan time out sebelum tindakan bedah dan
tindakan diagnostik (radiologi dan laboratorium)
1.2 Timeout dilakukan di kamar operasi sebelum pasien disayat (No Time Out No
Scapel) atau diruang diagnostik dan dipimpin oleh dokter atau perawat.
1.3 Verifikasi pra-prosedur
a. Adalah Verifikasi benar orang, benar sisi daerah operasi, dan benar
prosedur dengan mengumpulkan semua informasi untuk memastikan
bahwa semua dokumen atau peralatan yang terkait tersedia sebelum
tindakan/ operasi. Dikerjakan di ruang persiapan dan semua tersedia
sebelum tindakan di mulai, peralatan tersedia dan dapat berfungsi,
Dokumen diberi identifikasi dengan benar, diberi label, dan disesuaikan
dengan pasien
c.Verifikasi daerah sisi yang dioperasi sesuai tanda Marking dengan prosedur
yang akan dilakukan.
Bila ada produk darah yang diperlukan, implant, atau peralatan khusus
untuk prosedur.
1.4 Site marking
a. Untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan dan atau tusukan perkutan.
b. Menandai daerah permukaan lateral, multipel, tingkat (tulang belakang).
d. Marking dilakukan oleh dokter bedah yang melakukan prosedur dan terdaftar
di rumah sakit, marking berupa inisial nama dokter bedah (tidak
menggunakan tanda silang).
e. Marking pada :
Organ tubuh yang memiliki dua sisi kiri/ kanan
Organ yang memiliki tingkatan seperti tulang belakang
Mata dan wajah, ditandai diatas micropore/ tape
Gigi, site marking ditandai pada foto gigi atau dental diagram
Organ tubuh yang memiliki banyak struktur misalnya jari-jari tangan dan
kaki
1.5 Time out
a. Tujuan TIME OUT adalah
d. Ini melibatkan komunikasi verbal interaktif antara semua anggota tim (dokter
bedah, anestesi dan tim perawat)
e. Tim konsentrasi pada Time out dan ada konfirmasi mengenai pasien yang benar,
benar prosedur, sisi area operasi, dan elemen penting lainnya
f. Time-out sebagai berikut:
Identitas Pasien yang benar
Konfirmasi bahwa sisi daerah operasi sudah dimarking dengan benar
Persetujuan tindakan sudah lengkap dan akurat.
Perjanjian tentang prosedur yang akan dilakukan.
Hasil foto x-ray diberi label sesuai identitas pasien dengan benar
Informasi riwayat pasien terhadap alergi obat-obatan.
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat. RSIA ASRI Purwakarta mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yangmenyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima
secara umum dan implementasi petunjuk tersebar di rumah sakit.
Tujuan
5.1 Tujuan Umum
LOGO RS
Sasaran
5.1 Petugas kesehatan baik medis maupun non medis, terutama yang terlibat
langsung dengan perawatan pasien
5.2 Pasien, keluarga dan pengunjung
LOGO RS
18
LOGO RS
20
LOGO RS
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cidera bagi pasien rawat inap.
Dalam konteks populasi/ masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan, dan
fasilitasnya, RSIA ASRI Purwakarta mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cidera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat- obatan pasien, alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien,
gaya jalan dan keseimbangan,dll sesuai kebijakan yang di adaptasi baik itu rawat jalan
juga rawat inap (lihat lampiran 3)
Tujuan
6.1 Umum
6.2.2 Memastikan adanya sosialisasi, edukasi dan training untuk semua staf
mengenai program pencegahan pasien risiko jatuh.
Sasaran
6.1 Petugas rumah sakit
6.2 Pasien dan keluarganya
6.3 Pengunjung
LOGO RS
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Di setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (sesuai dengan 6 Goal) pada formulir yang tersedia di RSIA ASRI
Purwakarta. Audit dilakukan oleh Komite Keselamatan Pasien setiap bulannya dan
dilaporkan kepada Direktur RSIA ASRI Purwakarta.
