Anda di halaman 1dari 49

RUMAH SAKIT NAILI DBS

VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan yang terdepan dalam Pelayanan Kesehatan di Sumatera Barat
Tahun 2020.

MISI :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang unggul, prima dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini dan berwawasan
lingkungan.
Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi nilai kepuasan
pelanggan.
Meningkatkan mutu tenaga kesehatan dan karyawan secara berkesinambungan.
Menjadi mitra yang handal dan terpercaya.

MOTO : Profesional, empati & komunikatif dalam melayani.

TUJUAN :
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat dengan standar
yang tinggi.
Meningkatkan kemampuan sebagai pusat rujukan di wilayah Padang dan sekitarnya.
Meningkatkan citra sebagai Rumah Sakit berpenampilan prima serta menjadi tujuan
pengobatan bagi masyarakat.
Mengembangkan diri sehingga menjadi Rumah Sakit yang mandir dan berprestasi.

NILAI :
Ramah
Adil
Professional
Ikhlas
Hormat
Peduli
Kebersamaan
Jujur
Integritas

1
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

No. PERTANYAAN JAWABAN


1. Apa yang Anda Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
ketahui tentang
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691 th 2011)
sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit? 1. Ketepatan Identifikasi Pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
2. Bagaimana prosedur
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang
di rumah sakit dalam
identifikasi pasien. Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA
mengidentifikasi
dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tandap engenal
pasien?
resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada
kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar
operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identitas pasien.

3. Kapan dilakukan 1. Sebelum pemberian obat,


proses verifikasi 2. Sebelum pemberian transfusi darah,
identitas pasien? 3. Sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi
4. Sebelum dilakukan tindakan medis dan keperawatan
4. Gelang identifikasi apa Gelang identifikasi
saja yang digunakan di Pasien laki-laki : BIRU MUDA
rumah sakit? Pasien perempuan : MERAH MUDA
Gelang/stiker pasien risiko jatuh : KUNING
Gelang/stiker alergi : MERAH
Gelang/stiker DNR : UNGU
5. Bagaimana prosedur
pemasangan gelang SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien
identifikasi?

2
6. Dapatkah Anda Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation
menjelaskan tentang Background Assessment Recomendation) dalam
cara komunikasi yang melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas
efektif di rumah sakit? komunikasi antar pemberi layanan.
Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background : Informasi penting apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini.
Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.
Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali
dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang
diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung
jawab dokter ruangan yang bertugas.

7. Apa saja yang Obat- obatan yang termasuk dalam high alert medication
termasuk obat-obat adalah :
high alert medication 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat,
di rumah sakit? NaCl > 0,9%
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look A
like Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip.
Pengelolaan high alert medication:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan
diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah
bertuliskan High Alert
NaCl > 0,9% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang
perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU).
Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat
harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi
dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna
merah bertuliskan High Alert dan khusus untuk elektrolit
pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan Elektrolit
pekat, harus diencerkan sebelum diberikan

8. Bagaimana prosedur Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada
penandaan lokasi pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan
yang akan dioperasi di tindakan.
RS ini? Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi
tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien

3
dipindahkan ke ruang di mana operasi akan
dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa YA di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol
permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus
terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan,
tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus
ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat
pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya
sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya
dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang
identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau
multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi
caesar)
kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan,


alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.
Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan
warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar
penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada
kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses
dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level
spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik
intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Tahukah Anda Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan standar
bagaimana prosedur operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir
check list sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di
keselamatan operasi? holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi
sesaat sebelum insisi pasien operasi dan sign out
dilakukan sebelum penutupan luka operasi . Proses sign in,
time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan
diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.

4
9. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit?
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada
5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Rumah Sakit Naili DBS menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH dengan air mengalir waktunya : 40 60 detik
2. HANDRUB dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 30 detik

5
6
10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan
metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Naili DBS.
Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan skor HUMPTY DUMPTY
dan pada pasien dewasa menggunakan skor MORSE dan pada geriatri
menggunakan skor SYDNEY.

SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI


Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 tahun 4
3 7 tahun 3
7 13 tahun 2
13 tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat 4
tidur dewasa 3
Pasien menggunakan alat bantu / bayi
diletakkan dalam tempat tidur bayi /
perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Respons terhadap: Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan/ Dalam 48 jam 2
sedasi / > 48 jam atau tidak menjalani 1
anestesi pembedahan / sedasi/ anestesi

2. Penggunaan Penggunaan multipel: sedatif, obat 3


medikamento hipnosis, barbiturat, fenotiazin,
sa antidepresan, pencahar, diuretik,
narkose
Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada 1
medikasi
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Skor 7-11: risiko rendah
Skor 12: risiko tinggi

7
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Parameter Skrining Jawaban Keterangan Skor


Nilai
apakah pasien datang ke rumah Ya / tidak
Riwayat sakit karena jatuh? Salah satu
jatuh jika tidak, apakah pasien Ya/ tidak jawaban ya = 6
mengalami jatuh dalam 2 bulan
terakhir ini?
apakah pasien delirium? (tidak Ya/ tidak
dapat membuat keputusan, pola
pikir tidak terorganisir, gangguan Salah satu
Status
daya ingat) jawaban ya =
mental
apakah pasien disorientasi? (salah Ya/ tidak 14
menyebutkan waktu, tempat, atau
orang)
apakah pasien mengalami agitasi? Ya/ tidak
(ketakutan, gelisah, dan cemas)
apakah pasien memakai Ya/ tidak
kacamata?
Salah satu
Penglihatan apakah pasien mengeluh adanya Ya/ tidak
jawaban ya = 1
penglihatan buram?
apakah pasien mempunyai Ya/ tidak
glaukoma, katarak, atau
degenerasi makula?
apakah terdapat perubahan Ya/ tidak
Kebiasaan
perilaku berkemih? (frekuensi, ya = 2
berkemih
urgensi, inkontinensia, nokturia)
Transfer mandiri (boleh menggunakan alat 0 jumlahkan nilai
(dari bantu jalan) transfer dan
tempat memerlukan sedikit bantuan (1 1 mobilitas. Jika
tidur ke orang) / dalam pengawasan nilai total 0-3,
kursi dan memerlukan bantuan yang nyata 2 maka skor = 0.
kembali ke (2 orang) jika nilai total 4-
tempat tidak dapat duduk dengan 3 6, maka skor =
tidur) seimbang, perlu bantuan total 7
mandiri (boleh menggunakan alat 0
bantu jalan)
Mobilitas
berjalan dengan bantuan 1 orang 1
(verbal / fisik)
menggunakan kursi roda 2
imobilisasi 3

