Anda di halaman 1dari 21

1

DRAFF

Meramalkan Konsekuensi Penerapan Kebijakan


Peraturan Walikota Palembang No 43 Tahun 2020
tentang UPTD Puskesmas
Daftar Isi
A. Latar Belakang
Halaman 1 s/d 4 1. Pendahuluan
2. Dasar Hukum
B. Permasalahan
C Tujuan

D. Pembahasan
Halaman 4 s/d 18 1. Metodologi Peramalan
2. Metode Penyajian Peramalan
3. Penyajian Peramalan.

E. Solusi Alternatif Pemecahan Masalah


F. Kesimpulan
Halaman 19
G. Rekomendasi Kebijakan
H. Rencana Tindak Lanjut

1. Tata Hubungan Kerja JFT :


Lampiran a. Dalam meramalkan Konsekuensi Penerapan Perwali
b. Dalam Menyajikan/Menyusun/ Rekomendasi Kebijakan

2. Kerangka Acuan FGD 1


3. Kerangka Acuan FGD 2
4 Kerangka Acuan FGD 3
Lampiran
5. Lampiran Perwali Kota Palembang No.43 Tahun 2020
tentang UPTD Puskesmas
A. Latar Belakang

1. Pendahuluan

Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang


harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif,
yaitu satu kecamatan, atau sebagian wilayah kecamatan. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar Puskesmas oleh pemerintah daerah, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan) dalam satu
kecamatan.
Puskesmas di Kota Palembang, dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus memiliki aturan yang menjadi payung hukum dalam
bentuk peraturan menteri kesehatan dan peraturan Walikota Palembang
dan Dinas Kesehatan sebagai induk organisasi Puskesmas harus
memfasilitasi pembinaan terhadap Puskesmas melalui penerbitan regulasi
Hukum dalam bentuk Peraturan Walikota Palembang.
Dalam menata Puskesmas di Kota Palembang merujuk kepada
aturan hukum Peraturan Walikota Palembang yang merupakan turunan
dari Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas, diantaranya :
No. Peraturan Induk Peraturan Turunan

1 Kepmenkes RI Perwako Palembang No.3 Tahun


No.128/Menkes/SK/II/2004 2009 tentang Pembentukan UPTD
tentang kebijakan Dasar Pusat Puskesmas
Kesehatan Masyarakat
Tahun Diterbitkan
Tahun 2004 15 Januari 2009

Seiring dengan perubahan zaman : perubahan tatanan sosial


masyarakat, perubahan demografi, teknologi dan budaya, mengakibatkan
perubahan terutama perubahan transisi epidemiologi, maka akan terjadi
perubahan pada pola penyakit yang dihadapi oleh Puskesmas, maka pada
struktur organisasi Puskesmas harus dilakukan perubahan dalam
menjembatani perubahan tersebut yang dituangkan dalam aturan
hukum. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan kembali menerbitkan
Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

1
Selanjutnya Dinas Kesehatan memfasilitasi Penerbitan peraturan
turunan seperti pada tabel berikut :

No. Peraturan Induk Peraturan Turunan

1 Permenkes RI No.75 Tahun Perwako Palembang No.29 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan 2019 tentang Perubahan atas
Masyarakat. Perwako Palembang No.3 Tahun
2009 tentang Pembentukan UPTD
Puskesmas
Tahun Diterbitkan
17 Oktober 2014 20 Maret 2019

Namun, dalam Perwako Palembang No.29 Tahun 2019 belum


sepenuhnya mengakomodir ketentuan pada Permenkes 75 Tahun 2014,
diantaranya perubahan stuktur organisasi Puskesmas, dan yang terutama
mengenai posisi jabatan Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha serta
persyaratan jabatan tersebut sehingga sampai saat, tahun 2020, jabatan
Kepala Puskesmas di Kota Palembang berstatus Pelaksana Teknis (Plt)
dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini akan membuat kesenjangan
administrasi pelayanan di Puskesmas, karena status plt Pimpinan
Puskesmas akan membatasi “gerak’ atau kewenangan yang terbatas
dalam menjalankan kewenangan dan pengambilan keputusan.

