Disusun oleh :
Kelompok 1
Jl. Pemuda No. 38 Telp.(0231) 203556, 200277, Fax. 2000277 Kota Cirebon 45132
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan
karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
“Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja di Rekam Medis Rumah Sakit Ciremai” ini disusun
dengan tujuan untuk melengkapi tugas terstruktur pada mata kuliah Administrasi Kesehatan.
Melalui makalah ini, kami berharap agar pembaca maupun penulis mampu mengenal lebih jauh
mengenai manajemen kinerja sumber daya manusia kesehatan rekam medis dan informasi
kesehatan sub unit filing rumah sakit Ciremai.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Administrasi Kesehatan yaitu Ibu Sri Nani
Purwaningrum, SKM, M.Kes. yang bersedia membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan
makalah ini.
Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
berperan dalam hal penilaian kinerja manajer dengan melihat sejauh mana manajer dapat
mencapai target yang sudah ditetapkan dalam anggaran.
Dalam melaksanakan program rekam medis yang ada di Rumah Sakit Ciremai
membutuhkan anggaran dalam mendukung kegiatan tersebut, maka dibuatlah penyusunan
anggaran yang dapar membantu dalam pengendalian dana maupun pengalokasian dana
pada setiap sub-unit rekam medis di Rumah Sakit Ciremai. Setiap sub-unit rekam medis
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan
uraian diatas penulis meneliti Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja Rumah Sakit
Ciremai khususnya pada bagian Rekam Medis
iv
1.3. Sasaran
Petugas rekam medis di setiap sub unit instalasi rekam medis Rumah Sakit Ciremai.
1.4. Waktu Pelaksanaan
November 2019.
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Perlu penjelasan lebih jauh tentang pasal 171 ayat (1) dan (2) UU No. 36
Tahun 2009;
2) Struktur anggaran saat ini (UU APBN) adalah 26% untuk daerah, 26% untuk
subsidi, 20% untuk pendidikan, apabila untuk kesehatan dialokasikan 5%
maka untuk sektor lainnya (infrastruktur, pertanian, hankam,dll) menjadi 23%.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus karena dalam konstitusi (UUD) tidak
menyebut nominal persentase untuk anggaran kesehatan, sehingga jika masuk
dalam pembahasan MK, posisi UU Kesehatan menjadi sulit karena sejajar
dengan UU APBN.Dengan demikian, proses untuk memenuhi amanat UU No.
6
36 Tahun 2009 ini, perlu dibahas di tingkat Eselon I (DJA, Kepala BKF,
Ditjen Perimbangan Keuangan) untuk selanjutnya dibahas di Sidang Kabinet;
3) Anggaran kesehatan 5% dihitung berdasarkan anggaran langsung terkait
program kesehatan karena apabila anggaran di sektor lain juga dihitung,
kemungkinan alokasi anggaran kesehatan akan melebihi 5%;
4) Perhitungan pemanfaatan anggaran kesehatan sebesar 2/3 untuk pelayanan
publik dapat mengacu pada pelaksanaan SPM kesehatan. Namun saat ini,
SPM kesehatan masih berada pada tataran kabupaten, harus dipikirkan untuk
diturunkan sampai dengan tingkat pelayanan, yaitu puskesmas dan RS;
5) Tata cara alokasi anggaran kesehatan perlu diatur dengan PP tentang
pembiayaan kesehatan. Dengan ditetapkannya PP, maka upaya pemenuhan
alokasi anggaran Pemerintah sebesar 5% dapat segera dilakukan. Penyusunan
PP sedapat mungkin melibatkan seluruh stakeholder terkait dalam Tim
Sinkronisasi/Harmonisasi lintas sektor.
Sebagai tindak lanjutnya yaitu dibentuk Tim Kecil yang terdiri dari Dir.
KGM Bappenas, Dir. Otda Bappenas, Dir. Pengembangan Wilayah Bappenas,
Dir. Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Dir. Penyusunan APBN
Kemenkeu, Kepala Pusat Kebijakan Belanja Negara Kemenkeu, Dir.