Total skor
Keterangan skor:
0-5 = risiko rendah
6-16 = risiko sedang
17-30 = risiko tinggi

8
MORSE FALL SCALE (SKALA JATUH MORSE)

FAKTOR RISIKO SKALA POIN SKOR


ya 25
Riwayat jatuh
tidak 0
Diagnosis sekunder ya 15
( 2 diagnosis medis) tidak 0
Berpegangan pada perabot 30
tongkat/alat penopang 15
Alat bantu
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah
0
baring
ya 20
Terpasang infus
tidak 0
terganggu 20
Gaya berjalan lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0
sering lupa akan keterbatasan
15
Status mental yang dimiliki
sadar akan kemampuan diri sendiri 0

Kategori:
Risiko tinggi = 45
Risiko sedang = 25 44
Risiko rendah = 0 - 24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan
dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang/stiker risiko jatuh berwarna KUNING di pergelangan
tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan
gelang tersebut.
SPO Pencegahan pasien risiko jatuh
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian
risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.

11. Apa yang dilakukan Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan
jika ada pasien yang insiden keselamatan pasien.
jatuh?

9
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Tahukah Anda RS Naili DBS bertanggung jawab untuk melindungi dan
tentang bagaimana mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44
hak pasien di rumah Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :
sakit?

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib


dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan
kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi,
adil,jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin
Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan
penyakityang diderita termasuk data data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan
kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.

10
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang
tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun
pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang
tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
2. Bagaimana prosedur Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai
pemberian informasi kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi
dan edukasi kepada yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini
pasien & keluarga? dikoordinasi oleh Komite PKRS.
SPO Pemberian Informasi dan Edukasi

3. Bagaimana prosedur Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
pemberian informed
290/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
consent kepada
Kedokteran )
pasien & keluarga?
Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien
didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit
dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang
dipahami pasien.
SPO Pemberian Informed Consent
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi,
penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta
pengobatan lain yang berisiko tinggi.
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan
pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan
yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan
tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP).
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah
mendapatkan informasi adalah.

a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau


telah menikah.
b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan
(informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai
berikut :
1) Ayah/ Ibu Kandung
2) Saudara saudara kandung

11
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan
hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan
Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak
sebagai berikut :
1) Ayah/Ibu Adopsi
2) Saudara saudara Kandung
3) Induk Semang
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental,
persetujuan (Informed Consent) atau penolakan
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut hak sebagai berikut:
1) Ayah/Ibu kandung
2) Wali yang sah
3) Saudara Saudara Kandung

e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan


(curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan
medisdiberikan menurut hal tersebut.
1) Wali
2) Curator
f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua,
persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan
oleh mereka menurut urutan hal tersebut.
1) Suami/ Istri
2) Ayah/ Ibu Kandung
3) Anak- anak Kandung
4)Saudara saudara Kandung
Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD
& DD), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi
tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis,
alternatif & risiko.

4. Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian


mendapatkan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan
informasi pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan
kerohanian di RS? kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas
terkait sesuai daftar yang ada.
SPO Pelayanan Kerohanian

5. Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar


melindungi pasien akan dibatasi dengan tirai.
kebutuhan privasi SPO Menghormati Kebutuhan Privasi Pasien Selama
Pelayanan
pasien?

12
6. Bagaimana RS Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri
melindungi pasien atas:
terhadap kekerasan pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan
fisik? pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh
penunggu /pengunjung pasien maupun petugas. Kecuali
terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan
pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis
dan etika rumah sakit yang berlaku. Setiap petugas keamanan
sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.

Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam


rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa
gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau
name tag karyawan.
SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

7. Bagaimana prosedur
melindungi barang SPO Perlindungan Harta Benda Pasien
milik pasien?
8. Apa yang dilakukan RS Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk
jika pasien menolak/ menolak pelayanan resusitasi.
memberhentikan Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam
tindakan (resusitasi)medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR).
atau pengobatan yang Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di
diberikan? rekam medis pasien.
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat
dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis
pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan
kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan
pasien.
SPO Penolakan Resusitasi (DNR)

13
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Siapa yang Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan
memberikan edukasi keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan
kepada pasien & dikoordinasi oleh Komite PKRS.
keluarga? ( Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

2. Bagaimana prosedur
pemberian informasi
SPO Pemberian informasi atau edukasi
atau edukasi kepada
pasien & keluarga?
3. Bagaimana cara Anda
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa
mengetahui
menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
pencapaian
keberhasilan edukasi
SPO Pemberian informasi atau edukasi
yang diberikan?

4. Apa bukti edukasi Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau
telah diberikan keluarga
kepada pasien? Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian
edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan
penerima edukasi.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah definisi
Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
kejadian sentinel?
Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kejadian
Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.

Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan


kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kejadian sentinel :
O Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan
perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari
penyakitnya . Contoh bunuh diri

14
O Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang
tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya
O Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
O Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama
orang yang bukan orang tuanya.
Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam

2. Bagaimana
prosedur pelaporan
insiden?

15
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Apa yang Anda Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan
ketahui tentang Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk
PONEK RS? menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan
kesehatan ibu.
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK untuk
menjalankan program PONEK RS.
2. Apa yang Anda Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai
ketahui tentang TB- dengan pedoman strategi DOTS (Direct Observe Therapy of
DOTS RS? Shortcourse)
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS untuk
menjalankan program TB DOTS RS.

AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana prosedur Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di


skrining di IGD? luar RS untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani
oleh RS.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau Diagnostic imajing sebelumnya.

