PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/ konsumen akan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta di berikan
secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosio budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan
masyarakat sebagai konsumen.
Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu:
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yamg diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas,
peralatan, bahan teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu
pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/ masyarakat). Proses ini merupakan variabel
peningkatan mutu yang penting.
3. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan
dari konsumen tersebut.
1
pula. Indikator rumah sakit yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan
mengukur kinerja rumah sakit secara nyata.
Di Indonesia telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah
Sakit
menyebutkan bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran yang
sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
Undang-
Undang Nomor: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Kepmenkes Nomor:
1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit serta
Permenkes Nomor: 11 TAHUN 2017 tentang Keselamatan Pasien serta sesuai
dengan
Specification Manual for The Joint Commission International Library of
Measures Version 2,0 Januari 2013 maka rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit disusun suatu indikator mutu
untuk mengukur kualitas pelayanan. Indikator mutu rumah sakit adalah
seperangkat alat ukur mutu pada output suatu pelayanan. Alat ukur ini lebih
mencerminkan mutu pelayanan medik, mutu pelayanan pendukung dan ingkat
kecanggihan. Indikator ini merupakan indikator minimal yang seharusnya
dapat dlaksanakan pada sebagian besar rumah sakit.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum AN NI’MAH
dapat seperti yang diharapkan, maka perlu disusun Panduan Indikator Mutu
Rumah Sakit Umum AN NI’MAH. Buku panduan tersebut disusun sebagai
acuan bagi pengelola Rumah Sakit Umum AN NI’MAH dalam melaksanakan
upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Dalam buku panduan ini
diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup indikator mutu, langkah-langkah
pelaksanaannya
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap unit
RS terkait untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
Rumah Sakit Umum AN NI’MAH.
2
2. Tujuan khusus :
a. Dapat terselenggaranya pemilihan indikator mutu seuai
dengan yang diperlukan tiap-tiap unit RS.
b. Memudahkan unit dalam pelaksanaan, penerapan dan pengukuran
indikator mutu.
c. Memperjelas alur pelaksanaan dan pelaporan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan indikator mutu
BAB II
DEFINISI
3
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang
sama padasaat yang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehimgga jumlahnya
tidakperlu banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas.
2. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau
distandarkan (Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar
mutu rumah sakit yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun
outputnya.
3. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau
tolok ukur presentasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk
mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart
yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai mutu atau
kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan dirumah sakit.
4. Indikator Mutu Prioritas
Adalah indikator mutu yang diprioritaskan yang akan diimplementasi di
rumah sakit meliputi topik terkait perbaikan pelayanan yang berdampak
terhadap unit- unit pelayanan secara menyeluruh.. indikator mutu dipilih
berdasarkan :
a. Misi Rumah sakit dan tujuan strategi rumah sakit
b. Data permasalahan di rumah sakit (komplain, capaian indikator
mutu dan lain- lain)
c. Sistem dan proses yang bervariasi dalam penerapan suatu penyakit
( IMA )
d. Sistem pelayanan klinis kompleks yang perlu efisiensi ( stroke, SC)
e. Dampak perbaikan sistem keseluruh unit di rumah sakit (Sistem
manajemen obat)
f. Pendidikan dan pelatihan profesi kesehatan
Bedasasarkan hal tersebut maka dipilihlah area prioritas dan dilakukan
peningkatan mutu pelayanan area prioritas yaitu : dengan pembuatan dan
pemberlakuan PPK dan Clinical pathway masing – masing KSM dan dinilai
dengan indikator mutu area klinis, area manajemen dan area sasaran
keselamatan pasien. Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan
klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan indikator mutu, juga
4
diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu
di rumah sakit.Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit
rumah sakit, di dalamnya mencakup judul, definisi operasional, tujuan
dan dimensi mutu, dasar pemikiran/ alasan pemilihan indikator, numerator,
denominator dan formula pengukran, metodologi pengumpulan data,
cakupan data, frekuensi pengumpulan data, frekuensi analisis data,
metodologi analisis data, sumber data, penanggung jawab pengumpul data
dan publikasi data, standar dari indikator mutu sebagai acuan dalam
pelaksanaan indikator mutu.
