Anda di halaman 1dari 56

AKREDITASI INSTITUSI DAN

PROGRAM KESEHATAN
DESKRIPSI SINGKAT

Tugas pokok Administrator Kesehatan (Adminkes),


adalah melaksanakan analisis kebijakan di bidang
administrasi pelayanan,
perijinan,
akreditasi dan
sertifikasi pelaksanaan program-program
pembangunan kesehatan di lingkungan Kemenkes
dan instansi lain di luar Kemenkes.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti materi ini, peserta


mampu melaksanakan penilaian dan
penyajian hasil akreditasi institusi dan
program- program kesehatan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:


1. Menjelaskan pengertian akreditasi.
2. Menjelaskan jenis-jenis akreditasi.
3. Menjelaskan standar penilaian akreditasi.
4. Mempraktikkan proses akreditasi institusi.
5. Melakukan penilaian akreditasi.
6. Melakukan pelaporan hasil penilaian
PENGERTIAN AKREDITASI

rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh lembaga


akreditasi, yang menyatakan bahwa suatu
lembaga/kegiatan telah memenuhi persyaratan
untuk melakukan sertifikasi.

merupakan pengakuan yang diberikan pemerintah


kepada institusi yang telah memenuhi standar.
PENGERTIAN AKREDITASI

pengakuan terhadap lembaga pendidikan


yang diberikan oleh badan yang berwenang
setelah lembaga itu memenuhi syarat
kebakuan atau kriteria tertentu. Atau
pengakuan oleh suatu jawatan tentang
adanya wewenang seseorang untuk
melaksanakan atau menjalankan tugasnya.
JENIS-JENIS AKREDITASI INSTITUSI
KESEHATAN
Akreditasi institusi yang dibahas, antara lain:
a. Akreditasi rumah sakit/dan FKTP
b. Akreditasi institusi diklat kesehatan.
c. Akreditasi institusi pendidikan nakes.
d. Akreditasi pelatihan bidang kesehatan.
STANDAR PENILAIAN AKREDITASI

Standar Akreditasi Rumah Sakit.


Standar pelayanan rumah sakit terdiri dari 20 kegiatan
pelayanan, antara lain:
1. Administrasi dan manajemen.
2. Pelayanan medis.
3. Pelayanan gawat darurat.
4. Kamar operasi.
5. Pelayanan intensif.
6. Pelayanan perinatal risiko tinggi.
STANDAR PENILAIAN AKREDITASI

Standar Akreditasi Rumah Sakit.


7. Pelayanan keperawatan.
8. Pelayanan anastesi.
9. Pelayanan radiologi.
10. Pelayanan farmasi.
11. Pelayanan laboratorium.
12. Pelayanan rehabilitasi medis
STANDAR PENILAIAN AKREDITASI

Standar Akreditasi Rumah Sakit.


13. Pelayanan gizi.
14. Rekam medis.
15. Pengendalian infeksi di rumah sakit.
16. Pelayanan sterilisasi sentral.
17. Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana.
18. Pemeliharaan sarana.
19. Pelayanan lain.
20. Perpustakaan.
MASING-MASING KEGIATAN PELAYANAN
TERSEBUT TERDIRI DARI STANDAR YAITU:

