PANDUAN
PEMILIHAN DA N PENETAPAN PRIORITAS P ENGUKURAN MUTU
PELAYANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
Panduan Pemilihan Dan Penetapan Prioritas Pengukuran Mutu Pelayanan dapat diselesaikan
dengan tepat waktu sesuai dengan kubutuhan Rumah Sakit Umum Keliat.
Panduan Pemilihan Dan Penetapan Prioritas Pengukuran Mutu Pelayanan ini yang mulai
dipergunakan pada tahun 2019 meliputi sasaran keselamatan pasien, standar pelayanan berfokus
pasien, standar manajemen rumah sakit, program nasional dan Integrasi pendidikan kesehatan
dalam pelayanan di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang untuk
menyelesaikan standar ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para
kontributor yang telah memberikan masukan sangat berharga.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… …. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
BAB II DEFENISI ……………………………………..…………………………….. 2
BAB III RUANG LINGKUP ……………………………………………………….. 8
BAB IV TATALAKSANA ………………………………………………………….. 9
BAB V DOKUMENTASI ……………. …………………………………………….. 28
BAB VI ANALISA MUTU PELAYANAN…. …………………………………… 29
BAB VII SISTEM PENCATATAN PELAPORAN ……………………………… 30
BAB VIII PENUTUP ………………………………………………………………… 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/ konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia dirumah sakit
secara wajar, efisien dan efektif serta di berikan secara aman dan memuaskan sesuai norma,
etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah
dan masyarakat sebagai konsumen.
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yamg diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan teknologi, organisasi,
informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input
yang bermutu pula.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/
masyarakat). Proses ini merupakan variabel peningkatan mutu yang penting.
3. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dipacu untuk dapat menilai diri
sendiri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit, tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik
telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator rumah sakit yang disusun dengan bantuan
WHO bertujuan mengukur kinerja rumah sakit secara nyata. Di Indonesia telah dikeluarkan
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah
Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, Undang- Undang Nomor: 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, Kepmenkes Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit serta Permenkes Nomor: 11/Menkes/2017 tentang Keselamatan Pasien serta sesuai dengan
Specification Manual for The Joint Commission International Library of Measures Version2,0
Januari 2013 maka rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit disusun suatu indikator mutu
untuk mengukur kualitas pelayanan Indikator mutu rumah sakit adalah seperangkat alat ukur mutu
pada output suatu pelayanan Alat ukur ini lebih mencerminkan mutu pelayanan medik, mutu
pelayanan pendukung dan tingkat kecanggihan. Indikator ini merupakan indikator minimal yang
seharusnya dapat dlaksanakan pada sebagian besar rumah sakit.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Keliat dapat seperti yang
diharapkan, maka perlu disusun Panduan Indikator Mutu Rumah Sakit Umum Keliat. Buku
panduan tersebut disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Umum Keliat dalam
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan
tentang pengertian, ruang lingkup indikator mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi
dengan tabel indikator mutu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap unit RS terkait untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Keliat.
2. Tujuan khusus :
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan rumah sakit. Berikut beberapa definisi aspek-aspek dalam
pelaksanaan indikator mutu.
A. Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan
instrumen. Menurut WHO, indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengukur
perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 4 (empat) kriteria:
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai.
2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang
dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehimgga jumlahnya tidak perlu banyak.
B. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance to
requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu rumah sakit yang telah ditentukan, baik
inputnya, prosesnya maupun outputnya.
C. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu atau tolok ukur presentasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk
mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart yang telah ditetapkan
sebelumnya/cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu
pelayanan di rumah sakit.
Adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan diimplementasi di rumah sakit
meliputi kegiatan: penyusunan indikator mutu, sosialisasi, uji coba, implementasi, validasi,
analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring dan evaluasi,
pelaporan ke Direktur Rumah Sakit Umum Keliat dengan kriteria high risk, high volume, high
cost dan problem prone. Sedangkan indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikan indikator
mutu unit.
E. Indikator Mutu Unit
Adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait, sebagai upaya
peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring dan evaluasi dan
bencmarking dilakukan menyusul setelah indikator mutu utama terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.
Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan langsung dengan proses
perawatan dan pelayanan terhadap penyakit pasien (kepentingan klinis).
G. Indikator Mutu Area Manajerial
Indikator mutu area manajerial adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari
suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan dengan proses me-
manage/ mengatur dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana
penyelesaian pekerjaan inti melalui orang lain (definisi menurut Mary Parker Follet). Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal/ target.
Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai mutu atau
kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit dalam upaya
menurunkan angka kejadian/ insiden di rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien.
I. Indikator Mutu Area Jci Library Of Measure
Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas
dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan/berdasar
pada ketentuan Join Commision international Library of Measure. Dalam hal ini
indikator harus mencakup 5(indikator) indicator yaitu angka pemberian aspirin saat
kedatangan sampai di rumah sakit pada pasien AMI, Angka Kematian pasien AMI saat
rawat inap, angka ulcus dicubitus pasien tirah baring stadium dua atau lebih selama
perawatan di rumah sakit, angka pasien jatuh di pelayan rumah sakit, angka pasien Jatuh
dengan cidera.
J. Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit rumah sakit, di
dalamnya mencakup judul, dimensi mutu, tujuan, definisi operasional, nominator,
denominator, frekuensi pengumpulan data, periode analisa, sumber data, PIC, standar
dari indikator mutu sebagai acuan dalam pelaksanaan indicator mutu.
K. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat
dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan kenyamanan,
kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis, dan hubungan antar manusia berdasarkan
WHO.
L. Definisi Operasional
M. Periode Analisa
Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indicator kinerja yang dikumpulkan.
O. Numerator/ Pembilang
P. Denumerator/ Penyebut
Q. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang
berhubungan langsung dengan persoalan.
R. Standar/ Target
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah ditetapkan dan
wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan kemampuan pemilik rumah sakit.
Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau
mutu. Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan acuan dari berbagai sumber,
benchmarking dengan rumah sakit yang setara, berdasarkan tren yang menuju kebaikan.
S. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90)
T. Sample
Adalah bagian dari jumlahdan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
BAB III
RUANG LINGKUP
1. Usulan indikator mutu dari unit-unit rumah sakit kepada panitia mutu.
2. Pemilihan indikator mutu oleh panitia mutu yang kemudian diusulkan kepada Direktur
RS.
3. Penetapan kebijakan tentang indikator mutu
1. Indikator Area Klinis, terdiri atas 25 indikator mutu (10 indikator mutu utama, 15
indikator mutu unit)
2. Indikator Area Manajerial, terdiri atas 19 indikator mutu (9 indikator mutu utama, 10
indikator mutu unit)
3. Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien, terdiri atas 6 indikator mutu (6 indikator
mutu utama)
4. Indikator JCI library of measure (JCI LM), terdiri atas 5 indikator mutu.
6. Untuk Indikator JCI library of measure pada akreditasi tahap pertama hanya
dibuatkan profil indikator, tidak perlu dilakukan pengumpulan data dan analisa
data (Luwiharsi, 2013)
7. Total indikator mutu seluruhnya adalah 57 indikator mutu yang terdiri dari 30 judul
indikator mutu utama termasuk 5 indikator mutu area JCI LM dan 27 judul indikator
mutu unit.
Adalah indikator mutu yang diutamakan, yang akan diimplementasi di rumah sakit,
meliputi kegiatan penyusunan indikator mutu, sosialisasi, uji coba, implementasi,
validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring dan
evaluasi, pelaporan ke direksi dan yayasan dengan kriteria high risk, high volume, high
cost dan problem prone. Sedangkan indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikan
indikator mutu unit.
Dengan rincian sebagai berikut:
INDIKATOR MUTU
3 Waktu tunggu layanan foto Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto Untuk Pasien
4 Sectio Caesaria 37-42 minggu Persentase Tindakan Sectio Caesarea (SC) Yang
Hidup
formularium Dokter
ke dinkes
Kementrian Kesehatan RI
Radiologi
Rawat Inap
11
3 High Allert Obat Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh
Farmasi
6 Resiko pasien Jatuh Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap
Di Rumah Sakit
bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
TB Di RS
Pasien.
Pasien RSUB.
Dengan Aturan
Pasien Dan
Oleh Farmasi
Momen
Pneumonia(VAP)
(Phlebitis)
Transfusi Darah
INDIKATOR NASIONAL
Rawat Inap
Operasi Elektif
Laboratorium
(Fornas)
9 Kepatuhan Upaya Resiko Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap
Pathway
Komplain
Konten form profil indikator mutu meliputi: judul indikator, dimensi mutu, tujuan,
definisi operasional, frekuensi pengumpulan data, periode analisa, numerator, denumerator,
sumber data, standar, penanggungjawab. (Sumber: dr. Luwharsih)
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90)
2. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting
manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis
kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi
nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit
tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
3. Menentukan jumlah sample
Indikator mutu terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan disepakati bersama dilakukan
sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat melakukan tindak lanjut. Sosialisasi
indikator mutu antara lain dilaksanakan di website, media informasi, majalah dinding (mading)
dan sosialisasi baik tertulis maupun lisan.
Uji coba indikator mutu terpilih pada unit terkait dalam waktu 1 (satu) bulan atau dalam
waktu yang telah ditentukan.
Revisi dari hasil uji coba indikator mutu terpilih dari unit terkait.
Penerapan indikator mutu pada unit terkait untuk dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait dilakukan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa setiap prosedur, kegiatan atau mekanisme yang digunakan alam
prosedur dan pengawasan apakah sudah mencapai hasil yang diinginkan/sesuai target
(minimal sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit-SPM RS).Apakah data
atau informasi yang disajikan sudah sesuai dengan keadaan senyatanya.
Jumlah sample validasi yang digunakan:
Jika populasi ≥180, diambil sample minimal 5% atau maksimum 50 sample validasi.
Jika populasi ≤180, diambil sample minimal 9 atau jika hanya ada 9 sample, maka
100% dijadikan sample validasi.
1. Pencapaian sasaran mutu dilaksanakan validasi dan analisa data oleh petugas yang
berkompeten dengan dukungan teknologi.
2. Indikator sasaran mutu dilakukan validasi data baik internal maupun eksternal.
3. Validasi data dilakukan saat:
6. Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada perbedaan akurasi
cukup jauh, maka bisa melakukan pengukuran data ulang dengan rumus akurasi
sebagai berikut:
Jumlah temuan yang berbeda dibagi total sample yang ada dikalikan 100%.
7. Data baik jika hasil ketidak akurasian data tidak melebihi dari 10 %
Analisa data secara diskriptif (meliputi tampilan dan kesesuaian hasil sesuai target).
Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai pengambilan keputusan yang
digunakan dalam setiap langkah untuk mengukur hasil akhir.
M. Rapat Pimpinan Indikator Mutu Baik Insidentil, Bulanan Atau Tri Bulanan
Rapat tinjauan manajemen/ rapat pimpinan baik insidentil maupun rutin adalah Kegiatan
koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan unit yang berkaitan dengan indikator mutu
pada unit tersebut dan kegiatan panitia mutu bersama dengan direksi dalam membahas,
mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut mengenai indikaor mutu, dilaksanakan setiap
1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan.
Bencmarking = uji standar mutu= menguji atau mambandingkan standart mutu yang telah
ditetapkan terhadap standart mutu pihak lain. Dengan melakukan atau melalui
bencmarking, rumah sakit dapat mengetahui seberapa jauh mereka dibandingkan dengan
yang terbaik dari sejenisnya.
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk peningkatan
berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak internal dan atau
eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai, dan mempertahankan best practice dengan
cara membandingkan hasil data:
1. Di dalam RS/trend
2. Dengan RS lain
3. Dengan standar
1. Internal benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada area yang
berbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu.
Jika benchmarking hasil gap analisis positif ataupun negatif dan perbedaannya sangat
bermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan Root Cause Analysis (RCA) untuk
menetapkan prioritas mana yang akan dilakukan perbaikan dengan tetap memperhatikan siklus
PDSA.
Jika hasil lebih jelek dari standar dilakukan langkah sesuai siklus PDSA: Plan
: Plan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru Do :
Lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
Selama proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas proses kerja baru tersebut, untuk
menentukan bagus atau tidak. Action : Action apabila ada yang perlu dibenahi kembali SPO
sasaran mutu tersebut.
N. Publikasi Data Indikator Mutu Atara Lain Website, Media Informasi, Mading
Dan Sosialisasi Baik Tertulis Maupun Lisan
Hasil pencapaian indikator mutu dilakukan sosialisasi kepada unit terkait. Agar unit terkait
data melakukan tindak lanjut atas angka capaian indikator mutu yang telah didapat.
Monitoring indikator mutu adalah proses analisis, penilaian dan pengumpulan informasi
secara sistematis dan kontinyu terhadap indikator mutu sehingga dapat mengidentifikasi persoalan,
dapat mengetahui yang dikerjakan telah berhasil atau belum (Lienert, 2002) dan dijadikan koreksi
untuk penyempurnaan indikator mutu selanjutnya. Hasil pengukuran lebih tinggi / lebih rendah dari
targetditerimadikomunikasikan upaya perbaikan (Pancheon, 2008).
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/proyek.
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam suatu siklus kegiatan
tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDSA ( Plan, Do, Study, Action). PDSA merupakan
rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja,
pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja, serta perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
Proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien menggunakan 5 (lima) siklus yaitu:
1. Design
Tahap dalam siklus layanan dan sebuah element yang penting didalam suatu
perubahan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien, peran design
dalam proses perubahan dapat di jelaskan sebagai perancangan dari fungsi proses
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Keliat,
2. Meassure
Untuk menilai dari suatu design yang telah dibuat dilakukan proses meassure yaitu
pengukuran terhadap proses peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dapat
menentukan kinerja sekarang dan sebelum mengalami perubahan dalam pelaksanaan
penialian tersebut menggunakan internal database
3. Assess
Data dari unit yang telah dimasukkan dalam internal data base kemudian dilakukan
analisa terhadap data tersebut dengan menyesuaikan dengan SPO dan informasi yang
ditampilkan. Untuk dilakukan validasi dari data yang di input apakah sudha sesuai
dengan SPO yang ada sehingga dapat dilakukan perbandingan pada informasi yang
muncul dan dapat diambil keputusan untuk perbaikan pada prioritas.
4. Improvement
dari data yang telah dikumpulkan dilakukan perbaikan inovasi yang dapat
memunculkan trobosan baru dalam peningkatan mutu dan keselamatan dapat
memunculkan pasien sehingga dapat diputuskan yang proses perbaikan selanjutnya
5. Redesign
Perbaikan dari keseluruhan proses yang ada dalam siklus monitoring dan evaluasi
harus bersifat mencakup pada semua aspek yang berkaitan dengan proses PMKP,
proses ini terus berputar sehingga dapat memonitoring dan mngevaluasi suatu progam
yang berjalan sesuai dengan pedoman yang ada.
Q. Pelaporan Ke Direktur RS
Pelaporan hasil pelaksanaan indikator mutu di unit terkait yang telah direkapitulasi oleh
Direktur ruang kepada panitia mutu dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan sekali. Dari laporan tiap unit,
hasil pelaksanaan indikator mutu dilakukan validasi oleh panitia mutu untuk kemudian dilaporkan
kepada Direktur setiap 3 (tiga) bulan sekali. Setiap tahun dilakukan pelaporan hasil akhir
pencapaian peningkatan mutu RS kepada Pemilik.
BAB IV
TATALAKSANA
Judul Indikator
Dimensi Mutu
Tujuan
Defenisi Operasional
Periode Analis
Numerator
Formula
UNIT : ……………………………
Judul Indikator
Dimensi Mutu
Tujuan
Defenisi Operasional
Periode Analis
Numerator
Formula
Eksklusi)
Standar
Penanggung Jawab
Indikator mutu utama terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan disepakati
bersama dilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat
melakukan tindak lanjut. Sosialisasi indikator mutu antara lain dilaksanakan di
website (IT Blog), media informasi, majalah dinding (mading) dan sosialisasi
baik tertulis maupun lisan.
Pencatatan adalah catatan pada sensus harian unit rumah sakit tentang
pelaksanaan indikator mutu utama pada unit terkait. Pelaporan berisi laporan hasil
pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait. Pelaporan dari unit ke panitia mutu
setiap 1 (satu) bulan, pelaporan dari panitia ke Direktur RS setiap 3 (tiga) bulan,
pelaporan dari Direktur Rumah Sakit Keliat setiap 1 (satu) tahun.
1. Sensus harian indikator rumah sakit (format sederhana unit terkait) dibagikan
pada semua institusi yang terkait seperti : ruang rawat inap, IGD, catatan
medik/ Unit rekam medik atau unit lain.
3. Formulir laporan bulanan (form B) rumah sakit diisi oleh manajer/ Kasi/
Direktur Instalasi/ Penanggung jawab unit terkait berdasarkan pada data-data
yang ada pada form. A. Formulir ini harus sudah diserahkan selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya pada panitia mutu.
5. Formulir B dan Formulir C dari unit yang telah diisi lengkap dilaporkan
kepada panitia mutu pada tanggal 10 bulan berikutnya, dan akan
direkapitulasi hasil indikator mutu utama / unit oleh panitia mutu ke dalam
Formulir C yang sudah disediakan.
6. Hasil analisa rekapitulasi (selesai di panitia mutu sampai tanggal 15) dari
indikator mutu pelayanan rumah sakit oleh panitia mutu harus dilaporkan pada
direktur selambat-lambatnya tanggal 18 bulan berikutnya.
BAB V
DOKUMENTASI
Dokumentasi dalam pelaksanaan indikator mutu adalah sebagai bukti adanya pelaksanaan
dan tindak lanjut sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan pada setiap unit rumah sakit.
Beberapa tahapan harus dilalui pada waktu menerima data-data dari unit:
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima. Hal ini
penting untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistik
2. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanan yang jelek saja
sedang yang baik tidak perlu diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun tabel
umum, bar chart dan line graft untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut
dapat dipilih kecenderungnan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur
4. Untuk mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan terentu
perlu diketahui beberapa angka sedrhana yang ada pada statistik deskriptif, antara
lain angka rata-rata (mean), angka simpangan (SD, Standar Deviasi), dan rentang
(range). Pengukuran cara sederhana ini disebut time series analysis (Analisis
Kecenderungan menurut waktu.
BAB V
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DI RUMAH SAKIT
PANITIA MUTU
DIREKTUR
BADAN PENGAWAS
1. Sensus Harian Indikator Mutu Rumah sakit (Format sederhana unit terkait, A1,A2,A3)
dibagikan pada semua unit terkait. Petugas penanggung jawab format sensus harian
indikator mutu adalah Direktur ruangan unit terkait. Direktur ruangan
mengkopilasikan formulir A1, A2, A3 dan harus diserahkan kepada Direktur Instalasi
unit terkait.
2. Formulir laporan bulanan rumah sakit (B1, B2, B3) diisi oleh kadiv/Direktur instalasi/
penjab unit terkait berdasarkan pada data-data yang ada pada form A1, A2, A3. Ketiga
form B tersebut (B1, B2, B3) diserahkan pada panitia mutu.
3. Laporan bulanan (B1, B2, B3) yang telah lengkap dan telah dianalisa dengan
menggunakan formula oleh unit, akan diterima oleh panitia mutu kemudian
direkapiulasi dan dimasukkan ke dalam formulir C yang sudah disediakan.
4. Laporan bulanan (B1, B2, B3) yang telah lengkap dan telah dianalisa dengan
menggunakan formula oleh unit, akan diterima oleh panitia mutu kemudian
direkapiulasi dan dimasukkan ke dalam formulir D oleh panitia mutu.
5. Hasil analisa dari indikator mutu pelayanan rumah sakit oleh panitia mutu harus
dilaporkan pada direktur setiap 3 (tiga) bulan untuk dilakukan tindak lanjut.
6. Hasil akhir pencapaian indikator mutu rumah sakit dilaporkan oleh direktur kepada
yayasan setiap 1 (satu) tahun sekali untuk dilakukan tindak lanjut.
BAB VI
PENUTUP
Keberadaan suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit akan
mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelolaan rumah sakit, terutama untuk mengukur
kinerja rumah sakit itu sendiri (self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk
melaksanakan manajemen kontrol dan juga sebagai alat untuk mendukung pengambilan
keputusan di dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang. Namun
fungsinya hanya sebagai alat pemandu. Upaya peningkatan mutu tetap herus merupakan
kesepakatan / komitmen diantara seluruh karyawan dan pimpinan rumah sakit.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal :
Rumah Sakit Umum Keliat