Anda di halaman 1dari 5

STANDAR ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI

KESEHATAN SEBAGAI CLINICAL CODER


2018

PERHIMPUNAN PROFESIONAL PEREKAM MEDIS DAN


INFORMASI KESEHATAN INDONESIA
(PORMIKI)

1
STANDAR ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
SEBAGAI KODER

MUKADIMAH

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan,
maka Perekam Medis dan Informasi Kesehatan merasa perlu untuk merumuskan pedoman
sikap dan perilaku profesi.

Pedoman sikap dan perilaku Clinical Coder ini dirumuskan sebagai acuan dalam melaksanakan
peran dan fungsinya sesuai etik dan hukum. Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX
PORMIKI menyepakati Standar Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang bekerja
sebagai Clinical Coder sebagai berikut:

BAB I

2
PENGERTIAN

Pasal 1

1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi
Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan
kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Clinical Coder adalah seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang
mempunyai spesifikasi pekerjaan menetapkan kode diagnosis dan atau tindakan
dan memiliki sertifikat Clinical Coder dari PORMIKI.
3. Standar Etik Clinical Coder adalah petunjuk dalam menetapkan kode diagnosis dan atau
tindakan sesuai dengan kode etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
BAB II
STANDAR ETIK CLINICAL CODER
Pasal 2

1. Menetapkan kode berdasarkan diagnosis dan tindakan yang akurat, lengkap dan
konsisten untuk menghasilkan data kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Mendokumendasikan kode yang telah ditetapkan secara lengkap untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Melaporkan data pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
internal dan eksternal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Mengkonfirmasi kepada dokter/ dokter gigi, jika terdapat ketidakjelasan dan
ketidaklengkapan terkait dengan diagnosis dan atau tindakan.
5. Menolak menerima ajakan kerjasama individu atau kelompok untuk melakukan
perubahan kode diagnosis dan atau tindakan yang menyimpang dari standar
profesi yang berlaku.
6. Memfasilitasi, advokasi dan kolaborasi (dokter, kelompok profesi, komite medis,
pengelola klaim jaminan kesehatan) untuk audit koding.
7. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengembangan pendidikan
keprofesian berkelanjutan dan atau sertifikasi clinical coder .

3
8. Menjaga kerahasiaan isi dan informasi yang terkandung dalam rekam medis, dan
menolak akses informasi kesehatan terhadap pihak yang tidak berkepentingan.
9. Berperilaku profesional, integritas tinggi dan menunjukkan komitmen
melaksanakan pengodean yang legal dan etis.

BAB III
KEWAJIBAN CLINICAL CODER
Pasal 3
1. Setiap Clinical coder harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkn
sumpah profesi PMIK.
2. Setiap Clinical coder harus Menetapkan kode berdasarkan diagnosis dan
tindakan yang akurat, lengkap dan konsisten untuk menghasilkan data
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Setiap Clinical coder harus Mendokumendasikan kode yang telah ditetapkan
secara lengkap untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
4. Setiap Clinical coder harus Melaporkan data pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan internal dan eksternal sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
5. Setiap Clinical coder harus Mengkonfirmasi kepada dokter/ dokter gigi, jika
terdapat ketidakjelasan dan ketidaklengkapan terkait dengan diagnosis dan atau
tindakan.
6. Setiap Clinical coder harus Menolak menerima ajakan kerjasama individu atau
kelompok untuk melakukan perubahan kode diagnosis dan atau tindakan yang
menyimpang dari standar profesi yang berlaku.
7. Setiap Clinical coder harus Memfasilitasi, advokasi dan kolaborasi (dokter,
kelompok profesi, komite medis, pengelola klaim jaminan kesehatan) untuk audit
koding.
8. Setiap Clinical coder harus Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan dan atau sertifikasi clinical
coder .
9. Setiap Clinical coder harus Menjaga kerahasiaan isi dan informasi yang
terkandung dalam rekam medis, dan menolak akses informasi kesehatan
terhadap pihak yang tidak berkepentingan.

4
10. Setiap Clinical coder harus Berperilaku profesional, integritas tinggi dan
menunjukkan komitmen melaksanakan pengodean yang legal dan etis.

Pasal 4
HAK CLINICAL CODER

1. Setiap Clinical coder berhak menetapkan kode penyakit dan atau tindakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Setiap Clinical coder berhak mendapatkan imbalan jasa profesi yang layak sesuai
dengan tanggungjawab dan beban kerjanya.
3. Setiap Clinical coder berhak melakukan pemilihan ulang (reseleksi) untuk
menentukan kode diagnosis dan tindakan.
4. Setiap Clinical coder berhak untuk mengembangkan karir melalui pendidikan dan
pelatihan.
5. Setiap Clinical coder berhak menolak ajakan kerjasama individu atau kelompok
untuk melakukan perubahan kode diagnosis dan atau tindakan yang menyimpang
dari standar profesi yang berlaku.
6. Setiap Clinical coder berhak mendapatkan perlindungan hukum.

BAB IV
PENUTUP

Standar etik ini berlaku bagi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang bekerja
sebagai Clinical coder dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Indonesia.

Hasil Sidang Komisi B pada Kongres ke IX PORMIKI di Medan 19-20 Februari 2018

Ketua Komisi B : Nuryati, A.Md., S.Far., MPH

Sekretaris Komisi B : Tarmizi, A.Md., SKM

Anda mungkin juga menyukai