Anda di halaman 1dari 46

Pelatihan Penerapan POCQI (Point of Care Quality

Improvement) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Modul Peserta

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 1
Daftar Isi
Bagian I: Pendahuluan ....................................................................................................................... 3
Pengantar ....................................................................................................................................... 3
Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................................... 4
Struktur pelatihan .......................................................................................................................... 5
Bagian II: Empat Langkah Peningkatan Mutu ................................................................................... 6
Langkah 1: Mengidentifikasi masalah, membentuk tim dan menulis pernyataan tujuan ......... 6
Skenario kasus 1.1 ...................................................................................................................... 6
Skenario kasus 1.2 ...................................................................................................................... 2
Skenario kasus 1.3 ...................................................................................................................... 4
Skenario kasus 1.4 ...................................................................................................................... 5
Langkah 2: Menganalisis Masalah dan Mengukur Mutu Pelayanan ........................................... 6
Skenario kasus 2.1 ...................................................................................................................... 6
Skenario kasus 2.2 A ................................................................................................................... 7
Skenario kasus 2.2 B ................................................................................................................... 9
Skenario kasus 2.3 .................................................................................................................... 10
Skenario kasus 2.4 .................................................................................................................... 12
Langkah 3: Mengembangkan dan Menguji Perubahan.............................................................. 13
Skenario kasus 3.1 (Ibu) ........................................................................................................... 13
Skenario Kasus 3.2 (Ibu) ........................................................................................................... 14
Skenario Kasus 3.3 (Ibu) ........................................................................................................... 15
Skenario kasus 3.4 (Ibu) ........................................................................................................... 17
Skenario Kasus 3.5 (Ibu) ........................................................................................................... 19
Skenario Kasus 3.1 (Bayi).......................................................................................................... 20
Skenario kasus 3.2 (Bayi) .......................................................................................................... 21
Skenario Kasus 3.3 (Bayi).......................................................................................................... 23
Skenario Kasus 3.4 (Bayi).......................................................................................................... 24
Skenario kasus 3.5 (Bayi) .......................................................................................................... 25
Langkah 4: Perbaikan Berkelanjutan .......................................................................................... 26
Diskusi 4.1 – Mempertahankan perubahan yang berhasil....................................................... 26
Diskusi 4.2 – Membangun semangat untuk peningkatan kualitas........................................... 27
Lampiran 1: Ringkasan Skenario Kasus ............................................................................................ 28
Lampiran 2: Template Proyek Peningkatan Kualitas ........................................................................ 29
Lampiran 3: Soal Uji Pengetahuan ................................................................................................... 36

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 2
Bagian I:
Pendahuluan

Pengantar
Berbagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan telah dilakukan di Indonesia, baik
melalui mekanisme perijinan/lisensi, sertifikasi, dan akreditasi, yang diterapkan di fasilitas
pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas dan klinik hingga ke tingkat rumah sakit.
Upaya peningkatan mutu juga dilakukan secara spesifik untuk penyakit atau kondisi
kesehatan tertentu seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan penyakit menular
seperti TB, malaria, dah HIV, pelayanan penyakit tidak menular seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit dan kondisi kesehatan
lainnya.
Upaya peningkatan mutu tersebut terutama berada di tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan dan juga ditingkat unit/instalasi, sangat jarang upaya peningkatan mutu berada
di titik waktu ketika klinisi (dokter, perawat, bidan, dan klinisi lainnya) memberikan produk
dan layanan kesehatan kepada pasien (point of care). Untuk itu WHO-SEARO telah
mengembangkan pendekatan peningkatan mutu untuk memecahkan masalah yang berada
dalam kewenangan dan ruang lingkup para klinisi dan dapat diselesaikan tanpa terlalu
banyak sumber daya tambahan. Pendekatan ini kemudian diberi nama Program Point of
Care Quality Improvement di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau disingkat POCQI. Untuk
selanjutnya dalam dokumen ini akan digunakan istilah POCQI
Dikembangkan pada tahun 2018 dan telah diterapkan dibeberapa negara di Asia Tenggara
terutama di India, POCQI awalnya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu
hamil dan bayi baru lahir. POCQI sejatinya merupakan sebuah gerakan peningkatan mutu
di tingkat kabupaten/kota untuk mengakhiri kematian ibu, bayi baru lahir dan anak. Dalam
lingkup yang lebih besar POCQI merupakan gerakan kolaborasi di Kawasan Asia Tenggara
yang didukung oleh WHO-SEARO, UNICEF, UNFPA, dan USAID. Kementerian Kesehatan RI
menilai bahwa POCQI seperti ini tidak saja dapat diterapkan untuk pelayanan kesehatan
ibu hamil dan bayi baru lahir, namun juga dapat diterapkan untuk semua pelayanan
kesehatan pada berbagai penyakit dan kondisi kesehatan lain.
Bertujuan untuk meningkatkan mutu luaran pasien (patient outcomes) serta pengalaman
pasien (patient experiences), sehingga POCQI memerlukan perubahan/perbaikan ditingkat
individu pasien, ini membutuhkan keterampilan peningkatan mutu dari para klinisi pemberi
pelayanan kesehatan di garis depan, sehingga pelatihan peningkatan mutu merupakan
langkah awal yang perlu dilakukan. Namun mengingat POCQI merupakan sebuah gerakan
minimal di tingkat kabupaten/kota, maka pelatihan bagi para klinisi saja tidak cukup,
dibutuhkan sistem kesehatan ditingkat kabupaten/kota yang dapat mendukung para klinisi
terus melakukan upaya peningkatan mutu dan mengatasi masalah yang tidak dapat diatasi
ditingkat pelaksana.
Buku Modul ini disusun untuk menjadi pegangan para peserta pelatihan POCQI. Pelatihan
dua hari ini difokuskan pada pengajaran prinsip-prinsip dan pendekatan sederhana untuk
Modul Peserta: Pelaithan POCQI
Hal 3
peningkatan mutu (Quality Improvement-QI) pada point of care di fasilitas kesehatan.
Sasarannya bukan hanya pada perawatan ibu dan bayi baru lahir, namun juga pada
keseluruhan kasus berdasarkan prioritas. Pelatihan dua hari ini dirancang untuk
membangun keterampilan tenaga kesehatan yang berada di garis depan atau unit dimana
pelayanan langsung diberikan pada fasilitas kesehatan seperti puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah sakit dan lain-lain. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah di tingkat mereka tanpa tambahan atau hanya dengan sumber daya yang ada.
Hari pertama pelatihan berfokus pada pengenalan 4 (empat) langkah peningkatan mutu,
prinsip dan konsep dasar dalam meningkatkan mutu pelayanan. Hari kedua berfokus pada
pemanduan staf tingkat unit untuk mengembangkan kegiatan QI sederhana. Intervensi QI
biasanya terkait dengan pekerjaan dan tanggung jawab mereka saat ini yang mereka
anggap layak dan bisa diimplementasikan. Intervensi yang dipilih memiliki kemungkinan
perbaikan yang dapat diukur dalam waktu singkat.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan telah belajar untuk:
1. Mengidentifikasi masalah mutu dalam pelayanan, membentuk tim dan menulis
pernyataan tujuan
a. Bagaimana mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
b. Bagaimana memprioritaskan masalah dan apa yang harus dikerjakan
c. Bagaimana membentuk tim yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
d. Bagaimana cara menulis pernyataan tujuan yang jelas?
2. Menganalisis masalah dan mengukur mutu pelayanan
a. Tools untuk memahami proses dan sistem dan cara menggunakannya
b. Bagaimana penggunaan tools ini untuk membantu mengidentifikasi solusi yang
mungkin dapat mencapai tujuan
c. Bagaimana mengembangkan indikator proses dan hasil pelayanan
d. Cara menggunakan indikator untuk melacak kemajuan peningkatan
3. Uji coba dan kembangkan perubahan untuk mempelajari apa yang berhasil
a. Bagaimana menemukan ide tentang apa yang harus diubah untuk mencapai
tujuan
b. Bagaimana merencanakan siklus plan-do-study-act (PDSA) untuk menguji ide-ide
perubahan
c. Apa yang harus dilakukan saat mengimplementasikan siklus PDSA
d. Cara menguji coba beberapa ide perubahan untuk mencapai tujuan
4. Pertahankan perbaikan
a. Bagaimana membangun antusiasme, memotivasi tim, pengakuan dengan
sertifikat dan perayaan