SPO Skrining Pasien didalam RS oleh bagian admisi


SPO Skrining Pasien didalam RS
SPO Skrining Pasien diluar RS

16
2. Bagaimana prosedur SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
penerimaan pasien SPO Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
rawat inap dan rawat
jalan? SPO Observasi IGD

3. Bagaimana prosedur triase?


Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien
sesuai dengan kegawatannya menggunakan ATS (Australian Triage Scale)

WAKTU TUNGGU INDIKATOR AMBANG


KATEGORI
MAKSIMUM KINERJA

ATS 1 Segera 100%


ATS 2 10 menit 80%
ATS 3 30 menit 75%
ATS 4 60 menit 70%
ATS 5 120 menit 70%

ATS 1
Keadaan mengancam kehidupan, harus segera di lakukan tindakan.
Gambaran Klinis :
1. Henti jantung
2. Henti napas
3. Distress pernapasan
4. Frekuensi pernapasan < 10x/menit
5. Sesak berat
6. Tekanan darah < 80 mmHg atau syok pada anak dan bayi
7. Tidak ada respon/ respon hanya dengan rangsang nyeri (GCS <9)
8. Kejang yang sedang berlangsung
9. Gangguan jiwa, dengan ancaman kekerasan yang segera
10. Overdosis obat intravena atau hipoventilasi
ATS 2
Ancaman terhadap kehidupan / organ tubuh akan rusak atau gagal jika tidak di
lakukan tindakan dalam 10 menit.
Gambaran klinis :
1. Risiko gangguan jalan napas, ngorok berat
2. Sesak napas

17
3. Sirkulasi terganggu :
Kulit dingin , perfusi buruk
HR < 50 atau > 150 x/menit
Hipotensi
Kehilangan banyak darah
Nyeri dada
4. Nyeri hebat dengan penyebab lain
5. BSL < 2 mmol/lt
6. GCS < 13, penurunan respon
7. Hemiparese/ dysphasia mendadak
8. Demam dengan tanda-tanda kejang
9. Asam atau basa yang mengenai mata
10. Multipel trauma, trauma lokal berat (fraktur berat, amputasi)
11. Riwayat risiko tinggi (pemakaian sedative tau obat toksik lainnya)
12. Keracunan
13. Nyeri hebat pada kehamilan di luar kandungan (extra uterine gravidarum)
14. Kasus psikiatri :
Kekerasan/ agresivitas
Ancaman terhadap diri sendiri
Kecanduan
ATS 3
Pemeriksaan dan pengobatan dimulai dalam waktu 30 menit dan
berpotensi mengancam kehidupan.
Gambaran klinis :
1. Hipertensi berat
2. Kehilangan banyak darah
3. Napas pendek
4. Saturasi oksigen 90-95%
5. BSL > 16 mmol/lt
6. Demam dengan sebab lain misalnya daya tahan tubuh menurun, reaksi steroid
7. Muntah persisten
8. Dehidrasi
9. Cedera kepala
10. Nyeri hebat karena sabab lain sehigga memerlukan obat analgesik
11. Nyeri dada bukan karena penyakit jantung
12. Nyeri perut pada pasien > 65 tahun
13. Cedera ekstremitas sedang (deformitas, laserasi berat)
14. Terganggunya sensasi raba pada ekstremitas (denyut nadi tidak teraba)
15. Trauma dengan riwayat risiko tinggi
16. Anak-anak berisiko
17. Kasus- kasus psikiatri :
Stress berat sehingga berisiko melukai diri sendiri
Psikotik akut
Kecanduan/ potensi untuk menyerang
18. Riwayat kejang

18
ATS 4
Pemeriksaan dan pengobatan dimulai dalam waktu 60 menit dan
berpotensi mengancam kehidupan.
Gambaran klinis :
1. Perdarahan sedang
2. Aspirasi benda asing, tidak ada distress pernapasan
3. Cedera dada tanpa gangguan pernapasan
4. Cedera kepala ringan tanpa penurunan kesadaran
5. Nyeri sedang
6. Muntah atau diare tanpa dehidrasi
7. Visus normal, adanya inflamasi atau benda asing pada mata
8. Trauma ekstremitas ringan, pergelangan kaki terkilir
9. Nyeri abdomen tidak spesifik
10. Kasus- kasus psikiatri :
Masalah kesehatan mental

Dalam pengawasan dan tidak ada risiko langsung
terhadap diri sendiri atau orang lain
ATS 5
Penilaian dan pengobatan dimulai dalam waktu 120 menit.
Gambaran klinis :
1. Nyeri ringan
2. Risiko ringan dan tidak ada gejala klinis
3. Gejala ringan dari sakit yang stabil
4. Gejala ringan dari kondisi risiko rendah
5. Luka lecet yang ringan (tidak memerlukan penjahitan luka)
6. Imunisasi
7. Kasus kasus psikiatri :
Gejala kronik
Krisis sosial, secara klinis pasien sehat

4. Bagaimana RS RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan


mengidentifikasi membuat kajian data cakupan antara lain area cakupan, etnis
hambatan di dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan
populasinya dalam psikososialnya.
memberikan Untuk mengatasi hambatan/ kendala keterbatasan fisik
pelayanan ? dalam populasinya, RS Naili DBS memiliki prosedur
penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik.
5. Perlu atau tidaknya dilakukan transfer berdasarkan tingkat / derajat
kebutuhan perawatan pasien kritis. (keputusan harus dibuat oleh dokter senior) :
a. Derajat 0:
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di rumah
sakit tujuan;
biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter, perawat, atau paramedis
(selama transfer).

19
b. Derajat 1:
Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang sebelumnya
menjalani perawatan di High Care Unit (HCU); di mana membutuhkan
perawatan di ruang rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari tim
perawatan kritis; dapat didampingi olehparamedis, ambulans, perawat, dan atau
dokter (selama transfer).

c. Derajat 2:
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-operasi, dan
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU; harus didampingi oleh petugas yang
kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat /
paramedis lainnya).

d. Derajat 3:
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory
support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ; harus didampingi oleh
petugas yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter anestesi
dan perawat ruang intensif / IGD atau paramedis lainnya).

20
Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

PETUGAS
PERALATAN
PASIEN PENDAM KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
UTAMA
PING
TPK/Petugas
DERAJAT 0 Bantuan hidup dasar
Keamanan
Perawat/ Bantuan hidup dasar, pelatihan Oksigen, suction,
Petugas ber- tabung gas, pemberian obat- obatan, tiang infus
pengalaman kenal akan tanda deteriorasi, portabel, pompa
DERAJAT 1
(sesuai keterampilan trakeostomi dan infus dengan
kebutuhan suction baterai, oksimetri
pasien) denyut
Semua ketrampilan di atas, ditambah: Semua peralatan di
Perawat dan
dua tahun pengalaman dalam atas, ditambah:
Petugas
DERAJAT 2 perawatan intensif (oksigenasi, monitor EKG dan
keamanan/
sungkup pernapasan, defibrillator, tekanan darah dan
TPK
monitor) defibrillator
Standar kompetensi dokter harus di
atas standar minimal :
Dokter:
Minimal 6 bulan pengalaman
mengenai perawatan pasien
intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut Monitor ICU
Keterampilan menangani portabel yang
permasalahan jalan napas dan Lengkap, ventilator
Dokter, dan alat transfer
pernapasan, minimal level yang memenuhi
DERAJAT 3 perawat, dan
TPK/ Petugas SAKIT3 atau sederajat. standar minimal.
keamanan Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat/kritis 21
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar

21
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

PERALATAN
PETUGAS
UTAMA
PASIEN PENDAM- KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
DAN JENIS
PING
KENDARAAN
Kendaraan High
Petugas Dependency
DERAJAT 0 Bantuan hidup dasar (BHD)
ambulan Service (HDS)/
Ambulan
Bantuan hidup dasar, pemberian Kendaraan HDS/
oksigen, pemberian obat-obatan, ambulan, oksigen,
Petugas
kenal akan tanda deteriorasi, suction, tiang infus
DERAJAT 1 ambulan dan
keterampilan perawatan, portabel, Infus
perawat
trakeostomi dan suction pump dengan
baterai, oksimetri
Semua ketrampilan di atas,
Ambulan , semua
ditambah:
peralatan di atas,
Dokter, penggunaan alat pernapasan
ditambah: monitor
perawat dan bantuan hidup lanjut, penggunaan
DERAJAT 2 EKG dan tekanan
petugas kantong pernapasan (bag-
darah dan
ambulans valve mask), penggunaan
defibrillator bila
defibrillator, penggunaan monitor
diperlukan
intensif
Dokter:
Minimal 6 bulan pengalaman
mengenai perawatan pasien
intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup Ambulan lengkap/
dasar dan lanjut AGD 118, monitor
Keterampilan menangani ICU portabel yang
permasalahan jalan napas dan lengkap, ventilator
Dokter, pernapasan, minimal level ST 3 dan peralatan
perawat, dan atau sederajat. transfer yang
DERAJAT 3
petugas Harus mengikuti pelatihan untuk memenuhi standar
ambulan transfer pasien dengan sakit berat minimal.
/ kritis 22
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup

22
6. Bagaimana prosedur Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam
pemulangan pasien? setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
SPO Rencana Pemulangan Pasien

ASESMEN PASIEN (AP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit?
Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal
Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.

Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:


Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di
bawah ini dan berikanlah skor.

23
Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan
menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.

Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan
berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami
penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan
skor 2.

24
Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai
adanya risiko malnutrisi.
i. Skor 0 = risiko rendah
ii. Skor 1 = risiko sedang
iii. Skor 2 = risiko tinggi

Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan


berikut ini.
Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada
pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap
tahun).
Risiko sedang
Observasi:
O Catat asupan makanan selama 3 hari
O Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada
pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
O Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan
asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara
teratur.
Risiko tinggi
Tatalaksana:
O Rujuk ke ahli gizi
O Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
O Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit
(tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap
bulan).
Untuk semua kategori:
a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan
b) Catat kategori risiko malnutrisi
c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat

2. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit?


Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1

25
tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3
tahun dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi,
anak, dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang
tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale.

NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS)

PARAMETER FINDING POINTS


Ekspresi wajah Santai 0
Meringis 1
Menangis Tidak menangis 0
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai 0
Perubahan bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1
Keadaan rangsangan Tertidur/ bangun 0
Rewel 1

Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan
saturasi oksigen.

Heart Rate 10% dari baseline 0


11-20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0
Penambahan oksigen diperlukan 1

SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat

26
FLACCS

KATEGORI PARAMETER

0 1 2
Tidak ada ekspresi Sesekali meringis Sering cemberut,
WAJAH terten tu atau atau mengerutkan rahang ditarik, dagu
senyum kening tidak tertarik.
Tidak nyaman,
Normal posisi atau Menen dang, atau kaki
KAKI gelisah,
santai disusun
tegang
Berbaring dengan
Menggeliat,
tenang, posisi Melengkung, kaku
ACTIVITAS menggeser maju
norm al, bergerak
mundur, tegang
dengan mudah
Tidak ada teriakan Erangan atau Menan gis terus,
MENANGIS (terjaga atau rengekan, teriaka n atau isak
tertidur) keluhan sesekali tangis; sering mengeluh
Diyakinkan oleh Sulit kenyamanan atau
CONSOLABILI Konten, santai menyentuh sedan berbicara;
TAS sesekali, memeluk, distractable
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7 -10 : Nyeri hebat

WONG BAKER FACES RATING SCALE & NUMERIC SCALE

27
COMFORT SCALE
KATEGORI SKOR
1 tidur pulas / nyenyak
2 tidur kurang nyenyak
KEWASPADAAN 3 gelisah
4 sadar sepenuhnya dan waspada
5 hiper alert
1 tenang
2 agak cemas
KETENANGAN 3 cemas
4 sangat cemas
5 panic
1 tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
2 respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons
terhadap ventilasi
3 kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap
DISTRESS
ventilasi
PERNAPASAN
4 sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap
ventilator
5 melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-
menerus / tersedak
1 bernapas dengan tenang, tidak menangis
2 terisak-isak
MENANGIS 3 meraung
4 menangis
5 berteriak

28
1 tidak ada pergerakan
2 kedang-kadang bergerak perlahan
PERGERAKAN 3 sering bergerak perlahan
4 pergerakan aktif / gelisah
5 pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
1 otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot
2 penurunan tonus otot
TONUS OTOT 3 tonus otot normal
4 peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki
5 kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
1 otot wajah relaks sepenuhnya
2 tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah
TEGANGAN yang nyata
WAJAH 3 tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4 tegangan hampir di seluruh otot wajah
5 seluruh otot wajah tegang, meringis
1 tekanan darah di bawah batas normal
2 tekanan darah berada di batas normal secara konsisten
3 peningkatan tekanan darah sesekali 15% di atas batas
TEKANAN
normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit)
DARAH BASAL
4 seringnya peningkatan tekanan darah 15% di atas batas
normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5 peningkatan tekanan darah terus-menerus 15%
1 denyut jantung di bawah batas normal
2 denyut jantung berada di batas normal secara konsisten
DENYUT 3 peningkatan denyut jantung sesekali 15% di atas batas
JANTUNG normal (1-3 kali dalam29 observasi selama 2 menit)
BASAL 4 seringnya peningkatan denyut jantung 15% di atas batas
normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)

29
3. Kapan asesmen awal Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam
harus diselesaikan? waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat
inap
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk
sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan
di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau
riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik
diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-
perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak
asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan
pasien sebagai pasien rawat inap.

PELAYANAN PASIEN (PP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja yang Pasien keadaan darurat.


termasuk pasien dan Pasien menggunakan layanan resusitasi
pelayanan berisiko Pasien dengan pemberian darah dan produk darah.
tinggi di RS Naili DBS Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.
? Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan
kekebalan tubuh (immune-suppressed).
Pasien yang menjalani dialisis.
Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak,
dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh.

