Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKHIR PROJECT ASSIGNMENT

PEMENUHAN STANDARISASI KLINIK di DAOP 3 CIREBON DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENDAPATAN KLINIK DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN

KESEHATAN

OLEH
NAMA : SUPARDI
NIPP. 44566
KEDUDUKAN : DAOP 3 CIREBON

PT KERETA API INDONESIA ( PERSERO )


2022
LEMBAR PENGESAHAN

“PEMENUHAN STANDARISASI KLINIK di DAOP 3 CIREBON DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENDAPATAN KLINIK DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN

KESEHATAN’’

Disusun Sebagai laporan Kegiatan Project Assignment di Pembelajaran Jarak Jauh


Junior Management Development Program
Terhitung mulai tanggal 24 Mei 2022 sampai dengan tanggal 01 Juli 2022

OLEH

SUPARDI
NIPP.44566

Pengesahan,
Pembimbing,

NUR SYAMSI
NIPP. 44469

i
ABSTRAKSI

Unit Kesehatan merupakan salah satu unit di PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Daerah Operasi 3 Cirebon yang dimana bertugas untuk melakukan pelayanan

kesehatan, pengurusan asuransi kesehatan perusahaan, kesehatan kerja

perusahaan melalui Klinik Mediska di PT Kereta Api Indonesia di Wilayah Daop 3

Cirebon. Unit Kesehatan juga salah satu unit pendukung yang mempunyai

kontribusi terhadap pendapatan dari pelayanan kesehatan untuk umum dan

pekerja bagi perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selain dari pendapatan

utamanya yaitu jaminan asuransi kesehatan perusahaan. Selain bertugas

melaksanakan pelayanan kesehatan untuk pekerja, unit ini juga melayani

pemeriksaan dan pengobatan untuk pasien umum untuk membantu menambah

pendapatan melalui Klinik Mediska. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Klinik

Mediska antara lain Pelayanan Kesehatan Umum, Pelayanan kesehatan gigi,

Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, Pelayanan Farmasi dan Pelayanan

Ambulance.

Klinik Mediska di Daop 3 Cirebon terdiri dari Klinik Mediska Cirebon, Klinik

Mediska Jatibarang, dan Klinik Mediska Brebes. Klinik Mediska Cirebon

mempunyai kepesertaan baik pasien Pekerja, BPJS dan Umum yaitu sebanyak

5.000, Klinik Mediska Jatibarang mempunyai kepesertaan pasien Pekerja, BPJS

dan Umum sebanyak 3.000 dan kepesertaan pada Klinik Mediska Brebes sebanyak

2.000. Rata-rata pasien Pekerja,BPJS dan Umum yang melakukan pemeriskaan

kesehatan di Klinik Mediska sebanyak 100 orang per hari, dengan rata-rata

pendapatan Klinik Mediska dari pasien Pekerja, BPJS dan Umum sebesar

70.000.000 per bulan. Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan

perusahaan melalui Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon diperlukan adanya

akreditasi Klinik guna untuk meningkatkan mutu dan menjamin kerjasama

dengan asuransi baik itu pemerintah maupun swasta.

ii
Akreditasi merupakan penilaian fasilitas kesehatan oleh Komisi Akreditasi agar

fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai

standar. Belum dilakukanya akreditasi berdampak pada mutu kinerja Klinik

Pratama, kepuasan pasien, kualitas SDM, keamanan SDM dan keberlanjutan

kerjasama antara Klinik Pratama dengan BPJS. Pembahasan ini bertujuan

untuk menganalisis Pemenuhan Standardisasi Klinik Di Daop 3 Cirebon Dalam

Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan Peningkatan Mutu Pelayanan

Kesehatan di PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 3 Cirebon dan faktor– faktor

yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian, Klinik Mediska di

DAOP 3 Cirebon belum membentuk tim akreditasi, dikarenakan pengetahuan

SDM terkait persiapan akreditasi masih minim dan belum memiliki

pedoman akreditasi. Akibatnya, perencanaan administratif manajemen

akreditasi belum dilakukan. Selain itu, anggaran akreditasi masih dialokasikan

untuk pemenuhan fasilitas yang menyebabkan alokasi anggaran pada

akreditasi tidak maksimal. Berdasarkan hal tersebut, Klinik Mediska Cirebon

belum siap menghadapi akreditasi karena terkendala persiapan akreditasi

pada faktor standar dan tujuan kebijakan, sarana prasarana, sumber daya,

komunikasi, karakteristik lembaga pelaksana, dan dukungan dinas kesehatan

yang belum optimal.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan taufiknya sehingga saya
dapat meyelesaiakan makalah yang berjudul “Pemenuhan Standardisasi Klinik Di
Daop 3 Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan” ini dengan lancar dan tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti. Project Assignment ini disusun untuk melengkapi tugas
Diklat PJJ JMDP Angkatan IV tahun 2022.
Dalam penyusunan Project Assignment ini tentunya tak lepas dari doa dan
dukungan serta bimbingan dari beberapa pihak, maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini diantaranya:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa
yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Ibu Friska Rapa selaku Penangungjawab kelas Diklat PJJ JMDP Angkatan IV
Tahun 2022 yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Nur Syamsi selaku Manager Kesehatan Daop 3 Cirebon yang selalu
memberikan dukungan.
4. Serta seluruh keluarga besar unit Kesehatan Daop 3 Cirebon tanpa terkecuali
mulai dari Asstistan Manager, Rekan Supervisor, dan Staff yang selalu
berjuang bersama demi mencapai target perusahaan.

Penulis menyadari makalah bertema “Pemenuhan Standardisasi Klinik Di Daop 3


Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan“ ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan, Oleh karena itu penulis mengharapkan Kritik dan saran yang
bersifat membangun agar kedepannya bisa lebih baik.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

iv
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

ABSTRAK.......................................................................................................ii-iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................1-3


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Maksud dan Tujuan..............................................................................4
1.4 Metode Penelitian.................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan Masalah....................................................4
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................5

II.1 Profil Lengkap......................................................................................5

II.2 Analisis Masalah................................................................................13

II.2.1 Plan (Perencanaan)....................................................................14

II.2.1.1 Identifikasi Masalah......................................................21


II.2.1.2 Analisa SWOT.................................................................22

II.2.2 Do (Pelaksanaan).........................................................................23

II.2.3 Check (Evaluasi)..........................................................................24

II.2.4 Action (Menindaklanjuti).............................................................25

II.3 Timeline PDCA.....................................................................................37

II.4 Tabel PDCA..........................................................................................38

II.5 Manfaat................................................................................................41

BAB III. PENUTUP..............................................................................................43

III.1 Kesimpulan.........................................................................................43

III.2 Saran..................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................44

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Unit Kesehatan merupakan salah satu unit di PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon yang dimana bertugas untuk melakukan

pelayanan kesehatan, pengurusan asuransi kesehatan perusahaan,

kesehatan kerja perusahaan melalui Klinik Mediska di PT Kereta Api

Indonesia di Wilayah Daop 3 Cirebon.

Klinik Mediska di Daop 3 Cirebon terdiri dari Klinik Mediska Cirebon,

Klinik Mediska Jatibarang, dan Klinik Mediska Brebes. Klinik Mediska

Cirebon mempunyai kepesertaan baik pasien Pekerja, BPJS dan Umum

yaitu sebanyak 5.000, Klinik Mediska Jatibarang mempunyai kepesertaan

pasien Pekerja, BPJS dan Umum sebanyak 3.000 dan kepesertaan pada

Klinik Mediska Brebes sebanyak 2.000. Rata-rata pasien Pekerja,BPJS dan

Umum yang melakukan pemeriskaan kesehatan di Klinik Mediska sebanyak

100 orang per hari, dengan rata-rata pendapatan Klinik Mediska dari pasien

Pekerja, BPJS dan Umum sebesar 70.000.000 per bulan. Oleh karena itu

untuk meningkatkan pendapatan perusahaan melalui Klinik Mediska di

DAOP 3 Cirebon diperlukan adanya akreditasi Klinik guna untuk

meningkatkan mutu dan menjamin kerjasama dengan asuransi baik itu

pemerintah maupun swasta.

