Anda di halaman 1dari 9

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan salah satu

upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir melalui peningkatan
akses dan mutu pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pencegahan komplikasi dan
keluarga berencana oleh bidan. Pelayanan bidan sangat berperan dalam keberhasilan suatu
program pemerintah dalam rangka meningkatkan pembangunan kesehatan.
Kerjasama bidan dengan pihak-pihak terkait pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Pihak-pihak yang dimaksud disini antara lain seperti bidan di
puskesmas, petugas gizi, bidan di BPM, kader, ibu hamil, keluarga ibu hamil, petugas binaan
desa (Gasbindes), masyarakat dan penanggung jawab program P4K (Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).

Bidan dalam bekerjasama tidak lepas dari hambatan dalam pelaksanaan program, karena
walaupun sudah bekerjasama baik dengan beberapa pihak, namun masih menemukan kesulitan
dalam menjalin kerjasama denga pihak bidan di BPM (Bidan Praktik Mandiri), Kerjasama dengan
pihak BPM (Bidan Praktik Mandiri) sangat penting karena ibu hamil tidak hanya memeriksakan
kehamilan dan bersalin dipuskesmas saja tapi juga di BPM (Bidan Praktik Mandiri), dengan
kerjasama yang baik dan berkelanjutan. Harapannya bidan desa yang bertanggung jawab
terhadap ibu hamil diwilayahnya bisa terpapar dan mendapatkan pelayanan P4K (Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).Dalam hal ini dengan pelayanan P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang dilakukan oleh bidan
kepada ibu hamil, dapat meminimalkan resiko komplikasi dan kematian ibu maupun bayi.

Penyebab kematian ibu terbesar seacara berurutan disebabkan karena perdarahan, eklampsia,
infeksi, persalinan lama, dan keguguran. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi dapat
dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui program, perencanaan, dan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
Kondisi kematian ibu tersebut secara keseluruhan juga diperberat oleh keadaan “3 terlambat”
yaitu terlambat dalam pengambilan keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan, serta
terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan. Kondisi
keterlambatan ini menjadi faktor risiko sekaligus penyebab tidak langsung dari kematian ibu.
Keterlambatan tersebut bila ditelusuri lebih mendalam adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari diri individu masyarakat antara lain adalah faktor pengetahuan dan sikap
masyarakat. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu
hamil serta faktor-faktor risiko gangguan kehamilan, menyebabkan masyarakat tidak bisa
mengenali sejak dini tanda-tanda dan gejala kehamilan berisiko.
Di Wilayah Puskesmas Sawan I terdapat sejumlah ibu hamil resiko tinggi disebabkan usia yang
tertua saat hamil (35 tahun), usia yang terlalu muda saat hamil (<20 tahun), jarak kehamilan
yang terlalu dekat (<2 tahun), jumlah anak yang terlalu banyak (>4 anak). Selain itu ada juga ibu
hamil beresiko yang disebabkan oleh penyakit/komplikasi seperti hipertensi, KEK, anemia dan
lain-lain. Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan.
Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur
kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak
terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Selain itu adapun ibu hamil resiko tinggi yang telah
memeiksakan diri ke bidan tetap perlu untuk dipantau melalui kunjungan rumah. Karena perlu
dilakukan pendekatan dan konseling terhadap suami dan keluarga tentang ibu hamil terutama
berkaitan dengan ibu hamil resiko tinggi. Kondisi ini sangatlah berisiko terjadinya komplikasi
yang tidak sedikit berdampak pada kematian ibu. Berbagai upaya harus dilakukan untuk
menurunkan sekaligus mencegah terjadinya kasus kematian ibu melahirkan baik oleh
pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.