Evaluasi dilakukan oleh Komite Keselamatan Pasien dalam rapat rutin yang dilakukan
per semester atau rapat insidentil bila diperlukan. Evaluasi tahunan juga dilaporkan
kepada pimpinan rumah sakit.
LOGO RS
BAB V
PENUTUP
Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman untuk
pasien. Tetapi supaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua staf
merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus menjadi prioritas strategis
dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Melalui kegiatan ini
diharapkan terjadi penekanan/ penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Siloam. Program ini merupakan program yang
berkesinabungan, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi
untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan
dan berkelanjutan.
LOGO RS
REFERENSI
Lampiran 1
LOGO RS
26
LOGO RS
Lampiran 2
DAFTAR OBAT HIGH ALERT SILOAM HOSPITALS LIPPO CIKARANG
Cairan elektrolit pekat (inj) Obat yang tidak di Pengkontrolan lokasi dan indikasi: Semua Pemesanan
Potassium chloride 7,45% encerkan (dilute) Disimpan di Farmasi dalam lemari khusus dan diberi label “High
Sodium chlorida > 0,9% Alert!”
Natrium Bicarbonate Di Troley Emergency: dikunci dan hanya digunakan oleh tim
Code Blue.
Mengacu pada kebijakan SHLC Di Emergency kit: kotak terkunci, dapat gunakan rak-rak bila
PP – LCPHA-026 dalam jumlah banyak.
Pengenceran obat KCl
Pemesanan, penyimpanan dan Pemesanan:
indikasi lihat pada kebijakan. Dianjurkan untuk diencerkan (kecuali Sodium Chlorida >0,9%,
Natrium Bicarbonate, bila akan diberikan tanpa di encerkan)
Untuk injeksi Potassium chloride (KCl) mengacu pada PP –
LCPHA- 027
Pemberian label
Obat yang sudah diencerkan: diberi label “Obat yang
ditambahkan /Drug Added “
Label High Alert!
27
LOGO RS
kurun
Dokter
waktuyang
1
meresepkan
jam INR > melihat
guideline
5,0
yang
Perlu
Insulin diperha
tikan
oleh
dokter label
Pemberian
kurun
waktu 1
jam bila
serum
glucose
< 2,5
atau >
22mmol
/L
Psikotropik:
Bellaphen tab Pengontrolan lokasi dan indikasi:
Braxidin tab Disimpan dalam lemari terkunci.
Danalgin tab Dilakukan pengecekkan rutin tiap bulan oleh Farmasi
Dormicum inj 5 mg/5 ml
Esilgan tab 2 mg
Pemesanan:
Fortanest inj 5 mg
28
LOGO RS
Frisium tab 10 mg Pemesanan obat ini harus dengan resep asli dokter
Luminal tab 30 mg
Piptal ped drop
Riklona tab 2 mg
Stesolid tab 5 mg
Stesolid RT 10 mg
Stesolid RT 5 mg
Stesolid inj
Stilnox tab
Valium inj
Xanax tab 0,25 mg
Ativan tab 1 mg
Sibital inj
Phental inj
Zypraz tab 0,25 mg
Zypraz tab 1 mg
Xanax tab 0,5 mg
29
LOGO RS
30
LOGO RS
SOUND A LIKE
31
LOGO RS
32
LOGO RS
Lampiran 3
Pedoman ini digunakan untuk pasien rawat jalan pada setiap kunjungan pasien
Tentukan skor masing-masing, jumlahkan seluruh skor yang didapat untuk mengetahui
tingkat resiko, catat pada rekam medis pasien
Beberapa kriteria yang dapat menimbulkan bahaya akibat jatuh dan perlu menjadi perhatian khusus
terutama pada pasien dengan usia ≥ 70 tahun, riwayat osteoporosis, pernah jatuh sebelumnya,
menggunakan steroid lama dan anti koagulan, pasien baru saja menjalani prosedur pembedahan,
33
LOGO RS
Reference: National Patient Safety Foundation. Falls: Risk Assessment, Prevention, and
Measurement.February 28, 2013.