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun

2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang dikelola

oleh Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) yang bertujuan

untuk menjamin kebutuhan dasar masyarakat (kesehatan) agar

terpenuhi dengan layak. Berdasarkan Peraturan Kementrian Kesehatan


1
RI No. 99 Tahun 2015, Pelayanan kesehatan di era Jaminan Kesehatan

Nasional( JKN) dilaksanakan secara berjenjang, berawal dari Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) kemudian melakukan rujukan ke

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkatan Lanjut (FKRTL). Saat ini FKTP

perlu menerapkan upaya pengendalian untuk meningkatkan kualitas

serta kinerja sesuai standar karena mempengaruhi kepuasan pasien.

Selain itu FKTP juga merupakan fasilitas kesehatan yang dapat

dijangkau oleh masyarakat dengan mudah. Hal ini dibuktikan dengan

jumlah kepesertaan BPJS sampai dengan bulan Januari tahun 2021

sudah mencapai 223.470.668 jiwa (BPJS, 2021). Klinik Pratama

merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yaitu pelayanan

medis dasar maupun pelayanan medis khusus. Dalam menjamin

pengendalian peningkatkan mutu dan kinerja Klinik Pratama secara

berkesinambungan dapat dilakukan melalui akreditasi. Akreditasi

merupakan penilaian fasilitas kesehatan oleh komisi akreditasi FKTP

agar fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas dan

sesuai standar yang berlaku (Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2015).

Selain untuk meningkatkan pengendalian mutu dan kinerja, akreditasi

juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar SDM (Sumber

Daya Manusia), keterampilan dan keamanan SDM saat bekerja, dan

dapat mewujudkan fasilitas kesehatan yang unggul dalam pelayanan

dan administrasi (Kemenkes RI, 2015).

Penyelenggaraan akreditasi Klinik Pratama merupakan

perwujudan dari Rencana Strategis Kemenkes tahun 2020 – 2024 yaitu

indikator sasaran FKTP yang sesuai standar harus mencapai 100%, dan

juga bentuk realisasi untuk menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan No.

2
27 Tahun 2019 terkait kewajiban akreditasi klinik dan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 99 Tahun 2015 terkait fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS harus terakreditasi. Di Indonesia dari 6.691

Klinik Pratama yang bekerjasama dengan BPJS. Berdasarkan data Komisi

Akreditasi FKTP sampai tahun 2019 hanya 14 Klinik Pratama yang

terakreditasi. Sedangkan di Cirebon dari 35 Klinik Pratama yang

bekerjasama dengan BPJS, berdasarkan data Dinas Kesehatan Cirebon

hanya 1 Klinik Pratama yang terakreditasi. Klinik Pratama sudah

mengetahui kewajiban akreditasi, tetapi Klinik Pratama menyatakan

bahwa persyaratan akreditasi tidak mudah, sehingga hal ini menjadi

kendala dalam persiapan akreditasi. Disamping itu, berdasarkan hasil

dari Dinas Kesehatan Cirebon, pada tahun 2017 pihak dinas kesehatan

sudah melakukan sosialisasi mengenai akreditasi Klinik Pratama, pada

tahun 2018 sudah menjelaskan kepada Klinik Pratama terkait

instrumen akreditasi, dan pada tahun 2019 pihak Dinas Kesehatan juga

sudah menyelenggarakan workshop mengenai persiapan, pembiayaan dan

penganggaran dana akreditasi. Selain itu pihak Dinas Kesehatan juga

sudah menyiapkan tim survei akreditasi Klinik Pratama dan sudah

dikoordinasikan dengan Asosiasi Klinik Pratama (Asklin) Cirebon. Tetapi

pada tahun 2020 pelaksanaan dan persiapan akreditasi Klinik Pratama

sempat terhenti, dikarenakan penganggaran akreditasi dialokasikan

untuk penanggulangan COVID. Pelaksaan akreditasi akan dilanjutkan

kembali pada tahun 2023 mendatang. Berdasarkan hal tersebut,

keberlanjutan persiapan dan pelaksanaan akreditasi Klinik Pratama di

Cirebon belum sesuai dengan Permenkes No. 27 Tahun 2019 terkait

kewajiban akreditasi klinik dan Permenkes No. 99 Tahun 2015 terkait

fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS harus terakreditasi.

Persiapan pra akreditasi merupakan hal utama yang harus dilakukan


3
secara komprehensif, agar proses akreditasi dapat mencapai

keberhasilan. Selain itu belum dilakukanya akreditasi memberikan

dampak pada mutu kinerja Klinik Pratama, kualitas dan keamanan

SDM Klinik Pratama saat bekerja dan keberlanjutan perpanjangan

kerjasama antara Klinik Pratama dengan BPJS. Berdasarkan uraian

diatas, tujuan makalah ini dilakukan untuk menganalisis kesiapan

Klinik Pratama dalam menghadapi akreditasi dan faktor – faktor apa

saja yang mempengaruhinya. Sehingga Pemenuhan Standardisasi Klinik

Di Daop 3 Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan

Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan.

4
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan di atas, maka di


dapatkan rumusan masalah “Bagaimana cara Pemenuhan Standardisasi
Klinik Di Daop 3 Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik
dan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan ?”

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan Project Assignment ini adalah :

a. Untuk menjelaskan bagaimana cara pemenuhan standardisasi klinik di


Daop 3 Cirebon dalam rangka peningkatan pendapatan klinik dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
b. Sebagai syarat menyelesaikan program pelatihan “Junior Management
Development Program angkatan IV tahun 2022” PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan Project Assignment ini, penulis menggunakan


metode berdasarkan pengamatan langsung dengan melihat data pada Klinik
Mediska di Daop 3 Cirebon.

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan Masalah

Untuk membatasi pembahasan masalah, maka ruang lingkup pembahasan


adalah standardisasi Klinik di Daop 3 Cirebon .

5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Profil Unit Kesehatan
2.1.1 Alamat
Unit Kesehatan Daerah Operasi 3 Cirebon beramat di Jl. Inspeksi
No.6 Cirebon

2.1.2 Tupoksi
Berdasarkan Peraturan Direksi PT Kereta Api Indoneisa (Persero)
Nomor : PER.U/KO.104/IX/6/KA-2017 Tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Direksi Nomor PER.U/KO.104/IX/6/KA-
2017 Tentang Organisasi dan Tata Laksana Daerah Operasi 3
Cirebon.
Bagian Kesehatan Daerah Operasi 3 Cirebon dipimpin oleh
seorang Manager Kesehatan yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Vice President. Manager Kesehatan
mempunyai fungsi dan tanggungjawab: Merumuskan penjabaran
pelaksanaan strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas
pokok dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor
Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon, menyusun program
anggaran pengelolaan kesehatan di wilayah Daerah Operasi 3
Cirebon, mengelola program pelayanan kesehatan meliputi
administrasi kepesertaan, pelayanan kesehatan kepada pekeIja,
pensiunan beserta keluarga serta masyarakat umum, mengelola
pelayanan kesehatan di PPK kerjasama/provider yang sudah
ditetapkan sesuai perjanjian kerja sama serta melakukan
verifikasi klaim provider dan proses pembayarannya, mengelola
pelayanan restitusi biaya pengobatan dimulai dari pengumpulan
berkas permohonan restitusi sampai dilakukan
penghitungari/verifikasi dan proses pembayarannya, mengelola
proses registrasi dan verifikasikepesertaan untuk updating
database, mengelola program pemeriksaan kesehatan
rekrutmen, pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan awak kereta api sebelum dinas serta
pemeriksaan kesehatan lainnya di lingkungan kerja Daerah
Operasi 3 Cirebon, mengadakan program penyuluhan
kesehatan, program pencegahan terhadap kecelakaan kerja

6
maupun penyakit akibat kerja dan penanganan korban akibat
kecelakaan kerja maupun kecelakaan kereta api lainnya
di lingkungan kerja Daerah Operasi3 Cirebon,

7
mengadakan pembinaan dan evaluasi kineIja SDM di lingkungan
bagian kesehatan Daerah Operasi 3 Cirebon dan fasilitas kerja
klinik pelayanan kesehatan dan pos kesehatan (Poskes), serta pos
pemeriksaan kesehatan (Posrikkes)awak kereta api di wilayah
Daerah Operasi3 Cirebon, terselenggaranya proses peningkatan
kualitas (quality improvement) pengelolaan kesehatan dan fasilitas
keIja klinik pelayanan kesehatan dan pos kesehatan (Poskes), serta
pos pemeriksaan kesehatan (Posrikkes) awak kereta api di wilayah
Daerah Operasi 3 Cirebon secara berkelanjutan serta pengelolaan
resiko di bagiannya, mengadakan pemantauan, pengawasan dan
pemeriksaan mutu pelayanan kesehatan di klinik pelayanan
kesehatan dan pos kesehatan (Poskes)serta pos pemeriksaan
kesehatan (Posrikkes) awak kereta api di wilayah Daerah Operasi 3
Cirebon.
Bagian Kesehatan juga mempunyai tugas melaksanakan supervisi
Alat Pelindung Diri, Alat Pemadam Api Ringan dan P3K Sesuai
dengan Nota Dinas Internal MMH nomor : 6/KC.207/I/KA/2022
tanggal 4 Januari 2022. Dalam menjalankan tugas pokok, fungsi
dan tanggung jawabnya, Manager Kesehatan dibantu oleh:
1. Assistant Manager Pelayanan, Klaim dan Kepesertaan,
yang mempunyai tugas :
Melaksanakan breakdown anggaran pelayanan kesehatan di wilayah
Daerah Operasi 3 Cirebon, Melaksanakan program pelayanan
kesehatan meliputi administrasi kepesertaan, pelayanan kesehatan
kepada pekerja, pensiunan beserta keluarga serta masyarakat
umum, Melaksanakan pelayanan kesehatan di PPK kerjasama atau
provider yang sudah ditetapkan sesuai perjanjian kerja sama serta
melakukan verifikasi klaim provider dan untuk proses
pembayarannya, melaksanakan pelayanan restitusi biaya
pengobatan dimulai dari pengumpulan berkas permohonan restitusi
sampai dilakukan penghitungan atau verifikasi dan proses
pembayarannya, Melaksanakan proses registrasi dan verifikasi
kepesertaan untuk updating database.

8
2. Assistant Manager Kesehatan Kerja, yang mempunyai tugas:
Melaksanakan breakdown anggaran kesehatan kerja di
wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon, melaksanakan program
pemeriksaan kesehatan rekrutmen, pemeriksaan kesehatan
berkala dan pemeriksaan kesehatan awak kereta, api sebelum
dinas serta pemeriksaan kesehatan lainnya di lingkungan,
kerja Daerah Operasi 3 Cirebon, melaksanakan program
penyuluhan kesehatan, program pencegahan, terhadap
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja dan
penanganan korban akibat kecelakaan kerja maupun
kecelakaan kereta, api lainnya di lingkungan kerja Daerah
Operasi 3 Cirebon, melakukan pembinaan dan evaluasi
kinerja SDM di lingkungan Bagian Kesehatan Daerah Operasi
3 Cirebon dan fasilitas kerja klinik pelayanan kesehatan dan
pos kesehatan, serta pos pemeriksaan kesehatan awak kereta
api di wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon, Melaksanakan
Pemeriksaan Narkoba Pekerja, melaksanakan supervisi Alat
Pelindung Diri, Alat Pemadam Api Ringan dan P3K Sesuai
dengan Nota Dinas Internal MMH nomor :
6/KC.207/I/KA/2022 tanggal 4 Januari 2022.

3. Dokter Fungsional dengan tugas berdasarkan pada ketentuan


perusahaan dibidang dokter funngsional.

4. Senior Supervisor/Supervisor Klinik Daerah Operasi 3


Cirebon, Memiliki tugas pokok dan tanggung jawab untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja dan/ atau
pensiunan beserta keluarganya, baik di klinik Perusahaan
maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya yang telah ada
peIjanjian kerjasama, pemeriksaan kesehatan awak kereta
api, pelayanan kesehatan di pos kesehatan (Poskes)Stasiun,
penanganan korban akibat kecelakaan kerja maupun
kecelakaan kereta api serta mencatat dan melaporkannya
9
kepada Manager Kesehatan Daerah Operasi 3 Cirebon.

10
2.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Unit Kesehatan Daop 3 Cirebon

2.1.4 Sumber Daya Manuasia Unit Kesehatan Daop 3 Cirebon


Ketersediaan sumber daya manusia di Unit Kesehatan Daop 3 Cirebon
sejumlah 26 pekerja yang terdiri dari beberapa generasi dan beberapa
basic pendidikan.
Table 2. 1 Nominatif Pekerja Unit kesehatan Doop 3 Cirebon
NO NIPP NAMA POSISI
1 4446 NUR SYAMSI Manager Kesehatan
9
2 4695 SLAMET HARDADI Dokter Fungsional 2
6
NANDA NUR
3 7251 Dokter Fungsional 3
0 ANDITYAS
Pelaksana Pelayanan,
4 6651 ARI AFANDI
4 Klaim dan Kepesertaan
11
NO NIPP NAMA POSISI
Assistant
5 4456 SUPARDI Manager
6
Pelayanan, Klaim
dan
Kepesertaan
Assistant Manager
6 4566 WIDODO
0 Kesehatan Kerja
7 6651 WAHYU JUNIANSYAH Pelaksana Kesehatan
5 Kerja
Senior Supervisor
8 4397 MOKHAMMAD ASYARI Klinik
6
Pratama Kelas I
Cirebon
PRITASARI DWI Apoteker Klinik
9 7250 Pratama
9 ANGGRAENI
Kelas I Cirebon
Paramedis Pos
MELLYA Kesehatan / Pos
10 7250
6 HERDIANI AZHARI Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Cirebonprujakan
CHINTYA Paramedis Klinik
11 7387 Pratama
9 MUSDALIFAH
Kelas 1 Cirebon
Paramedis Pos
Kesehatan / Pos
12 7250 ANNISA PUTRI
2 Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Cirebonprujakan
Paramedis Pos
Kesehatan / Pos
13 7250 SISKA ULFIANI MUFTI
5 Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Cirebonprujakan
Paramedis Klinik
14 7250 DEVI PUSPITASARI Pratama
3
Kelas 1 Cirebon
12
Paramedis Pos
15 7388 DESI KURNIA HAPSARI Kesehatan / Pos
0
Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Cirebon
Paramedis Pos
16 7250 TRI OKTANIA Kesehatan /
7
Pos Pemeriksaan

13
NO NIPP NAMA POSISI
Kesehatan Stasiun
Cirebonprujakan
Paramedis Klinik
17 7250 ALLENA NURFILARD Pratama
8
Kelas 1 Cirebon
Paramedis Pos
DUWINITA
18 7250 Kesehatan / Pos
4 NUR ENDAH
Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Cirebon
Pelaksana Administrasi
19 7190 WARDATUL JANNAH Klinik Pratama
9
Kelas 1 Cirebon
Paramedis Klinik
20 5064 YOGA PARYONO Pratama
8
Kelas 1 Cirebon
Supervisor Klinik
21 4697 HEDY SUSANTO Pratama
7
Kelas II Jatibarang
Paramedis Pos
RIFKYANEST Kesehatan / Pos
22 7388
7 U GITAPUTRA Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Arjawinangun
Paramedis Pos
Kesehatan / Pos
23 7058 FERY SUFENDI
2 Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Arjawinangun
Paramedis Pos
Kesehatan / Pos
24 6651 LEO FARIANDO
6 Pemeriksaan
Kesehatan Stasiun
Arjawinangun
Supervisor Klinik
25 5236 LIYA RAHMAWATI Pratama
7
14
Kelas II Brebes
Paramedis Klinik
26 5067 YUDI KUSMAYADI Pratama
1
Kelas II Brebes
Sumber : Nominatif Data SDM 16.02.202

15
Table 2. 2 Komposisi Pekerja Berdasarkan Jabatan

NO JABATAN JUMLAH PERSENTAS


E
1 M – Kesehatan 1 3,85%
2 AM - Kesehatan Kerja 1 3,85%
AM - Pelayanan,
3 Klaim dan 1 3,85%
Kepesertaan
4 S2.2 – Dokter 1 3,85%

5 S3.2 – Dokter 1 3,85%

6 Apoteker 1 3,85%

7 S - Klinik Pratama Kelas II 2 7,69%

8 SS - Klinik Pratama Kelas I 1 3,85%

9 Paramedis 2 12 46,15%

10 Paramedis 3 2 7,69%

11 Staf Pelayanan Kesehatan 2 1 3,85%

12 Staf Pelayanan Kesehatan 3 2 7,69%

TOTAL 26 100%
Sumber : Nominatif Data SDM 16 Februari 2022

Table 2. 3 Komposisi Pekerja Berdasarkan Golongan Ruang

NO GOLONGAN JUMLAH PERSENTAS


RUANG E
1 IV/B 1 3,85%
2 III/D 1 3,85%
3 III/C 3 11,54%
4 III/B 2 7,69%
5 III/A 1 3,85%
6 II/D 4 15,38%
7 II/C 12 46,15%
8 II/B 1 3,85%

16
NO GOLONGAN JUMLAH PERSENTAS
RUANG E
9 II/A 1 3,85%
TOTAL 26 100%
Sumber : Nominatif Data SDM 16 Februari 2022

Table 2. 4 Komposisi Pekerja Berdasarkan Generasi


NO KARAKTERISTIK GENERASI JUMLA PERSENTAS
H E
1 Gen X/Post Boomer (1965- 9 34,62%
1980)
2 Gen Y/The Netter (1980-1990) 4 15,38%
3 Gen Z/The Zippies (1991- 13 50,00%
2005)
TOTAL 26 100%
Sumber : Nominatif Data SDM 16 Februari 2022

2.1.5 Wilayah Kerja Unit Kesehatan Daop 3 Cirebon


Table 2. 5 Wilayah Kerja Unit Kesehatan Daop 3 Cirebon
NO NAMA JUMLAH
UNIT
1 Angkutan Barang 3
2 Angkutan Penumpang 2
3 Bangunan 1
4 Fasilitas Penumpang 1
5 Hukum 1
6 Humasda 1
7 Jalan Rel Dan Jembatan 50
8 Kantor Pusat 1
9 Kesehatan 6
10 Keuangan 3
11 Komersial Non Angkutan 1
12 Operasi 50
13 Pengadaan Barang Dan Jasa 1
14 Pengamanan 3
15 Penjagaan Aset 1

17
16 Sarana 5
17 Sinyal, Telekomunikasi Dan Listrik 10
18 Sistem Informasi 1
19 Sumber Daya Manusia Dan Umum 9
TOTAL 150
Sumber : Data Kesehatan Kerja Februari Tahun 2022

II. 2. Analisis Masalah

Gambaran Kesiapan Akreditasi Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon

Menurut Pendoman Pendampingan Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Tahun 2015 dalam mempersiapkan akreditasi Klinik Pratama

harus melewati dan memenuhi beberapa tahapan diantaranya (1) Mengikuti

sosialisasi, (2) Melakukan pendampingan akreditasi, (3) Melakukan Self

Assessment,(4) Menyusun Rencana Aksi Persiapan Akreditasi, (5) Persiapan

Dokumen Akreditasi, (6) Mengatur sistem manajemen dan sistem pelayanan

klinis sesuai dengan hasil Self Assessment, (7) Melakukan implementasi sesuai

dengan kebijakan, pendoman, prosedur dan program yang telah direncanakan

dalam waktu 3– 4 bulan dengan empat kali pendampingan, (8) Penilaian pra-

sertifikasi oleh tim pendamping akreditasi, (9) Melakukan pengusulan siap

diakreditasi.

Berdasarkan data yang telah dilakukan pesiapan Klinik Mediska di DAOP 3

Cirebon dalam menghadapi akreditasi belum optimal. Menurut data dari Dinas

Kesehatan Bagian Mutu Pelayanan Kesehatan dari 35 Klinik Pratama yang

bekerjasama dengan BPJS hanya 1 Klinik Pratama yang terakreditasi. Klinik

Pratama di Cirebon baru melaksanakan 2 tahapan persiapan menurut

pedoman yaitu mengikuti sosialisasi dan melengkapi dokumen akreditasi,

walaupun dalam pelaksanaannya kedua tahapan tersebut belum

maksimal.

18
Guna Pemenuhan Standardisasi Klinik Di Daop 3 Cirebon Dalam
Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan, perlu adanya upaya-upaya untuk mengoptimalisasi Standarisasi
Klinik Mediska di Daop 3 Cirebon. Maka dalam hal ini penulis menggunakan
metode PDCA (Plan, Do, Check and Action) sebagai metode penyelesaian
masalah. Adapun pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

 PLAN : Menganalisa Permasalahan serta Merencanakan Solusinya.


 DO : Melakukan Pekerjaan dengan cara yang baru sesuai dengan
perencanaan.
 CHECK : Memonitor akibat dan implementasi rencana proyek mencari.
tindakan yang tepat untuk memperbaikinya.
 ACTION : Melakukan Evalusi terhadap pelaksanaan serta merencanakan
ulang.

II.2.1 Plan (Perencanaan)


II.2.1.1 Identifikasi Masalah
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Akreditasi Klinik Mediska di DAOP 3
Cirebon
Teori Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn digunakan untuk

menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan akreditasi Klinik

Pratama. Berikut kendala dan dukungan yang ada di Klinik Mediska CIrebon

dalam mengahadapi akreditasi yang ditinjau dari beberapa faktor, diantaranya:

Manusia Metode

Kurangnya
pendekatan/promosi langsung
Promosi
Kurang kepada masyarakat Kesiapan
nya
jumlah
SDM
konvens
Kurangnya sosialisasi Akreditasi
ional
Klinik Mediska
di DAOP 3
Cirebon
Terbatas Prasarana Finansial aggaran Dukungan Pemerintah
Sarana akreditasi
Sosial

Mesin
Material 19
Lingkungan

Dari fishbone diagram di atas, penulis dapat menganalisa sebab akibat


kendala Pemenuhan Standardisasi Klinik Di Daop 3 Cirebon Dalam
Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan. Berikut analisa akar penyebabnya :

a. Standar dan Tujuan Kebijakan

1) Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang harus dicapai dalam penilaian akreditasi

Klinik Pratama diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun

2015 Tentang Akreditasi Klinik Pratama dimana terdapat 4 bab

diantaranya Bab I yaitu Tata Kelola Klinik, Bab II yaitu Peningkatan Mutu

dan Keselamatan Pasien, Bab III yaitu Penyelenggaran Kesehatan

Perorangan. Klinik Mediska sudah mengetahui jumlah indikator

keberhasilan yang harus dicapai, tetapi belum memahami teknis yang

akan di lakukan, sehingga rencana administratif manajemen belum

dilakukan. Implementasi kebijakan akan berjalan secara efektif dan

efisien jika aktor – aktor yang terlibat didalamnya memahami rencana

yang akan dicapai.

2) Alur Pelaksanaan

Berdasarkan Pedoman Pendampingan Akreditasi Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) Tahun 2015 Kemenkes RI. Terdapat 2 alur

pelaksanaan persiapan akreditasi yang harus dilakukan yaitu persiapan

dokumen penunjang dan persiapan teknis yang meliputi mengikuti

20
sosialisasi, melakukan penilaian mandiri dan pendampingan akreditasi.

Pada aspek ini, terdapat Klinik Mediska sudah melakukan persiapan

dokumen penunjang dan proses pendampingan akreditasi dikarenakan

sudah pernah mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Pendamping

akreditasi. Melalui sosialisasi petugas mendapatkan informasi dan

pengetahuan yang dapat membantu mereka dalam mengatasi kecemasan,

kekhawatiran, dan kebingungan akan peran mereka di organisasi.

b. Sumber Daya

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan seluruh tenaga Klinik Pratama yang dapat mendukung

kesiapan akreditasi dalam segi ketersediaan, kecukupan, dan kompetensi

yang dimiliki dalam mendukung persiapan akreditasi. Ketersediaan dan

kecukupan SDM Klinik Pratama harus sesuai dengan persyaratan

pembentukan Klinik Pratama berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. Di Klinik Pratama

minimal terdapat dua orang dokter atau dokter gigi. Setiap tenaga medis

harus memilki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)

dan setiap tenaga kesehatan lainnya harus memilki Surat Tanda Registrasi

(STR) dan Surat Izin Praktik (SIP), Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA),

ataupun Surat Izin Kerja (SIK) sesuai dengan peraturan perundang –

undangan.

Diketahui bahwa terdapat SDM Klinik Mediska yang belum memiliki STR

(Surat Tanda Registrasi) dikarenakan petugas tidak memperpanjang STR

karena ditempatkan di posisi pekerjaan administrasi. Selain itu juga,

terdapat SDM Klinik Mediska yang jumlahnya tidak sebanding dengan

jumlah pasien yang berobat untuk 3 Klinik Mediska yaitu Cirebon, Brebes

dan Jatibarang, dikarenakan ada beberapa petugas klinik yang sedang di


21
perbantukan di Pos Kesehatan Stasiun dan belum merekrut tenaga Klinik

atau paramedis untuk unit kesehatan di DAOP 3 Cirebon PT Kereta Api

Indonesia . Padahal jika terdapat SDM yang berkualitas dan sesuai

kebutuhannya, pelaksanaan persiapan akreditasi akan lebih mudah.

Kuantitas dan atau kualitas SDM yang sesuai akan menghasilkan kinerja

organisasi yang baik untuk mencapai suatu tujuan.

2) Sumber Daya Finansial

Sumber daya finansial merupakan kecukupan anggaran yang tersedia serta

sumber anggaran yang didapat untuk memenuhi kebutuhan dalam

persiapan akreditasi Klinik Mediska. Dapat diketahui bahwa terdapat Klinik

Pratama yang sumber daya finansialnya belum tersedia untuk akreditasi,

dikarenakan dialokasikan pada pemenuhan fasilitas penunjang Klinik

Pratama dahulu. Jika semua persiapan akreditasi terpenuhi, dana akreditasi

akan dianggarkan. Belum cukupnya dana akreditasi dapat menyebabkan

kurang baiknya kinerja dari suatu karyawan sehingga perlu adanya

penambahan dana untuk keperluan akreditasi.

3) S

umber Daya Materil

Sumber daya materil merupakan ketersediaan dan kelayakan sarana

prasarana yang dimiliki untuk menunjang persiapan akreditasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 Tentang

Akreditasi Klinik Pratama, Sarana Prasarana penunjang terdiri dari

pelayanan rekam medis, peralatan medis, dan pelayanan obat.

Terdapat Klinik Pratama yang belum terpenuhi ketersediaan dan kecukupan

sarana dan prasarananya dikarenakan terkendala dana dalam proses

pengadaan sarana prasarana. Padahal semakin baik pelaksanaan

22
manajemen sarana dan prasarana semakin baik pula pencapaian akreditasi

suatu organisasi.

c. Komunikasi

1) Kejelasan

Klinik Mediska menerima informasi mengenai tugas dan tanggungjawabnya

sesuai dengan arahan Dinas Kesehatan atau pimpinan. Dinas Kesehatan

sudah berupaya maksimal dalam menyampaikan informasi terkait persiapan

akreditasi secara jelas, seperti menghadirkan narasumber dari pihak Komisi

Akreditasi untuk menyampaikan hal yang harus dipersiapkan untuk

akreditasi, instrumen penilaian, dan pembinaan. Namun menurut Klinik

Mediska informasi tersebut belum dijelaskan secara rinci mengenai teknis

ataupun mekanisme pelaksanaanya. Selain itu sosialisasi hanya dilakukan

sebanyak satu kali, tidak ada keberlanjutan lagi. Berdasarkanhal tersebut,

komunikasi yang dilakukan tidak berjalan efektif karena komunikasi tidak

berjalan secara berkelanjutan. Komunikasi dapat mendukung pencapaian

tujuan organisasi apabila komunikasi berjalan secara efektif dan efisien.

2) Konsistensi

Konsistensi dalam komunikasi sangat dibutuhkan agar informasi yang

disampaikan oleh Dinas Kesehatan dapat mudah dipahami oleh Klinik

Mediska. Dinas Kesehatan selalumenyampaikan informasi terkait

persiapan akreditasi kepada Klinik Pratama sesuai dengan informasi yang

diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Menurut Klinik Pratama informasi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan

kepada Klinik Pratama selalu tetap, karena penyampaian informasi hanya

dilaksanakan sebanyak satu kali melalui sosialisasi dan tidak ada

keberlanjutan secara berkala. Penyampaian informasi yang berurutan dan

23
tidak bertentangan dengan pesan sebelumnya, dapat mempermudah dalam

memahami makna pesan tersebut, sehingga tercipta tindakan sebagai bukti

adanya umpan balik.

d. Disposisi Pelaksana

1) Pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan Klinik Pratama dalam mengetahui

secara rinci tujuan akreditasi, persiapan, dan pengajuan akreditasi sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi

Klinik Pratama atau Pedoman Akreditasi FKTP. Klinik Mediska sudah

memahami tujuan diadakannya akreditasi Klinik Pratama dan setuju

akreditasi Klinik Pratama itu ada, namun belum memahami proses

pengajuan akreditasi. Pemahaman setiap SDM organisasi memiliki peran

yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku organisasi. 2 bukti adanya

kesamaan pandangan terhadap apa yang dikerjakan bersama akan

mempermudah pencapaian tujuan.

e. Karakteristik Lembaga Pelaksana

1) Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar SDM Klinik

Mediska, meliputi pembagian tugas masing-masing SDM agar memiliki peran

dan tanggung jawab mendukung persiapan akreditasi. Klinik Mediska sudah

memiliki tim akreditasi, sehingga pembagian tugas mengenai akreditasi sudah

dilakukan. Hal itu karena SDM sudah memiliki Pedoman Akreditasi FKTP

sehingga mengetahui bagaimana mekanisme yang harus dipersiapkan dan

dilakukan. Adanya pembagian pekerjaan, individu akan melaksanakan

pekerjaan tertentu, sehingga masing - masing individu mengetahui apa yang

menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

2) SOP (Standar Operasional Prosedur)

SOP merupakan ketersediaan pedoman tata kerja dalam melaksanakan


24
persiapan akreditasi klinik secara formal dan sistematis. Dalam hal ini SOP

yang digunakan yaitu Pedoman Akreditasi FKTP dari Kementrian Kesehatan RI

Tahun 2015. Dalam hal ini, Klinik Pratama belum memiliki pedoman yang

dijadikan acuan dalam melakukan persiapan akreditasi, karena pihak Asosiasi

Klinik dan Dinas Kesehatan belum memberikan pedoman resmi akreditasi

Klinik Pratama. Padahal penggunaan SOP disini sangat membantu dalam

proses persiapan akreditasi. Tersedianya petunjuk pelaksanaan program yang

lengkap dan jelas akan menjadi pedoman bagi pelaksana dalam bertindak dan

menghindari ketidak seragaman dalam mengimplementasikan suatu kebijakan.

f. Kondisi Sosial dan Politik

1) Dukungan Pemerintah Daerah

Dukungan pemerintah daerah dilihat dari adanya upaya yang Dinas

Kesehatan dalammendukung persiapan akreditasi Klinik Pratama. Dinas

Kesehatan Cirebon sudah mendukung dan memfasilitasi Klinik Pratama

dalam mempersiapkan akreditasi. Klinik Pratama sudah merasakan

dukungan Dinas Kesehatan, seperti pelaksanaan sosialisasi. Walaupun

pelaksanaanya belum maksimal, karena baru dilakukan sebanyak satu kali.

Stakeholder seperti Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota memiliki peran

penting dalam mendukung pelaksanaan akreditasi dari tahapan persiapan

akreditasi sampai dengan pendampingan pasca survei akreditasi.

2) Dukungan Masyarakat

Dukungan masyarakat dilihat dari adanya upaya yang dilakukan pasien

sebagai penerima layanan Klinik Mediska dalam bentuk kritik atau saran

sebagai bentuk dukungan kepada Klinik Mediska untuk melakukan

persiapan akreditasi. Klinik Mediska memfasilitasi pemberian kritik dan

saran dari pasien baik secara offline ataupun online. Klinik Mediska sudah

pernah menerima kritik ataupun saran dari pasien mengenai kepuasan dan
25
ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang diberikan. Kritik dan saran

tersebut digunakan Klinik Mediska sebagai bahan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan bahwa kepuasan

pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan yang

dapat mendukung pelaksanaan akreditasi.

BAGAIMANA
PENYEBAB POTENSIAL HASIL
PEMERIKSAANYA

Melakukan rekrut tenaga Tenaga Kontrak Dokter Gigi


Kurangnya jumlah SDM
kontrak untuk di Klinik Mediska Jatibarang,
pemenuhan kebutuhan Tenaga Perawat Kontrak
SDM Klinik Mediska.
Kembali STR untuk Rekam Dokter Gigi Medisak Cirebon
Medis yang sudah tidak seminggu 2 kali ke Mediska
aktif Brebes untuk melayani
pemeriksaan gigi, STR sedang
dalam proses untuk diurus
Dilakukan Sosialisasi
Melakukan pendampingan
Kurangnya Sosialisasi melalui pendampingan
tentang akreditasi akreditasi untuk persiapan
akreditasi
akreditasi

Melakukan Pendekatan
Pendamping Akreditasi sudah
langsung kepada
berjalan dengan baik dan
Kurangnya Pendekatan Pendamping akreditasi
Dinas Kesehatan dapat besar
dan Dinas Kesehatan
hati ketika komunikasi
untuk mendukung
berjalan dengan baik secara
akreditasi Klinik Mediska
langsung antara Klinik dan
Dinas Kesehatan

Melakukan pengajuan Standarisasi sarana prasarana


Terbatasanya sarana dan
untuk sarana dan sesuai PMK No. 46 Tahun 2015
prasarana
prasarana untuk tentang akreditasi Klinik

standarisasi akreditasi
Klinik Mediska

26
Mengajukan anggaran
Dengan pembuatan
Finansial anggaran akreditsi untuk akreditasi klinik
pengajuan anggaran
akreditasi Klinik
kepada Perusahaan
Menjalin kerjasama antara Terjalinnya
pendampingan
Dukungan Pemerintah Asosiasi Klinik Indonesia
akreditasi oleh
dan Dinas kesehatan
pendamping akreditasi
setempat untuk kelancaran yang sedang berjalan

akreditasi dan standarisasi

klinik

Sosial Marketing kurang


menguasai tata cara dan Melalui Platform social media
metode promosi untuk sehingga menarik kepesertaan
menambah jumlah pasien ke Klinik Mediska dan
pasien dan kepesertaan menambah layanan pada setiap
BPJS pada Klinik Klinik Mediska
Mediska

II.2.1.1 ANALISA SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY,


THREAT)

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan


yang telah penulis jabarkan, maka penulis membuat analisa
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats), sebagai
berikut :

Membantu dalam mencapai Menghambat dalam


tujuan mencapai tujuan
27
STRENGTH WEAKNESS

Promosi yang masih


Posisi strategis ditengah

Dari dalam
konvensional, Kurangnya
kota, mengalokasikan
SDM
tenaga SDM untuk
membantu pelayanan di
seluruh Klinik Mediska
OPPORTUNITIES THREATS
Penambahan SDM melalui tenaga
kontrak, Penugasan Dokter Gigi
Mediska Cirebon ke Mediska
Brebes untuk Dukungan
Dari luar

Pemerintah
bisa mendongkrak
( Pendamping
pendapatan selain dari Akreditasi dan Dinas
Kesehatan )
kepesertaan Pekerja PT
Kereta Api Indonesia

28
Keseimbanga Kekurangan
n dalam SDM dan
pemenuhan media
standarisasi promosi
Klinik untuk untuk
meningkatka meningkatka
n n
pendapatan pendapatan
dan mutu

Penambahan Pembiayaan
SDM melalui yang mahal
tenaga untuk
kontrak, Pemenuhan
Penugasan
Standarisasi
Klinik
Dokter Gigi
melalui
Mediska
Akreditasi

SO
Tabel Analisa SWOT

Setelah melakukan metode Analisis Diagram Fishbone untuk


mengidentifikasi masalah sebab potensial, yang akan penulis jadikan
pedoman dalam menyusun Pemenuhan Standardisasi Klinik Di Daop 3
Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan.

29
Maka perencanaan yang telah disusun adalah sebagai berikut :

NO RENCANA PELAKSANAAN
Penambahan SDM Dokter Sudah ada penambahan
Gigi, Perawat dan Dokter Gigi di Klinik
1
pengaturan jadwal dinasan Mediska Jatibarang dan
petugas perawat di Mediska
Cirebon, Dokter Gigi
Mediska Cirebon jadwal
dinas 2x seminggu ke
Mediska Brebes untuk
layanan pemeriksaan
gigi

Bimbingan untuk
Sudah terjadwal dan
akreditasi klinik
terlaksananya
melalui
2 Pendampingan
pendampingan
Akreditasi untuk Klinik
akreditasi
Mediska
Dengan pembuatan
Mengajukan anggaran
pengajuan anggaran
untuk akreditasi
3 akreditasi Klinik kepada
klinik pemenuhan
Perusahaan sesuai
sarana dan prasarana
Standarisasi sarana
untuk standarisasi
prasarana sesuai PMK No.
akreditasi Klinik
46 Tahun 2015 tentang
Mediska
akreditasi Klinik

Melakukan promosi Sudah ada Instagram Klinik


dan iklan di Platform Mediska yang aktif untuk

4 social media sehingga upload konten tentang


menarik kepesertaan Klinik Mediska dari
pasien ke Klinik informasi menggenai
Mediska dan layanan kesehatan di Klinik
menambah layanan dan informasi seputar
pada setiap Klinik kesehatan serta sudah aktif
Mediska, tersedianya untuk membalas pesan dari

30
hp klinik untuk wa pasien
customer service
informasi ke pasien
Terjalinnya pendampingan
Menjalin kerjasama
akreditasi oleh pendamping
5 dengan Dinas
akreditasi yang sedang
Kesehatan, Asklin,
berjalan dan kerjasama
dan Pendamping
dengan Dinas Kesehatan
akreditasi untuk
untuk standarisasi Klinik
dukungan
Mediska di DAOP 3 Cirebon
standarisasi Klinik
Mediska

II.2.2 Do (Pelaksanaan)

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk Pemenuhan Standardisasi


Klinik Di Daop 3 Cirebon Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Klinik dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan diantaranya :
1) Penambahan SDM Dokter Gigi, Perawat dan pengaturan jadwal
dinasan petugas Sudah ada penambahan Dokter Gigi di Klinik Mediska
Jatibarang dan perawat di Mediska Cirebon, Dokter Gigi Mediska Cirebon
jadwal dinas 2x seminggu ke Mediska Brebes untuk layanan
pemeriksaan gigi.
2) Bimbingan untuk akreditasi klinik melalui pendampingan akreditasi
Sudah adanya kerjasama untuk bimbingan dan pendampingan
akreditasi dari Badan Mutu Akreditasi Yogyakarta yang masih terus
berjalan untuk Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon. Sehingga petugas Klinik
Mediska sudah mengerti disposisi tugas dan alur pengerjaan elemen untuk
penilaian Akreditasi Klinik dalam rangka pemenuhan standarisasi untuk
peningkatan pendapatan Klinik dan peningkatan mutu pelayanan klinik.
Berikut daftar petugas dan disposisi untuk Akreditasi Klinik Mediska;

31
URAIAN TUGAS DAN
NO NAMA JABATAN
TANGGUNG JAWAB
1 Nur Syamsi Manajer Kesehatan 1) Merumuskan penjabaran
pelaksanaan strategi dan
kebijakan yang berkaitan
dengan tugas pokok dan
tanggung jawabnya yang
telah ditetapkan kantor
Pusat, di Wilayah Daerah
Operasi 3 Cirebon
2) Menyusun program anggaran
pengelolaan kesehatan di
wilayah Daerah Operasi 3
Cirebon
3) Mengelola program
pelayanan kesehatan
meliputi administrasi
kepesertaan, pelayanan
kesehatan kepada pegawai
beserta keluarga dan
masyarakat umum.
4) Mengelola pelayanan
kesehatan di PKK
Kerjasama/ Provider yang
sudah ditetapkan sesuai
perjanjian kerjasama serta
melakukan verifikasi klaim
provider dan proses
pembayarannya
5) Mengelola pelayanan
restitusi biaya pengobatan
dimulai dari pengumpulan
berkas permohonan restitusi
sampai dilakukan verifikasi
klaim provider dan proses
pembayarannya
6) Mengelola proses registrasi 3) Pe

dan verifikasi kepesertaan ng

untuk updating database aj


7) Mengelola program ua
pemeriksaan kesehatan n
rekrutmen, pemeriksaan
32 kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan
awak KA sebelum dinas serta
Anggaran untuk memenuhi standarisasi Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon
Mengajukan anggaran ke Perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk
akreditasi klinik pemenuhan sarana dan prasarana untuk standarisasi akreditasi
Klinik Mediska sesuai dengan peraturan Akreditasi Klinik PMK No. 46 Tahun 2015.
4) Melakukan promosi dan iklan di Platform social media sehingga menarik
kepesertaan pasien ke Klinik Mediska
Mengaktifkan kembali sosial media seperti Instagram, facebook, yang dimiliki oleh
Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon dengan penjadwalan posting konten untuk
sosial media dan mendelegasikan kepada petugas sebagai customer services untuk
membalas pesan whatsapp untuk no handphone Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon
5) Menjalin Kerjasama dengan Pemerintah, Organisasi dan Sosial
Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Kesehatan, ASKLIN, dan mitra kerja lainnya
seperti RS Pemerintah dan Swasta untuk mendukung standarisasi Klinik Mediska
di DAOP 3 Cirebon dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mutu pelayanan.

33
II.2.3 Check (Monitoring dan Evaluasi)

Setelah dilakukan beberapa tahapan rencana perlu dilakukan review


sebagai berikut :

 Memastikan tidak terjadi gangguan dalam pelayanan Klinik


Mediska ke pelanggan karena penugasan Dokter Gigi Klinik
Mediska Cirebon yang terjadwal untuk Ke Klinik Mediska Brebes.
Pelayanan Dokter Gigi di Klinik Mediska Brebes meningkatkan
kapitasi dari 9000 menjadi 10.000.
 Memastikan dokumen kontrak Dokter Gigi Jatibarang dan Perawat
Klinik Mediska Cirebon sesuai dengan kebutuhan Klinik Mediska
di DAOP 3 Cirebon. Sudah terjalinnya kerjasama antara Dokter
Gigi dan perawat sudah praktik di Klinik Mediska.
 Membuat jadwal untuk pendampingan Akreditasi Klinik Mediska
sesuai dengan timeline Klinik Mediska dan jadwal dari Badan Mutu
Akreditasi Yogyakarta.
 Menyusun dan memastikan progress anggaran untuk pemenuhan
standarisasi Klinik Mediska di DAOP 3 Cirebon.
 Menyusun jadwal untuk posting di Instagram, facebook dan status
WA seminggu 1-2 kali untuk memberikan informasi mengenai
kesehatan dan layanan Klinik Mediska sehingga dapat
meningkatkan minat pelanggan dan jumlah kepesertaan serta
pendapatan klinik.

 Meyampaikan kerjasama dan meminta dukungan untuk Proses


Standarisasi Klinik dalam konteks akreditasi Klinik ke Dinas
Kesehatan, ASKLIN dan RS yang bekerjasama dengan Klinik
Mediska.

II.2.4. Action (Menindaklanjuti)


Hal yang harus dilakukan atau ditambah untuk memperlancar rencana atau
pelaksanaan :

 Membuat Jadwal kerja praktik Dokter Gigi yang ditugaskan di


Klinik Mediska Cirebon, Brebes dan Jatibarang.
 Membuat jadwal Bimbingan Akreditasi dengan Badan Mutu
Akreditasi Yogyakarta.
 Menyusun timeline untuk konten posting di Sosial Media Klinik
Mediska.
34
 Mengadakan rapat untuk pembahasan pelaksanaan Standarisasi
melalui Akreditasi Klinik Mediska.

II.3 Timeline PDCA

TAHUN 2022
PDCA KEGIATAN JULI AGUSTUS OKTOBER PIC
I II III IV I II III IV I II III IV
Assman
PKK
Pengaturan
jadwal dinasan
Dokter Gigi

PLAN
Jadwal
Bimbingan dan
Pendampingan
Proses Akreditsi
oleh Badan
Mutu
Yogyakarta

Jadwal posting Assman, SS


konten di Sosial dan SPV
Klinik
Media dan rapat
Mediska
tindaklanjut
pelaksanaan
akreditasi
Jadwal kerja
Dokter Gigi di
Klinik Mediska
Assman

35
PKK, SS,
DO Terlaksana
SPV
bimbingan dan
Kesehatan
pendampingan
Daop 3
proses
Cirebon
akreditasi

Posting konten
kesehatan di
social media
dan

36
Rapat
pelaksanaan
akreditasi

Memonitoring Manager
kegiatan yang Kesehata
CHECK
telah n Daop 3
dilakukan Cirebon

Mengadakan
rapat untuk Manager
pembahasan Kesehata
ACTION
pelaksanaan n Daop 3
Standarisasi Cirebon
melalui
Akreditasi
Klinik
Mediska
Tabel Timeline PDCA

37
II.4 Tabel PDCA

Tabel PDCA (Plan, Do, Check, Action) atau PDCA model sebagai berikut :

PHASE SEE DO GET


Sudut pandang Yang dilakukan Yang dicari
PLAN 1. Kurangnya SDM 1. Penambahan SDM Dokter 1. Dilakukan tiap 2 kali
Dokter Gigi, Perawat Gigi, Perawat dan dalam seminggu
dan pengaturan jadwal pengaturan jadwal dinasan menugaskan Dokter Gigi
dinasan petugas di petugas di Klinik Mediska di Klinik Brebes dan
Klinik Mediska Jatibarang. Dokter Gigi di
Klinik Cirebon 4 kali
dalam seminggu.

2. Pendampingan akreditasi
2. Persiapan standarisasi 2. Pendampingan akreditasi
oleh pendamping
klinik akreditasi dari Badan setiap 1 kali dalam
Mutu Akreditasi sebulan oleh Badan Mutu
Yogyakarta Yogyakarta

3. Melakukan pengajuan
3. Pengajuan anggaran 3. Pengajuan anggaran
anggaran ke Perusahaan
untuk memenuhi untuk standarisasi Klinik dilakukan di Bulan Juli
standarisasi Akreditasi Mediska 2022
Klinik Mediska dalam
rangka peningkatan
pendapat dan mutu
pelayanan
4. Melakukan promosi 4.Posting konten
4. Promosi Klinik melalui status whatsapp,
Instagram, Facebook tentang
kesehatan dan informasi
Mediska melalui social layanan Klinik Mediska
layanan Klinik Mediska
media untuk menarik setiap minimal 2 kali
pelanggan
seminggu untuk menarik
minat pelanggan

38
5. Kerjasama dengan 5.Team melalui RDS 5.Melalui rapat mingguan
Dinas Kesehatan,
ASKLIN, RS yang
bekerjasama dan
Badan Akreditasi
Klinik untuk proses
standarisasi klinik
DO 1.Melaksanakan - Pengecekan mingguan 1.Diharapkan sesuai
pengecekan mingguan terkait dinasan Dokter dengan timeline
,bulanan dan 3 Gigidan posting akreditasi, sesuai
bulanan konten social media standarisasi dan jumlah
Klinik Mediska kepesertaan Klinik
- Pengecekan bulanan Mediska bertambah
terkait persiapan sehingga meingkatkan
akreditasi, kelengkapan pendapatan
berkas, sarana
prasarana dan
anggaran akreditasi

- Pengecekan 3 bulanan
terkait kerjasama
dengan Dinas
Kesehatan dan lembaga
yang terkait dengan
Akreditasi
CHECK 1.Monitoring harian 1. Dilakukan di grup 1. Hasil pemeriksaan harian
Whatsapp Mengenai Spv Klinik Mediska
kesesuaian program kerja mengenai:
dan realisai harian dengan - Penambahan
dilengkapi dokumentasi kepesertaan
baik BPJS
maupun umum
2. Dalam bentuk soft file di Kinikl
yang dikirimkan ke Asmen - Kesesuaian
dan Manager Kesehatan berkas
untuk kelengkapan berkas akreditasi,
standarisasi sarana
prasarana
sesuai dengan
elemen
penilaian
Akreditasi
Klinik.
ACTION Melakukan evaluasi Memastikan bahwa program Melakukan pembinaan
rutin minimal satu kerja team dilakukan kepada Supervisor Klinik
bulan sekali dengan baik Mediska dan Pelaksana
Klinik untuk dapat
memenuhi timeline
standarisasi Klinik

Tabel PDCA model

39
II. 5. Manfaat
a. Tercapainya Standarisasi Klinik Mediska sesuai dengan Penilaian
Akreditasi Klinik Nasional untuk meningkatkan mutu pelayanan Klinik
Mediska.
b. Terjalinnya kerjasama yang kontinyu dengan BPJS Kesehatan karena
Klinik sudah terakreditasi untuk menambah jumlah kepesertaan dan
pendapatan Klinik Mediska.

40
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari uraian penjelasan yang telah dijabarkan di atas, secara umum dapat
dihasilkan kesimpulan bahwa ada beberapa upaya untuk dapat
mengoptimalisasi Standarisasi Klinik Mediska guna mendukung tercapainya
peningkatan pendapatan klinik dan mutu pelayanan. Diantaranya yaitu
melakukan penjadwalan dinas Dokter Gigi untuk dapat melayani 3 Klinik
Mediska, Penjadwalan pendampingan akreditasi untuk memenuhi berkas
akreditasi dan proses akreditasi, Pengajuan anggaran ke Perusahaan untuk
Akreditasi Klinik Mediska, melakukan promosi di Sosial Media sepertia status
whatsapp, Instagram, dan Facebook Klinik Mediska, serta menjalin kerjasama
dengan Dinas Kesehatan, ASKLIN, Badan Akreditasi, dan RS yang
bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia untuk mendukung standarisasi
Klinik Mediska. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan Standarisasi Klinik
Mediska terlaksana, sehingga mutu pelayanan kesehatan meningkat dan
pendapatan perusahaan akan bertambah.

III.2 Saran

Perusahaan dirasa perlu mengadakan standarisasi Klinik Mediska karena di


Tahun 2023 peraturan kerjasama dengan BPJS harus dengan Klinik yang
sudah terakreditasi sesuai standar Klinik, sehingga pendapatan melalui Unit
Kesehatan akan tetap berjalan dan meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah kepesertaan pasien pekerja, BPJS dan umum, sehingga menjadi
salah satu sumber pendapatan yang bisa berkontribusi besar untuk
Perusahaan.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Lina, Hidayat, Zainal. 2017. Implementasi Program SISMANTIK (Siswa


Pemantau Jentik) Pada Sekolah Dasar Swasta Dalam Upaya Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dangue Di Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Jurnal Of Public Policy and Management Review, 6(2), 1 – 12.

2. Anggraeny, Putri, Ernawaty. 2016. Kesiapan Pusat Layanan Kesehatan (PLK) B


Unair Menghadapi Akreditasi Klinik Pratama. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 4(2),
146-154.

3. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan. 2021. Available from :


https://faskes.bpjskesehatan.go.id/apli cares/#/app/peta [Diakses pada :
20 Desember 2020]

4. Direktoral Jenderal Bina Upaya Kesehatan. 2015. Pedoman Survei


Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan.

6. Kementrian Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi.

7. Kementrian Kesehatan RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020-2024.

8. Sulistinah, Agus, dkk. 2017. Kajian Kesiapan Dokumen Akreditasi


Kelompok Kerja Administrasi Manajemen di Upt.Puskesmas Jelbuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(3), 1 – 8.

42
43

Anda mungkin juga menyukai