Dalam P4K dengan Stiker bidan diharapkan berperan sebagai fasilitator dan dapat membangun
komunikasi persuasif dan setara di wilayah kerjanya agar dapat terwujud kerjasama dengan ibu,
keluarga dan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir. Perilaku bidan dan kader terkait dengan perannya, yang seharusnya dilakukan dalam
perencanaan persalinan yaitu bidan mempunyai peran melakukan antenatal sesuai dengan
standar dan kewenangannya, merencanakan persalinan dengan memberdayakan ibu hamil,
suami dan keluarga dalam menentukan perkiraan persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, dana atau biaya persalinan, transportasi/ambulan desa, metode KB setelah
persalinan dan sumbangan darah atau calon donor darah.
Kader berperan melakukan pendataan ibu hamil, memotivasi ibu hamil, melakukan penyuluhan
tanda persalinan dan tanda bahaya, menyiapkan transportasi, biaya dan donor darah,
memotivasi KB pasca persalinan dan melakukan rujukan kegawatdaruratan.

Gambaran Umum

Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkan angka kematian ibu seperti mendata ibu hamil,
membantu ibu hamil dalam menentukan tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, dan transportasi,sudah dilaksanakan dengan baik oleh
bidan. Pelayanan dalam memastikan dan membantu semua ibu hamil menempelkan stiker dan
mempersiapkan calon pendonor belum terlaksana dengan baik.
Desa Sangsit merupakan salah satu dari tujuh desa yang berada dibawah binaan Puskesmas
Sawan I, dengan luas wilayah 3,06 km2, dengan sebagian besar mata pencaharian
penduduknya sebagai petani. Populasi penduduk 11.184 jiwa, laki-laki 5.626 jiwa, perempuan
5.558 jiwa. Dimana dari data Puskesmas Sawan I memiliki 197 ibu hamil, yang dimana tersebar
di tujuh dusun. Dari 197 ibu hamil sasaran desa Sangsit yaitu mencapai 164 ibu hamil yang
tercacat terdapat 33 orang ibu hamil yang tergolong faktor resiko tinggi.

Kesimpulan
Dalam menurunkan angka kematian ibu, banyak aspek yang harus dilihat karena kematian ibu
merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai penyebab secara langsung dan tidak
langsung. Oleh karena itu adanya tindak lanjut secara nyata terkait kendala dan penyebab dari
kematian ibu yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan segera dilaksanakan guna tercapainya
kesehatan dan kesejahtraan masyarakat, khususnya dalam menurunkan angka kematian dan
kesakitan.
Meningkatkan edukasi terkait kesehatan reproduksi khususnya tentang risiko kehamilan dan
persalinan harus lebih ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan khususnya di daerah
perdesaan. Juga program JKN harus lebih digalakkan khususnya disebarkan hingga ke desa-
desa agar semua ibu hamil terdaftar sebagai peserta JKN. Selanjutnya, upaya terus menerus
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan terutama program P4K.
Apa yang dimaksud dengan kunjungan rumah?

Kunjungan rumah adalah perawatan kesehatan ibu dan anak yang di lakukan
di rumah ibu (waktu dapat disepakati bersama)

Apa manfaat kunjungan rumah?


1. Pasien merasa nyaman karena berada Dilingkungan keluarga
2. Keluarga terlibat langsung
3. Menghemat biaya perawatan
4. Memulihkan kesehatan pasien
5. Memaksimalkan tingkat kemandirian pasien
6. Meminimalkan resiko infeksi
7. Mencegah post partum blues
Pelayanan yang diberikan dalam Kunjungan Rumah:
1. Perawatan ibu post melahirkan
2. Perawatan bayi baru lahir
3. Perawatan ibu post melahirkan dengan operasi SC
4. Perawatan ibu menyusui
5. Perawatan ibu hamil (senam hamil)
6. Pijat bayi dll

Dengan adanya pelayanan Kunjungan Rumah ini Kami berharap bahwa kami
dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada para keluarga di rumah.
Pelayanan maksimal kami tentunya akan bermanfaat untuk keberhasilan para
keluarga dalam membesarkan anak-anak mereka.
 A.PENDAHULUAN
          Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di
prioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak,
terutama pada kelompok yang rentan  salah satu kelompok tersebut adalah
ibu hamil. Ibu hamilperlu di persiapkan seoptimal mungkin secara fisik dan
mental selama dalam masa kehamilan sehingga di dapatkan ibu dan bayi
yang sehat