7. Lampu penerangan yang adekuat 7. Pemakaian safety belt pada semua pasien
saat latihan fisioterapi
34
LOGO RS
35
LOGO RS
2. Memastikan meja pemeriksaan awal untuk 2. Tempat tidur anak harus selalu berada pada
timbang berat badan dan tinggi badan bayi posisi rendah dan terkunci. Untuk anak
menggunakan pengaman. dibawah umur 3 tahun sebaiknya
ditempatkan dalam ranjang bayi dengan sisi
3. Tidak meninggalkan bayi saat timbang berat badan pengaman yang selalu tertutup.
dan selama berada di ruang pemeriksaan dokter.
3. Mengajarkan orang tua atau pengasuh anak
4. Koordinasi dengan orang tua untuk selalu teknik yang aman saat mendampingi anak
mengawasi anak selama berada di lingkungan yang baru berjalan dengan cara memegang
rumah sakit. kedua bahu anak sampai bagian ketiak.
5. Sediakan alat bantu berjalan yang dibutuhkan anak 4. Anak yang membutuhkan alat bantu indra,
seperti: walker, tongkat penyangga, dll. seperti kacamata, alat bantu pendengaran,
dll., letakkan pada tempat yang mudah
6. Mengidentifikasi barang-barang ( termasuk mainan diakses oleh anak.
) yang dibawa anak dan berisiko mencederai anak.
5. Anak-anak dan bayi tidak boleh ditempatkan
7. Memilih barang-barang atau mainan untuk pada area yang tidak aman, seperti di dekat
ditempatkan di ruang bermain anak yang aman
dan jendela, diatas meja, dan di lantai atas.
tidak berisiko mencederai.
6. Untuk anak yang sedang toilet training
8. Koordinasi dengan “ tenant “ yang ada di area sediakan pispot duduk atau cover toilet yang
rumah sakit untuk menyediakan kursi bayi yang sesuai dengan ukuran anak.
lengkap dengan sabuk pengaman
7. Jelaskan kepada orang tua setiap obat yang
9. Memastikan sabuk pengaman selalu digunakan memiliki efek samping risiko jatuh.
pada bayi yang ditempatkan pada kursi bayi dan
anak-anak yang menggunakan kursi roda. 8. Memastikan lampu penerangan di area-area
yang berisiko seperti: kamar mandi, tangga
10. Koordinasi dengan Housekeeping untuk selalu rumah, dapur, ruang makan dalam kondisi
memasang tanda peringatan selama lantai basah memadai.
LOGO RS
36
LOGO RS
pasien memadai.
LOGO RS
37
LOGO RS
38
LOGO RS
S S S
K K K
USIA RIWAYAT JATUH AKTIVITAS
O O O
R R R
Kurang dari 60 tahun 0 Tidak pernah 0 Mandiri 0
Antara 60 – 69 tahun 1 Pernah jatuh < 1 tahun 1 ADL dibantu sebagian 1
Lebih dari 70 tahun 2 Pernah jatuh < 1 tahun 2 ADL dibantu penuh 2
Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
S S S
K K K
DEFISIT SENSORIS KOGNITIF POLA BAB/BAK
O O O
R R R
Kacamata bukan bifokal 0 Orientasi baik 0 Teratur 0
Kacamata bifokal 1 Kesulitan mengerti perintah 1 Inkontinensia Urine/ feces 1
Gangguan pendengaran 1 Gangguan memori 2 Nokturia 2
Kacamata multifokal 2 Bingung/ disorientasi 3 Urgensi/ Frekuensi 3
Katarak/ glaukoma 3
Hampir tidak melihat/ buta 3
S S S
K K K
MOBILITAS/MOTORIK PENGOBATAN KOMORBIDITAS
O O O
R R R
Mandiri 0 Kurang dari 4 jenis & tidak 1 Diabetes/ Cardic/ ISK/ 1
Menggunakan alat bantu 1 termasuk yang tersebut dibawah gangguan SSP/ Stroke
Koordinasi/ keseimbangan 2
buruk Antihipertensi/ Hipoglikemi/ 2 Parkinson 2
antidepresan/ Neurotropik
Pascabedah 0 – 24 jam 3
LOGO RS
39
LOGO RS
40
LOGO RS
41