5. PPK (Panduan Praktik Klinik) – CP ( Clinical Pathway)
Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5 (lima)
prioritas panduan praktik klinis-alur klinis dan/atau protokol klinis dan atau
prosedur dan atau standing order, sebagai panduan dari standarisasi proses
asuhan klinik yang dimonitor oleh Komite Medik. Dengan tujuan sebagai
berikut:
a. Melakukan standarisasi proses asuhan klinik
b. Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang
berkaitan asuhan kritis
c. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien
dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif
d. Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam
penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di area yang akan
diperbaiki di tingkat rumah sakit
e. Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti
(“evidence based practices”) dalam memberikan asuhan
bermutu tinggi
f. Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih
oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit
pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan.
6. Indikator Mutu Unit
Adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait, sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring
dan evaluasi dan bencmarking dilakukan menyusul setelah indikator
mutu utama terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
7. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator.
8. Kriteria Inklusi adalah hal yang termasuk dalam pengukuran
9. Kriteria Eksklusi adalah hal yang tidak masuk dalam pengukuran
5
10. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis,
dan hubungan antar manusia berdasarkan WHO.
11. Dasar Pemikiran/ alasan pemilihan indikator
Adalah hal yang melatarbelakangi dipilihnya suatu indikator
12. Numerator/ Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja.
13. Denumerator/ Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja.
Frekuensi Pengumpulan Data
Adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator.
14. Metode Pengumpulan
Adalah cara yang digumakan untuk mendapatkan data tersebut
15. Cakupan data
Adalah asal dari data tersebut diambil
16. Frekuensi pengumpulan data
Adalah jumlah pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu
17. Frekuensi analisis data
Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja yang dikumpulkan.
18. Metodologi analisi data
Adalah cara yang digunakan untuk malakukan analisa baik Statistik -->
Run-chart/control chart/pareto/bar diagram ,Tren, banding dng rs
lain/nasional, dng standar, dng praktik yang baik
19. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar
kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
20. Standar/ Target
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan pemilik rumah sakit. Standar adalah sesuatu ukuran atau
patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu. Standar yang
digunakan ditetapkan berdasarkan acuan dari berbagai sumber,
benchmarking dengan rumah sakit yang setara, berdasarkan tren yang
menuju kebaikan.
21. Penanggung jawab pengumpul data
Adalah petugas yang ditunjuk sebagai PIC ( Person In Charge ) /
Koordinator unit bila PIC berhalangan, dan Data Colektor sebagai
pengumpul data dari PIC/ koordinator unit.
6
22. Publikasi data
Adalah kegiatan pemberitahuan hasil pengumpulan data indikator mutu baik
secara Internal/ Eksternal.
BAB III
RUANG LINGKUP
A. Penyusunan Indikator Mutu
Penyusunan indikator mutu terdiri atas:
1. Usulan indikator mutu dari unit-unit rumah sakit kepada komite mutu.
2. Pemilihan indikator mutu oleh komite mutu yang kemudian diusulkan
kepada direksi.
3. Penetapan kebijakan tentang indikator mutu
B. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
1. Indikator Mutu Nasional
Ada 12 Indikator yaitu :
a. Kepatuhan Identifikasi pasien
b. Emergency Respon Time (EMT)
c. Waktu tunggu rawat jalan
d. Penundaan Operasi Elektif
e. Kepatuhan jam visite dokter
7
f. Waktu Lapor hasil tes kritis laboratorium
g. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (FORNAS)
h. Kepatuhan Cuci tangan
i. Kepatuhan Upaya pencegahan risiko Cedera Akibat Pasien jatuh
j. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
k. Kepuasan pasien dan Keluarga
l. Kecepatan Respon terhadap Komplain
2. Indikator mutu yang berdasar pada prioritas yang akan dievaluasi yaitu :
a. Indikator Area Klinis
b. Indikator Area Manajemen
c. Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien
3. Indikator mutu unit kerja
Setiap unit kerja dan pelayanan memilih dan menetapkan indikator mutu
unit.
