TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
karena hanya atas perkenanNya Pedoman Program Gizi Puskesmas
Baleendah dapat terselesaikan. Buku Pedoman Gizi ini digunakan sebagai
acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan gizi di
Puskesmas dan jejaringnya.
Kami berharap dengan adanya pedoman ini dapat bermanfaat dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan gizi di Puskesmas Baleendah.
Kami sangat menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan
pedoman ini. Kekurangan tersebut secara berkesimbangungan akan terus
diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam pengembangan Puskesmas
Baleendah.
2
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Upaya pelayanan gizi perseorangan lebih bersifat layanan individu
mencakup upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan
upaya pelayanan gizi masyarakat mencakup upaya promoyif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan
keluarga. Pelayanan gizi perseorangan dan masyarakat dapat dilakukan
didalam dan diluar gedung.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam
melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan jejaringnya.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi
ketenagaan sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang
bermutu di Puskesmas dan jejaringnya;
c. Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja
secara professional memberikan pelayanan gizi yang bermutu
kepada pasien/klien di puskesmas dan jejaringnya;
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di
puskesmas dan jejaringnya.
C. Sasaran
Tenaga kesehatan khususnya tenaga gizi di Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas dan jejaringnya.
2
E. Batasan Operasional
5
BAB II
Standar Ketenagaan
7
Bersama Tim Asuhan
Gizi kepada pasien
6. Memantau masalah
yang berkaitan
dengan asuhan gizi
kepada pasien
Bersama perawat
7. Mengevaluasi status
gizi pasien secara
berkala, asupan
makan dan bila perlu
melakukan perubahan
diet pasien
berdasarkan hasil
diskusi Tim Asuhan
Gizi Puskesmas
8. Mengkomunikasikan
hasil terapi gizi dan
memberikan saran
kepada anggota Tim
Asuhan Gizi
puskesmas
4 Petugas 1. Melaksanakan
Farmasi permintaan obat
berdasarkan resep
dokter
2. Mendiskusikan
keadaan yang
dianggap perlu
dengan tim termasuk
interaksi obat dan
kesehatan
3. Jika perlu,
menggantikan bentuk
obat dan jenis yang
sama sesuai dengan
persetujuan dokter
5 Analis 1. Melakukan
8
Laboratorium pemeriksaan
laboratorium sesuai
permintaan dokter
2. Bekerjasama dengan
dokter dan perawat
untuk pemeriksaan
laboratorium
3. Bertanggungjawab
pada hasil
pemeriksaan
laboratorium
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan pelayanan gizi puskesmas
dilakukan secara bersama-sama lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di puskesmas disepakati
dan disusun bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program (satu bulan sekali) dan lintas sektor
( tiga bulan sekali ).
9
Penyuluhan Gizi di dalam
6 dan diluar gedung
Pemantauan dan
7 Pembinaan di Posyandu
Pelacakan Bayi (6-11
bulan) dan Balita (12-60
8 bulan) gizi buruk
Pemberian MP-ASI
Kemenkes Bayi (6-11
bulan) dan Balita (12-60
9 bulan)
Pemberian Biskuit
10 Kemenkes untuk bumil KEK
11 Orientasi Kader Posyandu
Distribusi TTD Rematri ke
12 sekolah
Konseling Gizi dan
13 Menyusui
Asuhan Gizi Klinik Bayi
Balita, Bumil KEK dan
14 Lansia
10
BAB III
Standar Fasilitas
A. Denah Ruang
Meja konsultasi
Kursi pasien P
I
N
Pengukur
T
Timbangan U
Tinggi badan
B. Standar Fasilitas
1. Kegiatan Pelayanan Dalam Gedung
a. Meja dan Kursi
b. Lemari Buku
c. Alat Tulis
d. Buku Register dan Buku Pencatatan Kegiatan
e. Timbangan Dewasa danTimbangan Bayi
f. Microtoise/Pengukur Tinggi Badan dan Panjang Badan
g. Media Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) diantaranya Leaflet,
Alat peraga/Food Model, Alat peraga/Kit ASI, Piramida Gizi Seimbang,
Lembar Isi Piringku, Lembar Balik Anemia pada Ibu Hamil, Lembar
balik Anemia pada Remaja Puteri dan lembar balik kadarzi.
h. Vitamin A, PMT Ibu Hamil dan MP-ASI serta Fe
i. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
11
BAB IV
Tata Laksana Pelayanan
A. Lingkup Kegiatan
1. Dalam Gedung
Pelayanan Asuhan Gizi meliputi :
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosa gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
2. Luar Gedung
Pelayanan gizi diluar Gedung meliputi :
a. Edukasi/Pendidikan gizi (penyuluhan kelompok)
b. Konseling gizi
c. Pengelolaan pemantauan pertumbuhan di posyandu
d. Pengelolaan pemberian kapsul vitamin A
e. Pengelolaan pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, ibu nifas
dan remaja puteri
f. Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri dan
wanita usia subur (WUS)
g. Pengelolaan pemberian makanan tambahan pemulihan
(PMT- Pemulihan )
h. Pengelolaan pemberian makanan tambahan penyuluhan
(PMT- penyuluhan )
i. Pemulihan gizi berbasis masyarakat (PGBM)
j. Surveilans Gizi
k. Kerjasama Lintas program dan lintas sektor
3. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi baik didalam dan diluar Gedung
menggunakan instrument anatara lain :
a. Buku Registrasi pasien
b. Rekap jumlah pasien yang mendapat konseling
c. Pencatatan bulanan dan penggunaan barang/obat gizi
d. Dokumentasi asuhan gizi
e. F3 Gizi ( Rekapan data gizi dari puskesmas)
f. F2 Gizi ( Rekapan data gizi dari kelurahan )
12
g. F1 Gizi ( Rekapan data gizi dari posyandu )
h. Laporan FE ibu hamil dan ibu nifas
i. Pelaporan LB3
j. Pelaporan Tablet tambah darah ibu hamil, ibu nifas dan remaja puteri
k. Pelaporan surveilans gizi
4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik didalam
maupun diluar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu
memperhatikan jenis dan waktu kegiatan yang dilaksanakan.
B. Metoda
Metoda merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Ada tiga strategi kegiatan yaitu :
1. Strategi advokasi
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan oranglain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyakinkan para pejabat
keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan
dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan dari
pejabat atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan,
surat instruksi, dana atau fasilitas lain.
2. Strategi Kemitraan
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila
dukungan dari berbagai elemen yang ada dimasyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh
adat ) yang mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuannya adalah agar
para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima
program kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat
berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya bimbingan
kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat
13
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung.
Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha untuk meningkatkan
pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan
kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa dan
sebagainya.
C. Langkah Kegiatan
Untuk terselenggaranya upaya perbaikan masyarakat di puskesmas,
perlu ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen upaya
perbaikan gizi masyarakat di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistimatis untuk menghasilkan puskesmas yang efektif
dan efesien di bidang upaya perbaikan gizi masyarakat.
Manajemen upaya perbaikan masyarakat di puskesmas dilakukan
dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan ( Chek )
4. Tindak lanjut dan pengawasan (Action)
16
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan, Identifikasi resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Analisa Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analysis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan meminimalisasi resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalisasikan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
18
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakuan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan
atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan, sehingga
dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir
adalah melakukan evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah tujuan sudah tercapai
19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
21
BAB IX
PENUTUP
22
23