1. Falsafah dan tujuan.


2. Administrasi dan pengelolaan.
3. Staf dan pimpinan.
4. Fasilitas dan peralatan.
5. Kebijakan dan prosedur.
6. Pengembangan staf dan program pendidikan.
7. Evaluasi dan pengendalian mutu.
Mengingat sangat bervariasinya rumah sakit di
Indonesia maka penerapan standar
pelayanan tersebut dilakukan secara
bertahap. Dengan demikian, pelaksanaan
akreditasinya pun dilakukan secara bertahap.
STANDAR AKREDITASI INSTITUSI DIKLAT
KESEHATAN.
Akreditasi institusi diklat kesehatan terdiri
dari 3 komponan yaitu meliputi:
1. Administrasi dan manajemen.
2. Pelayanan diklat.
3. Pelayanan penunjang diklat.
MASING-MASING KOMPONEN INSTITUSI
DIKLAT KESEHATAN TERSEBUT TERDIRI DARI 7
STANDAR YANG HARUS DIPENUHI YAITU:
1. Falsafah dan tujuan.
2. Administrasi dan pengelolaan.
3. Staf dan pimpinan.
4. Fasilitas dan peralatan.
5. Kebijakan dan prosedur.
6. Pengembangan staf dan program pendidikan.
7. Evaluasi dan pengendalian mutu.
STANDAR AKREDITASI INSTITUSI
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan
adalah upaya pemerintah bersama masyarakat yang
dilakukan secara sistematis, berkesinambungan,
terencana dan terarah guna menetapkan strata yang
menggambarkan mutu penyelenggaraan institusi
pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai salah
satu dasar upaya pembinaan dan pengawasan
pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu
ASPEK PENTING/STANDAR YANG DIBUTUHKAN
DALAM LAYANAN PENDATAAN TERHADAP INSTITUSI
PENDIDIKAN KESEHATAN YANG DIAKREDITASI :
1. Ketersediaan, kecukupan dan kesesuaian jumlah
komponen pendidikan di institusi diknakes yang
diakreditasi
2. Ketepatan, ketaatan azas, keteraturan dan
kesiapan perangkat proses dan intervensinya dalam
kegiatan pelajaran teori dan praktik.
3. Kerapihan, kecermatan, kecukupan kecepatan
dan kehandalan administrasi ketatausahaan institusi.
4. Keikutsertaan, kepedulian, dan keanekaragaman
aktivitas lintas sektor dan program serta masyarakat
disekitar
STANDAR AKREDITASI PELATIHAN
BIDANG KESEHATAN.
Akreditasi pelatihan adalah penilaian rencana suatu kegiatan
pelatihan, standar yang harus dipenuhi adalah 5 komponen
yaitu:
Komponen kurikulum, yang terdiri dari:
Tujuan pelatihan
Materi pelatihan/struktur program
Metode pelatihan
Alat bantu pelatihan
Rencana evaluasi pelatihan
Jadwal pelatihan
KOMPONEN PELATIH, YANG TERDIRI DARI:

Materi yang diajarkan


Dasar pendidikan dan pendidikan tambahan.
Pendidikan/pelatihan tambahan yang terkait
dengan materi.
Pelatihan tentang diklat, seperti: TOT, AKTA, atau
pengalaman melatih/mengajar.
Pengalaman bekerja atau tugas yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan
KOMPONEN PESERTA, YANG TERDIRI
DARI:
Kriteria peserta.
Jumlah peserta dalam 1 kelas
KOMPONEN PENYELENGGARA, YANG
TERDIRI DARI
Institusi penyelenggara pelatihan.
Adanya tenaga pengelola diklat/anggota
panitia yang telah mengikuti TOC.
Ada tenaga yang menjadi MOT
(lampirkan SK Penyelenggaraan/Surat Tugas
sebagai MOT).
KOMPONEN TEMPAT PELATIHAN, YANG
TERDIRI DARI
tempat penyelenggaraan pelatihan
PROSES AKREDITASI INSTITUSI

Prosedur Akreditasi Rumah Sakit


Proses akreditasi memuat 2 hal kegiatan pokok, yaitu
bimbingan pra-akreditasi dan survei akreditasi.

Bimbingan pra-akreditasi adalah kegiatan sebelum


dilakukan akreditasi yaitu mempersiapkan dokumen
mutu dari pelayanan yang dilakukan dan merupakan
bagian pelayanan yang akan diakreditasi, dan
kemudian melakukan self evaluation atau melakukan
penilaian sendiri
Survei akreditasi adalah kegiatan pengumpulan
data dalam rangka penilaian dokumen mutu kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh tim akreditasi.