PENGUKURAN MUTU
10
(manual)
3 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan 100%
laboratorium
4 Keterlambatan Penyediaan Darah 0%
5 Kejadian reaksi transfusi < 0,01%
h. INDIKATOR MUTU RADIOLOGI
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Keterlambatan hasil foto rawat jalan < 3 jam
2 Pemeriksaan Ulang Radiologi < 2%
3 Pengembalian Hasil Basahan rontgen yang belum terbaca 100%
4 Hasil Rontgen Yang dibawakan Pulang Pasien ( yang diserahkan/ 100%
dibawakan pulang pasien)
11
n. INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Direksi 100%
2 Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja 100%
3 Ketepatan Waktu Pengurusan Gaji Berkala 100%
o. INDIKATOR MUTU KEUANGAN
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Cost Recovery standar ≥ 40%
2 Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan tgl 10 100%
3 Ketepatatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai 100%
kesepakatan waktu ( sesuai pencairan klaim BPJS )
4 Ketepatan waktu pembayaran gaji karyawan tgl 1 setiap bulannya 90%
5 Ketepatatan Waktu Penyelesaian Laporan Keuangan Bulanan 90%
Rumah Sakit
6 Ketepatatan Waktu Pembayaran Hutang Obat Rumah Sakit 100%
7 Ketepatan Administrasi Keuangan Laboratorium 100%
8 Ketidaklengkapan Dokumen Pendukung Penagihan 0%
p. NDIKATOR MUTU VERIFIKATOR ASURANSI
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Ketepatan Waktu Pengiriman Surat Tagihan Piutang Asuransi 100%
BPJS, Jasa Raharja , Jampersal
2 Kecepatan dan ketepatan penanganan 100%
(follow up) masuk rawat inap pasien asuransi BPJS, Jasa Raharja
, Jampersal maks. 2 x 24 jam,
3 Kecepatan dan Ketepatan Penanganan Rawat Jalan Pasien 100 %
Ausransi BPJS, Jasa Raharja, dan Jampersal 24 jam,
q. INDIKATOR MUTU HUMAS
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Kenaikan jumlah pasien baru setiap bulannya 1 % 1%
2 Kepuasan pasien rawat inap 90%
3 Respon time terhadap komplain pasien secara langsung (˂24 < 24 jam
jam)
12
Rawat Inap
2 Ketepatan Penyerahan Kwitansi Rawat Inap 100%
3 Ketepatan Pembuatan Billing Pasien Piutang ≤ 2 jam
(Asuransi/Perusahaan) Rawat Jalan
u. NDIKATOR MUTU TATA USAHA
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Kuantitas Penanganan Surat Masuk Dan Surat Keluar >70%
2 Ketidaktepatan Penomoran Surat Masuk 0%
v. INDIKATOR MUTU SECURITY
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Tidak Adanya Kejadian Barang Yang Hilang 0
w. INDIKATOR MUTU SOPIR
NO JUDUL INDIKATOR MUTU STANDAR
1 Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah 24 jam
2 Kecepatan memberikan memberikan pelayanan ambulance/kereta 100%
jenazah di rumah sakit
3 Keterlambatan Pelayanan Ambulance di Rumah Sakit 20%
4 Respon Time Kerusakan/ kelengkapan Sarana dan Prasarana di 20 %
dalam Ambulance (O2, P2k, dll)
5 Respon Time Perlengkapan Kendaraan Operasional Rumah Sakit 20 %
6 Waktu Pelayanan Kendaraan Operasional Rumah Sakit 24 jam
7 Penyiapan Perlengkapan Kendaraan Operasional Rumah Sakit 24 am
13
jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih
bermanfaat.
