DAOP 3 CIREBON
NOMOR : ………………………………………………………
TENTANG
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal :
NUR SYAMSI
NIPP. 44469
Lampiran 1 : Keputusan Manager Kesehatan DAOP 3 Cirebon
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO DAN PENERAPAN KESELAMTAN PASIEN
KLINIK MEDISKA CIREBON
BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN
penting. Hal ini mencakup seluruh area baik manajerial maupun fungsional,
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Klinik . Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Klinik yaitu
terintegrasi.
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi
yang
memberikan pelayanan . Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila
Yang jadi kendala adalah bahwa masih kurangnya referensi tentang keselamatan
B. TUJUAN
penilaian
potensi kehilangan asset Klinik ,dan melakukan seleksi sesuai asumsi
secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden
risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) danpotensial terjadi
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP): setiap kejadian yang tidak disengaja dan
pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial Cedera
(KPC).
pada pasien.
cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak
kan cidera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien, tetap ternyata tidak
9. Kejadian Sentinel : adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah
yang
tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami dari
penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien; bunuh diri, kehilangan
permanen dari sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan
salah pasien; penculikanbayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua
yang salah.
11. Risiko Sisa : adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai
12. Penilaian Risiko : adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau
klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat
13. Penilai Risiko : adalah anggota dari staf (manager atau yang lain) yang telah
D. SASARAN
LINGKUP
Mediska Cirebon, termasuk seluruh area pekerjaan yaitu unit pelayanan dan
strategis dan operasional tidak akan tercapai apabila semua perangkat yang
risiko:
a. Level Klinik oleh Tim mutu dan manajemen risiko klinis dari Tim
pendanaannya.
risiko segera
Menurunkan/meminimalisasi risiko.
terkait.
c. Memantau daftar risiko per unit kerja untuk setiap perubahan, bagian
yang tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat risiko dan jadwal waktu.
d. Memberi saran kepada penilai risiko, kepala unit kerja dan pihak
proses Risiko
untuk penilai.
pemutakhiran.
pelaksanaan tindakan
11). Berkoordinasi dengan unit pelayanan lain yang ada di Klinik 12).
Kepala Klinik.
suatu hal yang mendasar bahwa jika seorang staf menganggap ada hal yang
serius yang telah mereka laporkan kepada atasan langsung mereka, tetapi
belum ditindaklanjuti, mereka harus melaporkan ini kepada tingkat yang lebih
tinggi.
dan
manajemen risiko.
penilaian dilakukan
manajemen risiko mencakup dokter, administrator, manajemen, tim mutu dan audit
1691 tahun 2011 dinyatakan bahwa rumah sakit dan tenaga kesehatan yang
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana suatu rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
1) Assessment risiko
1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarganya
LAKSANA
2.Identifikasi risiko.
3.Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko
5. Kelola risiko.
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Sumber : Kuntjoro , C
risiko harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi potensial
Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian
mencakup pelayanan yang banyak masalah, atau terbatas pada area praktik
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam penerapan manajemen risiko dan
c. Pelayanan Farmasi
Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
proses sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak
diidentifikasi pada tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan pelayanan
lebih
lanjut. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah
Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat Klinik , unit pelayanan atau tingkat tim harus diidentifikasi,
dan penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang
2.Insiden yang terjadi dan dampaknya pada Klinik atau stakeholder internal /
eksternal;
kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau bahaya
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas
potensi risiko.Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial
pelayanan:
1. Akses Pasien:
a. Tersengat listrik
e. Terpeleset
5. Kejadian Infeksi
c. Needlestick injury
e. Infeksi nosocomial
6. Rekam medik
8. Keamanan
a. Pencurian
b. Pasien hilang
dipakai seperti:
-Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
-Laporan insiden.
terhadap system kesehatan, organisasi Klinik , unit pelayanan dan semua unit
tindakan lebih lanjut. Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan
menyimpulkan tingkat risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta
tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara
terjadinya insiden.
Matrix grading dipakai dalam keselamatan pasien pada saat menetapkan berat
ringanya error :
A. Pengertian
1. Dampak (consequences)
TABEL 1
Dampak Klinis / Consequences / Severity
Adalah seberapa seringnya hal tersebut terjadi (table 2). Tabel ini
terjadinya.
