Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

IDENTIFIKASI TUGAS DAN FUNGSI


JABATAN FUNGSIONAL
ADMINISTRASI KESEHATAN JENJANG AHLI MUDA
DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK

DISUSUN OLEH :
IRA NIRMALA, SKM

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL


ADMINISTRASI KESEHATAN
UPELKES PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Lapangan Kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional Admistrasi Kesehatan.
Tujuan praktek lapangan ini adalah untuk mengidentifikasi tugas dan fungsi
jabatan fungsional administrasi Kesehatan pada kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional
Admistrasi Kesehatan yang telah di ikuti oleh penulis dimulai pada tanggal 15 s/d 25
Februari 2021 melalui e-learning full online yang diadakan oleh Upelkes Provinsi
Kalimantan Barat.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu memberi dukungan dan arahan sehingga kegiatan Pelatihan
Jabatan Fungsional Administrasi Kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Praktek Lapangan
Kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional Admistrasi Kesehatan ini tidak terlepas dari
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi penyempurnaan laporan hasil kegiatan ini.
Semoga Laporan Hasil Pelatihan Jabatan Fungsional Administrasi Kesehatan
yang telah dilaksanakan dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Pontianak, 24 Februari 2021


Penulis

IRA NIRMALA, SKM

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................


A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Landasan Hukum ......................................................................
C. Tujuan .......................................................................................
D. Sasaran ......................................................................................
E. Waktu dan Tempat....................................................................

BAB II PROSES KEGIATAN ................................................................


A. Tahap Persiapan ........................................................................
B. Tahap Pelaksanaan
1. Metode yang di gunakan.................................... ....................
2. Output Kegiatan .....................................................................

BAB III HASIL KEGIATAN ..................................................................


A. Gambaran Umum Lokasi ...........................................................
B. Identifikasi butir- butir kegiatan ................................................
C. Produk hasil pelaksanaan kegiatan ............................................
D. Produk praktik mandiri.............................................................

ii
BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................
A. Hal-hal yang positif ..................................................................
B. Hambatan/ Permasalahan serta Upaya mengatasinya
BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Rekomendasi ............................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan zaman dan teknologi membuat masyarakat semakin sadar akan
kebutuhan kesehatannya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
permintaan akan pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan jumlah tenaga
kesehatan yang memadai agar masyarakat di daerah dapat menikmati pelayanan
kesehatan yang lebih baik dengan akses yang relatif mudah. Hal ini tentunya akan
menghasilkan pola pikir masyarakat untuk hidup di lingkungan masyarakat dengan
perilaku yang jauh lebih sehat.
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terdiri atas tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan. Adapun yang termasuk kedalam kelompok tenaga
kesehatan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 antara lain tenaga
medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainnya. Sementara yang
termasuk kedalam tenaga non kesehatan, antara lain staf administrasi, staf
keuangan, teknisi, staf sistem informasi, petugas keamanan dan sebagainya.
Kementerian Kesehatan terus berusaha untuk berorientasi kemasa depan
yang mengedepankan profesionalis mendalam pelaksanaan program - program
kesehatan. Salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan

1
profesionalisme ialah dengan menetapkan jabatan fungsional administrator
kesehatan (jabfung adminkes) dan angka kreditnya sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 42/ KEP / M.PAN / 12/
2000 tanggal 22 Desember 2000. Jabatan Fungsional Tertentu merupakan suatu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian maupun keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai Negeri
Sipil dengan mutu profesionalisme yang memadai, berdayaguna dan berhasilguna
di dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengenai jabatan


fungsional adminkes dan angka kredit, dalam keputusannya menyebutkan peran
dan fungsi adminkes adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang
dan tanggungjawab secara penuh untuk melakukan analisis kebijakan di bidang
administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program
pembangunan Kesehatan. Kebutuhan tenaga kesehatan guna mendukung
pembangunan kesehatan harus disusun secara menyeluruh, baik untuk fasilitas
kesehatan milik pemerintah secara lintas sektor termasuk pemerintah daerah dan
swasta, serta mengantisipasi keadaan darurat.
Sejalan dengan hal tersebut dan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil, bahwa pelaksanaan Diklat aparatur merupakan bagian integral dari
Pendayagunaan Aparatur Negara. Oleh karena itu Diklat harus menjadi alat untuk
tercapainya dayaguna dan hasilguna dalam pelaksanaan tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan.