3. Menentukan jumlah sample
a. Jika ukuran populasinya diatas 1000, maka sample = 10%,
b. Jika ukuran populasinya ≥ 100, sampelnya paling sedikit 30%
c. Jika ukuran populasinya <100, maka sampelnya harus 100%.
F. Sosialisasi Indikator Mutu Ke Unit Terkait.
Indikator mutu terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan disepakati bersama
dilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat melakukan
tindak lanjut. Sosialisasi indikator mutu antara lain dilaksanakan di website media
informasi, dan sosialisasi baik tertulis maupun lisan.
15
Analisa data secara diskriptif (meliputi tampilan dan kesesuaian hasil sesuai
target). Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai pengambilan
keputusan yang digunakan dalam setiap langkah untuk mengukur hasil akhir.
M. Rapat Pimpinan Indikator Mutu baik Insidentil/ Bulanan
Rapat tinjauan manajemen/ rapat pimpinan baik insidentil maupun rutin
adalah Kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan unit yang berkaitan
dengan indikator mutu pada unit tersebut dan kegiatan komite mutu bersama
dengan direksi dalam membahas, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut
mengenai indikaor mutu, dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan.
N. Benchmarking Internal / Eksternal
Bencmarking = uji standar mutu= menguji atau mambandingkan standart mutu
yang telah ditetapkan terhadap standart mutu pihak lain.Dengan melakukan atau
melalui bencmarking rumah sakit dapat mengetahui seberapa jauh mereka
dibandingkan dengan yang terbaik dari sejenisnya.
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk
peningkatan berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak
internal dan atau eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai, dan
mempertahankan best practice dengan cara membandingkan hasil data: Di dalam
RS/trend, dengan RS lain, dengan standar, dengan best practice
Benchmarking ada dua jenis yaitu benchmarking internal dan eksternal.
1. Internal benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada area
yang berbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu. Syarat
dilakukannya internal benchmarking pada unit kerja di RSU An Nimah
adalah:
a. Indikator mutunya sama
b. Unitnya setipe pada Rumah Sakit Umum An Nimah
c. Jenis layanan setipe
d. Periode frekuensi pengukuran data sama
2. Eksternal Benchmarking
adalah membandingkan performa, target atau proses dengan antara satu
atau lebih organisasi.
Penentuan Partner Benchmarking
a. Jenis rumah sakit sesuai tipe minimal rumah sakit tipe D
b. Tipe organisasi rumah sakit sama di bawah naungan yayasan
/perusahaan
c. Hubungan kompetitif
d. Jenis pasien yang dilayani
e. Ukuran organisasi
f. Lokasi geografis
Bencmarking bisa dilakukan dengan Sismadak dengan memilih rumah sakit
yang sekelas/ type rumah sakit An Ni’mah
16
Jika benchmarking hasil gap analisis positif ataupun negatif dan
perbedaannya sangat bermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan
Root Cause Analysis (RCA) untuk menetapkan prioritas mana yang
akan dilakukan perbaikan dengan tetap memperhatikan siklus PDC/SA.
Jika hasil lebih jelek dari standar dilakukan langkah sesuai siklus PDCA:
Plan : plan lagi sesuatu yang baru, redesignlagi sesuatu yang baru
Do : lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
Cek/ Study : cek/diukur penggunaannya selama 3 (tiga) bulan. Selama
proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas proses kerja
baru tersebut, untuk menentukan bagus atau tidak.
Action :action apabila ada yang perlu dibenahi kembali SPO sasaran
mutu tersebut.