Tabel 2
Probabilitas /frekuensi / likelihood
Skor resiko
(tabel 3)
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(Tiap mgg /bln) 5
Tabel 4
4. Bands resiko
Warna bands :
hasil pertemuan nilai dampak yang diurut kebawah dan nilai probabilitas yang
diurut kesamping kanan
grading:
dampak berikut ini. Identifikasi apakah insiden adalah cidera ringan dapat
pertama maka level 2 (minor ) bila cidera seperti yang kedua maka adalah
sekali dalam lebih 5 tahun berarti masuk resiko level 1, tetapi bila
frekuensinya mungkin.
45 hari
investigasi
Table Bands dan jenis investigasi
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EXTREM (SANGAT Resiko ekstrim dilakukan RCA paling lama 45
TINGGI) hari
Membutuhkan tindakan segera, sampai ke
pimpinan
untuk
menilai dan menentukan peringkat risiko, yang menunjukkanbahwa bila risiko
risiko dengancara:
menanggulanginya.
Untuk mengurangi risiko ataupun tidak terjadi penyimpangan maupun
dan pelaporan ini menjadi salah satu masalah utama dalam pelaksanaan
terlibat dan peduli dengan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi
1. Laporan masih dianggap hanya sebagai tugas atau kewajiban perawat saja
sehingga yang melakukan hanya perawat atau profesi pemberi layanan lain
2. Laporan yang diberikan sering kali tidak dilakukan secara terperinci karena
takut disalahkan oleh atasan atau pihak lain akibatnya banyak informasi
terhamba
Sentinel akan membebankan keburukan dari personal atau tim yang ada
laporan inisiden
4. Jangan meletakan laporan insiden sebagai bagian dari rekam medic pasien
2. Pelaporan Insiden harus aman. Staf tidak boleh dihukum karena melapor
3. Pelaporan Insiden hanya akan bermanfaat kalau menghasilkan respons yang
konstruktif. Minimal memberi umpan balik ttg data KTD & analisisnya.
sistem.
kepada seluruh unit agar memiliki pengetahuan dan kemampuan yang setara.
D. Karakteristik laporan:
2. Rincian kejadian
b. Insiden
c. Kronologi insiden
d. Jenis insiden
f. Kejadian terjadi
h. Tempat/lokasi
kerja lain ?
3. Tipe insiden
c. Kelompok dokumentasi
d. Infeksi nosokomial
f. Transfuse darah
g. Nutrisi
j. Jatuh
k. Kecelakaan
yang utama.
rekomendasi.
sisi keamanan data dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan namun ingin
belum
ada panduannya namun secara prinsip dapat melakukan hal sama dengan
a. Level
Staf
Tugas :
Standar :
b. level Atasan
langsung Tugas :
: Tugas :
b. Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf pelayanan
kejadian
bersifat rahasia”
sebagai berikut :
1 minggu
Sarana Kesehatan
dilakukan terhadap :
Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk memastikan
manajemen risiko.
warna/ bands risiko), dan melakukan kontrol di tingkat unit layanan.Tindak lanjut
mungkin timbul dari kegiatan Klinik serta untuk menganalisis risiko yang
PENUTUP
serta ketergantungan maka system pelaporan perlu dipahami dan perlu keterlibatn
semua pihak terkait mulai dari pimpinan sampai staf pelaksana.Untuk dapat
mewujudkan system pelaporan yang baik, tertata dan berjalan dengan lancar maka
roda system pelaporan agar berjalan, demikian pula para koordinator dan staf harus
dan tertib. Para koordintaor atau pimpinan diunit masing-masing perlu mendorong
Untuk mendapatkan laporan insiden yang baik dan benar maka seluruh staf perlu
diberikan kemampuan untuk mengisi form pelaporan dan cara pelaporan yang baik
dan benar serta lengkap. Selain hal tersebut para staf perlu mendapat dukungan
merupakan isu utama saat ini yang memerlukan dukungan penuh dari para
program keselamatan pasien tidak dapat berjalan sendiri karena proram ini memiliki
pasien.Selain itu juga dukungan baik secara finasial maupun sumber daya manusia
Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal :
NUR SYAMSI
NIPP. 44469