Selain itu Pejabat Tinggi Pratama Dinas Kesehatan dalam hal ini
Kepala Dinas, akan rutin setiap 6 (enam) bulan mengajukan penerbitan
Surat Keputusan Plt Kepala Puskesmas kepada Walikota Palembang.
Kondisi ini turut serta membebani beban kerja Dinas Kesehatan. Oleh
karena itu, seiiring dengan terbitnya Permenkes RI No.43 Tahun 2019
tentang Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Palembang telah memfasilitasi
kembali penerbitan peraturan turunan (Peraturan Walikota) untuk
mengakomodir kesenjangan perwali sebelumnya (Perwali 29 tahun 2019)
sekaligus harmonisasi terhadap Permenkes RI No. 43 tahun 2019.
No. Peraturan Induk Peraturan Turunan

1 Permenkes RI No.43 Tahun Perwako Palembang No.43 Tahun


2019 tentang Pusat 2020 tentang tentang UPTD Pusat
Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Masyarakat.
Tahun Diterbitkan
16 Oktober 2019 20 November 2020

2
Dengan diterbitkannya perwali Kota Palembang No.43 akan
membawa dampak/konsekuesni terhadap kebijkan program yang
dijalankan di Puskesmas. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan sebagai
pembina Puskesmas harus mengarahkan puskesmas untuk
menyesuaikan kebijakan program dengan peraturan tersebut agar tidak
bertentangan dengan aturan yang berlaku. Arahan tersebut akan
dituangkan dalam sebuah dokumen naskah akademik sebagai acuan/tool
bagi Puskesmas.
Agar diperoleh naskah/dokumen sebagai acuan/tool bagi
Puskesmas, diperlukan telaah diskusi bersama diantara bidang-bidang
terkait di Dinas Kesehatan Kota Palembang dalam meramalkan
konsekuensi penerapan kebijakan Perwali tersebut, kemudian mengkaji
dampak kebijakan dan mencari solusi altternatif pemecahan masalah
sebagi rekomendasi kebijakan program selanjutnya untuk perbaikan
kinerja Puskesmas. Rancangan kegiatan peramalan tersebut secara
lengkap dibahas dalam materi pembahasan.

2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402).

3
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 451).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1335).
5. Keputusan Menpan RI No.42 /Kep/M.PAN/12/2020 tentang Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan dan Angka Kreditnya
6. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Palembang (Lembaran Daerah Kota
Palembang Tahun 2016 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Palembang (Lembaran Daerah Kota
Palembang Tahun 2019 Nomor 9).
7. Peraturan Walikota Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang (Berita Daerah Kota Palembang Tahun 2016
Nomor 49).
8. Peraturan Walikota Palembang Nomor 43 tahun 2020 tentang UPTD
Puskesmas (Berta Daerah Kota Palembang Nomor 43 Tahun 2020).
B. Permasalahan

1. Belum dilakukannya peramalan konsekuensi penerapan kebijakan Perwali


Kota Palembang Nomor tahun 2020 tentang UPTD Puskesmas
2. Belum dilakukan kajian terhadap penerapan kebijakan perwali Kota
Palembang Nomor tahun 2020 tentang UPTD Puskesmas
3. Belum tersdianaya Informasi dalam penyusunan rekomendasi kebijakan
untuk penyesuaian terhadap Perwali tersebut.

C. Tujuan.

1. Tersedianya dokumen peramalan konsekuensi penerapan kebijakan


Perwali Kota Palembang Nomor tahun 2020 tentang UPTD Puskesmas
2. Tersedianaya dokumen kajian terhadap penerapan kebijakan perwali Kota
Palembang Nomor tahun 2020 tentang UPTD Puskesmas
3. Tersedianya Informasi dalam penyusunan rekomendasi kebijakan baru
untuk penyesuaian terhadap Perwali tersebut.

4
D. Pembahasan

1. Metodologi peramalan

Dalam menyajian peramalan konsekuesi penerapan perwali tersebut


dengan mengunakan metodolgi kualitatif yaitu membandingkan isi
ketentuan pasal demi pasal dalam perwali UPTD Puskesmas tahun 2020
dengan kebijakan program yang sedang dijalankan di Puskesmas Kota
Palembang.

2. Metode penyajian peramalan

Penyajian peramalan ini dengan menggunakan “metode matriks” yaitu


dengan membandingkan apakah ada kesenjangan antara kebijakan baru
pada yang dituangkan pada setiap pasal perwali tentang UPTD Puskesmas
2020 dengan keadaan sekarang/program-program yang sedang dijalankan
di Puskesmas, selanjutnya diprediksikan dampak/konsekuensi penerpan
kebijakan baru tersebut, kemudian dicari solusi alternatif pemecahan
masalah sebagai bahan masukan atau informasi untuk perbaikan,
penyesuaian, bahkan membuat program kebijakan baru yang dituangkan
sebagai rekomendasi kebijakan kesehatan (secara lengkap dapat dilihat
pada penyajian peramalan)

5
3. Penyajian Peramalan
N TATA
o KONSEKUESI PENERAPAN KEBIJAKAN TERHADAP PEMANGKU BIDANG HUBUNGAN
KEBIJAKAN PERWALI NO 43 TAHUN 2020 KERJA
PUSKESMAS, DINAS KESEHATAN JABATAN TERKAIT
(LAMPIRAN 1)
1 Pasal 2 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 2 ini JFT Yankes Yankes
ayat (1). Puskesmas merupakan unit diterapkan di Puskesmas Primer Primer
organisasi bersifat fungsional dan unit - Kajian Unit Organisasi Puskesmas saat dibandingkan
layanan yang bekerja secara profesional. dengan ketentuan Psal 2 ayat 1
- Rekomendasi atas kajian.
2 Ayat (2). Puskesmas sebagaimana dimaksud - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 2 ini JFT Seksi Yankes
pada ayat (1) berkedudukan sebagai unit diterapkan di Puskesmas Yankes Primer
pelaksana teknis yang berada di bawah dan - Kajian Unit Organisasi Puskesmas saat dibandingkan Primer
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan dengan ketentuan Pasal 2 ayat 1
sesuai dengan ketentuan peraturan - Rekomendasi atas kajian.
perundang-undangan.

3 Ayat (3) Puskesmas Pemerintah Kota terdiri


dari: - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 2 ayat 3 Seluruh JFT
a. puskesmas Makrayu; ini diterapkan di Puskesmas Dinas
b. puskesmas Gandus; - Kajian penamaan Puskesmas saat ini dibandingkan
c. puskesmas Pembina; dengan ketentuan Pasal 2 ayat 3
d. puskesmas Satu Ulu; - Rekomendasi penyesuaian penamaan Puskesmas atas
e. puskesmas Empat Ulu; kajian tersebut
f. puskesmas Tujuh Ulu;
g. puskesmas Ogan Permata Indah;
h. puskesmas Keramasan;
i. puskesmas Kertapati;
j. puskesmas Karya Jaya;
k. puskesmas Nagaswidak;
l. puskesmas Taman Bacaan;
m.puskesmas Plaju;
n. puskesmas Tegal Binangun
o. puskesmas Kampus;
6
p. puskesmas Pakjo;
q. puskesmas Sei Baung;
r. puskesmas Padang Selasa;
s. puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir;
t. puskesmas Merdeka;
u. puskesmas Ariodillah;
v. puskesmas Dempo;
w. puskesmas Talang Ratu;
x. puskesmas Basuki Rahmat;
y. puskesmas Sekip;
z. puskesmas Lima Ilir;
aa. puskesmas Sebelas Ilir;
bb. puskesmas Boom Baru;
cc. puskesmas Kenten;
dd. puskesmas Sabokingking;
ee. puskesmas Sei Selincah;
ff. puskesmas Bukit Sangkal;
gg. puskesmas Kalidoni;
hh. puskesmas Multiwahana;
ii. puskesmas Sako;
jj. puskesmas Sematang Borang;
kk. puskesmas Sosial;
ll. puskesmas Sukarami;
mm. puskesmas Talang Betutu;
nn. puskesmas Punti Kayu; dan
oo. puskesmas Alang-Alang Lebar.
3 Pasal 2 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 2 ayat 3 - JFT - Yankes
ayat (1). Puskesmas dapat dibentuk, ini diterapkan di Puskesmas Yankes Primer
digabung dan/atau dihapus sesuai dengan - Kajian Pembentukan/Penggangungan/Penghapusan Primer - Sekrea
kebutuhan layanan kesehatan masyarakat Puskesmas dibandingkan dengan ketentuan Pasal 2a, - Analis triat
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 10 & 18 Permenkes 43 tahun 2019 Keuangan (Keuan
peraturan perundang-undangan. - Rekomendasi atas kajian tersebut gan)

7
4 Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 4 ayat 3 - JFT - Yankes
dimaksud dalam Pasal 3, Puskesmas ini diterapkan di Puskesmas Primer
berfungsi : - Kajian Kebijakan UKM dan UKP di Puskesmas saat ini - P2P,
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama dengan membandingkan ketentuan yang tertuang - Bidang
di wilayah kerjanya; dan pada Pasal 4 Kesma
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di - Rekomendasi Kebijkan atas kajian tersebut s
wilayah kerjanya.

5 Pasal 7 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 4 ayat 7 - JFT Kepegaw


dan ayat 8 ini diterapkan di Puskesmas Kepegawain aian
Ayat (1) Organisasi Puskesmas terdiri dari : - Kajian Kebijakan Organisasi Puskesmas saat ini
a. kepala Puskesmas; dengan membandingkan ketentuan yang tertuang
b. kepala Tata Usaha; dan pada Pasal 7 dan ayat 8
c. penanggung Jawab. - Rekomendasi Kebijkan atas kajian tersebut
Lihat oraganogram pada lampiran
6 Pasal 8

(1) Puskesmas dipimpin oleh seorang


Kepala Puskesmas yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.
(2) Kepala Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh Walikota.
Pasal 8 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 8 ayat 3 - JFT SDMK
ini diterapkan di Puskesmas SDMK
(3) Kepala Puskesmas sebagaimana - Kajian Kebijakan Kepala Puskesmas saat ini dengan - JFT
dimaksud pada ayat (1) dijabat oleh membandingkan ketentuan yang tertuang pada Pasal Yankes
pejabat fungsional tenaga kesehatan 8 ayat 3 (Koordinasi dengan BKD) Primer
yang diberi tugas tambahan, dengan Contoh : (Koordinas
jabatan minimal jenjang ahli pertama Kajian Assement Kepala Puskesmas berdasarkan scoring : i dengan
paling sedikit 2 (dua) tahun dan A.Syarat Mutlak : SDMK)

8
memenuhi syarat sebagai berikut : 1.Pejabat Fungsional Ahli Pertama paling sedikit 2
a. berstatus sebagai Aparatur Sipil tahun (Score = 50)
Negara; 2. S1/D4 Kesehatan (Score = 20)
b. memiliki pendidikan di bidang 3. ASN (Score = 10)
kesehatan paling rendah sarjana S-1
(strata satu) atau D-4(diploma empat); B.Syarat Tambahan :
c. memiliki kemampuan manajemen di a. memiliki kemampuan manajemen
bidang kesehatan masyarakat; di bidang kesehatan masyarakat (Score =10)
d. masa kerja di Puskesmas minimal 2 b. masa kerja di PKM minimal 2 tahun
(dua) tahun; dan (Score = 5)
e. telah mengikuti pelatihan Manjemen c. telah mengikuti pelatihan Manjemen Puskesmas
Puskesmas. (Score = 5)

KRITERIA TERPILIH : Score Total ≥ 85

- Rekomendasi Kebijkan atas kajian tersebut

- Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 9 ini - JP - Keuan


pasal 9 diterapkan di Puskesmas Keuangan gan
- Kajian Keuangan Puskesmas : Gaji, TPP, Jaspel : (Analis - Kepeg
Kepala Puskesmas diberikan tunjangan apakah ada kemungkinan kepala puskesmas Keuangan, awaia
dan fasilitas sesuai dengan ketentuan medapatkan Tukin? mengingat dinamika Mutasi Pengelola n
peraturan perundang-undangan. SDM Puskesmas (+/-) melaui jalur Pengangkatan Program - SDMK
pertama, perpindahan, honor daerah, PTT, TKS) Keuangan
bandingkan dng Kajian Dinamika Mutasi SDM koordinasi
Puskesmas dengan
- Rekomendasi Kajian JFT
Kepegawai
an & JFT
SDMK
Pasal 10 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 10 ini - JPT : Kepegaw
diterapkan di Puskesmas Analis aian/SD
9
(1) Kepala Tata Usaha dijabat oleh seorang - Kajian Assesment Pengangkatan Kepala Tata Usaha Kepegawai MK
ASN tenaga kesehatan pada Puskesmas Keuangan Puskesmas an/SDMK
dengan tingkat pendidikan paling - Rekomendasi penyesuaian jabatan KTU Puskesmas.
rendah D-3 (diploma tiga) yang diberi
tugas tambahan oleh Kepala Dinas
berdasarkan usulan dari Kepala
Puskesmas sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 10 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 10 ini - JPT : Kepegaw


diterapkan di Puskesmas Analis aian
(2) Kepala Tata Usaha sebagaimana - Kajian Assesment Tupoksi KTU di Puskesmas Saat ini Kepegawai
dimaksud pada ayat (1) bertugas dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 10. an
menyusun perencanaan dan - Rekomendasi penyesuaian Tupoksi KTU Puskesmas.
pelaksanaan kegiatan administrasi
perkantoran Puskesmas, yaitu sebagai
koordinator :
a. tim manajemen puskesmas;
b. sistem informasi puskesmas;
c. kepegawaian puskesmas;
d. rumah tangga puskesmas; dan
e. keuangan puskesmas.

Pasal 11 - JPT : Yankes


(1) Penanggung jawab dijabat oleh seorang - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 11 ini Yankes
ASN tenaga kesehatan pada Puskesmas diterapkan di Puskesmas Primer
yang diberi tugas tambahan oleh Kepala - Kajian Assesment Jabatan Penanggungjawab pada
Puskesmas sesuai bidang jabatan Puskesmas Saat ini dibandingkan dengan Ketentuan
fungsional keterampilan/keahlian atau pada pasal 11 ayat 2.
kompetensi jabatan pelaksana yang - Rekomendasi penyesuaian jabatan penanggungjawab
dimiliki. Puskesmas.
(2) Jabatan penanggungjawab pada
Puskesmas terdiri atas:
10
a. penanggung jawab UKM esensial dan
keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahi:
JFT Kesmas Seksi
1. pelayanan promosi kesehatan
Promosi
termasuk UKS;
2. pelayanan kesehatan JFT Kesling Seksi
lingkungan Kesling
3. pelayanan kesehatan keluarga JFT Kesmas Seksi
yang bersifat UKM Promosi
4. pelayanan gizi yang bersifat JFT Kesmas Seksi
UKM; Promosi
5. pelayanan pencegahan dan JFT P2P Seksi
pengendalian penyakit; dan P2P
6. pelayanan keperawatan JFT Primer Seksi
kesehatan masyarakat. Yankes
Primer
b. penanggung jawab UKM
pengembangan yang membawahi :
1. pelayanan kesehatan gigi JFT Primer Seksi
masyarakat; Yankes
Primer
2. pelayanan kesehatan tradisional JFT Primer Seksi
komplementer; Yankes
Primer
3. pelayanan kesehatan olahraga; JFT Kesling Seksi
Kesling
4. pelayanan kesehatan kerja; dan JFT Kesling Seksi
Kesling
5. pelayanan kesehatan lainnya. JFT Primer Seksi
Yankes
Primer

11
c. penanggung jawab UKP, kefarmasian
dan laboratorium yang membawahi :
1. pelayanan pemeriksaan umum;
2. pelayanan kesehatan gigi dan JFT Primer Seksi
mulut; Yankes
Primer
3. pelayanan kesehatan keluarga JFT Kesling Seksi
yang bersifat UKP; Yankes
4. pelayanan gawat darurat; Kesling
5. pelayanan gizi yang bersifat UKP; JFT Primer Seksi
Yankes
Primer
6. pelayanan persalinan; JFT Kesmas Seksi
Kesmas
7. pelayanan kefarmasian; dan JFT Seksi
Farmasi Farmasi
8. pelayanan laboratorium. JFT Seksi
Rujukan Yankes
Rujukan
d. penanggung jawab jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas yang membawahi :
1. jaringan pelayanan Puskesmas JFT Primer Seksi
terdiri atas : Yankes
a) puskesmas pembantu; Primer
b) puskesmas keliling; dan
c) praktik bidan kelurahan.

2. jejaring Puskesmas terdiri atas : JFT Kesmas Seksi


a) upaya kesehatan Kesmas
bersumber daya

12
masyarakat;
b) usaha kesehatan
sekolah;
c) klinik;
d) rumah sakit;
e) apotek;
f) laboratorium;
g) praktik mandiri tenaga
kesehatan; dan
h) fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
e. penanggung jawab bangunan, - JFT Seksi
prasarana, dan peralatan PerencanaPerenca
Puskesmas; an naan
- JFT Seksi
KepewagaiKepegaw
n aian
- JFT AlkesSeksi
Alkes
f. penanggung jawab mutu. JFT Yankes Seksi
Mutu Yankes
Mutu
BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 12 - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 12 ini - JFT : - Kepega
(1) SDM Puskesmas meliputi dokter diterapkan di Puskesmas Analis waian
dan/atau dokter layanan primer, - Kajian Analisis Jabatan SDM pada Puskesmas Saat ini Kepegawai - SDMK
dokter gigi, tenaga kesehatan lainnya, dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 11 ayat 2. a
dan tenaga non kesehatan. - Kajian Dinamika Mutasi (Penambahan/pengurangan) - JFT SDMK
SDM Puskesmas bandingkan dengan konsekuensi
penerapan Jaspel, TPP dan Tukin di Dinas Kesehatan
- Rekomendasi penyesuaian jabatan SDM Puskesmas.
(2) Tenaga kesehatan lainnya - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 12 ini - JFT : - Kepega
13
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan di Puskesmas Analis waian
paling sedikit terdiri atas: - Kajian/Analisis Jabatan Tenaga Kesehatan lainnya Kepegawai - SDMK
a. perawat; pada Puskesmas Saat ini dibandingkan dengan a
b. bidan; Ketentuan pada pasal 12 ayat 2. - JFT SDMK
c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu - Rekomendasi penyesuaian tenaga kesehatan
perilaku; Puskesmas.
d. tenaga sanitasi lingkungan;
e. nutrisionis;
f. tenaga apoteker dan/atau tenaga
teknis kefarmasian; dan
g. ahli teknologi laboratorium medik;

(3) Dalam kondisi tertentu, Puskesmas - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 12 ini - JFT : - Kepega
dapat menambah tenaga kesehatan diterapkan di Puskesmas Analis waian
lainya,meliputi : - Kajian/analisis Jabatan Puskesmas Saat ini Kepegawai - SDMK
B. terapis gigi dan mulut, dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 12 ayat 3. a
C. epidemiolog kesehatan, - Rekomendasi penyesuaian tenaga kesehatan sesuai - JFT SDMK
D. entomolog kesehatan, pasal 12 ayat 3 di Puskesmas.
E. perekam medis dan informasi
kesehatan,
F. tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.

(4) Tenaga non kesehatan sebagaimana - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 12 ayat - JFT : - Kepega
dimaksud pada ayat (1) harus dapat 4 ini diterapkan di Puskesmas Analis waian
mendukung kegiatan ketatausahaan, - Kajian/Analisis jabatan tenaga non kesehatan pada Kepegawai - SDMK
administrasi keuangan, sistem Puskesmas Saat ini dibandingkan dengan Ketentuan a
informasi, dan kegiatan operasional lain pada pasal 12 ayat 4. - JFT SDMK
di Puskesmas. - Rekomendasi penyesuaian tenaga non-kesehatan
Puskesmas sesuainpasal 12 ayat 4
(5) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 12 ini JFT SDMK SDMK
14
di Puskesmas harus memiliki surat izin diterapkan di Puskesmas
praktik sesuai dengan ketentuan - Kajian Assesment SIP Nakes di Puskesmas Saat ini
peraturan perundang-undangan. dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 12 ayat 5.
- Rekomendasi kewajiba SIP Nakes Puskesmas atan
penanggungjawab Puskesmas.
BAB VI : Simpus
Pasal 13
(1) Setiap Puskesmas harus - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 13 ini JFT Yankes Yankes
menyelengarakan Sistem Informasi diterapkan di Puskesmas Primer
Puskesmas yang merupakan bagian dari - Kajian Simpus di Puskesmas Saat ini dibandingkan
Sistem Informasi Kesehatan Kota yang dengan Ketentuan pada pasal 13 ayat 5.
diselenggarakan secara elektronik dan - Rekomendasi Simpus Puskesmas
/atau non elektronik.

(2) Sistem Informasi Puskesmas - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 13 ini JFT Yankes Yankes
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan di Puskesmas Primer
paling sedikit mencakup : - Kajian Simpus di Puskesmas Saat ini dibandingkan
a. pencatatan dan pelaporan kegiatan dengan Ketentuan pada pasal 13 ayat 5.
Puskesmas dan jaringannya; - Rekomendasi Simpus Puskesmas
b. pencatatan dan pelaporan keuangan
Puskesmas dan jaringannya;
c. survei lapangan;
d. laporan lintas sektor terkait; dan
e. laporan jejaring Puskesmas di
wilayah kerjanya.
(3) Puskesmas harus menyampaikan
laporan kegiatan secara berkala ke
Dinas Kesehatan sebagai sumber
data dari pelaporan data program
kesehatan melalui komunikasi data.

BAB VII PERIZINAN, REGISTRASI, DAN

15
AKREDITASI
Pasal 14

(1) Setiap Puskesmas harus memiliki izin - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 14 ini - JFT Seksi
operasional, melakukan registrasi dan diterapkan di Puskesmas Yankes Yankes
mengikuti akreditasi. - Kajian Perijinan Puskesmas Primer Primer
(2) Izin operasional sebagaimana dimaksud - Kajian AKreditasi Puskesmas - JFT Mutu Seksi
pada ayat (1) diberikan oleh Pemerintah - Assesment SIP Nakes di Puskesmas Saat ini Mutu
Kota melalui Perangkat Daerah yang dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 12 ayat 5.
membidangi perizinan. - Rekomendasi Perijinan Puskesmas
(3) Registrasi sebagaimana dimaksud pada - Rekomendasi Akreditasi Puskesmas
ayat (1) dilakukan untuk memperoleh
kode Puskesmas dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia setelah
mendapatkan rekomendasi dari Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
(4) Persyaratan izin operasional, registrasi
dan pelaksanaan akreditasi Puskesmas
dipenuhi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VIII PEMBINAAN DAN


PENGAWASAN

Pasal 15
- Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 15 ini - JFT Semua
(1) Pemerintah Kota melalui Dinas diterapkan di Puskesmas Seluruh Bidang
Kesehatan melakukan pembinaan dan - Kajian Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan Seksi
pengawasan terhadap Puskesmas dalam Puskesmas Saat ini dibandingkan dengan Ketentuan Dinas
bentuk bantuan teknis, pendidikan dan pada pasal 15 ayat 5. Kesehatan
pelatihan. - Rekomendasi Kebijakan Pembinaan Puskesmas sesuai - JFT
Pasal 15 ayat 1, 2, 3. SDMK
khusus
16
untuk
Pendidika
n dan
Pelatihan
(koordina
si dengan
Yankes
Primer
- Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 15 ini JFT Yankes Yankes
(2) Dinas Kesehatan dapat melibatkan
diterapkan di Puskesmas Primer Primer
perhimpunan, asosiasi dan/atau
- Kajian keterlibatan perhimpunan, Assosiasi, OP
organisasi profesi melakukan pembinaan
dalampengawasan Puskesmas Saat ini dibandingkan
dan pengawasan penyelenggaraan
dengan Ketentuan pada pasal 15 ayat 5.
Puskesmas.
- Rekomendasi kajian.

(3) Dinas Kesehatan dapat membentuk Tim - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 15 ini JFT Yankes Yankes
pembinaan sesuai peraturan perundang- diterapkan di Puskesmas Primer Primer
undangan untuk meningkatkan mutu - Kajian Assesment Tim pembinaan Puskesmas Saat ini
pembinaan Puskesmas secara dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 15 ayat 3.
terintegrasi dan berkesinambungan - Rekomendasi atas kajian.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2).
BAB IX PENDANAAN
Pasal 16 ayat (1)
Pendanaan di PKM bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja - Ramalkan konsekuensi Kebijakan pada pasal 16 ini - JFT
Daerah. diterapkan di Puskesmas Perencan
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja - Kajian Kebijakan Pendananan di Saat ini a dan
Negara dibandingkan dengan Ketentuan pada pasal 16 ayat 1 - JP
c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak - Kajian Keuangan Puskesmas : Gaji, TPP, Jaspel : Keuanga
mengikat apakah ada kemungkinan puskesmas medapatkan n
Tukin (mengingat dinamika Mutasi (+/-) SDM (koordinasi

17
Puskesmas melaui jalur Pengangkatan pertama, dengan
perpindahan, honor daerah, PTT, TKS) bandingkan JFT
dengan Kajian Dinamika Mutasi SDM Puskesmas SDMK)
- Rekomendasi Pendanaan di Puskesmas.

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG


NOMOR62 TAHUN 2020
TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

KEPALA

KEPALA
TATA USAHA

Penanggungjawab Penanggung jawab Penanggung


UKM esensial dan Penanggungjawab Penanggung jawab jaringan pelayanan jawab bangunan, Penanggung
keperawatan UKM UKP, Kefarmasian Puskesmas & prasarana, dan jawab mutu
kesehatan Pengembangan & Laboratorium jejaring Puskesmas peralatan
masyarakat

Koordinator- Koordinator- Koordinator- Koordinator


Koordinator Koordinator Koordinator jaringan dan atau
Pelayanan Terkait Pelayanan Terkait Pelayanan Terkait jejaring Puskesmas

18
E. Solusi Alternatif Pemcahan Masalah

Dari hasil peramalan/kajian tersbut akan direkomendasikan beberapa


solusi alternatif pemecahan masalah yang selanjutnya akan dibuat rekomendasi
kegiatan program untuk perbaikan kinerja program Puskesmas
F. Kesimpulan

Kesimpulan atas solusi alternatif diatas

G. Rekomendasi Kebijakan.

Rekomendasi Kebijakan dari simpulan

H. Rencana Tindak Lanjut

Pemangku jabatan fungsional di Dinas Kesehatan perlu melakukan

1. Meramalkan konsesuensi penerapan kebijkan Perwali Kota Palembang


Nomor 43 tahun 20202 tentang UPTD Puskesmas.
2. Melakukan kajian terhadap unit Puskesmas dibandingkan dengan kebijkan
yang ada pada setiap pasal pada Perwali tersebut
3. Rekomendasi kebijan terhadap setiap aspek kajian

Sebagai rencana tindak lanjut untuk mencapai tujuan diatas maka


diperlukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pertemuan Koordinasi (dalam bentuk FGD) oleh Pemanggu Kebijakan


terkait (JFT/JP (Pemegang Program) dalam rangka kegiatan :
a. peramalan konseskuensi penerapan kebijakan perwali Puskesmas
b. Kajian kebijakan program Puskesmas saat ini terhadap Perwali No. 43
tentang UPTD Puskesmas.
c. Rekomendasi kebijakan atas kajian tersebut (point b)
2. Pertemuan Koordinasi (dalam bentuk FGD) oleh Pemanggu Kebijakan
terkait (JFT/JP (Pemegang Program) dalam rangka pembahasan hasil
kegiatan pada point 1
3. Sosialisasi Perwali UPTD Puskesmas Kepada Pimpinan Puskesmas
4. Menyiapkan rancangan tata hubungan kerja Struktural (Eselon dan JP)
dan JFT dalam melaksanakan kegiatan tersebut (point 1a, b dan c)
5. Menyiapkan dokumen kerangka acuan kegiatan.

Plt.Kepala Dinkes Kota Palembang


Kepala Bidang P2P

dr. Hj. Fauzia, M.Kes


Pembina / IV.a
NIP. 197401302002122001

19

Anda mungkin juga menyukai