Anda di halaman 1dari 35

Oleh : Dewi Oktaria, S.

Sos

DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL


ADMINISTRATOR KESEHATAN ANGK. 8
TANGGAL 6-19 SEPTEMBER 2021

Bapelkes Pov. Sumsel


Selasa, 07 September 2021
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
> Menurut Lasswell (1970): kebijakan adalah sebagai
suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-
praktik yang terarah (a projected program of goals values
and practices).
> Menurut Anderson (1979): kebijakan adalah serangkaian
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang mesti diikuti dan
dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu
masalah (a purposive corse of problem or matter of concern).
> Menurut Heclo (1977): kebijakan adalah cara bertindak
yang sengaja dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah.
> Menurut Indrafachrudi (1984): kebijakan adalah
suatu ketentuan pokok yang menjadi dasar dan arah
dalam melaksanakan kegiatan administrasi atau
pengelolaan.
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kebijakan adalah :
Pedoman yang menjadi ketentuan dan arah yang harus diikuti
untuk mencapai tujuan, yaitu menyelesaikan atau mencegah
masalah tertentu.

Jadi kebijakan lahir karena adanya masalah yang sedang


terjadi atau akan terjadi, jika masalah menyangkut
kepentingan publik maka kebijakan tersebut menjadi
kebijakan publik yang menjadi domain pemerintah
PENGERTIAN KEBIJAKAN
KESEHATAN
KEBIJAKAN KESEHATAN adalah ketentuan-ketentuan yang
harus dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk bagi
setiap upaya kesehatan dan aparatur pemerintah di bidang
kesehatan, sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Program pembangunan kesehatan adalah program
yang meliputi :
kesehatan
 Program kesehatan lingkungan
 Program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
 Program Upaya Kesehatan
 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
 Program Sumber Daya Kesehatan
 Program Obat, makanan, dan bahan berbahaya
 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
SISTEM
KESEHATAN
> Menurut WHO (1984), Sistem Kesehatan adalah kumpulan
dari berbagai faktor yang kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

> SISTEM KESEHATAN NASIONAL adalah suatu tatanan yang


mencerminkan upaya Bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan
yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum
seperti yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. (SK
Menkes RI No. 99/1982)
GRAND DESAIN KEBIJAKAN
Sistem Kesehatan
Nasional POLICY

MAKER

SKN

HEALTH HEALTH
CONSUMER PROVIDER
Sistem Kesehatan
Nasional

KETERLIBATAN
SWASTA
KETERLIBATA
N
PEMERINTAH

Negara Sosialis Indonesia Negara Liberal


KEBIJAKAN DASAR
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. PARADIGMA SEHAT (15 September 1998)
2. GERAKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATAN (1 Maret 1999)
3. RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA
SEHAT TAHUN 2010 (1 Maret 1999)
4. KESEHATAN ITU ADALAH HAK ASASI
MANUSIA (November 2000)
5. MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2000-2015
(Memerangi HIV/AIDS, meningkatkan kesehatan
Ibu & Anak, menurunkan angka kematian anak)
6. PROGRAM PRIORITAS NAWACITA AGENDA KE
5 (Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
 Program Indonesia Sehat 2015 – 2019)
KELANJUTAN
MDGs
2000 2015 2030

PENEKANAN SDGs:
5P : PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY AND
PARTNERSHIP

a. Meningkatnya kesadaran isu


kesehatan
b. Meningkatnya alokasi anggaran
kesehatan
c. Menyatunya arah pembangunan
kesehatan
d. Integrasi monitoring dan evaluasi untuk
isu-isu prioritas
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATU TARGE
NO
INDIKATOR S
AWAL
T
2019
1
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 346 306


(2010)
b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 24,0
(2012/2013)

c. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita (persen) 19,6 (2013) 17,0

d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) 32,9 (2013) 28,0


pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)

11
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATU TARGE
NO INDIKATOR S T
AWAL 2019
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 297 (2013) 245


penduduk
b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,50

c. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi 212 (2013) 300


malaria
d. Tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4

e. Prevalensi obesitas penduduk usia 18+ tahun 15,4 (2013) 15,4


(persen)
f. Prevalensi merokok penduduk usia < 18 7,2 (2013) 5,4
tahun
12
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATUS TARGE
NO INDIKATOR
AWAL T
2019
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu 0 5.600
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi (2014)

b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu 10 481


RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional (2014)

c. Presentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen 71,2 95


imunisasi dasar lengkap pada bayi (2013)

13
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATUS TARGET
NO INDIKATOR AWAL 2019
4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan
Mutu Obat Serta Sumber Daya Kesehatan
a. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan 51,8 Min 95
(persen) (Okt. 2014)
b. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima 1.015 5.600
jenis tenaga kesehatan (2013)
c. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C yang 25 60
memiliki tujuh dokter spesialis (2013)
d. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di 75,5 90,0
Puskesmas (2014)
e. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 94
(2014) 14
VISI DAN MISI PRESIDEN

TRISAKTI:
Mandiri di Bidang Ekonomi; Berdaulat di Bidang Politik;
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA,
SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

Berkepribadian dlm Budaya

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PROGRAM PROGRAM INDONESIA
PINTAR INDONESIA SEHAT SEJAHTERA

RENCANA STRATEGIS KEMENKES 2015-2019

PENERAPAN PENGUATAN JAMINAN KESEHATAN


PARADIGMA SEHAT PELAYANAN KES NASIONAL (JKN)

KELUARGA
DTPK
SEHAT

15
PERANAN PEJABAT FUNGSIONAL
ADMINKES
Administrator Kesehatan (Adminkes) memiliki tugas,
wewenang, dan tanggungjawab secara penuh untuk
melakukan ANALISIS KEBIJAKAN dibidang
administrasi pelayanan.

Analisis Kebijakan Kesehatan adalah suatu proses


penyusunan kebijakan, pengorganisasian, fasilitasi
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
KMK no.19/2002
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
KEBIJAKAN

Analisis Kebijakan terdiri dari tujuh langkah :


1. Menyusun atau merumuskan kebijakan
2. Menetapkan Kebijakan
3. Mengorganisasikan Kebijakan
4. Melaksanakan Kebijakan
5. Supervisi Kebijakan
6. Monitoring & Evaluasi Kebijakan
7. Menyusun Rekomendasi Kebijakan
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN KEBIJAKAN
Langkah awal penyusunan kebijakan dimulai dengan
penyusunan deskripsi dan determinan masalah
kesehatan.

INGAT !!!
MASALAH YANG KELIRU TIDAK AKAN MENDAPATKAN SOLUSI
YANG TEPAT

SAMA SEPERTI BERHARAP MENDAPATKAN JAWABAN YANG


BENAR PADAHAL PERTANYAANNYA SALAH
MENGENAL
MASALAH
Masalah adalah deviasi antara ‘Das Sains’ Vs ‘Das
Solens’
KARAKTERISTIK MASALAH :
1. MASALAH mendahului solusi;
2. MASALAH bersifat subyektif;
3. MASALAH menimbulkan reaksi berantai;
4. Pada MASALAH berlaku hukum sebab-akibat;
5. MASALAH bisa diprediksi dan dicegah;
6. MASALAH yang keliru tidak mendapatkan solusi yang
tepat;
7. MASALAH bukanlah masalah kalau tidak
dipermasalahkan;
MENCARI MASALAH TUGAS
ADMINKES
Kemampuan yang harus dimiliki oleh Pejabat
Fungional Adminkes terkait masalah adalah :
1. Mengumpulkan bahan/literatur/laporan yang berkaitan dengan
status kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, perilaku sehat,
kesehatan lingkungan, demografi dan sebagainya.
2. Mengolah bahan/literatur/laporan yang berkaitan dengan status
kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, perilaku sehat,
kesehatan lingkungan, demografi dan sebagainya.
3. Menyusun Deskripsi dan determinan masalah kesehatan dalam bentuk
konsep atas suatu kondisi masalah yang berkaitan dengan status
kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, perilaku
sehat, kesehatan lingkungan, demografi dan sebagainya.
4. Menyajikan konsep deskripsi dan determinan masalah kesehatan yang
berkaitan dengan status kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan,
perilaku sehat, kesehatan lingkungan, dsb.
MENCARI
MASALAH
Karena kebijakan membutuhkan masalah, maka
penentuan masalah dilakukan sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data, terbagi atas sumber
data (primer, sekunder, tersier), cara pengambilan data
(wawancara, observasi, pemeriksaan, partisipasi) dan
jenis data (behavior, environment, health services,
heredity, geografis, kependudukan, sosial budaya,
sumber daya, status kesehatan, dll).
2. Pengolahan Data, (manual, elektronik, mekanikal) 
Informasi, adalah hasil pengolahan yang memenuhi
kriteria jelas, kuantitatif, valid, 5W+1 H.
3. Penyajian Data, dilakukan secara tekstual, tabular, dan
grafikal
MENCARI
MASALAH
Prioritas masalah, dilakukan karena keterbatasan
4.
sumberdaya dan waktu yang dimiliki. Menggunakan
teknik kriteria matrix, skala 1 - 5

DAFTAR IMPORTANCY JML


NO
MASALA
T R
P S RI DU SB PB PC (I x T x R)
H

1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1.728
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880
Ket : P (Prevalence/ besar masalah), S (severity/dampak), RI (Rate of
Increase), DU (degree of unmeet need/derajat kebtuhan masyarakat
yg tdk terpenuhi), SB (social benefit), PB (public concern)/dukungan
masyarakat), PC (political climate/situasi politik), T (teknologi
pendukung), R (resources/6M)
Meski kasusnya urutan 11, klaim JANTUNG
menepati urutan teratas (Rp. 3.5 triliun)
Keadaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
No Kondisi Jumlah Kekurangan
Jenis Nakes
Ketenagaan Puskesma TH 2014
s Dokter Umum 2.513
1 Puskesmas 1.015 Dokter Gigi 4.526
yang memiliki Perawat 7.901
tenaga sesuai
standar Bidan 6.861

2 Puskesmas 8.640 Tenaga farmasi 4.086


belum memiliki Kesmas 3.180
tenaga sesuai Sanitarian 3.367
standar
Gizi 5.721
TOTAL 9.655 Analis Kesehatan 5.701
T O T A L 43.856

Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan Permenkes 75/2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat

Sumber data : Badan PPSDMK, 1 Oktober 2014


INTERAKSI SEGITIGA
Penyebab Masalah Kesehatan

ENVIRONMENT
(semua faktor eksternal
yang pengaruhi host
dan agent)

HOST AGEN
(faktor karakteristik (faktor biologis, nutrisi,
biologis dan sosiologis kimiawi, fisik,
manusia) mekanik)
MENCARI JALAN
(Problem
KELUAR Solving)
Setelah pokok permasalahan yg menjadi prioritas
ditentukan selanjutnya dicari jalan keluarnya
sebagai berikut :
1. Menyusun alternatif jalan keluar, dengan menelusuri
berbagai penyebabnya, menverifikasi penyebabnya,
menyusun kegiatan berdasarkan penyebab

MASALAH PENYEBAB ALTERNATI


F
KEGIATAN
Tingginya 1. Persalinan oleh dukun tdk 1. Kursus dukun bayi
AKB karena terlatih
TN 2. Cakupan imunisasi bumil yg 2. Meningkatkan cakupan
rendah imun
3. Rendahnya pengetahuan ibu 3. Penyuluhan kesehatan
ttg tetanus
MENCARI JALAN
(Problem
KELUAR Solving)
2. Prioritas jalan keluar, dilakukan karena
keterbatasan kemampuan organisasi.
Menggunakan teknik kriteria matrix, skala 1 - 5
DAFTAR EFEKTIVITAS EFISIENSI JML
NO
ALTERNATIF M I V (C) (MxIxV)/C
1 A 4 3 2 3 8
2 B 3 2 4 4 6
3 C 5 4 5 2 50

Ket : M (Magnitude/ besar ), I (importancy/kepentingannya), V


(vunerability/kecepatan), C (tingkat efisiensi skala 1 s/d 5, semakin
tinggi skalanya semakin mahal biayanya).
Kegiatan yang paling tinggi nilainya menjadi kegiatan prioritas
sebagai solusi masalah
TAHAPAN
PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
Kebijakan disusun melalui tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah dan Isu Strategis;
2. Pengorganisasian, Pembentukan Tim Teknis
Perumus kebijakan lengkap struktur organisasi,
kompetensi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing.
3. Rapat Koordinasi I, dilakukan oleh tim perumus utk
menyusun draft dalam bentuk naskah akademik yang
berisi identifikasi masalah, prioritas masalah,
rencana kegiatan dan prioritasnya.
4. Rapat Koordinasi II, draft disajikan dan didiskusikan
dengan mengundang lembaga pemerintah terkait
kebijakan (Kemenkes, Menkeu, Menpan, BPS,
BAKN,dll)
TAHAPAN
PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
Kebijakan disusun melalui tahapan sebagai berikut :
5. Forum Diskusi, dilakukan dengan mengundang
sasaran dari kebijakan atau pihak terkait secara
langsung untuk mendapatkan dukungan sosial dan
politik.
6. Seminar Kebijakan, dilakukan dengan melibatkan
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, NGO yg
berhubungan dengan issu kebijakan. Tujuannya :
A. Membangun pemahaman dan opini publik
(publik awaraness)
B. Memperoleh saran dan kritikan untuk
penyempurnaan draft kebijakan.
C. Menyusun kesimpulan dalam bentuk pasal per pasal.
TAHAPAN
PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
Kebijakan disusun melalui tahapan sebagai berikut :
7. Diskusi Final, dilakukan untuk menverifikasi draft
dengan menyajikan dan mendiskusikan rumusan
final kebijakan bersama para pakar keilmuan dan
birokrasi dalam bentuk FGD.
8. Draft/rumusan kebijakan siap ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang menjadi KEBIJAKAN.
A. Jika kebijakan berbentuk Undang-Undang maka
ditetapkan oleh DPR pusat, jika berbentuk PERDA
maka disahkan di DPRD.
B. Jika untuk kepentingan internal organisasi,
maka kebijakan disahkan oleh pimpinan
instansi yang berwenang.
PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
Kebijakan yang sifatnya umum agar bisa
dilaksanakan biasanya dilengkapi dengan pedoman
pelaksanaan/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
yang dikeluarkan oleh lembaga teknis dibawah
kementrian.

Kebijakan yang telah lengkap sebelum dilaksanakan


perlu diadakan sosialisasi mulai dari tingkat pusat
hingga daerah dengan mengundang pelaksana
kebijakan dan sasaran dari kebijakan tersebut.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Berdasarkan Sumbernya
Kebijakan biasanya dikeluarkan oleh:
1. Lembaga eksekutif sebagai pelaksana
pemerintahan, mulai dari tingkat pusat hingga
daerah kab/kota. Dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi dan melayani kebutuhan
masyarakat
2. Lembaga legislatif yang merespon kebutuhan
masyarakat (diperoleh melalui reses, study
banding, aspirasi masyarakat) dan mengeluarkan
kebijakan/peraturan menggunakan hak inisiatifnya
HUBUNGAN KEBIJAKAN DENGAN
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan ada 2, yaitu Problem Solving
and Decision Making.
Karena kebijakan dibuat untuk menyelesaikan
masalah dan diputuskan oleh pejabat yang
berwenang, maka dengan mengeluarkan kebijakan
pimpinan telah melaksanakan seluruh fungsi
kepemimpinan.
Pada dasarnya seluruh keputusan yang dikeluarkan
pimpinan suatu instansi dan dilaksanakan untuk
menjaga agar roda organisasi tetap berfungsi itu juga
KEBIJAKAN

Anda mungkin juga menyukai