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 4
b. Bagaimana mengkloning hasil dan proyek yang sukses secara luas
c. Bagaimana membuat kebijakan dengan desain proses baru
d. Bagaimana menghubungkan kemanfaatan yang diperoleh dengan membuat
perubahan system

Struktur pelatihan
Sebagian besar pelatihan ini terdiri dari kerja kelompok kecil menggunakan modul. Modul
mencakup skenario kasus dan latihan serta diskusi seputar 3 (tiga) langkah pertama untuk
QI. Setiap langkah diperkenalkan dengan presentasi singkat untuk memberikan penjelasan
akan konsep-konsep penting yang menjadi kunci dari proses QI.
Pada hari kedua, kelompok menggunakan template proyek QI untuk mengembangkan
proyek QI di fasilitas kesehatan masing-masing. Peserta kemudian akan membagikan
rencananya kepada peserta lainnya untuk mendapatkan masukan.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 5
Bagian II:
Empat Langkah Peningkatan Mutu

Langkah 1: Mengidentifikasi masalah, membentuk tim


dan menulis pernyataan tujuan

Tujuan Pembelajaran
Anda akan belajar:
1. Bagaimana meninjau data untuk mengidentifikasi masalah
2. Bagaimana memprioritaskan masalah untuk dikerjakan
3. Bagaimana membentuk tim untuk mengatasi masalah tersebut?
4. Bagaimana cara menulis pernyataan tujuan yang jelas?

Skenario kasus 1.1


Anda bekerja di sebuah RSUD kabupaten di mana sekitar 2000 bayi lahir setiap tahunnya.
Satu tim jaga bidan pada suatu waktu bekerja di ruang bersalin dimana mereka menolong
persalinan secara rutin, penanganan dasar kegawatdaruratan obstetrik dan perawatan
pasca persalinan untuk ibu dan bayi. Seorang bidan bertanggung jawab mengawasi operasi,
termasuk memesan persediaan. Seorang apoteker juga berada di lokasi. Ada satu dokter
spesialis obgyn sebagai penanggung jawab kasus obgyn. RSUD ini sering mengalami
kekurangan stok darah dan fasilitasnya pun terbatas, maka sebagian kasus dengan keadaan
darurat (emergency) harus dirujuk.
Ibu dan bayi ditempatkan bersama setelah lahir dan biasanya dipulangkan setelah 24-48
jam. Bidan dan perawat telah berupaya keras agar pelayanan kepada ibu dan bayinya dapat
maksimal. Namun, pada kenyataannya tidak semua mampu mendapatkan hasil yang
maksimal. Mereka ingin terus memperbaiki mutu pelayanan yang diberikan. Mereka
memutuskan untuk melihat data di register persalinan rumah sakit. Mereka
mengidentifikasi beberapa masalah yang dapat mereka perbaiki. Melalui buku register
persalinan pasien, mereka memiliki informasi tentang proses penanganan ibu bersalin dan
hasilnya. Proses penanganan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
hasil adalah luaran akhir dari penanganan ibu bersalin tersebut.
Tim mengevaluasi seberapa baik mereka dalam memberikan proses penanganan dan
melihat kembali apakah luaran pasien telah sesuai dengan harapan mereka.
Informasi tentang penanganan saat lahir dikumpulkan dari dokumentasi seperti yang
ditunjukkan dalam Kohort/Register Persalinan Rumah Sakit (Tabel 1).

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 6
Tabel 1: Kohort/register persalinan rumah sakit

Nama Tanggal Waktu Cara Uterotonic APGAR Berat Suhu Pengeringan Penundaan Tanggal Cara
Lahir Lahir Lahir menit I 1 menit- lahir dalam langsung klem tali pemulangan Pulang
5 menit (gram) 1 jam pusat (Rumah,
meninggal,
dirujuk)

1 Sita 15.11 00.45 Vag √ 8-9 3400 35.4 √ √ 16.11 Rumah

2 Windy 15.11 06.30 C/S 7-8 2460 34.5 √ 17.11 Rumah

3 Ija 15.11 14.30 Vag 8-9 2350 35.2 16.11 Rumah

4 Hani 16.11 0.20 Vag √ 6-8 3310 36.8 √ √ 17.11 Rumah

5 Fitri 16.11 17.50 Vag 6-8 2670 37.1 √ √ 17.11 Rumah

6 Evi 17.11 02.42 Vag 5-7 2740 34,9 √ 18.11 Dirujuk,


PPH

7 Ike 18.11 08.16 Vag √ 8-9 2851 36.8 √ 19.11 Rumah

8 Yosefin 18.11 12.25 Vag √ 8-9 2780 37.1 √ √ 19.11 Rumah

9 Sri 19.11 18.20 Vag 8-9 2618 35.8 √ √ 23.11 Dirujuk,


PPH

10 Nisa 19.11 22.10 Vag √ 9-9 2651 37.4 √ √ 24.11 Rumah


Catatan: Vag: vaginal, C/S: operasi caesar, PPH: perdarahan postpartum

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 1
Diskusi 1.1: Mengidentifikasi masalah
A. Apa perbedaan "proses" dan "hasil” penanganan seperti yang tercantum dalam
daftar Kohort/register persalinan rumah sakit? (Tabel 1)?

Proses Hasil

B. Hitung persentase kinerja dari tiga proses penanganan

Proses penanganan Kinerja

C. Hitung persentase kinerja dua hasil perawatan

Hasil Penanganan Kinerja

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 1
Skenario kasus 1.2
Bidan RS mengidentifikasi sejumlah masalah dalam pelayanan yang mereka berikan.
Mereka menyadari bahwa mereka tidak memberikan semua wanita uterotonika (Injeksi
Oksitosin) dalam satu menit dan pasien mengalami perdarahan post partum (PPH).
Meskipun ada UTD di RS, namun persediaan darah tidak selalu ada. Mereka juga menyadari
bahwa 20% bayi lahir dengan berat badan rendah, banyak yang tidak dikeringkan dengan
cepat dan tali pusat mereka dijepit lebih awal dan banyak yang kedinginan pada satu jam
setelah persalinan (Hipotermia terjadi di suhu <36,5C). Mereka memutuskan bahwa
mereka tidak dapat memperbaiki semuanya sekaligus, jadi diputuskan untuk
memprioritaskan satu atau dua intervensi untuk dikerjakan. Mereka meminta saran untuk
mengisi matriks prioritas.

