DISUSUN OLEH :
IRA NIRMALA, SKM
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Lapangan Kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional Admistrasi Kesehatan.
Tujuan praktek lapangan ini adalah untuk mengidentifikasi tugas dan fungsi
jabatan fungsional administrasi Kesehatan pada kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional
Admistrasi Kesehatan yang telah di ikuti oleh penulis dimulai pada tanggal 15 s/d 25
Februari 2021 melalui e-learning full online yang diadakan oleh Upelkes Provinsi
Kalimantan Barat.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu memberi dukungan dan arahan sehingga kegiatan Pelatihan
Jabatan Fungsional Administrasi Kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Praktek Lapangan
Kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional Admistrasi Kesehatan ini tidak terlepas dari
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi penyempurnaan laporan hasil kegiatan ini.
Semoga Laporan Hasil Pelatihan Jabatan Fungsional Administrasi Kesehatan
yang telah dilaksanakan dapat memberi manfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
ii
BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................
A. Hal-hal yang positif ..................................................................
B. Hambatan/ Permasalahan serta Upaya mengatasinya
BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Rekomendasi ............................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan zaman dan teknologi membuat masyarakat semakin sadar akan
kebutuhan kesehatannya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
permintaan akan pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan jumlah tenaga
kesehatan yang memadai agar masyarakat di daerah dapat menikmati pelayanan
kesehatan yang lebih baik dengan akses yang relatif mudah. Hal ini tentunya akan
menghasilkan pola pikir masyarakat untuk hidup di lingkungan masyarakat dengan
perilaku yang jauh lebih sehat.
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terdiri atas tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan. Adapun yang termasuk kedalam kelompok tenaga
kesehatan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 antara lain tenaga
medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainnya. Sementara yang
termasuk kedalam tenaga non kesehatan, antara lain staf administrasi, staf
keuangan, teknisi, staf sistem informasi, petugas keamanan dan sebagainya.
Kementerian Kesehatan terus berusaha untuk berorientasi kemasa depan
yang mengedepankan profesionalis mendalam pelaksanaan program - program
kesehatan. Salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan
1
profesionalisme ialah dengan menetapkan jabatan fungsional administrator
kesehatan (jabfung adminkes) dan angka kreditnya sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 42/ KEP / M.PAN / 12/
2000 tanggal 22 Desember 2000. Jabatan Fungsional Tertentu merupakan suatu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian maupun keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai Negeri
Sipil dengan mutu profesionalisme yang memadai, berdayaguna dan berhasilguna
di dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
2
Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksanaan Diklat aparatur harus
benar-benar ditangani secara handal dan profesional. Untuk itu, Badan Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi KalBar (Upelkes Provinsi KalBar) yang telah
terakreditasi mempersiapkan sebuah Pendidikan dan Pelatihan bagi Tenaga
Kesehatan Jabatan Fungsional administrasi kesehatan, agar dapat melakukan tugas
dan fungsinya sebagai administrator kesehatan sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan bermutu.
Salah satu peraturan yang terdapat dalam surat keputusan tersebut
adalah ditetapkannya persyaratan bahwa setiap tenaga kesehatan yang akan
diangkat menjadi pejabat fungsional adminkes wajib mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) pengangkatan, yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga
tersebut dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemegang jabatan dan
memahami cara penghitungan angka kredit dari hasil pekerjaan nya.
Sebagai kelengkapan dari proses Diklat/Pelatihan diantaranya perlu
menganalisa dan mengkaji secara real di lapangan atau di institusi tempat
bekerja, sejauh mana peluang-peluang yang ada untuk pencapaian kinerja
sebagai tenaga fungsional Adminkes, kegiatan tersebut dilakukan melalui
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang seharusnya dilakukan langsung dengan
survey ke institusi kesehatan, namun karena situasi Pandemi Covid-19 dan
pelatihan dilakukan secara Online/ Pelatihan Jarak Jauh, maka kegiatan PKL
tetap dilakukan melalui Praktik Mandiri di unit kerja masing-masing dengan
metoda melakukan kajian kegiatan, telaahan dokumen, data dan informasi serta
wawancara dengan atasan atau evaluasi pencapaian kinerja melalui pelaksanaan
butir-butir kegiatan sebagai jabatan fungsional Adminkes di Bidang Pelayanan
Kesehatan dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
3
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Bagi Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
42/KEP/M.PAN/12/2000 Tanggal 22 Desember 2000 tentang Jabatan
Fungsional Administrasi Kesehatan dan Angka Kreditnya.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM:
4
2. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam menyusun kebijakan program kesehatan;
3. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam mengorganisasikan pelaksanaan kebijakan program-
program kesehatan;
4. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-program
kesehatan;
5. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan;
6. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan perijinan institusi dan sertifikasi produk-
produk yang terkait dengan bidang kesehatan;
7. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan akreditasi institusi dan program-program
kesehatan;
8. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan
pemberi jasa di bidang kesehatan;
9. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabatan fungsional administrasi
kesehatan dalam menyusun laporan;
10. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes dalam membuat
karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan;
5
11. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes dalam Membuat
buku pedoman/petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis di bidang kesehatan;
12. Mampu mengidentifikasi kegiatan tugas jabfung adminkes menghitung
angka kredit dan mengajukan DUPAK.
D. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan pelaksanaan Jabatan Fungsional
Administrasi Kesehatan ini adalah Perijinan institusi dan perijinan pemberi jasa di
bidang Kesehatan pada seksi Pelayanan Kesehatan bidang Pelayanan Kesehatan
dan Kefarmasian.
6
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
A. TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini penyusun mendapat arahan dari tim pelatih/MOT serta
narasumber dari Upelkes tentang teknis pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang dilakukan secara Praktik Mandiri, dengan melakukan pengkajian atas
kegiatan yang sudah dilaksanakan, serta mengevaluasi sejauh mana kemungkinan
pencapaian kinerja yang bisa dilakukan untuk menyesuaikan dengan jabatan
fungsional Adminkes sesuai dengan jenjang masing- masing peserta pelatihan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Metoda yang digunakan
Metoda yang dilakukan pada saat Praktik Mandiri yaitu melalui telaahan
dokumen dan menganalisa kembali uraian kegiatan sesuai tupoksi yang ada di
Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan pencapaian kinerja sebagai tenaga Adminkes
Muda.
2. Output Kegiatan
7
a. Pelayanan Administrasi Kesehatan diantaranya :
- Melakukan Pesiapan Pelayanan Administrasi Kesehatan.
- Menyusun Kebijakan Program Kesehatan.
- Mengorganisasikan Pelaksanaan Kebijakan program-program
Kesehatan.
- Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-program kesehatan.
- Memantau dan mengevalusi pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan.
- Melaksanakan perijinan institusi dan pemberi jasa dibidang kesehatan.
- Melaksanakan akreditasi institusi dan program-program kesehatan.
- Melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan dan produk-produk yang
terkait dengan bidang kesehatan.
- Menyusun Laporan.
b. Pengembangan Profesi :
- Membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang kesehatan.
- Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang
kesehatan.
- Membimbing Administrator kesehatan dibawah jenjang jabatannya.
- Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan.
- Mengembangkan teknologi tepat guna dibidang kesehatan.
8
- Menjadi anggota organisasi profesi.
- Menjadi anggota tim penilai Administrator Kesehatan.
- Memperoleh gelar kesarjaan lainnya.
- Mendapat penghargaan/tanda jasa.
9
BAB II HASIL
KEGIATAN
10
Wilayah terluas Kota Pontianak adalah Kecamatan Pontianak Utara
yaitu 37, 22 km² (34, 52 %), diikuti oleh Kecamatan Pontianak Barat 16, 47
km², Kecamatan Pontianak Kota 15, 98 km², Kecamatan Pontianak Selatan 15,
14 km², Kecamatan Pontianak Tenggara 14, 22 km², sedangkan wilayah terkecil
adalah Kec. Pontianak Timur yaitu 8, 78 km² (8, 14 %).
Berdasarkan hasil identifikasi butir - butir kegiatan yang sesuai dengan jenjang
Ahli Muda dan pencapaian angka kredit yang dapat dilaksanakan diBidang
Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian, yaitu sebagai berikut :
1. Mengkaji rancangan Kerangka Acuan
1
2. Menyusun Rancangan Metode :
1
7. Menyajikan hasil peramalan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
8. Menyusun Rekomendasi Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
9. Menyajikan Rekomendasi Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
10. Menyusun rancangan kebijakan
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
11. Menyajikan rancangan /hasil uji coba Rancangan Kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
12. Melaksanakan ujicoba rancangan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
1
13. Mengkaji Rancangan / Hasil Ujicoba Rancangan Wewenang dan
Tanggungjawab Pelaksana:
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
1
18. Mensupervisi pelaksanaan kebijakan :
a. Program Upaya Kesehatan
b. Program Sumber Daya Kesehatan
c. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
1
23. Menguji coba rancangan sistem perijinan:
a. Perijinan institusi
b. Perijinan pemberi jasa
1
27. Menyusun rancangan sistem akreditasi institusi:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Laboratorium Kesehatan
d. Rumah Bersalin
1
34. Menyusun rancangan sistem sertifikasi tenaga Kesehatan:
a. Dokter
b. Dokter Spesialis
c. Dokter gigi
d. Perawat
e. Perawat Gigi
f. Bidan
g. Apoteker
h. Asisten Apoteker
1
40. Mengevaluasi sistem perijinan:
a. Tenaga Kesehatan
b. Produk
41. Mengkaji rancangan laporan.
1
3. Pedoman Juklak dan Juknis yang disusun oleh Kepala Seksi bersama- sama
dengan staf pelaksana jabatan fungsional dan non jabatan fungsional
Adminkes.
4. Kebijakan-kebijakan terkait pelaksanaan kegiatan diantaranya Peraturan
Daerah Kota Pontianak (Perda), Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Pontianak maupun surat Edaran sesuai dengan kepentingan program
di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian.
5. Laporan- laporan kajian hasil evaluasi kegiatan sebagai bahan tindak lanjut
serta laporan kepada atasan, misalnya laporan hasil temuan, rekomendasi
perijinan institusi dan tenaga kesehatan, laporan akreditasi puskesmas.
Sebagai salah satu produk yang diambil, sebagai gambaran dari kegiatan
yang bisa dilakukan oleh Tenaga Jabatan fungsional Adminkes di Bidang
Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian adalah pada butir-butir Pelayanan
Administrasi Kesehatan dengan kegiatan melaksanakan perijinan institusi dan
pemberi jasa di bidang kesehatan, yaitu pada butir memberi pertimbangan pada
hasil penilaian institusi dan pemberi jasa, dalam melakukan Pembinaan di
institusi seperti Klinik dan pemberi jasa seperti Perawat, adapun judul laporan
tersebut adalah “Identifikasi Tugas dan Fungsi Jabatan Fungsional
Tahun
2021” dimana seksi pelayanan kesehatan merupakan salah satu pembinaan
perijinan.
2
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL
B. Hal-hal Positif
1. Dukungan Kebijakan yang cukup lengkap sebagai bahan acuan dalam
formasi pengadaan tenaga adminkes dis e k s i Pelaya
nanKesehatan.
2. Dukungan Lintas Program dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
secara terintegrasi.
2
C. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
23
B. Rekomendasi
1. Dinas Kesehatan
2. Tempat Pelatihan
24
BAB VI
PENUTUP
25
LAMPIRAN