2
Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksanaan Diklat aparatur harus
benar-benar ditangani secara handal dan profesional. Untuk itu, Badan Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi KalBar (Upelkes Provinsi KalBar) yang telah
terakreditasi mempersiapkan sebuah Pendidikan dan Pelatihan bagi Tenaga
Kesehatan Jabatan Fungsional administrasi kesehatan, agar dapat melakukan tugas
dan fungsinya sebagai administrator kesehatan sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan bermutu.
Salah satu peraturan yang terdapat dalam surat keputusan tersebut
adalah ditetapkannya persyaratan bahwa setiap tenaga kesehatan yang akan
diangkat menjadi pejabat fungsional adminkes wajib mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) pengangkatan, yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga
tersebut dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemegang jabatan dan
memahami cara penghitungan angka kredit dari hasil pekerjaan nya.
Sebagai kelengkapan dari proses Diklat/Pelatihan diantaranya perlu
menganalisa dan mengkaji secara real di lapangan atau di institusi tempat
bekerja, sejauh mana peluang-peluang yang ada untuk pencapaian kinerja
sebagai tenaga fungsional Adminkes, kegiatan tersebut dilakukan melalui
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang seharusnya dilakukan langsung dengan
survey ke institusi kesehatan, namun karena situasi Pandemi Covid-19 dan
pelatihan dilakukan secara Online/ Pelatihan Jarak Jauh, maka kegiatan PKL
tetap dilakukan melalui Praktik Mandiri di unit kerja masing-masing dengan
metoda melakukan kajian kegiatan, telaahan dokumen, data dan informasi serta
wawancara dengan atasan atau evaluasi pencapaian kinerja melalui pelaksanaan
butir-butir kegiatan sebagai jabatan fungsional Adminkes di Bidang Pelayanan
Kesehatan dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Pontianak.

3
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Bagi Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
42/KEP/M.PAN/12/2000 Tanggal 22 Desember 2000 tentang Jabatan
Fungsional Administrasi Kesehatan dan Angka Kreditnya.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM:

Setelah melakukan Praktik Mandiri melalui telaahan dokumen, butir


jabfung adminkes mulai dari menyusun rancangan, mengkaji sampai
dengan butir jabfung adminkes mempertimbangkan perijinan baik institusi
maupun pemberi jasa, diharapkan mampu mengidentifikasi tugas pokok
dan fungsi kegiatan sebagai jabatan fungsional administrator kesehatan
(Adminkes) di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian khususnya
seksi pelayanan kesehatan.
`
2. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam persiapan pelayanan administrasi kesehatan;

4
2. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam menyusun kebijakan program kesehatan;
3. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam mengorganisasikan pelaksanaan kebijakan program-
program kesehatan;
4. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-program
kesehatan;
5. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan;
6. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan perijinan institusi dan sertifikasi produk-
produk yang terkait dengan bidang kesehatan;
7. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan akreditasi institusi dan program-program
kesehatan;
8. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan
pemberi jasa di bidang kesehatan;
9. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam menyusun laporan;
10. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes dalam membuat
karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan;

5
11. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes dalam Membuat
buku pedoman/petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis di bidang kesehatan;
12. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes menghitung
angka kredit dan mengajukan DUPAK.

D. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan pelaksanaan Jabatan Fungsional
Administrasi Kesehatan ini adalah Perijinan institusi dan perijinan pemberi jasa di
bidang Kesehatan pada seksi Pelayanan Kesehatan bidang Pelayanan Kesehatan
dan Kefarmasian.