2. Bagaimana prosedur Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi


penyimpanan, risiko kontaminasi dan pembusukan.
penyajian dan Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi
pendistribusian permintaan.
makanan kepada
SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan
pasien?

30
3. Bagaimana prosedur Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada
penanganan pasien- akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi
pasien dalam tahap pasien tahap terminal.
terminal? SPO Pelayanan Pasien Tahap Terminal

4. Bagaimana prosedur Restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi


penanganan pasien yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang.
restraint? Jenis-jenis :
1. Pembatasan Fisik
2. Pembatasan Mekanis
3. Surveilans Teknologi
4. Pembatasan Kimia

SPO Penggunaan Restraint

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Sedasi
Sedasi ringan
sedang Sedasi berat / Anestesi
/ minimal
(pasien dalam umum
(anxiolysis)
sadar)

Respons Merespons
Merespons Tidak sadar,
normal setelah diberikan
terhadap meskipun
Respons terhadap stimulus
stimulus dengan
stimulus berulang /
sentuhan stimulus nyeri
verbal stimulus nyeri

Sering
Tidak Tidak perlu Mungkin perlu
Jalan napas memerlukan
terpengaruh intervensi intervensi
intervensi

Ventilasi Tidak Dapat tidak Sering tidak


Adekuat
spontan terpengaruh adekuat adekuat

Dapat
Biasanya dapat
Fungsi Tidak dipertahan- Dapat
dipertahankan
kardiovaskular terpengaruh kan dengan terganggu
dengan baik
baik

31
Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691 th 2011)
Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :
1. Proses verifikasi
2. Menandai lokasi yang akan dioperasi
3. Time out
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Dokter
Bedah/Operator yang akan melakukan tindakan.
Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di
mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya
dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa YA di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan
pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya
dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan
dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh
digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat,
misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan
proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan
dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan standar operasi yang meliputi
pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di
holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum insisi pasien

32
operasi dan sign out dilakukan sebelum penutupan luka operasi. Proses sign in,
time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi, perawat.

33
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja daftar obat- Daftar obat-obatanNORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)
obatan yang termasuk / LASA ( Look Alike Sound Alike ) dapat ditemukan di SPO
dalam NORUM? Obat-obatan NORUM/ LASA dan juga pada buku quality and
safety.
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan
yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis (misalnya
Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg). Sementara contoh
obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin
(terdengar mirip).

2. Bagaimana kebijakan Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul
penyimpanan dan Natrium klorida 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang
elektrolit pekat di RS? rawat intensif (ICU, NICU,HCU) ( di tempat yang ditandai
dengan stiker merah). Obat high alert tersebut diberi stiker
high alert berwarna merah dan khusus untuk larutan
elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan
elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan!.

3. Bagaimana prosedur Obat emergensi disimpan dalam troli/kotak/lemari emergensi


pengelolaan obat terkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus
emergensi di RS? diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai
lagi dengan daftar yang ditempel/ digantung di troli/kotak
/lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian
tersebut dikontrol oleh farmasi.
Dibuka 1 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan
kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan
penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.
4. Bagaimana alur Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya
pelaporan insiden medication error boleh melaporkan kejadian tersebut.
apabila terjadi SPO Pelaporan Insiden.
medication error ?

5. Bagaimanakah Resep harus memenuhi kelengkapan: Nama pasien, tanggal


kebijakan RS tentang lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal
lahir), no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien
anak) Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang
pelayanan Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian
kanan ataslembar resep manual Menuliskan tanda R/ pada
setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama
generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh:
injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500
mg, 1 gram) Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap

34
persyaratan resep jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan
yang lengkap? padat : mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan:
tetes, milliliter, liter. Pencampuran beberapa obat dalam satu
sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk
campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif. Aturan
pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai
jika perlu atau prn atau pro re nata, harus dituliskan dosis
maksimal dalam sehari.

6. Bagaimana prosedur Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar :


pemberian obat yang 1. Benar Pasien
berlaku di RS ini? 2. Benar Indikasi
3. Benar Obat
4. Benar Dosis
5. Benar Cara Pemberian
6. Benar Waktu Pemberian
7. Benar Dokumentasi

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Adakah standarisasi RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol


singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan
yang boleh dipakai di
RS ini?

2. Bagaimana cara RS Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang


melindungi berkas diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien
rekam medis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan
dari kehilangan
kepada pasien tersebut.
/kerusakan
penyalahgunaan?

35
KODE ALFABET INTERNASIONAL

36
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Dapatkah Anda Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk
menjelaskan uraian memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan Anda? jabatan dan disajikan untuk kepentingan program pegawai
serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan
tatalaksana.
Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan
yang dimiliki.
Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari :
1. Deskripsi kerja, yang terdiri dari :
Nama jabatan, Uraian Umum, Tugas Pokok, Uraian
Tugas, Wewenang, Status Ketenagaan, Bertanggung
Jawab ke, Bawahan Langsung, dan Jam Kerja.
2. Spesialisasi kerja, Pelatihan yang dibutuhkan,
Pengetahuan, Pengalaman Minimal, Kompetensi,
Karakteristik, Pribadi yang diinginkan, Skala gaji.
Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di
masing- masing departemen/divisi/unit tempat bertugas dan
salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang
bersangkutan.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana pemilahan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


sampah medis dan telah menetapkan pemisahan sampah medis dan non medis.
non medis / benda Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung
tajam / cair plastik kuning
Sampah non medis dibuang di tempat sampah non medis
berkantung plastik hitam
Sampah benda tajam dan jarum dibuang di tempat sampah
khusus yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak
direuse yaitu safety box.
Limbah cair dibuang di spoelhoek/wastafel /kloset
2. Apakah RS Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
menerapkan menetapkan pemisahan pasien infeksius da n noninfeksius
pemisahan pasien sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi.
infeksius dan non Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah
infeksius? lewat kontak, airborne, dan droplet.

37
MANAJEME N FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. PROSEDUR EVAKUASI
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti
petunjuk arah evakuasi atau dari petuga s evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yan g tertinggal
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja se waktu alarm
berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong
dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue
yang telah dibasahi air guna menghindari dari
kemungkinan menghirup zat-zat beracun.
8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah
sakit atau tempat lapang yang bebas dari bencana.
JALUR EVAKUASI
Untuk Karyawan, Keluarga
dan Pengunjung
Lantai 1 Jalur evakuasi menuju pintu utama (arah utara ), menuju titik kumpul di lantai
dasar/halaman luar (arah barat).

Lantai 2 Jalur evakuasi menuruni tangga (arah timur), menuju lantai 1 dan menuruni
ram arah utara menuju pintu utama (arah utara), menuju titik kumpul di lantai
dasar/halaman luar (arah barat).

Lantai 3 Jalur evakuasi menuruni tangga (arah timur), menuju lantai 2 langsung
menuruni tangga menuju lantai 1 lalu ke ram arah utara menuju pintu utama (arah
utara), menuju titik berkumpul di lantai dasar/halaman luar (arah barat).

Lantai 4 Jalur evakuasi menuruni tangga (arah timur), menuju lantai 3 langsung
menuruni tangga menuju lantai 2 lalu manuruni tangga ke lantai 1 lalu ke ram
arah utara menuju pintu utama (arah utara), menuju titik berkumpul di lantai
dasar/halaman luar (arah barat).

Untuk Evakuasi Pasien


Lantai 4,3,2 semua melewati ram sebelah barat setelah sampai dilantai 1, lalu menuju
arah timur setelah sampai diram arah utara menuju pintu utama (arah utara), menuju
titik berkumpul di lantai dasar/halaman luar (arah barat).

38
2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan APAR:
Tarik keluar segel pengaman handle picu
Angkat nozel ke area bebas
Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2
/ powder keluar
Bawa APAR ke titik api
Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu
Jarak APAR dengan titik api : 2 meter

3. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak
waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi
kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat
laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS
sehingga tidak terdapat jeda waktu.

4. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi
kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak
penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air
rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam.
Perlu diketahui bahwa sumber air RS Naili DBS berasal dari PAM.

39
5. KODE DARURAT

HAL-HAL YANG PANGGILAN


KODE SIMBOL
PERLU DIWASPADAI DARURAT

Kebakaran MERAH 100

Henti jantung pada


100
dewasa
BIRU
Henti jantung pada
100
anak-anak

Penculikan bayi / MERAH 122


anak-anak MUDA

Orang yang membahayakan


Ancaman Orang Bersenjata
Penguasaan Ilegal
/Penyandraan
Ancaman bom HITAM 100
Ancaman Lainnya

Evakuasi Segera BROWN 100

Bencana External : Kecelakaan


massal lalin darat,laut udara,
ORANYE 100
Gempa Bumi, Tsunami, Banjir,
Galodo , Ledakan, Badai
Emergensi Internal, meliputi :
kebocoran atau dugaan
kebocoran gas termasuk gas
lpiji
kebocoran dan tumpahan
bahan kimia atau bahan
berbahaya : KUNING 100
kegagalan sistem vital seperti
kegagalan back-up daya listrik :
boks pembagi daya listrik :
seseorang terjebak /terjerat

:banjir : insiden radiasi dan lain-


lain

40
DAFTAR SINGKATAN

NAMA
NO ARTI SINGKATAN
SINGKATAN
1 AB Abortion
2 Abd Abdomen
3 ABGs Arterial Blood Gases
4 Acc Accomodation
5 ACTH Adrenocorticotrophic Hormone
6 ACTH Adrenocorticotropic Hormone
7 AD Right Ear / Telinga Kanan
8 ADD Attention Deficit Disorder
9 ADH Antidiuretic Hormone
10 ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder
11 ADL Activities Of Daily Living
12 AF Atrial Fibrillation
13 AFB Acid Fast Bacilli
14 AFL Atrial Flutter
15 Ag Antigen
16 AGN Acute Glomerulonephritis
17 AHF Antihemophilic Factor
18 AI Artificial Insemination
19 AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome
20 Alb Albumin
21 Alk phos Alkaline Phosphatase
22 ALL Acute Lymphocytic Leukemia
23 ALS Amyotrophic Lateral Sclerosis
24 ALT Alanine Transaminase
25 AMI Acute Myocardial Infection
26 AML Acute Myelocytic Leukemia
27 AML Acute Myelogenous Leukemia
28 ANA Antinuclear Antibody
29 ANC Absolute Neutrophil Count
30 ANS Autonomic Nervous System
31 ant Anterior
32 Ao Aorta
33 AoA Aorta Asenden
34 AoD Aorta Desenden
35 AP Angina Pectoris
36 APS Angina Pectoris Stabil
37 AR Aorta Regurgitasi
38 ARD Acute Respiratory Disease
39 ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome
40 ARF Acute Renal Failure
41 ARF Acute Respiratory Failure
42 ARMD Age-Related Macular Degeneration

41
43 AROM Active Range Of Motion
44 AS Aortic Stenosis, Arteriosclerosis
45 ASCVD Arteriosclerotic Cardiovascular Disease
46 ASD Atrial Septal Defect
47 ASHD Bundle Branch Block ( L For Left, R For Right )
48 ASL American Sign Language
49 AST Aspartate Transaminase
50 Astigm Astigmatism
51 ATN Blader Neck Obstruction
52 AU Both Ears
53 AV Aortic Valve
54 AV blok 1 Atrio Ventricular Block, First Degree
55 AV Blok 2 Atrio Ventricular Block, Second Degree
56 Ba Barium
57 basos Basophils
58 BBB Beats Per Minute
59 BC Bone Conduction
60 BE Barium Enema
61 BM Bowel Movement
62 BMI Body Mass Index
63 BMR Basal Metabolic Rate
64 BMT Bone Marrow Transplant
65 BNO Blader Neck Nitrogen
66 BP Broncho Pnemonia
67 BPD Bipolar Disorder
68 BPH Benign Prostatic Hypertrophy
69 bpm Beats Per Minute
70 Bronch Bronchoscopy
71 BS Bowel Sound
72 BSE Breast Self Examination
73 BT Bleeding Time
74 BUN Blood Urea Nitrogen
75 C&S Culture And Sensitivity
76 c.gl. Correction With Glasses
77 Ca Carcinoma
78 CA Chronological Age
79 CABG Coronary Artery Bypass Graft
80 CAD Coronary Artery Disease
81 CAPD Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis
82 cath Catherization
83 CBC Complete Blood Count
84 CBD Common Bile Duct
85 CC Cardiac Catheterization
86 CCU Coronary Care Unit
87 CHD Congenital Heart Disease
88 CHF Congestive Heart Failure

42
89 CHL Conductive Hearing Loss
90 CHO Carbohydrate
91 Chol Cholesterol
92 CI Chloride
93 CKD Chronic Kidney Disease
94 CLL Chronic Lymphocytic Leukemia
95 CM Compos Mentis
96 CMI Congenital Mitral Insufficiency
97 CML Chronic Myelogenous Leukemia
98 CML Chronic Myelogenous Leukemia
99 CMS Congenital Mitral Stenosis
100 CNS Central Nervous System
101 CO2 Carbon Dioxide
102 CoA Coarctation Of The Aorta
103 COLD Chronic Obstructive Lung Disease
104 COPD Chronic Obstructive Pulmonary Disease
105 CP Cerebral Palsy
106 CPD Cephalopelvic Disproportion
107 CPR Cardiopulmonary Resuscitation
108 CRF Chronic Renal Failure
109 CRP C-Reactive Protein
110 CS Cesarean Section
111 CSD Congenital Septal Defect
112 CSF Cerebrospinal Fluid
113 CT scan Computerized Tomography Scan
114 CTA Clear To Auscultation
115 CUC Chronic Ulcerative Colitis
116 CV Cardiovascular
117 CVA Cerebrovascular Accident
118 CVD Cerebrovascular Disease
119 CVS Chorionic Villus Sampling
120 CX Cervix
121 CXR Chest X Ray
122 CYL.LENS Cylindrical Lens
123 CYSTO Cystoscopic Exam
124 D Diopter
125 D&C Dilatation And Curettage
126 DB Decibel
127 DHF Dengue Haemorragic Fever
128 DI Diabetic Insipidus
129 DIC Disseminated Intravascular Coagulation
130 DIFF Differential
131 DM Diabetes Mellitus
132 DNA Deoxyribonucleic Acid
133 DOA Death On Arrival

43
134 DOB Date Of Birth
135 DOE Dyspnea On Exertion
136 DPL Darah Perifer Lengkap
137 DPT Diphtheria, Pertussis & Tetanus
138 DSM Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders
139 DSS Dengue Shock Syndrom
140 DT Diphtheria, Tetanus Vaccine
141 DUB Dysfunctional Uterine Bleeding
142 DVA Distance Visualacuity
143 DVT Deep Vein Thrombosis
144 E COLI Escherichia Coli
145 ECC Extracorporeal Circulation
146 ECCE Extracapsular Cataract Extraction
147 ECG Electrocardiogram
148 ECHO Echocardiogram
149 ECT Electroconvulsive Therapy
150 EDC Estimated Date Of Confinement
151 EEG Electroencephalogram
152 EENT Eye, Ear, Nose And Throat
153 EGD Esophagogastroduodenoscopy
154 EKG Elektrokardiogram
155 EM Emmetropia ( Normal Vision )
156 EMB Endometrial Biopsy
157 EMG Electromyogram
158 ENT Ear, Nose And Throat
159 EOM Extraocular Movement
134 DOB Date Of Birth
135 DOE Dyspnea On Exertion
136 DPL Darah Perifer Lengkap
137 DPT Diphtheria, Pertussis & Tetanus
138 DSM Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders
139 DSS Dengue Shock Syndrom
140 DT Diphtheria, Tetanus Vaccine
141 DUB Dysfunctional Uterine Bleeding
142 DVA Distance Visualacuity
143 DVT Deep Vein Thrombosis
144 E COLI Escherichia Coli
145 ECC Extracorporeal Circulation
146 ECCE Extracapsular Cataract Extraction
147 ECG Electrocardiogram
148 ECHO Echocardiogram
149 ECT Electroconvulsive Therapy
150 EDC Estimated Date Of Confinement
151 EEG Electroencephalogram
152 EENT Eye, Ear, Nose And Throat
153 EGD Esophagogastroduodenoscopy
154 EKG Elektrokardiogram
155 EM Emmetropia ( Normal Vision )
156 EMB Endometrial Biopsy
157 EMG Electromyogram

44
158 ENT Ear, Nose And Throat
159 EOM Extraocular Movement
160 EOSINS Eosinophils
161 ERCP Endoscopic Retrograde Cholangio
162 ERT Estrogen Replacement Therapy
163 ERV Expiratory Reserve Volume
164 ESR Erythrocyte Sedimentation Rate
165 ESRD End Stage Renal Disease
166 E-STIM Electrical Stimulation
167 ESWL Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
168 ET Endotracheal
169 ETT Endo Thracheal Tube
170 FBS Fasting Blood Sugar
171 FEF Forced Expiratory Flow
172 FEKG Fetal Electrocardiogram
173 FESS Functional Endoscopic Sinus Surgery
174 FEV Forced Expiratory Volume
175 FFP Fresh Frozen Plasma
176 FHR Fetal Heart Rate
177 FHT Fetal Heart Tone
178 FOBT Fecal Occult Blood Test
179 FRC Functional Residual Capacity
180 FSH Follicle Stimulating Hormone
181 FTND Full Term Normal Delivery
182 FUO Fever Of Unknown Origin
183 FVC Forced Vital Capacity
184 G1 First Pregnancy
185 G6PD Glucose-6 Phosphate Dehydrogenase
186 GB Gallblader
187 GBS Guillain Barre Diseases Or Syndrome
188 GE Gastro Enteritis
189 GERD Gastroesophageal Reflux Disease
190 GH Groth Hormone
191 GI Gastrointestinal
192 GTT Glucose Tolerance Test
193 GU Genitourinary
194 Gyn Gynecology
195 HAV Hepatitis A Virus
196 Hb Haemoglobin
197 HBOT Hyperbaric Oxygen Therapy
198 HBV Hepatitis B Virus
199 HCG Human Chlorionic Gonadotropin
200 HCL Hydrochloric Acid
201 HCT Hematocrit
202 HCV Hepatitis C Virus
203 HDL High Density Lipoprotein
204 HDN Hemolytic Disease Of The Newborn
205 HEENT Head, Ears, Eyes, Nose, Throat
206 HepBsAg Hepatitis B Surface Antigen
207 HFMD Hand Foot Mouth Disease

45
208 HHD Hypertensive Heart Disease
209 HMD Hyaline Membrane Disease
210 HNP Herniated Nucleus Pulposus
211 HRD Hypertensive Renal Disease
212 HRT Hormon Replacement Therapy
213 HSG Hysterosalpingography
214 HT Hypertension
215 Hz Hertz
216 IBD Inflamatory Bowel Disease
217 IBS Iritable Bowel Syndrome
218 IC Inspiratory Capacity
219 ICCE Intracapsular Cataract Extraction
220 ICCU Intensive Coronary Care Unit
221 ICP Intracranial Pressure
222 ICU Intensive Care Unit
223 IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus
224 IgA Immunoglobulin A
225 IgB Immunoglobulin B
226 IgD Immunoglobulin D
227 IgE Immunoglobulin E
228 IgM Immunoglobulin M
229 IHD Ishemic Heart Desease
230 IM Intra Muscular
231 IMA Infark Miokard Akut
232 inf Inferior
233 IOL Intraocular Lens
234 IOP Intraocular Pressure
235 IPD Intermittent Peritoneal Dialysis
236 IPPB Intermittent Positive Pressure Breathing
237 IRDS Infant Respiratory Distress Syndrome
238 IRV Inspiratory Reserve Volume
239 ITP Thrombocytopenic Purpura Idiopathic
240 IUD Intrauterine Device
241 IUFD Intra Uterine Fetal Death
242 KUB Kidney, Ureter, Bladder
243 LASIK Laser Assisted In Situ Keratomileusis
244 Lat Lateral
245 LAVH Laparascopic Assisted Vaginal Hysterectomy
246 LBBB Left Bundle Branch Block
247 LBW Low Birth Weight
248 LDL Low Density Lipoprotein
249 LE Lower Extremity
250 LH Luteinizing Hormone
251 LLL Left Lower Lobe
252 LMP Last Menstrual Period
253 LP Lumbar Punctur
254 LUL Left Upper Lobe

46
255 LVAD Left Ventricular Assist Device
256 LVH Left Ventricular Hypertropy
257 lymphs Lymphocytes
258 MA Mental Age
259 MAO Monoamine Oxidase
260 MCV Mean Corpuscular Volume
261 MH Marital History
262 MI Myocardial Infarction
263 mmHg Millimeters Of Mercury
264 MMPI Minnesota Multiphasic Personality Inventory
265 monos Monocytes
266 MR Mitral Regurgitation
267 MS Mitral Stenosis
268 MSH Melanocyte Stimulating Hormone
269 MV Minute Volume
270 MVP Mitrak Valve Prolapse
271 NB Newborn
272 NG Nasogastric ( Tube )
273 NGU Nongonococcal Urethritis
274 NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
275 NPH Neutral Protamine Hagerdon
276 NPO Nothing By Mouth
277 NSR Normal Sinus Rhythm
278 O&P Ova And Parasites
279 O2 Oxygen
280 OB Obstetrics
281 OCD Obsessive Compulsive Disoeder
282 OCPs Oral Contraceptive Pills
283 OD Right Eye
284 OM Otitis Media
285 Ophth Ophthalmology
286 OS Left Eye
287 OT Occupational Therapy
288 OU Each Eye
289 P Pulse
290 P1 First Delivery
291 PAC Pernicious Anemia
292 PAP Papanicolaou Test
293 PBI Protein Bound Iodine
294 PCP Pneumocystis Carinii Penemonia
295 PCV Packed Cell Volume
296 PDA Patent Ductus Arteriosus
297 PE tube Polyethylene Tube Placed In The Eardrum
298 PEG Percutaneous Endoscopy Gastrostomy
299 PERRLA Pupils Equal, Round, React To Light And Accomodation
300 PET Positron Emission Tomography
301 PFT Pulmonary Fuction Test

47
302 PID Pelvic Inflamatory Disease
303 PKU Phenylketonuria
304 PMN Polymorphonuclear Neutrophil
305 PMP Previous Menstrual Period
306 PMS Premenstrual Syndrome
307 PND Paroxysmal Noctural Dyspnea
308 PNS Peripheral Nervous System
309 PORP Partial Ossicular Replacement Prosthesis
310 PPD Purified Protein Derivative ( Tuberculin Test )
311 PRK Photoefractive Keratectomy
312 PRL Prolactin
313 PROM Pasive Range Of Motion
314 PT Prothrombine Time
315 PTC Percutaneous Transhepatic Cholangiography
316 PTCA Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
317 PTH Parathyroid Hormone
318 PUD Peptic Ulcer Disease
319 PVC Premature Ventricular Contraction
320 RR Respiration
321 RAI Radioactive Iodine
322 RAIU Radioactive Iodine Uptake
323 RBC Red Blood Cell
324 RD Respiratory Disease
325 RDA Recommended Daily Allowance
326 RDS Respiratory Distress Syndrome
327 REM Rapid Eye Movement
328 Rh- Rh Negative
329 Rh+ Rh Positive
330 RIA Radioimmunoassay
331 RLL Rigt Lower Lobe
332 RML Right Middle Lobe
333 ROM Range Of Motion
334 RP Retrograde Pyelogram
335 RUL Right Upper Lobe
336 RV Reserve Volume
337 s.gl. Without Correction Or Glasses
338 S1 First Heart Sound
339 S2 Second Heart Sound
340 SA Sinoatrial
341 SAD Seasonal Affective Disorder
342 SAH Subarachnoid Hemorrhage
343 SBFT Small Bowel Follow Through
344 SCI Spinal Cord Injury
345 SEE Signing Exact English
346 SG Specific Gravity
347 SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase
348 SIDS Sudden Infant Death Syndrome
349 SK Streptokinase

48
350 SMAC Sequential Multiple Analyzer Computer
351 SMD Senile Macular Degeneration
352 SOB Shortness Of Breath
353 SOM Serous Otitis Media
354 ST Esotropia
355 T&A Tonsillectomy And Adenoidectomy
356 T3 Triiodothyronine
357 T4 Thyroxine
358 T7 Free Thyroxine Index
359 TAH-BSO Total Abdominal Hysterectomy Bilateral Salpingo
Oophorectomy
360 TB Tuberculosis
361 TENS Transcutaneous Electrical Stimulation
362 TFT Thyroid Function Test
363 TIA Transient Ischemic Attack
364 TLC Total Lung Capasity
365 TORP Total Issicular Replacement Prosthesis
366 Tpa Tissue Type Plasminogen Activator
367 TPN Total Parentral Nutrition
368 TPR Temperatur, Pulse, And Respiratory
369 TSS Toxic Shock Syndrome
370 TV Tidal Volume
371 UA Urinalysis
372 UC Urine Culture
373 UE Upper Extremity
374 UGI Upper Gastrointestinal Series
375 URI Upper Respiratory Infection
376 US Ultrasound
377 UTI Urinary Tract Infection
378 VA Visual Acuity
379 VC Vital Capasity
380 VCUG Voiding Cystourethrography
381 VF Visual Field
382 Vfib Ventricular Fibrilation
383 VLDL Very Low Density Lipoproteins
384 VSD Ventricular Septal Defect
385 VT Ventricular Tachicardia
386 WBC White Blood Cell
387 XT Exotropia

49

Anda mungkin juga menyukai