Diskusi 1.2: Memprioritaskan masalah


Isi matriks prioritas. Berdasarkan pengalaman Anda di fasilitas kesehatan Anda, tetapkan
poin dari 1 hingga 5 untuk setiap faktor (proses atau hasil):

● Penting bagi pasien – seberapa pentingkah setiap aspek penanganan untuk hasil
pasien yang lebih baik? (skor 1 jika aspek penanganan tidak penting untuk pasien
(skor terendah), dan skor 5 jika aspek penangan sangat penting untuk pasien (skor
tertinggi).
● Waktu dan sumber daya terjangkau– menurut Anda seberapa mudahkah
memperbaiki masalah ini? (skor 1 jika perbaikan yang direncanakan susah/sulit
atauakan memakan banyak waktu atau sumber daya, dan skor 5 jika perbaikan yang
direncanakan sangat mudah)
● Mudah diukur – seberapa mudah mengukur masalah yang Anda coba perbaiki? (skor
1 jika masalah sulit diukur, skor 5 jika masalah sangat mudah diukur)
● Di bawah kendali anggota tim – akankah orang-orang di unit dapat memperbaikinya
sendiri? (skor 1 jika tidak semua bisa dilakukan anggota tim, dan skor 5 jika
sepenuhnya bisa dilakukan anggota tim)

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 2
Kemungkinan Penting Waktu, sumber Mudah Di bawah Total skor
tujuan bagi pasien daya terjangkau diukur kontrol tim (4-20)
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Uterotonik
diberikan
dalam 1 menit

Manajemen
PPH

Tubuh
langsung
kering

Penundaan
klem tali pusat

Suhu rendah
pada 1 jam
<36,5oC

Berat badan
lahir rendah
<2500 gr

Pilih kesenjangan dalam mutu yang menurut Anda perlu ditingkatkan oleh tim:

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 3
Skenario kasus 1.3
Para bidan sekarang telah menemukan masalah mana dalam penanganan ibu dan bayi
baru lahir yang harus diprioritaskan dan ditangani terlebih dahulu. Sekarang mereka
membutuhkan bantuan dalam pembentukan tim untuk menangani kesenjangan ini.

Diskusi 1.3: Membentuk tim


Diskusikan bagaimana Anda akan mengatur tim untuk meningkatkan perawatan ibu dan
bayi di ruang bersalin ini. Tentukan berapa banyak orang yang harus ada di dalam tim, dan
siapa saja anggotanya. Pertimbangkan pula peran setiap anggota di dalam tim. Pilih
individu yang akan menjadi pemimpin tim dan gambarkan karakteristik pemimpin tim yang
ideal.

Anggota tim Peran

Pemimpin tim Karakteristik pemimpin tim yang baik?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 4
Skenario kasus 1.4
Sekarang tim sudah siap untuk mengatasi masalah, mereka perlu mengembangan solusi ke
dalam pernyataan target. Hal ini penting untuk dilakukan agar semuanya memiliki
kesamaan pemahaman tentang target yang ingin dicapai.

Diskusi 1.4: Menulis pernyataan tujuan


SMART adalah singkatan dari: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely yang
berarti (Spesifik, Terukur, Dapat dicapai, Relevan, Tepat Waktu).
Pernyataan target menjawab pertanyaan apa, siapa, berapa banyak dan kapan.
“Apa” menggambarkan proses atau hasil yang perlu ditingkatkan
“Siapa” menggambarkan kelompok pasien yang akan terpengaruh
"Berapa banyak" menggambarkan perubahan perbaikan dari sebelum/saat ini ke hasil
yang diinginkan
“Kapan” menggambarkan kapan Anda berencana untuk mencapai tujuan yang Anda
inginkan
Pernyataan target harus mengikuti struktur berikut:
Kami bertujuan untuk (apa yang ingin Anda capai) pada (kelompok pasien mana) dari
(kinerja saat ini) untuk (kinerja yang diinginkan) dalam waktu (berapa lama).
Tulis pernyataan tujuan terkait kesenjangan mutu yang menurut Anda paling penting.

Kami bertujuan untuk ………….

Pada …………………………………

dari …………..
untuk …………………………

dalam waktu…………………………………………….

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 5
Langkah 2: Menganalisis Masalah dan Mengukur Mutu
Pelayanan

Tujuan Pembelajaran
Pada bagian ini, peserta akan belajar:
1. Tools untuk memahami system dan proses dan bagaimana cara menggunakannya
2. Bagaimana pemanfaatan tools ini untuk membantu mengidentifikasi solusi untuk
mencapai tujuan
3. Bagaimana mengembangkan indikator proses dan hasil pelayanan
4. Bagaimana menggunakan indikator ini untuk melacak kemajuan perbaikan

Skenario kasus 2.1


Tim memutuskan bahwa mereka ingin memperbaiki dua masalah dan mengembangkan
dua pernyataan target.
1. Kesehatan ibu: Kami akan meningkatkan persentase wanita yang menerima
uterotonika dalam satu menit setelah persalinan pervaginam dari 50% menjadi 100%
dalam waktu 4 minggu.
2. Kesehatan neonatus: Kami akan mengurangi persentase bayi baru lahir dengan suhu
rendah (<36,5 °C) pada satu jam setelah melahirkan dari 50% menjadi 10% dalam
waktu 6 minggu

Diskusi 2.1 – Memilih tools untuk analisis


Buat daftar tools yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah ini!

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 6
Skenario kasus 2.2 A
Analisis - Meningkatkan administrasi uterotonika
Untuk Meningkatkan administrasi uterotonika tim menggunakan tools analisis berikut:
● Tim mengembangkan diagram alur proses (flowchart) untuk penanganan ibu pada
saat persalinan (Gambar 1) sebagai acuan untuk memastikan bahwa semua ibu
bersalin menerima uterotonika dalam satu menit setelah persalinan.
● Tim juga menggunakan diagram tulang ikan (Gambar 2) untuk mengidentifikasi
masalah dengan menyediakan uterotonika pada menit pertama setelah melahirkan.

Gambar 1: Bagan Alur Perawatan Ibu

Gambar 2: Diagram Tulang Ikan Alur Penanganan Ibu

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 7
Diskusi 2.2 A: Menggunakan diagram tulang ikan untuk menganalisis masalah
Berdasarkan Diagram Tulang Ikan Alur Penanganan Ibu (Gambar 2), menurut Anda apa
akar masalah yang menyebabkan ibu bersalin tidak menerima uterotonika setelah
melahirkan?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 8
Skenario kasus 2.2 B
Analisis - Mengurangi hipotermia neonatus
Tim tidak yakin mengapa begitu banyak bayi yang kedinginan sehingga mereka
memutuskan untuk menggunakan flowchart untuk menggambarkan semua tindakan yang
diambil dalam perawatan bayi dan melihat apakah mereka dapat mengidentifikasi
penyebab bayi kedinginan.
Gambar 3: Diagram Perawatan Bayi

Diskusi 2.2 B: Menggunakan diagram alur untuk menganalisis masalah


Berdasarkan Bagan Alur Perawatan Bayi (Gambar 3), menurut Anda apa yang mungkin
menjadi akar masalah pada kasus bayi kedinginan?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 9
Skenario kasus 2.3
Tim sekarang mendiskusikan indikator apa yang digunakan untuk mengukur kemajuan.

Diskusi 2.3: Mengembangkan indikator


Gunakan tabel berikut untuk menentukan indikator yang digunakan sebagai pemantau
kemajuan dalam mencapai tujuan.

Tabel 2 : Data pelayanan

1. Tentukan ukuran proses untuk meningkatkan administrasi uterotonika:

Ukuran proses

Numerator/Pembilang

Denominator/Penyebut

Sumber data

Penanggung jawab

Seberapa sering

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 10
2. Tentukan ukuran hasil untuk meningkatkan administrasi uterotonika:

Ukuran hasil

Numerator/Pembilang

Denominator/Penyebut

Sumber data

Penanggung jawab

Seberapa sering

3. Tentukan ukuran hasil untuk mengurangi hipotermia neonatal

Ukuran hasil

Numerator/Pembilang

Denominator/Penyebut

Sumber data

Penanggung jawab

Seberapa sering

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 11
Skenario kasus 2.4
Tim memutuskan untuk menggunakan indikator berikut untuk melacak pemberian
uterotonika:
○ Persentase wanita yang menerima uterotonika dalam satu menit setelah melahirkan
○ Persentase wanita dengan perdarahan post partum
Tim melihat data mereka untuk indikator-indikator ini selama 16 minggu terakhir (Tabel 2).
Mereka kemudian melakukan plot data pada grafik untuk memudahkan peninjauan.

Diskusi 2.4: Merencanakan data dari waktu ke waktu


Gunakan flipchart untuk menggambar dua bagan deret waktu dari Data Kesehatan Ibu
(Tabel 2).

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 12
Langkah 3: Mengembangkan dan Menguji Perubahan

Tujuan Pembelajaran:
Anda akan belajar:
1. Bagaimana menemukan ide tentang apa yang harus diubah untuk mencapai tujuan
2. Bagaimana merencanakan siklus plan-do-study-act (PDSA) untuk menguji ide-ide
perubahan
3. Apa yang harus dilakukan saat belajar dari siklus PDSA
4. Bagaimana menguji beberapa ide perubahan untuk mencapai tujuan

CATATAN: Langkah 3 memiliki dua bagian: Bagian Kesehatan Ibu dan Bagian kesehatan
bayi baru lahir. Setiap kelompok harus memilih skenario mana yang ingin mereka fokuskan.
Jika waktu memungkinkan, kelompok dapat melakukan keduanya.

Skenario kesehatan Ibu

Skenario kasus 3.1 (Ibu)


Tim POCQI meninjau diagram alur dan diagram tulang ikan yang telah dibuat. Hal ini
dilakukan untuk lebih memahami penyebab tidak maksimalnya pelayanan. Sehingga
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Ini dapat membantu tim untuk
menemukan beberapa ide tentang perbaikan yang harus dilakukan agar pemberian
uterotonika tepat waktu.

Diskusi 3.1M: Mengembangkan ide perubahan


Berdasarkan analisis, buatlah daftar ide yang mungkin membantu meningkatkan
pemberian uterotonika.

Ide Perbaikan Mengapa Anda berpikir ini akan merubah penanganan?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 13
Skenario Kasus 3.2 (Ibu)
Tim membahas bahwa mereka harus mencoba memastikan ada jarum suntik dan oksitosin
yang tersedia di meja persalinan untuk setiap persalinan. Mereka membahas beberapa
tantangan dengan ini:
1. Siapa yang akan menyiapkan jarum suntik
2. Kapan harus disiapkan?
3. Di mana akan disimpan setelah persiapan?
4. Di mana akan disimpan selama kelahiran?

Bidan di tim mengatakan bahwa mereka dapat menyiapkan jarum suntik. Salah satunya
(Bidan A) berpikir akan lebih mudah untuk menyiapkan jarum suntik ketika seorang ibu
baru datang ke ruang bersalin dan yang lainnya (bidan B) berpikir bahwa mereka harus
menyiapkan beberapa jarum suntik di awal setiap shift baru. Karena fasilitas kesehatan
tersebut tidak memiliki lemari es di ruang bersalin, kedua bidan memutuskan untuk
menyimpan jarum suntik pada kantong es. Tim mendiskusikan bahwa kedua ide tersebut
tampak masuk akal dan ada pro dan kontra untuk kedua opsi ini.

Pre-load satu jarum suntik saat wanita datang ke ruang bersalin

Pre-load satu jarum suntik Pre-load beberapa jarum


saat wanita datang ke ruang suntik di awal setiap shift
bersalin

Kelebihan Tidak akan ada pemborosan Ada cukup waktu untuk


oksitosin melakukan ini
Tidak akan kehabisan
oksitosin

Kekurangan Beberapa wanita sudah siap Kita mungkin meremehkan


melahirkan ketika mereka atau melebih-lebihkan
tiba sehingga tidak akan ada kebutuhan oksitosin dan
waktu akhirnya menyia-nyiakannya
atau kehabisan jarum suntik
yang sudah diisi
sebelumnya.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 14
Diskusi 3.2M: Merencanakan siklus PDSA untuk menguji ide perubahan
Bagaimana Anda menyarankan tim untuk menggunakan siklus PDSA untuk mempelajari
waktu terbaik untuk memasukkan jarum suntik dari oksitosin?

Skenario Kasus 3.3 (Ibu)


Tim setuju bahwa kedua bidan harus mencoba metode pilihan mereka sendiri selama
shift berikutnya untuk belajar:
1. Apakah ada cukup waktu untuk melakukan ini ketika seorang wanita datang ke ruang
bersalin?
2. Jika mereka melakukan pre-load pada awal shift, apakah mereka kehabisan jarum suntik
atau oksitosin yang disiapkan sebelumnya?
3. Dalam kedua kasus, di mana mereka harus menyimpan jarum suntik yang telah diisi
sebelumnya setelah persiapan dan selama persalinan?
Kedua bidan bekerja dalam shift yang berbeda dan menguji metode pilihan mereka di lain
waktu kerja.
1. Bidan yang menguji pre-load satu jarum suntik ketika ibu masuk ke ruang bersalin
membantu kelahiran tiga bayi.
2. Bidan yang menguji pre-load beberapa jarum suntik pada awal shift membantu
kelahiran dua bayi.
Dari uji coba ini, tim belajar bahwa:
1. Pre-load satu jarum suntik ketika ibu masuk ke ruang bersalin
- Metode ini bekerja dengan baik untuk dua persalinan tetapi satu pasien datang ke
ruang persalinan dalam keadaan persalinan lanjut dan tidak ada waktu untuk
menyiapkan jarum suntik.
2. Pre-load beberapa jarum suntik di awal shift
- Bidan yang ingin mencoba metode ini ingat bahwa jumlah tertinggi bayi yang pernah
ia bantu secara bergiliran berjumlah lima. Jadi, dia memuat lima jarum suntik dan
menyimpannya di atas kantong es di nampan darurat yang disimpan di sisi meja kerja.
- Sistem ini bekerja dengan baik meskipun baki agak penuh dengan lima jarum suntik.
- Bidan membantu kelahiran dua bayi dalam shift. Di akhir shift, bidan memberi tahu
bidan yang berikutnya tentang metode tiga jarum suntik pre-load yang tersisa dan
menyarankan pengisian dua jarum suntik lagi (untuk menjaga agar lima jarum suntik
tetap tersedia). Bidan lain tidak mau melakukan ini karena kantong es telah habis.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 15
Diskusi 3.3M: Apa yang harus dilakukan saat mencoba siklus PDSA

Ide perubahan mana yang tidak perlu


diteruskan?

Ide perubahan mana yang harus diadaptasi?

Apa yang harus dilakukan tim selanjutnya?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 16
Skenario kasus 3.4 (Ibu)
Tim setuju bahwa memasukkan jarum suntik pada awal shift adalah ide yang bagus, tetapi
menyadari bahwa mereka masih memiliki beberapa detail untuk diselesaikan:
● Berapa banyak jarum suntik yang harus diisi sebelumnya pada awal shift?
● Apa yang harus dilakukan dengan sisa jarum suntik di akhir shift?
● Bagaimana cara memastikan ketersediaan kantong es?
Tim memutuskan:
1. Bahwa lima jarum suntik yang dimuat sebelumnya terlalu banyak dan memutuskan
hanya perlu mengisi sebanyak tiga jarum suntik karena persalinan jarang terjadi lebih
dari tiga kali dalam satu shift.
2. Bidan akan menyimpan spuit yang tidak terpakai untuk shift berikutnya dan memberi
tahu pada bidan shift berikutnya untuk melakukan pengisian pada jarum suntik sehingga
total alat suntik menjadi tiga.
3. Untuk mendapatkan kantong es ekstra dari apoteker dan selalu menyimpannya di dalam
freezer sehingga kantong es tambahan tetap tersedia.
Mereka memutuskan untuk menguji perubahan ini pada shift berikutnya. Selama shift itu,
dua bayi lahir dan sistem bekerja dengan baik. Di akhir shift, bidan yang akan masuk ingin
membuang jarum suntik yang sudah diisi sebelumnya karena dia pikir itu akan bercampur
dengan jarum suntik baru yang akan diisi. Sebagai gantinya, kedua bidan memutuskan
bahwa mereka akan menambahkan tanggal dan waktu ke label jarum suntik ketika diisi
sehingga bidan akan tahu mana yang harus digunakan terlebih dahulu. Dalam shift
berikutnya, empat bayi lahir.
Setelah bayi ketiga lahir, bidan memasukkan tiga jarum suntik lagi untuk menjaga total
pada tiga jarum suntik. Tim bertemu lagi untuk mendiskusikan apa yang telah mereka
pelajari dari perubahan ini dan siklus PDSA.
Tim memutuskan bahwa:
1. Mereka akan menambahkan tanggal dan waktu ke label jarum suntik ketika dimuat
sehingga perawat akan tahu mana yang harus digunakan terlebih dahulu.
2. Setelah bayi ketiga lahir dalam shift apapun, perawat akan memuat tiga jarum suntik
dalam shiftnya untuk menjaga total pada tiga jarum suntik yang dimuat sebelumnya.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 17
Diskusi 3.4M: Menguji perubahan

Buat daftar perubahan yang telah diuji tim sejauh ini

Siklus PLAN DO STUDY ACT


I

II

III

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 18
Skenario Kasus 3.5 (Ibu)
Tim memutuskan untuk meminta umpan balik pada bidan yang bertugas selama tiga shift
berikutnya terkait pendekatan baru ini dan saran mereka untuk perbaikan.
Delapan bayi lahir selama shift tersebut. Semuanya mendapat oksitosin di menit pertama
setelah persalinan. Hasilnya jauh lebih baik dibandingkan baseline sebelumnya.
Anggota tim mengadakan serangkaian pertemuan dengan staf ruang bersalin lainnya yang
belum terlibat untuk membahas cara kerja baru, menunjukkan kepada mereka bagaimana
pengisian jarum suntik yang dilakukan terlebih dahulu dan membagikan data yang
menunjukkan peningkatan.
Staf lain juga mulai memberikan oksitosin dengan cara ini. Data terus dipantau dan
menunjukkan bahwa ibu bersalin sekarang telah mendapatkan oksitosin secara tepat
waktu.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 19
Skenario kesehatan bayi baru lahir

Skenario Kasus 3.1 (Bayi)


Mengurangi hipotermia neonatus
Tim meninjau diagram alur proses mereka dan menyadari bahwa mereka lebih banyak
memberikan perhatian di tempat tidur bayi daripada mengikuti praktik berbasis bukti
untuk memulai perawatan kulit-ke-kulit segera setelah melahirkan. Sebagian alasan untuk
hal ini adalah beberapa bidan tidak menyadari pentingnya metode kulit-ke-kulit. Alasan lain
adalah bidan mengikuti langkah-langkah dalam diagram alur karena itu adalah cara
termudah untuk memberikan perawatan mengingat desain ruangan saat ini dan
bagaimana persediaannya disimpan.
Diskusi 3.1N: Mengembangkan ide perubahan
Berdasarkan analisis, apa bentuk perubahan yang dapat dilakukan tim untuk mengurangi
risiko hipotermia neonatus dalam satu jam?

Mengapa menurut Anda ini akan


meningkatan perawatan?
Perubahan

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 20
Skenario kasus 3.2 (Bayi)
Salah satu anggota tim memiliki bukti bahwa kontak kulit-ke-kulit sangat bermanfaat baik
untuk ibu maupun bayi. Dia meyakinkan semua orang. Tim mendiskusikan cara untuk
mengubah urutan aktivitas setelah lahir agar dapat memastikan bahwa perawatan kulit-
ke-kulit segera dilakukan dan tidak terputus. Mereka memutuskan untuk mengikuti
langkah penanganan baru:
1. Letakkan bayi di dada ibu segera setelah melahirkan dan simpan bayi di sana sambil
melakukan aktivitas lainnya.
2. Keringkan bayi dan bersihkan matanya (sesuai pedoman nasional) dan tutup dengan
kain handuk kering.
3. Potong tali pusatnya setelah 1-3 menit.
4. Anjurkan menyusui segera setelah bayi mau
5. Tinggalkan vitamin K dan timbang sampai setelah pemberian ASI pertama
Sekarang tim telah memutuskan bahwa mereka akan menggunakan perawatan kulit-ke-
kulit sebagai prosesnya untuk mengurangi hipotermia, mereka menyadari bahwa mereka
perlu mengukur ini. Mereka mengembangkan proses pengukuran baru: persentase bayi
yang mendapatkan kontak kulit-ke-kulit saat lahir setidaknya selama satu jam. Tidak semua
anggota kelompok yakin bahwa cara ini akan layak. Anggota lainnya menunjukkan
keberatan, yang meliputi:
1. Ibu tidak akan mau menempelkan bayi langsung ke kulit setelah melahirkan karena
mereka lelah dan karena bayinya basah.
2. Akan sulit bagi bidan untuk sekaligus mengeringkan, membersihkan bayi dan
memotong tali pusat saat bayi berada pada ibunya.
3. Jika bayi tidak ditimbang dan segera menerima vitamin K, maka bidan akan lupa
untuk melakukan ini nanti.
Diskusi 3.2N: Merencanakan siklus PDSA untuk menguji perubahan
Bagaimana Anda menyarankan tim untuk menerapkan siklus PDSA untuk menguji dan
mengalisis bahwa mengubah urutan adalah tepat? Apakah keberatan yang diajukan oleh
beberapa anggota tim akan membuat perubahan ini sulit terwujud?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 21
Plan 1. Perubahan apa yang akan Anda lakukan?
2. Siapa yang akan menguji perubahan
tersebut?
3. Dimana tempat pengujian dilakukan?
4. Bagaimana cara menguji perubahan ini?
5. Kapan pengujian ini akan dimulai dan berapa
lama perubahan ini akan diuji?

Do

Study Apa yang ingin Anda pelajari dalam pengujian


ini?

Act

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 22
Skenario Kasus 3.3 (Bayi)
Tim memutuskan untuk mencoba menggunakan prosedur perawatan baru untuk semua
bayi yang lahir dalam satu shift untuk mempelajari:
● Bagaimana perasaan ibu tentang memulai perawatan skin-to-skin segera?
● Seberapa mudah memberikan perawatan di dada ibu?
● Apakah bidan masih ingat untuk menimbang bayi dan memberikan vitamin K?
Salah satu bidan yang antusias dengan ide baru ini secara sukarela mengujinya selama shift
berikutnya. Dia membantu kelahiran dua bayi. Dari tes ini, bidan mengetahui bahwa:
● Kedua ibu senang menerima bayinya segera setelah melahirkan
● Mengeringkan bayi di dada ibu lebih sulit daripada melakukanya di keranjang karena
handuk dan perlengkapan lainnya ditempatkan di dalam keranjang dan perawat harus
berjalan untuk mendapatkannya
● Bidan ingat untuk menimbang bayi dan memberi vitamin K karena harus dicatat pada
rekam medis sebelum memindahkan bayinya ke bangsal pasca melahirkan
Di akhir shift, anggota tim yang ada di sana bertemu untuk mendiskusikan apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
Diskusi 3.3N: Apa yang harus dilakukan setelah siklus PDSA
Apa yang harus dilakukan tim selanjutnya?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 23
Skenario Kasus 3.4 (Bayi)
Tim setuju bahwa ide untuk melindungi kehangatan tubuh bayi dengan menyusun ulang
langkah-langkah perawatan adalah ide yang baik. Namun mereka merasa bahwa penataan
ruangan saat ini yang menyulitkan mereka untuk merealisasikan ide tersebut.
Mereka memutuskan untuk memindahkan meja persediaan dari keranjang ke samping
tempat tidur agar lebih mudah merawat bayi di dada ibu.
Mereka pergi ke ruang persalinan secara berkelompok dan memindahkan persediaan lebih
dekat ke meja persalinan. Mereka mencoba dua opsi sampai mereka memiliki opsi yang
kemungkinan dapat berhasil.
Mereka kemudian memutuskan untuk menggunakan satu shift untuk menguji apakah
pengaturan ruangan yang baru membuat perawat lebih mudah untuk memberikan
perawatan segera pada bayi saat mereka melakukan kontak skin-to-skin dengan ibunya.
Pada shift berikutnya, bidan membantu kelahiran dua bayi. Dia harus mengatur ulang
ruangan lagi setelah persalinan pertama dan merasa bahwa perubahan ini membuat
perawatan bayi menjadi jauh lebih mudah.
Diskusi 3.4N: Menguji beberapa perubahan

Buat daftar perubahan yang telah diuji oleh tim dalam skenario sejauh ini

Siklus PLAN DO STUDY ACT


I

II

III

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 24
Skenario kasus 3.5 (Bayi)
Tim memutuskan untuk meminta umpan balik tentang desain baru di ruangan pada bidan
yang bertugas selama tiga shift berikutnya dan mendapatkan saran mereka untuk
perbaikan.
Di akhir shift ketiga, mereka telah membuat beberapa perubahan kecil di ruangan. Mereka
juga melibatkan staf pembersihan dan pemeliharaan sehingga mereka memahami
bagaimana ruangan harus diatur. Delapan bayi lahir dalam shift tersebut. Enam dari mereka
memiliki suhu normal pada 60 menit. Ini jauh lebih baik daripada data dasar (baseline)
sebelumya.
Anggota tim mengadakan serangkaian pertemuan untuk staf ruang persalinan lain yang
belum terlibat dalam proyek untuk membahas cara kerja baru, menunjukkan kepada
mereka caranya untuk merawat bayi di dada ibu setelah melahirkan dan berbagi data yang
menunjukkan peningkatan.
Anggota staf lain juga mulai membantu kelahiran bayi dengan cara ini. Data pun terus
dipantau untuk memastikan bahwa perbaikan berlanjut.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 25
Langkah 4: Perbaikan Berkelanjutan

Tujuan Pembelajaran
Anda akan belajar:
1. Bagaimana membangun antusiasme, memotivasi tim, pengakuan dengan sertifikat dan
perayaan
2. Bagaimana membagikan hasil dan improvement yang sukses secara luas
3. Bagaimana membuat kebijakan dengan cara kerja yang baru
4. Bagaimana menghubungkan keuntungan dengan membuat perubahan sistem

Diskusi 4.1 – Mempertahankan perubahan yang berhasil


Setelah menguji ide dan menemukan ide yang berhasil, Anda ingin menerapkannya
sehingga perubahannya permanen dan konsisten serta dapat diterapkan dalam segala
situasi.

Penerapan ini melibatkan:


1. Membuat perubahan proses standar baru di seluruh unit/departemen
2. Mengambil langkah-langkah khusus untuk mencegah tergelincir kembali ke cara kerja
lama (mempertahankan perubahan melalui deskripsi pekerjaan, protokol, dll.)
3. Mengawasi indikator utama untuk memastikan perbaikan berkelanjutan
Contoh tindakan yang dapat diambil tim untuk mencegah mereka kembali ke cara kerja
lama

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 26
Diskusi 4.2 – Membangun semangat untuk peningkatan kualitas
Beberapa cara untuk membangun antusiasme dalam peningkatan mutu pada fasilitas
kesehatan atau wilayah.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 27
Lampiran 1:
Ringkasan Skenario Kasus
Langkah 1: Mengidentifikasi masalah, membentuk tim dan menulis tujuan
penyataan / target
Staf di rumah sakit ini memutuskan bahwa mereka ingin meningkatkan perawatan bagi ibu
dan bayi. Mereka meninjau data mereka dan menggunakan matriks prioritas untuk memilih
dua tujuan spesifik: a) meningkatkan penggunaan uterotonika dalam satu menit setelah
melahirkan; b) mengurangi hipotermia neonatus
Mereka kemudian membentuk tim untuk mengerjakan tujuan ini

Langkah 2: Menganalisis masalah dan mengukur kualitas perawatan


Tim menggunakan diagram alur dan diagram tulang ikan untuk menganalisis masalah dan
mengidentifikasi masalah utama yang perlu diatasi agar dapat mencapai tujuan tersebut.
Mereka menyadari bahwa masalah utama mereka adalah bayi tidak segera mendapatkan
perawatan kulit-ke-kulit setelah melahirkan yang menyebabkan hipotermia. Prosedur
pengisian jarum suntik dengan oksitosin setelah persalinan menyebabkan situasi dimana
kebanyakan wanita tidak mendapatkan obat dalam waktu satu menit setelah melahirkan.

Langkah 3: Mengembangkan dan menguji perubahan


Berdasarkan analisis mereka, tim memutuskan untuk memasangkan jarum suntik oksitosin
untuk ibu dan mengganti alur kerja untuk perawatan bayi setelah melahirkan sehingga
perawatan kulit-ke-kulit dapat segera dimulai.
Manfaat tambahanya adalah: a) Menunda pemotongan tali pusat; b) Inisiasi menyusu
dini dalam satu jam
Mereka menguji ide-ide ini terlebih dahulu selama satu shift untuk melihat apakah ini layak
dan kemudian dirangkaikan dalam siklus PDSA untuk mengidentifikasi cara terbaik bagi
bidan yang bekerja dalam shift yang berbeda dan pada hari yang berbeda

Langkah 4: Perbaikan berkelanjutan


Begitu mereka mengidentifikasi ide perubahan yang berhasil, mereka juga melibatkan
semua staf, bidan, dan petugas kebersihan lainnya sehingga mereka semua memahami
cara kerja yang baru. Mereka membuat protokol baru berdasarkan perubahan ide yang
berhasil dan semua staf baru sekarang secara rutin diberi pengarahan tentang cara kerja
baru ini.

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 28
Lampiran 2:
Template Proyek Peningkatan Kualitas

LANGKAH 1: Mengidentifikasi masalah, membentuk tim dan menulis


pernyataan tujuan

Masalah apa yang ingin Anda selesaikan?

Siapa yang harus ada di tim Anda?

Nama dan sebutan anggota:


Pemimpin tim:
Perekam:
Tanggal pertemuan pertama tim :
Apa pernyataan tujuan Anda?

Ceklis tinjauan kegiatan


Mengapa ini tujuan yang baik?

Bisakah Anda mendapatkan hasil dengan


cepat?

Seberapa penting tujuan bagi tim QI -


apakah tim menggunakan matriks
prioritas?

Mengapa ini tim yang tepat? Apakah Anda memiliki orang-orang di tim yang:

Antusias untuk memperbaiki masalah ini?

Terlibat dalam memberikan perawatan


terkait dengan masalah ini?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 29
Apakah cukup berpengaruh untuk
melibatkan banyak orang?

Menganalisis masalah dan mengukur kualitas perawatan

Alat apa yang akan Anda gunakan untuk analisis?

Informasi apa yang Anda inginkan dari setiap alat yang Anda rencanakan untuk
digunakan?

Tindakan pengukuran apa yang akan Anda gunakan?

Ukuran proses:

Pembilang:

Penyebut:

Bagaimana cara Anda mengumpulkan data?

Ukuran proses:

Orang yang bertanggung jawab atas pengumpulan data

Sumber data apa yang akan Anda gunakan?

Data dasar apa yang akan Anda kumpulkan?

Seberapa sering Anda akan mengumpulkan dan meninjau data?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 30
Ukuran hasil:

Orang yang bertanggung jawab atas pengumpulan data:

Sumber data apa yang akan Anda gunakan?

Data dasar apa yang akan Anda kumpulkan?

Seberapa sering Anda akan mengumpulkan dan meninjau data?

Langkah 2 - Daftar periksa tinjauan proyek


Mengapa ini rencana analisis yang tepat?

Akankah alat yang Anda pilih membantu


Anda? mengidentifikasi perubahan yang
tepat?

Apakah Anda memiliki orang-orang di tim


yang dapat menganalisis? apa yang terjadi di
tingkat pasien?

Mengapa ini merupakan rencana pengukuran yang tepat?

Seberapa sulitkah mengumpulkan data?

Apakah data ini sudah dikumpulkan atau


akan baru? pengumpulan data diperlukan?

Bisakah Anda sering meninjau data ini?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 31
Langkah 3: Mengembangkan dan menguji perubahan
Kembangkan Perubahan: Perubahan apa yang menurut Anda akan membantu
memecahkan masalah dan mengapa menurut Anda itu akan meningkatkan pelayanan?

Perubahan Mengapa menurut Anda itu akan


meningkatkan pelayanan?

Menguji perubahan : Merencanakan siklus PDSA awal

Siklus PDSA I Perubahan yang akan diuji

Plan Siapa yang akan menguji


(Jika penguji tsb tidak
berada dalam tim QI, maka
harus dimasukkan ke dalam
tim)

Berapa lama pengujian


akan dilakukan?

Kapan tes akan dilakukan?

Apa yang akan Anda ukur?

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 32
Apa yang Anda prediksikan
bisa terjadi?

Do

Study Kapan tim bertemu untuk


meninjau kembali?

Act

Menguji perubahan : Merencanakan siklus PDSA awal

Siklus PDSA II Perubahan yang akan diuji

Plan Siapa yang akan menguji


(Jika penguji tsb tidak
berada dalam tim QI, maka
harus dimasukkan ke dalam
tim)

Berapa lama pengujian akan


dilakukan?

Kapan tes akan dilakukan?

Apa yang akan Anda ukur?

Apa yang Anda prediksikan


bisa terjadi?

Do

Study Kapan tim bertemu untuk


meninjau kembali?

Act

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 33
Ceklis tinjauan kegiatan
Apakah perubahan ini dapat mengatasi akar penyebab masalah?

Apakah perubahan yang Anda rencanakan


dapat mengatasi permasalahan yang
ditemukan dalam analisis?

Jika perubahan Anda berhubungan dengan


pendidikan atau arahan senior
manajemen, apakah Anda yakin bahwa
kurangnya arahan dan informasi menjadi
akar permasalahannya?

Seberapa mudahkah menerapkan perubahan ini?

Apakah staf yang akan menerapkan


perubahan ini terlibat dalam proses
perencanaannya?

Apakah Anda akan merubah beberapa hal


sebelum menguji perubahan ini?

Bisakah Anda memastikan bahwa Anda akan belajar banyak dari tes perubahan ini?

Apakah ada cara untuk melakukan pengujian


lebih cepat?

Apa yang Anda akan lakukan jika perubahan


tidak berhasil?

LANGKAH 4: Perbaikan berkelanjutan

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 34
Ceklist tinjauan proyek: Rencana aksi untuk tim
Sekarang Anda harus memiliki ide tentang bagaimana mempraktekkan proyek QI di rumah
sakit/fasilitas kesehatan Anda sendiri. Sebagai tim rumah sakit, mohon siapkan rencana
tindakan yang harus dilakukan setelah kembali ke pos tugas Anda. Mohon gunakan meja
untuk mempersiapkan rencana tersebut dan menyelesaikan latihan ini dalam 15 menit.
Bersiaplah untuk berbagi kegiatan yang telah Anda identifikasi dalam pleno sesi umpan
balik (10 menit).

1. Kegiatan yang akan langsung dilakukan

2. Kapan (Tanggal mulai)

3. Kenapa kegiatan ini dilakukan?


Hasil seperti apa yang diharapkan?

4. Penanggung jawab

5. Kapan (Tanggal akhir?)

6. Komentar

7. Status progres (belum dimulai, sedang


berlangsung, selesai)

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 35
Lampiran 3:
Soal Uji Pengetahuan
Pilih SATU jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan berikut:
1. Dari pilihan berikut, tujuan mana yang akan Anda tergetkan saat memulai proyek
peningkatan kualitas pertama Anda?
a. Perbaiki semua masalah
b. Lakukan apa pun yang diputuskan oleh penanggung jawab fasilitas
c. Pilih satu masalah dan mudah untuk proyek QI pertama
d. Pilih masalah yang menantang untuk dipecahkan

2. Siapa yang harus memutuskan apa yang perlu dicapai dalam kegiatan QI?
a. Penanggung jawab fasilitas
b. Petugas medis
c. Anggota tim QI
d. Pelatih QI

3. Tim QI harus memiliki (centang mana yang TIDAK benar


a. Staf dari berbagai kader
b. Petugas kesehatan yang melakukan proses yang perlu diubah
c. Seorang manajer atau pemimpin fasilitas
d. Seorang pemimpin tim yang harus selalu menjadi penanggung jawab fasilitas

4. Untuk memahami semua langkah dari suatu proses, alat analisis masalah mana yang
akan Anda gunakan?
a. 5 why
b. Diagram Tulang ikan
c. Bagan alur proses
d. Bagan pareto

5. Untuk memahami berbagai penyebab masalah, alat mana yang akan Anda gunakan?
a. 5 why
b. Diagram Tulang ikan
c. Bagan alur proses
d. Bagan pareto