E. WAKTU DAN TEMPAT :


Pelaksanaan kegiatan PKL dengan metoda praktik mandiri mengkaji/
menelaah kegiatan dilakukan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Februari 2021
Pukul : 07.30 sd 13.00 wib
Tempat : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian
Seksi Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Pontianak

6
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini penyusun mendapat arahan dari tim pelatih/MOT serta
narasumber dari Upelkes tentang teknis pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang dilakukan secara Praktik Mandiri, dengan melakukan pengkajian atas
kegiatan yang sudah dilaksanakan, serta mengevaluasi sejauh mana kemungkinan
pencapaian kinerja yang bisa dilakukan untuk menyesuaikan dengan jabatan
fungsional Adminkes sesuai dengan jenjang masing- masing peserta pelatihan.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Metoda yang digunakan
Metoda yang dilakukan pada saat Praktik Mandiri yaitu melalui telaahan
dokumen dan menganalisa kembali uraian kegiatan sesuai tupoksi yang ada di
Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan pencapaian kinerja sebagai tenaga Adminkes
Muda.
2. Output Kegiatan

Target dalam melakukan Praktik Mandiri yaitu melakukan telahaan


dokumen, analisa dan kajian terhadap butir-butir kegiatan Adminkes dengan
output kegiatan Adminkes sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara, Nomor 42/KEP/M.PAN/12/2000 tentang
Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan dan Angka Kreditnya, yaitu
sebagai berikut :

7
a. Pelayanan Administrasi Kesehatan diantaranya :
- Melakukan Pesiapan Pelayanan Administrasi Kesehatan.
- Menyusun Kebijakan Program Kesehatan.
- Mengorganisasikan Pelaksanaan Kebijakan program-program
Kesehatan.
- Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-program kesehatan.
- Memantau dan mengevalusi pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan.
- Melaksanakan perijinan institusi dan pemberi jasa dibidang kesehatan.
- Melaksanakan akreditasi institusi dan program-program kesehatan.
- Melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan dan produk-produk yang
terkait dengan bidang kesehatan.
- Menyusun Laporan.

b. Pengembangan Profesi :
- Membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang kesehatan.
- Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang
kesehatan.
- Membimbing Administrator kesehatan dibawah jenjang jabatannya.
- Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan.
- Mengembangkan teknologi tepat guna dibidang kesehatan.

c. Penunjang Tugas Administrator Kesehatan :


- Mengajar/melatih berkaitan dengan bidang kesehatan.
- Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya dalam bidang kesehatan.

8
- Menjadi anggota organisasi profesi.
- Menjadi anggota tim penilai Administrator Kesehatan.
- Memperoleh gelar kesarjaan lainnya.
- Mendapat penghargaan/tanda jasa.

9
BAB II HASIL
KEGIATAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Kota Pontianak merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Barat, dengan


luas wilayah 107, 82 km² yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 29 kelurahan.
Kota Pontianak dilintasi Garis Khatulistiwa yaitu pada 0º 02' 24" lintang utara
sampai dengan 0º 01' 37" Lintang Selatan dan 109º 16' 25" Bujur Timur sampai
dengan 109º 23' 04" Bujur Timur. Ketinggian Kota Pontianak berkisar antara 0,
10 meter sampai 1, 50 meter diatas permukaan laut. Wilayah Kota Pontianak
secara keseluruhan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pontianak dan
Kabupaten Kubu Raya yaitu:
Bagian Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Siantan, Kabupaten
Mempawah
Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sui. Raya dan
Kecamatan Sui. Kakap, Kabupaten Kubu Raya
Bagian Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sui. Kakap, Kabupaten
Kubu Raya
Bagian Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Sui. Raya dan Sui.
Ambawang, Kabupaten Kubu Raya
(BPS Kota Pontianak, Tahun 2019)

10
Wilayah terluas Kota Pontianak adalah Kecamatan Pontianak Utara
yaitu 37, 22 km² (34, 52 %), diikuti oleh Kecamatan Pontianak Barat 16, 47
km², Kecamatan Pontianak Kota 15, 98 km², Kecamatan Pontianak Selatan 15,
14 km², Kecamatan Pontianak Tenggara 14, 22 km², sedangkan wilayah terkecil
adalah Kec. Pontianak Timur yaitu 8, 78 km² (8, 14 %).