Tatalaksana akreditasi Rumah Sakit


Akreditasi dilaksanakan secara sukarela. Untuk
memudahkan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dalam
menyusun jadwal survei maka masing-masing Rumah Sakit
diwajibkan menyusun Plan of Action akreditasi dan
mengirimkannya ke KARS. Berdasarkan POA tersebut maka
KARS melakukan penjadwalan survei akreditasi.
AKREDITASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODA YANG
PALING BERKAITAN DAN DILAKSANAKAN SECARA PERIODIK
DAN BERKESINAMBUNGAN, YAITU:
1) Pra survei akreditasi
Pra survei adalah merupakan fase persiapan. Pada fase ini Rumah
Sakit melakukan penilaian diri sendiri (self- assessment), apabila
Rumah Sakit mendapatkan kesulitan maka Rumah Sakit bisa meminta
bimbingan ke KARS.
Faktor terpenting pada fase ini adalah adanya komitmen mulai dari
pimpinan puncak di Rumah Sakit, pimpinan menengah, staf dan
pemilik Rumah Sakit.
Selain itu, adanya Tim atau Panitia Akreditasi/fasilitator di Rumah Sakit
tersebut yang tugas pokok dan fungsinya adalah mempersiapkan
akreditasi Rumah Sakit.
Faktor penting lainnya yaitu adanya tenaga profesi yang sangat
bermanfaat dalam membantu menyusun SOP dan program.
2) Survei akreditasi
Survei dilakukan oleh tim survei yang ditugaskan oleh KARS
dan Sarana Kesehatan lainnya. Survei dilakukan dengan
cara melakukan kunjungan ke Rumah Sakit selama 3 – 5
hari. Dalam kunjungan tersebut tim survei akan melihat
dokumen yang terkait dengan akreditasi (SOP, Juknis,
Juklak, dokumen rapat, dokumen evaluasi
kegiatan,dll), kemudian melakukan wawancara kepada
petugas terkait dan melakukan observasi kegiatan
pelayanan.
Pada hari terakhir survei, tim survei mengadakan ”exit
conference” untuk menyampaikan hal-hal yang masih
perlu diperbaiki oleh Rumah Sakit.
3) Pasca survei akreditasi
Fase pasca survei adalah kegiatan setelah survei
dilakukan. Pasca survei ini sebetulnya juga merupakan
fase pra-survei khususnya adalah pada 3 (tiga) bulan
sebelumnya status akreditasi berakhir. Satu tahun
setelah survei dilakukan, survei ulang. Kemudian, 6 bulan
setelah dilakukan survei ulang, Rumah Sakit agar
mengirimkan hasil self assessment pertama, kemudian 9
bulan lagi Rumah Sakit agar melakukan self-assessment
kembali.
PROSEDUR AKREDITASI INSTITUSI DIKLAT
KESEHATAN
Akreditasi institusi pelatihan/Bapelkes di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Tahap
awal adalah Bapelkes milik pemerintah,
sedangkan untuk institusi pelatihan lain akan
dilakukan penawaran setelah Bapelkes
pemerintah diakreditasi.
PADA PRINSIPNYA PROGRAM AKREDITASI
MENGGUNAKAN 2 METODE YANG SALING
BERKAITAN, YAITU:
1. Survei pra akreditasi.
Institusi pelatihan/Bapelkes menilai diri sendiri (self
assessment) setelah menerima kuesioner pra akreditasi.

2. Survei akreditasi.
Survei dilakukan oleh surveyor yang ditugaskan oleh Tim
Akreditasi tingkat Pusat. Survei dilakukan setelah kuesioner
pra akreditasi dievaluasi oleh Tim Akreditasi tingkat
Propinsi dan dinyatakan bahwa penerapan
standarnya sudah benar/sesuai standar.
ALUR AKREDITASI INSTITUSI DIKLAT
KESEHATAN:
Institusi pelatihan/Bapelkes yang telah siap diakreditasi
mendaftarkan diri kepada Tim Akreditasi tingkat Propinsi
Formulir diisi kemudian dikirimkan bersama dokumen mutu
institusi pelatihan yang telah disusun sesuai dengan
standar.
Tim Akreditasi menilai dokumen mutu dan prosedur
tersebut, apakah sesuai dengan standar yang berlaku.
Bila belum sesuai standar maka dikembalikan lagi ke
institusi pelatihan yang mengajukan dengan catatan
perbaikan yang harus dilakukan. Bila sudah sesuai
standar maka Tim Akreditasi memberikan jadwal survei
yang akan dilakukan.
PROSEDUR AKREDITASI INSTITUSI
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Akreditasi dilaksanakan atas permintaan dan kesiapan
institusi. Tim Akreditasi berjumlah maksimum 4 orang
yang ditunjuk oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan dan dapat berasal dari unsur:
1. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
2. Dinas Kesehatan Propinsi.
3. Institusi Diknakes.
4. Organisasi Profesi yang terkait
KEGIATAN AKREDITASI YANG
DILAKSANAKAN MELIPUTI BEBERAPA TAHAP:

1. Perencanaan.
Perencanaan kegiatan akreditasi institusi Diknakes melibatkan
berbagai personil yang sesuai baik dari Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan dan Organisasi Profesi.
2. Pengorganisasian.
Tahap berikutnya dalam kegiatan akreditasi setelah perencanaan
adalah pengorganisasian. Untuk mencapai akreditasi institusi
pendidikan tenaga kesehatan pada tahap ini diperlukan koordinasi
semua pihak sehingga terwujud kesamaan pengertian dan arah
pencapaiannya.
KEGIATAN AKREDITASI YANG
DILAKSANAKAN MELIPUTI BEBERAPA TAHAP:

3. Pelaksanaan..
4. Pengawasan.
Untuk menjaga efektivitas dan keberhasilan pencapaian tujuan
akreditasi institusi Diknakes perlu dilakukan langkah pengawasan.
Pengawasan terhadap pelaksana tim akreditasi institusi Diknakes
dilaksanakan oleh pejabat yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan.
PROSEDUR AKREDITASI PELATIHAN
BIDANG KESEHATAN
Akreditasi pelatihan adalah pengakuan yang
diberikan oleh pemerintah atau Badan
Akreditasi yang berwenang kepada suatu
pelatihan yang telah memenuhi standar yang
telah ditetapkan berdasarkan hasil penilaian
terhadap komponen yang diakreditasi.
TAHAP PELAKSANAAN AKREDITASI MELIPUTI:

1) Penyelenggara pelatihan mengajukan rencana


pelatihan untuk diakreditasi dengan mengisi formulir
akreditasi pelatihan. Formulir akreditasi pelatihan
memuat data setiap komponen akreditasi yang akan
dinilai oleh tim:
a. Pengajuan rencana pelatihan tersebut disertai
surat usulan akreditasi, sebaiknya 1 bulan sebelum
pelatihan, agar cukup waktu bagi tim untuk
melakukan penilaian dan memberikan umpan balik,
serta bagi penyelenggara untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan.
TAHAP PELAKSANAAN AKREDITASI MELIPUTI:

b. Usulan akreditasi diajukan kepada:


Tim akreditasi pelatihan tingkat Pusat, untuk
pelatihan yang diselenggarakan di tingkat Pusat atau
penyelenggaraannya bersifat nasional, propinsi,dan
kabupaten/kota.

2) Tim akreditasi selanjutnya melakukan penilaian


terhadap data rencana pelatihan yang diajukan
dan penilaian diusahakan selesai dalam waktu 1
minggu setelah berkas diterima oleh tim
3) Setelah penilaian selesai, paling lambat 2 minggu
setelah berkas diterima oleh tim, hasilnya harus sudah
diumpan balikkan kepada penyelenggara disertai
saran perbaikan sesuai dengan hasil penilaian.
4) Hasil perbaikan dari penyelenggara dikirimkan kembali
kepada Tim Akreditasi, untuk dinilai ulang.
5) Tim akreditasi menetapkan Keputusan Akreditasi.
6) Tim akreditasi membuat Surat Keterangan Pelatihan
Terakreditasi yang ditandatangani Kapusdiklat/Kepala
Dinkes Propinsi atau pejabat yang ditunjuk atas nama
Kapusdiklat/Kepala Dinkes Propinsi
PENILAIAN AKREDITASI
Akreditasi Rumah Sakit

Untuk menilai atau mengevaluasi penampilan Rumah Sakit


digunakan buku Evaluasi Pelayanan sebagai instrumen.
Penilaian atau evaluasi Rumah Sakit dapat dilaksanakan
secara intern oleh Rumah Sakit yang bersangkutan maupun
oleh suatu badan yang khusus melaksanakan akreditasi
Rumah Sakit. Pada tahap awal, instrumen penilaian lebih
banyak menilai struktur dan proses dan hanya sedikit
menilai output. Di masa mendatang secara bertahap
instrumen tersebut akan disempurnakan yaitu selain menilai
struktur dan proses juga menilai output.
AKREDITASI INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN

Penilaian pada akreditasi institusi diklat kesehatan dilakukan


dengan menggunakan instrumen. Setiap komponen yang
ada pada institusi diklat dinilai berdasarkan standar yang
telah ditentukan, yang mana disetiap standar tersebut
terdapat parameter dan skor masing-masing, serta harus ada
cara pembuktiannya. Skor yang ditentukan antara 0-5,
sedangkan cara pembuktian dapat dilihat dari (D) =
Dokumen, (O) = Observasi, (W) = Wawancara. Kemudian
hasil nilai dari masing- masing komponen direkap
berdasarkan parameter.
Ketentuannya yaitu skor standar adalah skor
rata-rata parameter masing-masing standar
(jumlah skor parameter masing-masing standar
dibagi jumlah parameter), skor komponen
adalah jumlah skor standar dibagi jumlah
standar, skor akreditasi institusi adalah jumlah
nilai komponen dibagi jumlah komponen.
AKREDITASI INSTITUSI PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN
Akreditasi dilakukan terhadap institusi Diknakes
mempergunakan bidang dengan struktur sebagai berikut:
1) Struktur bidang akreditasi Poltekkes. Bidang akreditasi
jurusan/Prodi Poltekkes terdiri dari 8(delapan)
komponen, yaitu:
Komponen Direktorat Poltekkes (bobot 4).
Komponen sumber daya manusia (bobot 10).
Komponen manajemen pembelajaran (bobot 8).
Komponen sarana/prasarana (bobot 6).
Komponen administrasi (bobot 3).
Komponen kemahasiswaan (bobot 2).
Komponen situasi umum (bobot 2).
Komponen pengembangan institusi (bobot 5)
2) STRUKTUR BIDANG AKREDITASI NON POLTEKKES
Bidang akreditasi Non Poltekkes terdiri dari 8 (delapan)
komponen, yaitu:
Komponen keorganisasian (bobot 4).
Komponen sumber daya manusia (bobot 10).
Komponen manajemen pembelajaran (bobot 8).
Komponen sarana/prasarana (bobot 6).
Komponen administrasi (bobot 3).
Komponen kemahasiswaan (bobot 2).
Komponen situasi umum (bobot 2).
Komponen pengembangan institusi (bobot 5).
Masing-masing komponen tersebut terbagi dalam
beberapa sub komponen, setiap sub komponen dinilai
dari aspek kuantitas, kualitas, efektivitas dan relevansi.
Rentang nilai untuk masing- masing aspek adalah nilai
terendah 1 dan tertinggi 5. Nilai akhir untuk seluruh
komponen adalah 100 (maksimal).

Bagi institusi Diknakes yang baru menyelenggarakan


pendidikan sampai dengan semester V (lima) maka
pertanyaan yang berkaitan dengan lulusan ditiadakan
dan tidak dihitung sebagai pembagi
Pembobotan masing-masing komponen
ditentukan berdasarkan besarnya kontribusi
terhadap sistem penyelenggaraan Diknakes.
Jumlah keseluruhan bobot adalah 40 (empat
puluh).
AKREDITASI PELATIHAN BIDANG KESEHATAN

Tim melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan


dokumen usulan akreditasi yang diterima oleh tim. Apabila
kelengkapan sudah memenuhi persyaratan, maka langsung
dapat dilakukan penilaian, jika belum lengkap maka tim
memberitahu kepada penyelenggara untuk melengkapi
kekurangannya.

Tim melakukan penilaian terhadap komponen-komponen


sesuai dengan ketentuan akreditasi yang meliputi penilaian
terhadap masing-masing variabel dan komponen (peserta,
pelatih, kurikulum dan penyelenggara serta tempat)
TATA CARA PENILAIAN PADA AKREDITASI
PELATIHAN BIDANG KESEHATAN YAITU
MELIPUTI:
1) Pengkajian data komponen akreditasi.
Sebelum dilakukan penilaian akreditasi, dilakukan dulu
pengkajian terhadap masing-masing komponen
akreditasi apakah pengisian data sudah sesuai
dengan ketentuan kriteria pada komponen tersebut,
setelah itu baru ditentukan skala penilaian dari masing-
masing variabel (15 variabel). Setelah nilai variabel
dijumlahkan, nilai dibagi dengan jumlah variabel.
PENGHITUNGAN NILAI.

a) Nilai variabel.
b) Nilai komponen
Jumlah nilai variabel komponen bersangkutan
Jumlah variabel

Nilai keputusan akreditasi:


Nilai tiap komponen ≥ 4, dan tidak ada variabel yang
mendapat nilai < 3 berarti terakreditasi memuaskan.
Nilai tiap komponen ≥ 3, dan tidak ada variabel yang
mendapat nilai < 3, berarti terakreditasi baik.
Nilai tiap komponen ≥ 3, dan tidak ada
variabel yang mendapat nilai 1 untuk
komponen kurikulum berarti terakreditasi.
Nilai tiap komponen < 3 berarti tidak
terakreditasi.
PELAPORAN HASIL PENILAIAN
Akreditasi Rumah Sakit
Ada 4 Tahapan/Tingkatan Akreditasi Rumah Sakit
(Komisi Akreditasi RS Versi 2012), yaitu:
Tingkat Dasar/Lulus Perdana
Empat bab digolongkan Major, nilai minimum setiap
bab harus 80% dan Sebelas bab digolongkan Minor,
nilai minimum setiap bab harus 20%.

Tingkat Madya
Delapan bab digolongkan Major, nilai minimum
setiap bab harus 80% dan Tujuh bab digolongkan
Minor, nilai minimum setiap bab harus 20%.
AKREDITASI RUMAH SAKIT
Tingkat Utama
Dua belas bab digolongkan Major, nilai minimum setiap bab
harus 80% dan Tiga bab digolongkan Minor, nilai minimum
setiap bab harus 20%.

Tingkat Paripurna
Lima belas (semua) bab digolongkan Major, nilai minimum
setiap bab harus 80%.

Update Mulai 01 Januari 2018, Standar Akreditasi telah ada


pembaharuan dari versi 2012 menjadi SNARS Edisi 1.
B. AKREDITASI INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN

Ketetapan akreditasi institusi/bapelkes berdasarkan


keadaan dimana institusi pelatihan tepat/berhasil
dalam melaksanakan penerapan standar yang
telah ditetapkan. Institusi pelatihan/bapelkes yang
telah melalui proses akreditasi akan memperoleh
ketetapan akreditasi

Ada 4 kemungkinan ketetapan yang akan


dikeluarkan:
1) Akreditasi A : 5 (lima) tahun, apabila nilai akhir akreditasi
≥ 3,5 dan tidak terdapat skor parameter < 3.

2) Akreditasi B : 3 (tiga) tahun, apabila nilai akhir akreditasi


≥ 3 dan tidak terdapat skor parameter < 2.

3) Akreditasi C : 1 (satu) tahun, apabila nilai akhir akreditasi


≥ 2 dan tidak terdapat skor parameter 0.

4) Tidak terakreditasi, apabila nilai akhir akreditasi < 2 atau


terdapat skor parameter 0.
AKREDITASI INSTITUSI PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN
Stratifikasi suatu institusi diknakes ditetapkan berdasarkan nilai
akhir yang ditetapkan melalui penghitungan dari masing-
masing komponen:
Berstatus Strata A apabila institusi diknakes mempunyai
nilai lebih dari 86,99.
Berstatus Strata B apabila institusi diknakes mempunyai
nilai 72,00 s/d 86,99.
Berstatus Strata C apabila institusi diknakes mempunyai
nilai 57,00 s/d 71,99.
Berstatus Non Akreditasi apabila institusi diknakes
mempunyai nilai kurang dari 57,00.
KURUN WAKTU AKREDITASI
1) Akreditasi institusi diknakes dapat dilaksanakan setelah
menyelenggarakan pendidikan minimal sampai dengan
semester V (lima).
2) Masa berlaku strata akreditasi ditetapkan:
Strata A – C : 5 tahun
Non Akreditasi: 2 tahun
3) Penetapan kembali strata akreditasi dapat dilakukan
sebelum berakhirnya masa strata akreditasi apabila
diperlukan oleh institusi. Dalam hal ini institusi diknakes
dapat mengajukan permohonan akreditasi, apabila telah
merasa melaksanakan berbagai perbaikan dan siap untuk
dilakukan penilaian kembali.
4) Apabila dari hasil suatu penetapan strata akreditasi
ternyata masih merasa kurang puas, maka
institusi yang bersangkutan dapat mengajukan
kembali akreditasi setelah lebih kurang 1 tahun.
5) Jika 2 kali berturut-turut hasil penetapan akreditasi
tetap pada strata C, maka institusi diknakes tersebut
dapat dikenakan teguran lisan dan tertulis, serta
dipertimbangkan untuk tidak diberikan alokasi
penerimaan mahasiswa baru.
6) Untuk institusi diknakes yang mendapat hasil
penetapan non akreditasi dua kali berturut-turut dapat
diberikan rekomendasi penghentian sementara sampai
dengan pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan
D. AKREDITASI PELATIHAN BIDANG
KESEHATAN
Tim akreditasi setelah menetapkan hasil
pelatihan, membuat surat keterangan
terakreditasi, serta menyerahkan hasilnya
kepada penyelenggara pelatihan untuk
ditindaklanjuti. Surat keterangan terakreditasi
dilampirkan pada waktu pengajuan sertifikat
pelatihan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai