Anda di halaman 1dari 15

BUKU PEDOMAN

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS

DINAS KESEHATAN KORPS MARINIR


KLINIK PRATAMA BP CILANDAK
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,


Klinik Pratama BP Cilandak telah menyusun Pedoman Peningkatan Mutu
Pelayanan Klinis sebagai panduan dalam melaksanakan upaya
meningkatkan mutu pelayanan di Klinik Pratama BP Cilandak. Pedoman
ini disusun dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan di klinik pratama BP Cilandak. Serta menunjang
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, mengingat klinik
pratama mempunyai peranan yang cukup penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Dan dalam upaya mencapai tujuan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan salah satunya yaitu bermutu,
maka disusunlah pedoman ini.
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai
pihak atas partisipasinya sehingga tersusunlah Pedoman Peningkatan
Mutu Pelayanan Klinis ini. Semoga panduan ini akan bermanfaat dan
Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan hidayah-Nya.
Penyusunan pedoman ini dirasakan masih belum sempurna betul
sehubungan dengan adanya keterbatasan-keterbatasan. Saran yang
membangun sangatlah diharapkan demi penyempurnaan di masa yang
akan datang.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 28 Maret 2023

Ketua Tim Mutu

drg. Riviera Putri Sri Wigunarni


Penda TK.I III/b NIP. 199001162019032003
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan....................................................................................................................2

C. Ruang Lingkup..................................................................................................3

D. Batasan Operasional.....................................................................................3

E. Dasar Hukum.....................................................................................................3

BAB II MUTU PELAYANAN KLINIS.............................................................................4

A. Definisi Mutu Pelayanan...............................................................................4

B. Indikator Mutu....................................................................................................6

BAB III TATALAKSANA......................................................................................................7

BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN...........................................................10

A. Klinik....................................................................................................................10

B. Tim Mutu............................................................................................................10

BAB V MONITORING DAN EVALUASI...................................................................11

BAB VI PENUTUP..............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan
keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif
memantau dan menilai mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak
, memecahkan masalah-maslah yang ada dan mencari jalan
keluarnya, sehingga mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak
akan menjadi lebih baik.
Di Klinik Pratama BP Cilandak upaya peningkatan mutu
pelayanan akan sangat berarti dan efektif bilamana upaya
peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di
Klinik termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf
penunjang.
Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan
mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumberdaya
secara tepat dan efesien. Walaupun disadari bahwa mutu tinggi
memerlukan biaya lebih banyak dan mutu yang rendah relatif
dengan biaya yang lebih rendah.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Upaya Peningkatan
Mutu Pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak Adalah keseluruhan
upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang
menyangkut input, proses, output secara obyektif, sistematik dan
berlanjut dengan memantau dan menilai mutu serta kewajaran
pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah
yang ada sehingga pelayanan yang diberikan di Klinik Pratama BP
Cilandak dapat berdaya guna dan berhasil guna.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui Upaya
peningkatan mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak
Secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal.

2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman peningkatan Mutu Pelayanan di
Klinik Pratama BP Cilandak.
b. Terlaksananya Program peningkatan mutu pelayanan
Klinik Pratama BP Cilandak
c. Terlaksananya pencatatan monitoring indikator mutu
pelayanan klinis, sehingga tersedia data untuk dilakukan
evaluasi
d. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan di
Klinik Pratama BP Cilandak
e. Sebagai acuan bagi Klinik untuk melakukan pembinaan
peningkatan mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak
melalui:
 Optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana .

 Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi


dan standar pelayanan yang dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu sesuai kebutuhan pasien

 Pemanfatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan


pengembangan pelayanan kesehatan

2
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Peningkatan Mutu Pelayanan
Klinis meliputi :
- Mutu Pelayanan Klinis
- Tata Laksana Peningkatan Mutu Pelayanan

D. Batasan Operasional
Program peningkatan mutu pelayanan Klinik Pratama BP
Cilandak meliputi pelayanan rawat jalan, berupa ruang pendaftaran,
pelayanan poli umum, poli gigi, poli KB/KIA, laboratorium dan ruang
farmasi.

E. Dasar Hukum
a. PERMENKES RI Nomor : 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
b. PERMENKES RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.

3
BAB II
MUTU PELAYANAN KLINIS

A. Definisi Mutu Pelayanan


Agar upaya peningkatan peningkatan mutu di Rumkital dr. R.
Oetojo dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien maka
diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya
peningkatan mutu pelayanan. Pengertian mutu beraneka ragam
dan ada beberapa pengertian yang secara sederhana melukiskan
apa hakekat mutu :
 Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa

 Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan


(commitment) yang selalu dicuirahkan pada pekerjaan
 Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
Definisi Mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak adalah
derajat kesempurnaan pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan, kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia di Klinik Pratama BP Cilandak secara wajar, efesien
dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai
dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Klinik Pratama BP
Cilandak dan masyarakat konsumen.
Dalam praktiknya banyak pihak yang berkepentingan dengan
mutu , yaitu :
 Konsumen
 Karyawan Klinik Pratama BP Cilandak
 Masyarakat
 Pemerintah

4
 Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut
pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu
adalah multi dimensional :
1. Dimensi Mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a) Keprofesian
b) Efesiensi
c) Keamanan pasien
d) Kepuasan pasien
e) Aspek sosial Budaya

2. Mutu Terkait dengan Input, Proses, Output


Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan
kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel,
yaitu :

 Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk


melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana,
obat , fasilitas peralatan, bahan, teknologi, organisasi,
informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
Hubungan struktur dengan mutu pelyanan kesehatan
adalah dalam perencanaan dan penggerakan
pelaksanaan pelayanan kesehatan.

 Proses ialah interaksi profesional antara pemberi


pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat) .
Proses ini merupakan variabel penilaia mutu yang penting.
 Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan
perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien /
masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.

5
Agar Klinik Pratama BP Cilandak mampu melaksanakan fungsi
yang demikian kompleks. Klinik Pratama BP Cilandak harus
memiliki sumber daya, manusia yang profesional baik dibidang
teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan
meningkatkan mutu. Klinik Pratama BP Cilandak harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Klinik Pratama BP
Cilandak sudah diawali dengan penilaian akreditasi yang mengukur
dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada
kegiatan ini Klinik harus melakukan berbagai standar dan prosedur
yang telah ditetapkan. Klinik Pratama BP Cilandak dipacu untuk
dapat menilai diri (self assesment) dan memeberikan pelayanan
yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai
kelnjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada latar ukur yang
lain , yaitu instrumen mutu pelayanan Klinik Pratama BP Cilandak
yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa
mengukur hasil kinerja tidak dapat diketahui apakah input dan prses
yang baik telah menghasilkan output yan baik pula. Indikator Klinik
Pratama yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan mengukur
kinerja Klinik Pratama BP Cilandak secara nyata.

B. Indikator Mutu
Untuk menilai dan mengukur mutu pelayanan kesehatan
diperlukan indikator- indikator penilianan sebagai standar dalam
melaksanakan penilaian. Indikator- indikator tersebut yaitu:

 Indikator yang mengacu pada aspek klinis


 Indikator yang mengacu pada keselamatan pasien.
 Indikator yang mengacu pada manajerial

6
BAB III
TATALAKSANA

Sebelum data dinilai dan di laporkan data harus dianalisa


terlebih dahulu.Beberapa tahapan yang harus dilalui pada waktu
menerima data dari lapangan yaitu:

 Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan


yang diterima. Hal ini penting untuk menjamin validasi dan
akurasi data secara statistik.

 Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah


pelayanan yang kurang saja,sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan.
 Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang
terkumpul, perlu disusun tabel umum, Bar Chart dan Line
Graph untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut
dapat dipilih kecenderungan dan tingkat pelayanan yang
diukur.

Setelah data dianalisa dilakukan Validasi internal. Validasi


internal adalah penelitian yang menyangkut pernyataan dalam
perubahan yang diamati pada suatu penelitian terutama penelitian
pada kejadian yang benar-benar terjadi karena perlakuan yang
diberikan bukan faktor lain. Proses validasi internal tersebut antara lain:

 Membentuk tim Validasi yang bertanggungjawab


terhadap pelaksanaan validasi tersebut
 Pengumpulan data
 Pelaksanaan validasi data
 Membuat dokumen validasi

7
 Melaksanakan peninjauan periodik, changes control
dan validasi ulang

Penilaian indikator mutu pelayanan pasien dilaksanakan oleh


anggota komite mutu melalui memformulasikan data yang
dikumpulkan/didapat dari lapangan sesuai jadwal pelaporan data.
Dari Laporan yang diterima komite Mutu data dapat digunakan
untuk dokumentasi perbaikan yang dicapai dan
mempertahankannya.Dari laporan komite mutu menentukan langkah-
langkah strategis yang diambil untuk peningkatan mutu triwulan
berikutnya.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk
mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu
sebagai berikut:
 Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan
mutu pelayanan.Organisasi pelayanan kesehatan
mempunyai banyak pelanggan potensial.Harapan mereka
harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria
untuk menilai kesuksesan.
 Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi dan melaksanakan
kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya
pengakuan dan pemberian penghargaan
 Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja
disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan
pasien pada saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan
baik untuk mendukung pelayanan. Maka dapat diidentifikasi
masalah proses yang dapat mempenharuhi kepuasaan

8
pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi dan
menguji pemechan atau perbaikan.
 Budaya mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan
organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu memperkuat
budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan
mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan
dorongan peningkatan mutu pelayanan terus menerus.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu
dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus dilaksanakan
secara sistematik, konsisten dan terus menerus.

9
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Klinik
1. Menyiapkan format - format untuk pencatatan dan pelaporan
indikator mutu pelayanan klinis :
a. Lembar monitoring indikator mutu pelayanan
b. Rekapan hasil monitoring tiap bulan
2. Melakukan Pencatatan yang meliputi :
a. Indikator mutu pelayanan di pendaftaran
b. Indikator mutu pelayanan di poli umum
c. Indikator mutu pelayanan di poli gigi
d. Indikator mutu pelayanan di poli KB/KIA
e. Indikator mutu pelayanan di Laboratorium
f. Indikator mutu pelayanan di Farmasi
3. Pelaporan Hasil monitoring terdiri dari :
Pelaporan Internal yaitu mekanisme / alur pelaporan indikator
mutu pelayanan klinis
4. Tim Mutu Klinik melakukan pencatatan kegiatan yang telah
dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Pimpinan
Klinik.

B. Tim Mutu
1. Merekapitulasi lembar monitoring indikator mutu pelayanan
klinis tiap ruangan.
2. Tim melakukan kajian dan analisis dari monitoring di Klinik
serta melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke
pimpinan Klinik

10
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evalusi terhadap program peningkatan mutu


Klinik Pratama BP Cilandak dilakukan oleh :
1. Kepala Tim Mutu Klinik Pratama BP Cilandak melakukan
monitoring secara berkala yang dilaksanakan oleh Tim Mutu setiap
3 bulan sekali
2. Tim Mutu Klinik melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
Peningkatan Mutu Layanan Klinis kegiatan setiap triwulan dan
membuat tindak lanjutnya.
3. Tim Mutu melakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali terhadap
penerapan Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien,
kebijakan, dan Prosedur Keselamatan Pasien yang dilaksanakan di
Klinik Pratama BP Cilandak.

11
BAB VI
PENUTUP

Keberadaan suatu indikator sederhana untuk mengukur mutu


pelayanan di klinik akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi
pengelolaan klinik, terutama untuk mengukur kinerja klinik itu sendiri.
Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk mendukung
pengambilan keputusan di dalam rangka perencanaan kegiatan untuk
masa yang akan datang. Namun fungsinya hanya sebagai alat
pemandu. Upaya peningkatan mutu keselamatan pasien tetap harus
merupakan kesepakatan/komitmen di antara seluruh personil dan
pimpinan di klinik pratama BP Cilandak.

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap


mutu pelayanan di rumah sakit makapelaksanaan kegiatan
peningkatan mutu keselamatan pasien sangatlah penting. Melalui
pedoman ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Klinik Pratama BP Cilandak. Program
Peningkatan mutu pelayanan klinis merupakan never ending proses,
karena itu diperlukan budayatermasuk motivasi yang cukup tinggi
untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara
berkesinambungan dan berkelanjutan.

12

Anda mungkin juga menyukai