Anggaran I Kemenkeu, Dir. Dana Perimbangan Kemenkeu, Kepala Biro
Perencanaan & Anggaran Kemenkes, Kepala Biro Keuangan Kemenkes,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes, Kepala Pusat Pembiayaan
Kesehatan Kemenkes, Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Dengan tugas Tim Kecil antara lain untuk
Mendefinisikan alokasi anggaran kesehatan Pemerintah dan memberikan
masukan utama dalam penyusunan PP Pembiayaan Kesehatan.
Anggaran kesehatan nasional menggunakan dana Alokasi Khusus,
selanjutnya disebut DAK, adalah dana perimbangan dan bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional
1. Anggaran tersebut digunakan rata-rata digunakan untuk pengadaan
infrastruktur kesehatan, dan obat dan perbekalan kesehatan dalam rangka
7
memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pada pelayanan
kesehatan primer. Pengadaan infrastruktur kesehatan, meliputi:
a. Pembangunan Puskesmas;
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan;
c. Pembangunan Pos Kesehatan Desa;
d. Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;
e. Pengadaan Kendaraan roda dua untuk Bidan Desa.
10
anggaran taun lalu, kondisi kapasitas mendesak darurat
hutang, penjualan aset dan financial dan kejadian luar
obligasi) daerah biasa
Dana perusahaan Tergantung proposal Untuk pelayanan
swasta (memberikan langsung/tidak
keuntungan normsl langsung
ekonomi)
Dana LSM Tergantung proposal Untuk pelayanan
(memberikan langsung/tidak
keuntungan sosial) langsung
Dana kemanusiaan Tergantung sosio Untuk pelayanan
kemasyarakatan langsung
Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) dan Pasal 51 ayat (1) dimuat
dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran
bersangkutan.
Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan
didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi
dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai
dengan Rencana Kerja Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri
Keuangan.
11
Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005
jelas dikatakan bahwa program dan kegiatan yang akan didanai
dari Dana Alokasi Khusus merupakan program yang menjadi
prioritas nasional yang dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah.
Kegiatan dan program yang akan didanai tersebut merupakan
program yang diusulkan oleh kementerian teknis yang melalui
proses koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri
Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional, sebelum ditetapkan dan sesuai dengan RKP. Tahapan
berikutnya adalah ketetapan program tersebut disampaikan
kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan penghitungan alokasi
DAK.
12
c. Penghitungan Alokasi DAK
penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan
penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.
Dimana :
Penerimaan Umum = PAD + DAU + (DBH – DBHDR)
Belanja Pegawai Daerah = Belanja PNS
PAD = Pendapatan Asli Daerah
APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi
13
PNSD = Pegawai Negeri Sipil Daerah
b. Kriteria Khusus
14
dalam 199 kabupaten tertinggal diprioritaskan
mendapatkan alokasi DAK.
2. Karakteristik Daerah, daerah yang diperioritaskan
mendapatkan alokasi DAK dilihat dari karakteristik daerah
yang meliputi :
Untuk Provinsi : (1) Daerah tertinggal, (2) Daerah
pesisir dan/atau kepulauan, (3) Daerah perbatasan
dengan negara lain, (4) Daerah rawan bencana, (5)
Daerah ketahanan pangan, (6) Daerah pariwisata
Untuk Kabupaten dan Kota : (1) Daerah tertinggal, (2)
Daerah pesisir dan/atau kepulauan, (3) Daerah
perbatasan dengan negara lain, (4) Daerah rawan
bencana, (5) Daerah ketahanan pangan, (6) Daerah
pariwisata
c. Kriteria Teknik
15
Bidang Lingkungan Hidup dirumuskan oleh Menteri
Lingkungan Hidup;
Bidang Keluarga Berencana dirumuskan oleh Kepala
Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional;
Bidang Kehutanan dirumuskan oleh Menteri Kehutanan;
Bidang Sarana dan Prasaranan Pedesaan dirumuskan oleh
Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal; dan
Bidang Perdagangan dirumuskan oleh Menteri
Perdagangan.
1.2. Jenis – Jenis Anggaran
1.2.1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang
diperkirakanakan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan
datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit
yang dijual serta harga jual per unit produk tersebutuntuk masing-masing daerah
penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang
disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan
perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis
produk yangdijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan
perusahaandengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi
dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat
dipergunakan untuk mengadakan penyusunananggaran penjualan produk
perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkatdua, regresi,
dan lain-lain.
1.2.2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana
penjualanuntuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat
dalam anggaran penjualan.Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun
tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir
yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.Di dalam menyusun
anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi
yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk
16
perusahaan,maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam
faktor yang berhubungandengan biaya – biaya yang harus menjadi tanggungan
perusahaan apabila perusahaan tersebutmemilih salah satu dari pola produksi
tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tigamacam:a.
a. Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan
adalah sama ataurelatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan
produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.
b. Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan
mengalami perubahansesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan
jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atautetap.
c. Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan
selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar
perubahan penjualan produk yang ada.Perubahan penjualan produk akan
diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan
persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk
mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan
kondisi dari perusahaan tersebut
1.2.3. Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah
dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara
bertahap. Tahap pertama adalahmengidentifikasi tingkat penggunaan bahan
baku atau yang disebut dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan
mempergunakan dataanggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan
diproduksi selama satu periode) makaakan dapat disusun jumlah unit kebutuhan
bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian
diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli.
Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah
unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi
dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan
akhir dari bahan baku yang akan dipergunakantersebut. Apabila persediaan awal
17
bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka besarnya
pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses
produksidikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut,
begitu pula sebaliknya.
Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen
perusahaanakan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan
di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
1.2.4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya,
karenatenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk
harga pokok produksi.Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga kerja langsung
yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini
menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehinggaharga pokok produksi
atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja
akanmenurunkan daya saing perusahaan.
Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang
dipergunakandi dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan
terlebih dahulu satuan dasar yangakan dipergunakan untuk perhitungan tersebut.
Satuan dasar ini penting artinya karena denganadanya satuan dasar yang
dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung,
makakesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung
tersebut akan dapatdihindarkan.
Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini
dikenal duamacam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per
jam. Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan,
sehingga sebelum mengadakan pemilihansistem mana yang akan dipergunakan
di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebihdahulu sistem mana yang
paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Di dalam sistem upah per
unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapatmenghasilkan
unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut
akancenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana
karena para karyawancenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-
besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung
18
menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangidengan pengawasan
yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian
yangcukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dibelinya.Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para
pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus
pada tujuan menghasilkan produksebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari
sistem ini adalah karyawan cenderung untukmemperlama waktu waktu
penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan
mereka.
1.2.5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan
perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari
seluruh biaya yang terjadi didalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
1.2.6. Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci
berapanilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan
manufaktur persediaan yangada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material,
persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.
1.2.7. Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk
dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai
penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan
yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
1.2.8. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba
sebanyak- banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang
dimiliki. Oleh karena itu dalamanggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil
keputusan untuk menghindari kerugian yangsangat besar.
1.2.9. Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal
kas,ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang
diantisipasi, saldokas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu
dipinjam.
19
1.2.10. Anggaran Rugi – Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional
seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi
dan keuangan diringkasdalam laporan laba-rugi dianggarkan.
1.2.11. Anggaran Neraca
Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva,
utang,dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana
dengan baik.
1.2.12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana
perubahanaktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang
dianggarkan untuk mengetahui posisikeuangan suatu perusahaan.
1.3. Analisis Biaya Rumah Sakit
1.3.1. Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit (Regulasi tentang Juknis
Penyelenggaraan Rekam Medis)
Permenkes No 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis.
Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Tahun
2006.
1.3.2. Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Berbasis Unit Cost
a. Analisis Biaya
Analisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah
sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara total
maupun per unit atau perpasien dengan cara menghitung seluruh biaya
pada seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit
produksi yang kemudian dibayar oleh pasien (Depkes, 1977). Menurut
Gani (1996), analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk
menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau proyek atau unit
pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan
untuk program atau pelayanan kesehatan.Dalam perhitungan tarif
dirumah sakit seluruh biaya dirumah sakit dihitung mulai dari :
b. Manfaat Analisis Biaya
1) Pricing
Informasi biaya satuan (Unit Cost) sangat penting dalam
penentuan kebijakan tarif rumah sakit.
20
Mengetahui apakah tarif sekarang merugi, break even, atau
menguntungkan.
Mengetahui jumlah subsidi yang dapat diberikan pada unit
pelayanan rumah sakit.
2) Budgeting
Informasi jumlah biaya (Total Cost) dan biaya satuan (Unit Cost)
akan bermanfaat untuk alokasi dan perencanaan anggaran.
3) Budgetary Control
Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit dalam rangka
efisiensi rumah sakit.
4) Evaluation & Accountability
Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan
rumah sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan
jawaban kepada pihak – pihak berkepentingan.
c. Pengertian Unit Cost
Unit Cost = biaya per unit produksi atau biaya dari setiap pelayanan di
rumah sakit. Menurut Hansen& Mowen (2005) : Pembagian antara total
cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk/jasa yang dihasilkan.
Tujuannya :
Mengetahui besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk baik barang maupun jasa
Menilai efisiensi dalam anggaran
d. Klasifikasi Biaya
1) Investasi
a) Sarana Prasarana
Ruang Penyimpanan
Ruang Penyimpanan
Peralatan Ruang Penyimpanan
Ruang filing
Rak (Roll’o’pack)
Trolley
Dumbwaiter
Ruang Kerja
21
Meja - kursi-lemari
Komputer-printer-scanner-paper schredder-fotokopi
Ruang Kerja
Meja – kursi
Lemari
Komputer
Printer
Scanner
Paper Schredder
Fotokopi
Buku-buku
Alat Penerangan/Listrik
CPU
Monitor
Printer
Mesin Tik
Paper Shredder
Dispenser
Lampu
Dumb Waiter
Alat Lain
Alat Komunikasi
Telepon
Faximile
Alat Keamanan
Kartu
Bell
Alat Kebakaran
Dll.
Berkas Rekam Medis
Map RM
Formulir RM
Tracer
KIUP
22
Kartu Indeks
b) Sumber Daya Manusia
Gaji
Makan
Lembur
Transport
2) Cost/Pengeluaran
Hitung Luas Ruangan
Ruang Filing
Hitung Jumlah RM
Hitung jumlah rak yg dibutuhkan
Hitung luas ruang yg dibutuhkan
Ruang Kerja
Hitung jumlah SDM yg dibutuhkan
Hitung jumlah kursi-meja yg dibutuhkan
Hitung luas ruang yg dibutuhkan
Estimasi Sewa Ruangan
Ketahui Investasi Bangunan RS
Hitung % Ruang Filling dibanding bangunan RS
Diperoleh investasi ruang filling RM
Hitung % Ruang kerja dibanding bangunan RS
Diperoleh investasi ruang kerja RM
Estimasi 5 tahun lunas-> Pembayaran sewa:
2tahun pertama 50%
3tahun berikutnya 50%
Biaya Listrik
Total watt yang digunakan
Biaya pada 20 jam LWBP Rp 800/ KWH
Biaya pada 4 jam LBP Rp 1200/ KWH
Biaya Rekam Medis
Jumlah Pasien Baru Rawat Jalan= Jml.map RM
Jumlah Pasien Lama Rawat Jalan= x lembar form
Jumlah Pasien Rawat Inap= y lembar form
Tracer → jumlah pasien lama/hr
23
KIUP = jml pasien baru
Buku registrasi,Kartu Indeks, dsb
3) Income/Pemasukan
e. Unit Cost
Hitung pengeluaran pertahun
24
BAB III
25
b. Memasukkan kembali rekam medis yang sudah digunakan kedalam rak
penyimpanan rekam medis.
5. Assembling
a. Merakit dokumen rekam medis
b. Mencetak barcode
c. Menempelkan barcode
d. Mencetak sep
e. Menyimpan sep pada dokumen rekam medis
f. Scanning barcode
g. Menyimpan dokumen rekam medis sesuai dengan klinik yang dituju
6. Distribusi
a. Mengirim dokumen rekam medis ke poliklinik rawat jalan
b. Mengirim dokumen rekam medis ke rawat inap
c. Mengirim dokumen rekam medis ke IGD
7. Indeksing Rawat Inap
a. Menerima pengembalian dokumen rekam medis rawat inap
b. Menginput data kedalam SIMRS
8. Indeksing Rawat Jalan dan IGD
a. Menerima pengembalian dokumen rekam medis rawat jalan, IGD.
b. Menginput data kedalam SIMRS.
9. Koding
a. Memberikan kode pada rekam medis sesuai dengan petunjuk buku ICD
baik penyakit, gejala, cedera maupun faktor yang memperngaruhi
kesehatan.
b. Memberikan rekam medis yang sudah diberi kode kepada indeksing.
10. Korespondensi
a. Menerima konsep resume yang telah dibuat oleh dokter yang merawat dan
berkas rekam medis pasien keluar rawat yang telah di assembling dan
dilakukan pengecekan tentang data pasien berdasarkan dokumen rekam
medis
b. Konsep resume yang telah diteliti kebenarannya diketik pada computer
dan dicetak minimal
c. Menyerahkan resume kepada dokter yang merawat untuk diminta tanda
tangan sebagai bukti legalisasi
26
d. Menyerahkan cetakan asli pertama kepada bagian keuangan (kasir) untuk
dilakukan pembebasan jasa, selebihnya disimpan ke folder atau dokumen
rekam medis dan harus tercatat dalam buku register resume medis arsip
kegiatan korepondensi rekam medis,khususnya resume medis dapat
menjadi bahan kajian untuk pengendalian mutu pelayanan rekam medis
e. Melakukan kegiatan pembuatan korespondensi seperti surat terbang, surat
keterangan lahir,resume melahirkan ,resume kelahiran bayi
f. Melakukan kegiatan korespondensi lainnya (visum et repertum)
11. Pelaporan
a. Membuat laporan harian
b. Membuat laporan mingguan
c. Membuat laporan bulanan
d. Membuat laporan tahunan
e. Mengirim laporan ke manajemen RS
f. Mengirim laporan ke pihak luar yang terkait
g. Mengarsipkan laporan tersebut
C. Perhitungan Unit Cost Unit Kerja Rekam Medis
27
Total Biaya Operasional Rp 67.200.000
c. Maintenance 10 % 1 tahun Rp 124.000.000 Rp 12.400.000
± 10 % investasi
Total Keseluruhan Rp 203.600.000
28
Kertas A4 12 box 12 box 12 Rp 200.000 Rp 2.400.000
bulan
Tinta printer 4 warna 4 30 hari Rp 20.000 Rp 28.800.000
x 30 hari x 12 bulan warna 12
bulan
ATK Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Formulir Rajal 74000 1 Rp 5.000 Rp 370.000.000
tahun
Formulir Ranap + 13000 1 Rp 10.000 Rp 130.000.000
UGD tahun
Map DRM 87000 1 Rp 2.000 Rp 174.000.000
tahun
Total Biaya Habis Pakai Rp 710.200.000
Total Biaya Operasional Rp 830.200.000
3. Maintenance 10 % 1 Rp Rp 38.024.000
± 10 % investasi tahun 380.240.000
Total Keseluruhan Rp 1.248.464.000
29
1.2. Perencanaan Anggaran Unit Kerja Rekam Medis Berbasis Kinerja Penyusunan perencanaan anggaran Unit Kerja Rekam
Medis RS
30
1.3.03 Peralatan dan Mesin Rp 203.740.000
1.3.03.05 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 86.740.000
1.3.03.05.01 Alat Kantor Rp 4.790.000
- Papan Tulis Red Code 1 Tahun Rp 150.000 Rp 150.000
- AC 2 Tahun Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
- Cermin 1 Tahun Rp 100.000 Rp 100.000
- Jam Dinding 2 Tahun Rp 20.000 Rp 40.000
- Kentongan 1 Tahun Rp 50.000 Rp 50.000
- Kipas Angin Gantung 2 Tahun Rp 150.000 Rp 300.000
- Dispenser 1 Tahun Rp 150.000 Rp 150.000
- Helm APAR 3 Tahun Rp 50.000 Rp 150.000
- APAR 1 Tahun Rp 850.000 Rp 850.000
1.3.03.05.02 Alat Rumah Tangga Rp 81.950.000
- Meja Kayu 14 Tahun Rp 800.000 Rp 11.200.000
- Kursi besi 23 Tahun Rp 300.000 Rp 6.900.000
- Meja Pendaftaran 1 Tahun Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
- Kursi Kerja 2 Tahun Rp 500.000 Rp 1.000.000
- Rak Statis 2 Muka 11 Tahun Rp 4.000.000 Rp 44.000.000
- Kursi Lipat 1 Tahun Rp 200.000 Rp 200.000
- Lemari Kayu + Kaca 8 Tahun Rp 2.000.000 Rp 16.000.000
- Lemari Excel 1 Tahun Rp 150.000 Rp 150.000
- Rak Besi Untuk Penyimpanan KLPCM 1 Tahun Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
1.3.03.07 Alat-alat Studio dan Komunikasi Rp 117.000.000
1.3.03.07.01 Alat-alat Komunikasi 1 Tahun Rp 500.000 Rp 500.000
1.3.03.07.02 Alat Kebutuhan Teknologi Rp 116.500.000
- Set Komputer 12 Tahun Rp 8.500.000 Rp 102.000.000
- Printer 7 Tahun Rp 2.000.000 Rp 14.000.000
31
- Scanner Barcode 1 Tahun Rp 500.000 Rp 500.000
1.3.04 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 4.000.000
1.3.04.01 Jaringan (Wifi) 4 Tahun Rp 1.000.000 Rp 4.000.000
5 BIAYA Rp 802.115.000
5.1.04.02.05 Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Kantor Rp 47.605.000
5.1.04.02.05.01 Biaya Pemeliharaan Alat-alat Kantor Rp 3.855.000
- Papan Tulis Red Code Rp
1 Tahun Rp 200.000
200.000
- AC Rp
2 Tahun Rp 1.500.000
750.000
- Cermin Rp
1 Tahun Rp 35.000
35.000
- Jam Dinding Rp
2 Tahun Rp 70.000
35.000
- Kentongan Rp
1 Tahun Rp 50.000
50.000
- Kipas Angin Gantung Rp
2 Tahun Rp 1.000.000
500.000
- Dispenser Rp
1 Tahun Rp 350.000
350.000
- Helm APAR Rp
3 Tahun Rp 150.000
50.000
- APAR Rp
1 Tahun Rp 500.000
500.000
5.1.04.02.05.02 Biaya Pemeliharaan Alat-alat Rumah Tangga Rp 43.750.000
- Meja Kayu 14 Tahun Rp 300.000 Rp 4.200.000
- Kursi besi 23 Tahun Rp 150.000 Rp 3.450.000
- Meja Pendaftaran 1 Tahun Rp 500.000 Rp 500.000
- Kursi Kerja 2 Tahun Rp 300.000 Rp 600.000
- Rak Statis 2 Muka 11 Tahun Rp 2.000.000 Rp 22.000.000
32
- Kursi Lipat 1 Tahun Rp 150.000 Rp 150.000
- Lemari Kayu + Kaca 8 Tahun Rp 1.500.000 Rp 12.000.000
- Lemari Excel 1 Tahun Rp 100.000 Rp 100.000
- Rak Besi Untuk Penyimpanan KLPCM 1 Tahun Rp 750.000 Rp 750.000
5.1.04.02.06 Biaya Pemeliharaan Kebutuhan Teknologi Rp 65.750.000
- Set Komputer Rp
12 Tahun Rp 60.000.000
5.000.000
- Printer Rp
7 Tahun Rp 5.250.000
750.000
- Scanner barcode Rp
1 Tahun Rp 500.000
500.000