B. LATAR BELAKANG
      Kehamilan adalah sejak di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ).
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat di ikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat
mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang dapat di
kenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah odema yang
terjadi pada tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan
fisiologis. Namun bila di sertai oedema di tubuh bagian atas seperti muka
dan lengan terutama bila di ikuti peningkatan tekanan darah di curigai
adanya pre eklamsi.
      Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu
tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang
menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan
tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu
abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa. Kehamilan resiko tinggi
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu
maupun janin pada kehamilan yang di hadapi. Kehamilan resiko tinggi
adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama
masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada
kesehatan jiwa ibu maupun janin yang di kandungnya.   
  

C. TUJUAN
     1.Tujuan Umum
         Agar semua ibu hamil dapat memahami konsep dasar dari kehamilan
resiko tinggi.
   2.Tujuan Khusus  
1)   Mengidentifikas ipengertian kehamilan resiko tinggi
2)   Mengidentifikasikan factor kehamilan resiko tinggi
3)   Mengidentifikasi cara menentukan kehamilan resiko tinggi
4)   Mengidentifikasikan tentang penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi

D .Tata nilai
Tepat (T) yaitu Petugas melakukan pelayanan tepat sesuai hari  
kerja
 Setiap petugas memakai seragam dan atribut sesuai hari kerja .
Obyektif (O)yaitu Setiap petugas bekerja sesuai tugas pokoknya dan
berorentasi pada pencapaian kinerja yang telah ditetapkan .
Profesional (P) yaitu setiap petugas bekerja sesuai standat Opera
 sional prosedur masing masing .
E .Tata hubungan kerja .
    Lintas program yaitu bidan wilayah desa binaan
F. KEGIATAN POKOK
1)   ANC terpadu
2)   Kelas ibu hamil
3)   Kunjungan rumah ibu hamil resti
  
G. CARA PELAKSANAAN
           Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat
secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil, suami, keluarga maupuan masyarakat. Bersama kader kesehatan
mendata ibu hamil serta memotivasinya agar memeriksakan kehamilan
sejak dini. Melalui komunikasi dua arah dengan beberapa kelompok kecil
masyarakat, di bahas manfaat pemeriksaan kehamila. Ajak mereka
memanfaatkan pelayanan KIA terdekat atau sarana kesehatan lainnya
untuk memeriksakan kehamilan. Melalui komunikasi dua arah dengan
pamong, TOMA, ibu, suami, dan dukun bayi, jelaskan prosedur
pemeriksaan kehamilan yang di berikan. Hal tersebut akan mengurangi
keraguan mereka tentang apa yang terjadi pada saat pemeriksaan
antenatal, dan menjelaskan manfaat pelayanan antenatal dan
mempromosikan kehadiran ibu untuk pemeriksaan antenatal. Tekankan
bahwa tujuan pemeriksaan ibu dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan.
Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera di
lakukan begitu di duga terjadi kehamilan, dan di laksanakan terus secara
berkala selama kehamilan. Ibu harus melakukan pemeriksaan antenatal
paling sedikit 4 kali. Satu kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali
kunjungan pada trimester kedua, dan 2 kali kinjungan pada trimester
ketiga.                    
   Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda kehamilan, dan
fungsi tubuhnya, tekankan ibu perlunya mengerti bagaimana tubuhnya
berfungsi (wanita harus memperhatikan siklus haidnya, mengetahui dan
memeriksakan dini bila terjadi keterlambatan atau haid kurang dari
biasannya). Bimbingan kader untuk mendata dan mencatat semua bumil di
daerahnya. Lakukan kunjungan rumah kepada mereka yang tidak
memeriksakan kehamilannya. Pelajari alasannya, mengapa ibu hamil
tersebut tidak memeriksakan diri, dan yang tidak pernah memeriksakan
kehamilannya. Lakukan kunjungan rumah, pelajati alasannya. Berikan
penyuluhan dan konseling yang sesuai untuk kehamilan berikutnya, KB,
dan pengarangan kelahiran.  Jelaskan dan tingkatkan penggunaan KMS
ibu hamil / buku KIA dan kartu ibu