Dinas Kesehatan Kota Pontianak pada Bidang Pelayanan Kesehatan dan


Kefarmasian membawahi seksi Pelayaanan Kesehatan, seksi Sistem Informasi
Kesehatan dan Sarana Prasarana, dan seksi Kefarmasian dan Perbekalan
Kesehatan. Dimana disetiap seksi pada Bidang Pelayanan Kesehatan dan
Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Pontianak sangat relevan dan
membutuhkan tenaga fungsional Adminkes baik jenjang Pertama, Muda
maupun jenjang Madya, dengan penghitungan rencana kebutuhan tenaga dan
formasi jabatan yang sudah ditentukan atau dihitung berdasarkan beban kerja,
dimana pada saat ini di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian masih
ada seksi yang belum mempunyai tenaga jafung adminkes, dan pelaksanaan
kegiatan dilakukan oleh masing-masing kepala seksi dan staf pelaksana yang
sebagian besar masih bersatus Jabatan Fungsional Umun(JFU).

B. Identifikasi Butir-butir kegiatan

Berdasarkan hasil identifikasi butir - butir kegiatan yang sesuai dengan jenjang
Ahli Muda dan pencapaian angka kredit yang dapat dilaksanakan diBidang
Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian, yaitu sebagai berikut :
1. Mengkaji rancangan Kerangka Acuan

1
2. Menyusun Rancangan Metode :

a. Metode Perumusan diskripsi dan determinan masalah kesehatan


b. Metode Peramalan konsekuensi penerapan kebijakan
c. Metode Penyusunan Rekomendasi Kebijakan
d. Metode Pemantauan hasil dan dampak Kebijakan
e. Metode Pengevaluasian/penilaian pelaksanaan kebijakan
3. Menyajikan rancangan Metode :
a. Metode Perumusan diskripsi dan determinan masalah kesehatan
b. Metode Peramalan konsekuensi penerapan kebijakan
c. Metode Penyusunan Rekomendasi Kebijakan
d. Metode Pemantauan Dampak dan Hasil Kebijakan
e. Metode Pengevaluasian/penilaian pelaksanaan kebijakan
4. Menyusun Rancangan diskripsi dan determinan masalah :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
5. Menyajikan Rancangan diskripsi dan determinan masalah :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
6. Meramalkan konsekuensi penerapan kebijakan
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

1
7. Menyajikan hasil peramalan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
8. Menyusun Rekomendasi Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
9. Menyajikan Rekomendasi Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
10. Menyusun rancangan kebijakan
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
11. Menyajikan rancangan /hasil uji coba Rancangan Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
12. Melaksanakan ujicoba rancangan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

1
13. Mengkaji Rancangan / Hasil Ujicoba Rancangan Wewenang dan
Tanggungjawab Pelaksana:
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

14. Mengkaji Rancangan/ Hasil ujicobarancangan pedoman/prosedur


pelaksanaan:
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

15. Merumuskan Rancangan Pedoman/Prosedur pelaksanaan :


a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

16. Mengkaji rancangan/ hasil ujicoba rancangan tata hubungan kerja


pelaksanaan:
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

17. Merumuskan rancangan tata hubungan kerja pelaksanaan :


a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

1
18. Mensupervisi pelaksanaan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

19. Menyusun rancangan sistem perijinan institusi:


a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Praktek Dokter /Dokter Gigi
d. Praktek Bidan
e. Pengobat Tradisional
f. Laboratorium Kesehatan
g. Rumah Bersalin
h. Optik
i. Toko obat
j. Apotik

20. Menyusun rancangan sistem perijinan pemberi jasa:


a. Dokter
b. Dokter Spesialis
c. Dokter gigi
d. Perawat
e. Perawat Gigi
f. Bidan
g. Apoteker
h. Asisten Apoteker

21. Menyajikan rancangan hasil ujicoba rancangan sistem:


a. Perijinan institusi
b. Perijinan pemberi jasa

22. Mengkaji rancangan / hasil ujicoba rancangan sistem:


a. Perijinan institusi
b. Perijinan pemberi jasa

1
23. Menguji coba rancangan sistem perijinan:
a. Perijinan institusi
b. Perijinan pemberi jasa

24. Memberi pertimbangan pada hasil penilaian institusi:


a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Praktek Dokter /Dokter Gigi
d. Praktek Bidan
e. Pengobat Tradisional
f. Laboratorium Kesehatan
g. Rumah Bersalin
h. Optik
i. Toko obat
j. Apotik

25. Memberi pertimbangan pada hasil penilaian pemberi jasa:


a. Dokter
b. Dokter Spesialis
c. Dokter gigi
d. Perawat
e. Perawat Gigi
f. Bidan
g. Apoteker
h. Asisten Apoteker

26. Mengevaluasi pelaksanaan perijinan:


a. Institusi
b. Tenaga Kesehatan

1
27. Menyusun rancangan sistem akreditasi institusi:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Laboratorium Kesehatan
d. Rumah Bersalin

28. Menyusun rancangan system akreditasi program:


a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

29. Menyajikan rancangan/ hasil ujicoba rancangan system akreditasi:


a. Rancangan sistem Akreditasi Institusi
b. Rancangan sistem Akreditasi Program

30. Menguji coba rancangan sistem akreditasi


a. Rancangan Sistem Akreditasi Sistem
b. Rancangan Sistem Akreditasi Program

31. Memberi pertimbangan pada hasil penilaian institusi:


a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Laboratorium Kesehatan
d. Rumah Bersalin

32. Memberi pertimbangan hasil penilaian program:


a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

33. Mengevaluasi sistem akreditasi :


a. Institusi
b. Program

1
34. Menyusun rancangan sistem sertifikasi tenaga Kesehatan:
a. Dokter
b. Dokter Spesialis
c. Dokter gigi
d. Perawat
e. Perawat Gigi
f. Bidan
g. Apoteker
h. Asisten Apoteker

35. Menyusun Rancangan sistem sertifikasi produk:


a. Makanan dan minuman
b. Obat danm obat /jamu tradisional
c. Alat Kesehatan

36. Menyajikan rancangan/hasil ujicoba rancangan sistem sertifikasi:


a. Tenaga Kesehatan
b. Produk

37. Menguji coba rancangan sistem sertifikasi


a. Tenaga Kesehatan
b. Produk

38. Memberi pertimbangan pada hasil penilaian tenaga kesehatan:


a. Dokter
b. Dokter Spesialis
c. Dokter gigi
d. Perawat
e. Perawat Gigi
f. Bidan
g. Apoteker
h. Asisten Apoteker

39. Memberi pertimbangan pada hasil penilaian produk:


a. Makanan dan minuman
b. Obat danm obat /jamu tradisional
c. Alat Kesehatan

1
40. Mengevaluasi sistem perijinan:
a. Tenaga Kesehatan
b. Produk
41. Mengkaji rancangan laporan.

42. Pengembangan Profesi :


a. Membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang Kesehatan
b. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang kesehatan.
c. Membimbing Administrator kesehatan dibawah jenjang jabatannya.
d. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan.
e. Mengembangkan teknologi tepat guna dibidang kesehatan.

43. Penunjang Tugas Administrator Kesehatan :


a. Mengajar/melatih berkaitan dengan bidang kesehatan.
b. Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya dalam bidang kesehatan.
c. Menjadi anggota organisasi profesi.
d. Menjadi anggota tim penilai Administrator Kesehatan.
e. Memperoleh gelar kesarjaan lainnya.
f. Mendapat penghargaan/tanda jasa

C. Produk hasil pelaksanaan kegiatan

Sedangkan Produk/hasil yang ada di bidang Pelayanan Kesehatan


dan Kefarmasian diantaranya yaitu :

1. Kerangka Acuan Kegiatan yang di breakdown menjadi Kerangka Acuan sub


kegiatan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Rencana
Kegiatan dan Anggaran yang sudah tersusun.
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) / Standart Pelayanan (SP) sebagai
acuan langkah pelaksanaan kegiatan di setiap seksi pada bidang Pelayanan
Kesehatan dan Kefarmasian.

1
3. Pedoman Juklak dan Juknis yang disusun oleh Kepala Seksi bersama- sama
dengan staf pelaksana jabatan fungsional dan non jabatan fungsional
Adminkes.
4. Kebijakan-kebijakan terkait pelaksanaan kegiatan diantaranya Peraturan
Daerah Kota Pontianak (Perda), Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Pontianak maupun surat Edaran sesuai dengan kepentingan program
di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian.
5. Laporan- laporan kajian hasil evaluasi kegiatan sebagai bahan tindak lanjut
serta laporan kepada atasan, misalnya laporan hasil temuan, rekomendasi
perijinan institusi dan tenaga kesehatan, laporan akreditasi puskesmas.

D. Produk praktik mandiri

Sebagai salah satu produk yang diambil, sebagai gambaran dari kegiatan
yang bisa dilakukan oleh Tenaga Jabatan fungsional Adminkes di Bidang
Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian adalah pada butir-butir Pelayanan
Administrasi Kesehatan dengan kegiatan melaksanakan perijinan institusi dan
pemberi jasa di bidang kesehatan, yaitu pada butir memberi pertimbangan pada
hasil penilaian institusi dan pemberi jasa, dalam melakukan Pembinaan di
institusi seperti Klinik dan pemberi jasa seperti Perawat, adapun judul laporan
tersebut adalah “Identifikasi Tugas dan Fungsi Jabatan Fungsional
Tahun
2021” dimana seksi pelayanan kesehatan merupakan salah satu pembinaan
perijinan.

2
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL

A. Analisa hasil identifikasi butir-butir kegiatan

Berdasarkan hasil penelaahan dan analisa kegiatan di Bidang Pelayanan


Kesehatan, sebagian besar butir-butir kegiatan bisa dilaksanakan dan memenuhi
indikator kinerja untuk Adminkes Muda, dari semua indikator yang ada pada
butir-butir kegiatan angka kredit, ada beberapa kegiatan yang tidak secara
langsung ada dibawah seksi pelayanan kesehatan namun ada keterkaitan dan
bisa berkontribusi secara koordinasi dan kolaborasi berdasarkan penugasan dari
atasan, diantaranya yaitu :
1. Mengkaji rancangan, uji coba dan mengkaji rekomendasi terkait
Pengelolaan sistem informasi Kesehatan.
2. Melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan farmasi
3. Melaksanakan sertifikasi produk

B. Hal-hal Positif
1. Dukungan Kebijakan yang cukup lengkap sebagai bahan acuan dalam
formasi pengadaan tenaga adminkes dis e k s i Pelaya
nanKesehatan.
2. Dukungan Lintas Program dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
secara terintegrasi.

2
C. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan

1. Terbatasnya jumlah tenaga, terutama tenaga sebagai jabatan fungsional di


Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian.
2. Belum semua kegiatan dilengkapi dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP)
3. Belum semua kegiatan teknis dilengkapi dengan juknis dan juklak, acuan
masih menggunakan kebijakan pusat.
4. Hambatan lain dalam proses praktik mandiri adalah terbatasnya metoda
pengumpulan data dan wawancara dengan pihak terkait.

D. Upaya/Solusi yang bisa dilakukan


1. Melakukan konsultasi, koordinasi dan kolaborasi bersama
pada seksi kepegawaian untuk pengajuan formasi Adminkes.
2. Melengkapi Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai dengan kegiatan
yang akan dilakukan, untuk memudahkan arah dan langkah dalam
pencapaian tujuan
3. Merancang, merumuskan dan membuat Juknis/Juklak sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan kegiatan di Bidang Pelayanan Kesehatan dan
Kefarmasian.
4. Melakukan komunikasi dengan yang akan mengajukan perijinan, penerima
dokumen perijinan dan pengelola perijinan di bawah seksi pelayanan
kesehatan, terkait informasi perijinan yang dilakukan serta menggali
hambatan dalam pelaksanaan perijinan.

2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Mandiri di Bidang Pelayanan Kesehatan


dan Kefarmasian dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar kegiatan Adminkes Muda bisa dilakukan dan bisa mencapai
kebutuhan angka kredit sesuai dengan butir-butir kinerja Jabatan fungsional
administrasi kesehatan.

2. Kegiatan yang tidak dilaksanakan di seksi Pelayanan Kesehatan, bisa


dikomunikasikan dengan atasan, untuk dapat dibuatkan surat tugas
mengikuti kegiatan yang tidak ada di seksi Pelayanan Kesehatan, seperti
mengkaji rancangan, uji coba dan mengkaji rekomendasi terkait
Pengelolaan sistem informasi Kesehatan, melaksanakan sertifikasi tenaga
kesehatan farmasi, melaksanakan sertifikasi produk
3. Kegiatan yang sudah ada juga produk yang dihasilkan masih perlu
dilengkapi dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pencapaian kinerja
institusi, setelah Jabatan fungsional Adminkes dilantik dan dikukuhkan bisa
melaksanakan tugas-tugas secara lebih terarah dan terstruktur sesuai dengan
formasi jabatan adminkes semua jenjang di Bidang Pelayanan Kesehatan
dan Kefarmasian .

23
B. Rekomendasi

1. Dinas Kesehatan

Atasan terkait dengan Jabatan Fungsional di lingkungan Dinas


Kesehatan sebagai Pembina Jabatan Fungsional di lingkungan Dinas
Kesehatan, yang melakukan pendampingan dan mengarahkan terhadap
pencapaian target kinerja untuk meningkatkan kualitas institusi Dinas
Kesehatan, perlu adanya dukungan pimpinan dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif agar pejabat fungsional Adminkes bisa
bekerja secara optimal, antara lain dukungan sarana dan prasarana,
anggaran dan peningkatan kapasitas yang dilakukan secara
berkelanjutan.

2. Tempat Pelatihan

a. Perlu dilakukan evaluasi pasca pelatihan untuk meningkatkan


kualitas pelatihan yang menggunakan metoda PJJ/zoom meeting,
sehingga adanya perbaikan- perbaikan dimasa yang akan datang.
b. Perlu adanya pendampingan pasca pelatihan sebagai media
konsultasi para peserta latih apabila menghadapi kendala dalam
pelaksanaan tugas dilapangan yang terkait dengan teori dan konsep
peaksanaan jabatan fungsional Adminkes.
c. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas pimpinan institusi terkait
dengan Jabatan Fungsional Adminkes, sehingga pimpinan institusi
bisa melakukan pembinaan secara optimal.

24
BAB VI
PENUTUP

Demikian laporan hasil Praktik Mandiri yang dilakukan di Bidang


Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian, sebagai acuan dan gambaran bagi
penulis dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai Tenaga Jabatan
Fungsional Muda. Semoga apa yang disampaikan bermanfaat untuk diri
saya sendiri, juga untuk pembaca dalam upaya mengoptimalkan peran-
peran sebagai Jafung Adminkes dalam melaksanakan tugasnya.
Terima Kasih kepada Upelkes Provinsi Kalimantan Barat, MOT,
tim panitia dan seluruh Narasumber/fasilitator yang sudah memberikan
ilmu dan wawasan tentang Jafung Adminkes, sangat bermanfaat bagi kami
dalam melaksanakan tugas di masing- masing instansi.

25
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai