Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah melimpahkan rahmat dan nikmat tak terhingga,
sehingga kita bisa bersilaturahmi di gedung serbaguna “Pulau Sempadi” dalam forum
pertemuan lokakarya mini lintas sector kec. MHU UPTD Puskesmas Kuala Satong.
Forum ini sebagai wadah koordinasi bidang Kesehatan dan membahas permasalahan
kesehatan sesuai tugas atau peran lintas sector terkait, musyawarah mufakat dan menyepakati
komitmen Bersama untuk membangun bersama sama menuju masyarakat MHU yang sehat
sejahtera.
Salah satu kegiatan pokok tersebut yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah
Dengan cakupan pelayanan tersebut di atas masih belum optimal, terutama di wil MHU,
perlu menjadi perhatian kita Bersama, karena data kematian bayi tahun 2021 di wil MHU
cukup tinggi, ada 6 kasus kematian yang dilaporkan atau 17 per 1000 kel hidup.
Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan,
dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini.
Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir diperlukan upaya dan inovasi
baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi baru lahir harus kita rembungkan Bersama karena kendala yang dihadapi cukup berat.
Terlebih kalau dikaitkan dengan target Sustainable Development Goals (sDGs) 2030, yakni
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka
kematian bayi (AKB) menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup yang harus dicapai.
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab langsung
kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor
keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Ada tiga risiko
keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat
mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan
darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan.
Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal (28 hari pertama
kehidupan). Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematur, asfiksia
(kegagalan bernapas spontan) dan infeksi.
Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir,
bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas
kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan
dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang
digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan
kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping
pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor
dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan agar
mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan
sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan Ibu Selamat,
Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Upaya-upaya inovasipun yang memiliki daya ungkit yang tinggi harus segera dikedepankan.
Kami Puskesmas Kuala Satong selalu siap merespon sesuai kondisi kami saat ini, apa yang
menjadi harapan Bersama melalui program program Kesehatan yang telah dilaksanakan di
puskesmas. Hari ini kita akan menghadirkan program inovasi kabupaten Ketapang, untuk
dikenalkan, dikelola dan dilaksanakan di kec MHU, yaitu BUNGA MENJALIN
(TABUNGAN IBU MENJELANG PERSALINAN). Tentu harapan kita, program ini bisa
kita dukung sesuai kemampuan dan tugas masing2 sektor terkait. Demikian yg dapat
sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Puskesmas Kuala Satong telah melaksanakan kegiatan Penguatan P4K pada hari Selasa, 06
September 2022 di Desa Sungai Putri. Sasaran kegiatan ini adalah Perangkat Desa, Tokoh
Masyarakat/Agama, Kepala Dusun, Ketua RT dan dukun beranak/peraji serta kader Posyandu
Ds Sungai Putri. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kades Sungai Putri serta didampingi oleh
Pawali, selaku Kepala Puskesmas Kuala Satong.
P4K yaitu Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan berisiko serta
bahaya kehamilan, mengajak pada ibu, suami dan keluarganya untuk merencanakan
persalinan yang aman.
Penyebab utama kematian ibu saat ini ialah Perdarahan, Eklamsia dan Infeksi. Angka
Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan SDKI 2002. Angka kematian ibu (Maternal Mortality
Ratio): 307/100.000 kh berarti: Setiap jam ada 2 kematian ibu, Setiap hari ada 50 kematian
ibu, Setiap minggu ada 352 kematian ibu, Setiap bulan ada 1.500 kematian ibu, Setiap tahun
ada 18.300 kematian ibu.
Berdasarkan data bidan Puskesmas Satong, jumlah kematian bayi di kec MHU tahun 2020,
sebesar 8 kasus, ini cukup tinggi.
1. Anemi
2. Malaria
3. Tubercolusis
4. Keracunan Kehamilan
5. Hamil kembar
6. Kembar air
1. Perdarahan
2. Eklampsia (kejang)
2. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
Tiga Pesan Kunci Pencegahan untuk Keselamatan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin :
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat ( tenaga medis / bidan,
fasilitas lengkap )
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran tidak aman