H.  SASARAN
         Kunjungan rumah dilakukan untuk ibu hamil yang tidak pernah
memeriksakan kehamilan nya dan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi.
    Yang termasuk kehamilan resiko tinggi menurut poedjo rochyati sebagai
berikut ;
1)   Primipara muda umur < 16 tahun
2)   primipara tua umur > 35 tahun
3)   primipara sekunder dengan umur anak kecil > 5 tahun
4)    tinggi badan < 145 cm
5)    riwayat kehamilan yang buruk
6)    pre eklamsi – eklampsia
7)    gravid serotinus
8)    kehamilan perdarahan anterpartum
9)   kehamilan dengan kelainan letak
        10)kehamilan dengan penyakit ibu yang memyertai.
I.JADWAL 
No                  KATEGORI                JADWAL
1 Ibu hamil yang tidak 1x/bulan atau jika
memeriksakan ada masalah
Kehamilan nya
2 Ibu hamil dengan resiko tinggi 2x/ bulan atau jika
 ada masalah

 J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


     Setiap akhir bulan bidan desa menghitung kunjungan rumah yang
dilakukan. Semua bumil yang   beresiko tinggi dan tidak pernah
memeriksakan kehamilannya, bisa terpantuan dengan baik sehingga ibu
dan janin sehat.
  
K. PENCACATAN DAN PELAPORAN
     1. Pencactatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis
    2. pelaporan diserahkan setiap akhir bulan
    3. pelaporan diserahkan kebidan coordinator puskesmas ............. 
                
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses alamiah
tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik
yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau janinnya. Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga
kesehatan, secara profesional akan memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa
puas atas pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa
puas atas pelayanan di suatu tempat, termasuk di RB seperti pengalaman bidan selama proses
pemeriksaan, fasilitas yang lengkap, kemudahan lokasi RB yang mudah dijangkau, tarif yang
kompetitif, kecepatan dalam melakukan pemeriksaan keramahan bidan dalam pelayanan ANC dan
persalinan. 2 Ditinjau dari sisi pelayanan, Bidan akan melakukan upaya yang terbaik dalam pelayanan
seperti meningkatkan fasilitas pemeriksaan yang belum ada, memperbaiki sarana seperti ruang
tunggu, dan tempat parkir kendaraan pengunjung, meningkatkan tingkat ketrampilan bidan seperti
mengikuti pelatihan atau seminar kesehatan tentang masalah ANC dan persalinan. Upaya tersebut
diharapkan agar ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan ANC dan persalinan menjadi puas atas
pelayanan yang diberikan. Penelitian Tedla (2012) Patients satisfaction with laboratory services at
antiretroviral therapy clinics in public hospitals, Addis Ababa, Ethiopia, menyimpulkan bahwa dari
406 responden penelitian bahwa responden merasa puas atas pelayaanan laboratorium dengan
rata-rata kurang dari 30 menit. Kepuasan responden lebih banyak dipengaruhi oleh lengkapnya
fasilitas yang lengkap sehingga memudahkan pelayanan kepada pasien. Sebuah rumah bersalin
dituntut mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan klien. Rumah bersalin bisa memiliki pelayanan yang lebih baik dari yang lain, misalnya
dalam hal pemberian motivasi dari bidan, keramahan pelayanan dengan memberikan senyuman,
sapaan, dan salam, memberikan harga yang murah khususnya untuk kalangan masyarakat
menengah kebawah. Kualitas pelayanan kesehatan khususnya di rumah bersalin yang bagus adalah
rumah bersalin yang benar – benar berkualitas dan mampu bersaing. 3 Berdasarkan buku regristrasi
kunjungan ANC dan post persalinan di Rumah Bersalin Srilumintu dalam 4 bulan. Data untuk ANC
dan persalinan pada tahun 2012 dari bulan Januari hingga april tercatat 512 pasien yang melakukan
pemeriksaan. Dari 407 pasien tersebut rata-rata kunjungan tiap ibu hamil dalam pemeriksaan ANC
adalah 4 kali dan 105 persalinan. (Data RB Srilumintu, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan pada
tanggal 1 April 2012 di Rumah Bersalin Srilumintu pada pelayanan Antenatal Care dan post
persalinan, dari hasil wawancara terhadap 5 orang ibu hamil mengenai persepsi atau penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan RB Srilumintu. Terdapat 2 orang ibu yang menyatakan puas
dengan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan bersalin, ibu menyatakan bahwa walaupun jarak
rumah ke RB lumayan jauh tetapi tidak menjadi halangan untuk periksa di RB Srilumintu. Dua orang
ibu lagi menyatakan bahwa di RB Srilumintu biaya pemeriksaan dan persalinan lebih murah
dibandingkan dengan pelayanan kesehatan yang lain, serta cukup lengkapnya fasilitas yang ada di
RB. Satu orang ibu menyatakan bahwa bidan pemilik RB sudah lama, sehingga lebih berpengalaman
dalam melakukan pemeriksaan dan persalinan dan karyawan yang bekerja di RB ramah - ramah.
Berdasarkan data diatas penulis ingin mengetahui faktor – faktor kepuasan ibu hamil pada
pelayanan Antenatal Care dan post persalinan di RB Srilumintu di Desa Jajar Laweyan Surakarta. 4 B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah
“apakah faktor caring bidan, fasilitas, biaya mempengaruhi tingkat kepuasan ibu hamil pada
pelayanan Antenatal Care dan post persalinan di RB Srilumintu?” C. Tujuan penelitian 1. Tujuan
Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan ibu hamil pada
pelayanan Antenatal Care dan post persalinan di RB Srilumintu. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui
faktor persepsi caring bidan terhadap kepuasan ibu hamil pada pelayanan Antenatal Care dan post
persalinan b. Mengetahui faktor fasilitas terhadap kepuasan ibu hamil pada pelayanan Antenatal
Care dan post persalinan c. Mengetahui faktor biaya terhadap kepuasan ibu hamil pada pelayanan
Antenatal Care dan post persalinan d. Mengetahui faktor persepsi caring bidan, fasilitas, biaya
berpengaruh terhadap kepuasan ibu hamil pada pelayanan Antenatal Care dan post persalinan e.
Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan ibu hamil pada pelayanan Antenatal
Care dan post persalinan 5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal care dan persalinan. 2. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan dalam peningkatan mutu layanan kesehatan. 3.
Bagi Institusi Sebagai tambahan dan masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan bagi
penelitian selanjutnya mengenai hubungan kepuasan ibu hamil pada pelayanan antenatal care dan
persalinan. 4. Bagi ibu hamil dan persalinan Dapat digunakan bahan pertimbangan untuk memilih
tempat pemeriksaan ANC dan persalinan yang dianggap baik dalam hal pelayanan. E. Keaslian
Penelitian 1. Adida (2010). Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di
Puskesmas Masaran I Sragen. Penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan crosssectional.
Jumlah sampel sebanyak 99 responden. Teknik pengambilan sampel dengan Consecutive Sampling.
Analisis data menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jasa
pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Masaran I. 6 2. Yanti (2005). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Pembantu Flamboyan Palangkaraya Kalimantan Tengah. Metode penelitian adalah deskriptif
korelatif dengan rancangan crosssectional. Jumlah sampel 57 orang. Hasil Penelitian ini adalah tidak
ada hubungan yang bermakna antara hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan
melakukan antenatal care. 3. Sumasto (2010). Evaluasi Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Pelayanan
Antenatal Care dan Pertolongan Persalinan di Poskesdes Kabupaten Magetan. Jumlah sampel 75 ibu
bersalin normal di 4 Poskesdes di Kabupatan Magetan. Alat analisis data menggunakan analisis data
dengan uji regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan dan perilaku petugas,
mutu informasi yang diterima, waktu tunggu klien, prosedur perjanjian dan fasilitas umum
berpengaruh terhadap kepuasan klien.

Anda mungkin juga menyukai