6. Untuk memahami secara mendalam penyebab yang mendasari suatu masalah, alat
mana yang akan Anda gunakan?
a. 5 why
b. Diagram Tulang ikan
c. Bagan alur proses
d. Bagan pareto

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 36
7. Pengukuran penting untuk? (centang yang TIDAK benar)
a. Mengidentifikasi hambatan yang mungkin menyulitkan kita untuk mendapatkan hasil
b. Memahami apakah ada peningkatan atau tidak
c. Menilai fasilitas kesehatan mana yang berkinerja buruk sehingga dapat diambil
tindakan segera
d. Merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam kegiatan QI

8. PDSA (Plan, Do, Study, Act) adalah:


a. Rencanakan, Lakukan, Katakan, Bertindak
b. Rencanakan, Lakukan, Belajar, Bertindak
c. Program, Lakukan, Belajar, Akurat
d. Program, Lakukan, Belajar, Bertindak

9. Mengapa penting untuk menguji ide perubahan baru?


a. Untuk memahami apakah perubahan itu berhasil atau tidak
b. Untuk meningkatkan penerimaan di antara petugas kesehatan yang terlibat dalam
perubahan
c. Untuk mencegah biaya kegagalan yang besar
d. Semua yang di atas

10. Dalam pengaturan perawatan kesehatan, selalu ada ruang untuk perbaikan. Namun
tidak banyak usaha yang dibuat untuk perbaikan. Manakah dari pilihan berikut yang
BUKAN alasan untuk ini?
a. Saat ini, pengetahuan dalam sistem kesehatan tentang bagaimana cara
meningkatkan kualitas perawatan secara sistematis sangat terbatas
b. Mungkin sulit untuk mengidentifikasi perubahan yang dapat dibuat dan akan
mengarah pada perbaikan
c. Melakukan yang lebih baik selalu membutuhkan lebih banyak sumber daya seperti
tempat tidur, peralatan, persediaan, dan sumber daya manusia
d. Dibutuhkan soft skill untuk memotivasi orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan
perbaikan

11. Sebuah tim bidan dan dokter di unit perawatan bayi baru lahir telah menemukan
bahwa ibu dari bayi prematur bayi dapat memberikan lebih banyak ASI jika mereka
didorong untuk datang ke unit perawatan bayi baru lahir dalam hari pertama kelahiran
bayi dan menangani bayi. Sebagai dokter yang bertanggung jawab atas unit perawatan
bayi baru lahir lainnya setelah mendengar kisah sukses ini, apa yang harus Anda
lakukan?
a. Terapkan praktik ini di unit Anda
b. Tidak dapat melakukan ini di unit Anda karena ibu tidak menjaga kebersihan dan
dapat mengakibatkan peningkatan kejadian sepsis
c. Tidak melakukan apapun. Sistem ini tidak akan berfungsi karena pengaturan yang
berbeda
d. Uji ide ini di unit Anda dengan melakukannya untuk sejumlah bayi selama
beberapa hari ke depan dan mengumpulkan data untuk melihat pengaruhnya

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 37
terhadap pemberian makan (feeding) dan sepsis dan melihat umpan balik seperti
apa yang diberikan oleh bidan

12. Seorang dokter perawatan bayi baru lahir ingin mengurangi waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan rontgen pada bayi dengan distres pernapasan. Perubahan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai target ini?
a. Dengan membeli dan menempatkan mesin sinar-X di dalam unit
b. Dengan merekrut dan menempatkan teknisi sinar-X di unit
c. Dengan mengalihdayakan layanan sinar-X
d. Dengan terlebih dahulu memahami berbagai langkah (proses) yang diperlukan
untuk menyelesaikan X-ray

13. Selama beberapa tahun terakhir, semakin sedikit pengguna yang lupa kartu ATM
mereka di mesin ATM. Apa alasannya?
a. ATM sekarang memiliki poster yang mengingatkan orang untuk tidak
meninggalkan kartu ATM mereka
b. Bank mengirim SMS setelah penarikan uang, yang mengingatkan mereka untuk
mengambil kartu ATM
c. Anda mendapatkan uang setelah Anda mengeluarkan kartu. Langkah-langkah
penarikan uang dari ATM memiliki telah direvisi untuk memastikan bahwa
pengguna tidak melupakan kartu mereka
d. Saldo bank rata-rata telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, yang
membuat orang lebih waspada

14. Unit perawatan bayi baru lahir di tiga dari sepuluh rumah sakit melaporkan tingkat
infeksi yang tinggi. Negara koordinator anak mengeluarkan perintah bahwa semua
dokter dan perawat harus mencuci tangan sesuai pedoman. Apakah ini akan
menurunkan tingkat infeksi secara signifikan?
a. Ya, perintah berfungsi dengan baik dan dokter serta perawat akan mulai mencuci
tangan secara konsisten
b. Ini bukan cara yang efektif untuk mengubah perilaku karena petugas kesehatan
garis depan tidak terlibat
c. Tidak, karena petugas kesehatan kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk mencuci tangan
d. Ya, karena pedomannya berbasis bukti

15. Dokter penanggung jawab unit perawatan bayi baru lahir mulai memantau tingkat
infeksi. Pengukuran tipe apa yang digunakan dalam kasus infeksi?
a. Ukuran hasil
b. Ukuran proses
c. Ukuran keseimbangan
d. Ukuran peringkat

16. Dokter penanggung jawab juga memantau proporsi tenaga kesehatan dalam mencuci
tangan.Pengukuran tipe apa yang cocok digunakan dalam hal ini?
a. Ukuran hasil

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 38
b. Ukuran proses
c. Ukuran keseimbangan
d. Ukuran peringkat
17. Pernyataan tujuan yang ditulis oleh dokter untuk proyek perbaikan ini adalah “Untuk
mengurangi tingkat infeksi yang didapat di unit rumah sakit saya”. Apa yang kurang
dalam pernyataan ini?
a. Tidak menentukan berapa banyak pengurangan
b. Tidak menentukan garis waktu kapan infeksi akan berkurang
c. Tidak menspesifikasi pada pasien yang mana
d. Semua yang di atas

18. Data yang dikumpulkan untuk tingkat infeksi diplot dalam grafik di bawah ini:

Disebut apakah grafik jenis tersebut?


a. Bagan deret waktu
b. Poligon frekuensi
c. Bagan insiden
d. Histogram

19. Anda melihat di register unit Anda bahwa meskipun ada rekomendasi administrasi
rutin vitamin K untuk semua neonatus saat lahir, 20% neonatus tidak mendapatkan
dosis. Apa yang akan Anda lakukan?
a. Memberitahu semua orang untuk mengisi jarum suntik dan menyimpannya
sebagai bagian dari baki resusitasi
b. Gantung poster di dekat troli resusitasi
c. Beritahu perawat yang bertanggung jawab untuk meninjau file pasien sebelum
memulangkan bayi
d. Bentuk tim dan berkumpul untuk menganalisis masalah

20. Petugas kesehatan kabupaten membentuk tim peningkatan kualitas di unit perawatan
bayi baru lahir di satu fasilitas kesehatan. Kehadiran siapa yang paling kurang
bermanfaat dalam tim fasilitas QI?
a. Bidan dari unit
b. Dokter yang bekerja di unit
c. Administrator rumah sakit
d. Seorang spesialis senior dari fasilitas perawatan kesehatan tersier

Modul Peserta: Pelaithan POCQI


Hal 39

Anda mungkin juga menyukai