5.1.04.02.07 Biaya Pemeliharaan Alat-alat Studio dan Komunikasi Rp 5.000.000
- Telepon Rp
1 Tahun Rp 1.000.000
1.000.000
- Wifi Rp
4 Tahun Rp 4.000.000
1.000.000
5.2.03 Biaya Administrasi Perkantoran Rp 679.760.000
- Alat Tulis Kantor Rp
1 Tahun Rp 5.000.000
5.000.000
- Kertas A4 Rp
24 Tahun Rp 4.800.000
200.000
- Formulir Rajal Rp
74000 Tahun Rp 370.000.000
5.000
- Formulir Ranap + UGD Rp
13000 Tahun Rp 130.000.000
10.000
- Map DRM Rp
87000 Tahun Rp 174.000.000
2.000
- Tinta 4 warna Rp
48 Tahun Rp 960.000
20.000
5.2.04.03 Biaya Pemeliharaan Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 4.000.000
33
5.2.04.03.04 Pemeliharaan Jaringan Rp
4 Tahun Rp 4.000.000
1.000.000
Jumlah Rp 1.309.855.000
34
BAB IV
1.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan program rekam medis yang ada
di Rumah Sakit Ciremai membutuhkan anggaran dalam mendukung kegiatan, maka
dibuatlah penyusunan anggaran untuk membantu dalam pengendalian dana maupun
pengalokasian dana pada setiap sub-unit rekam medis di Rumah Sakit Ciremai. Setiap
sub-unit rekam medis mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam melaksanakan
tugasnya. Sub-unit rekam medis yang terdapat pada Rumah Sakit Ciremai yaitu
pendaftaran rawat jalan, pendaftaran rawat inap dan IGD, KLPCM, filling, assembling,
distribusi, indeksing rawat inap, indeksing rawat jalan dan IGD, koding, korespondensi
dan pelaporan.
Perhitungan unit cost setiap sub-unit di instalasi rekam medis Rumah Sakit
Ciremai hanya dibagi dua yaitu pendaftaran rawat jalan dan ruangan rekam medis, sub-
unit Assembling, KLPCM, Indeksing Rawat Jalan, Indeksing Rawat Inap, Koding,
Pelaporan, Filing, Korespondensi termasuk kedalam perhitungan unit cost ruangan
rekam medis. Unit cost yang terdiri dari total sub unit pendaftaran rawat jalan, total
ruangan rekam medis, development, total keseluruhanya senilai Rp 1.459.564.000.
Perencanaan anggaran unit kerja rekam medis berbasis kinerja penyusunan
perencanaan anggaran unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Ciremai dengan input
anggaran biaya, output pelayanan rekam medis sub unit pendaftaran, filling,
assembling, pelaporan, korespondensi, indexing, koding. Serta outome pencapaian dan
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jenis biaya atau pengeluaran
dikelompokkan kedalam kategori asset (asset tetap), biaya (biaya pemeliharaan alat-
alat kantor, biaya pemeliharaan alat-alat studio dan komunikasi, biaya daya dan jasa,
biaya umum dan administrasi). Total keseluruan anggaran yang ditargetkan dalam
setahun berjumlah
1.2. Saran
Analisis unit cost dibuat sebagai bahan evaluasi rumah sakit demi mencapainya
suatu tujuannya lebih baik. Alangkah lebih baik rumah sakit mempertimbangkan
rincian anggaran ini dan direalisasikan perencanaan pengembangan unit rekam medis
35
DAFTAR PUSTAKA
Purwaningrum, S. N. (2019). Dalam Menghitung Unit Cost Rekam Medis Di Rumah Sakit.
36