O. Publikasi Data Indikator Mutu
Publikasi Data Indikator Mutu antara lain Website, Media Informasi, dan
Sosialisasi baik tertulis maupun lisan. Hasil pencapaian indikator mutu dilakukan
sosialisasi kepada unit terkait. Agar unit terkait data melakukan tindak lanjut
atas angka capaian indikator mutu yang telah didapat.
P. Pemantauan (Monitoring Dan Evaluasi) dan Tindak Lanjut Indikator Mutu
Monitoring indikator mutu adalah proses analisis, penilaian dan pengumpulan
nformasi secara sistematis dan kontinyu terhadap indikator mutu sehingga
dapat mengidentifikasi persoalan, dapat mengetahui yang dikerjakan telah
berhasil atau belum (Lienert, 2002) dan dijadikan koreksi untuk
penyempurnaan indikator mutu selanjutnya. Hasil pengukuran lebih tinggi /
lebih rendah dari target diterima dikomunikasikan upaya perbaikan (Pancheon,
2008). Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalah kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja program/proyek
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam suatu
siklus kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDSA ( Plan, Do, Study,
Action). PDSA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan
rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja,
serta perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
Proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien menggunakan 5 (lima) siklus yaitu:
1. Design Tahap dalam siklus layanan dan sebuah element yang
penting didalam suatu perubahan dalam rangka peningkatan mutu dan
17
keselamatan pasien, peran design dalam proses perubahan dapat di
jelaskan sebagai perancangan dari fungsi proses peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum An Nimah,
2. Meassure
Untuk menilai dari suatu design yang telah dibuat dilakukan proses
meassure yaitu pengukuran terhadap proses peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang dapat menentukan kinerja sekarang dan
sebelum mengalami perubahan dalam pelaksanaan penialian tersebut
menggunakan internal database
3. Assess
Data dari unit yang telah dimasukkan dalam internal data base
kemudian dilakukan analisa terhadap data tersebut dengan
menyesuaikan dengan SPO dan informasi yang ditampilkan. Untuk
dilakukan validasi dari data yang di input apakah sudah sesuai
dengan SPO yang ada. Sehingga dapat dilakukan perbandingan
pada informasi yang muncul dan dapat diambil keputusan untuk
perbaikan pada prioritas.
4. Improvement
Dari data yang telah dikumpulkan dilakukan perbaikan inovasi
yang dapat memunculkan trobosan baru dalam peningkatan mutu
dan keselamatan pasien sehingga dapat diputuskan proses perbaikan
selanjutnya.
5. Redesign
Perbaikan dari keseluruhan proses yang ada dalam siklus monitoring
dan evaluasi harus bersifat mencakup pada semua aspek yang berkaitan
dengan proses PMKP, proses ini terus berputar sehingga dapat
memonitoring
Q. Pelaporan Ke Direksi
Pelaporan hasil pelaksanaan indikator mutu di unit terkait yang telah
direkapitulas i oleh penanggungjawab data kepada komite mutu dilaksanakan
setiap 1 (satu) bulan sekali. Dari laporan tiap unit, hasil pelaksanaan indikator
mutu dilakukan validasi oleh komite mutu untuk kemudian dilaporkan kepada
direksi setiap 3 (tiga) bulan sekali. Setiap tahun dilakukan pelaporan hasil
akhir pencapaian peningkatan mutu RS kepada pemilik.
18
BAB IV
TATA LAKSANA
Judul
Definisi operasional
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Tujuan
Dimensi mutu
Dasar
Pemikiran/Alasan
Pemilihan Indikator
Numerator
Denominator
Formula Pengukuran
Standar
Metodologi
Pengumpulan data
Cakupan Data
Frekuensi
pengumpulan data
Frekuensi analisis data
19
Metodologi Analisis
Data
Sumber data
Penanggung jawab
pengumpul data
Publikasi data
Untuk indikator mutu unit, laporan bisa berupa kamus profil indikator
ataupun dengan laporan
Definisi operasional
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Tujuan
Dimensi mutu
Dasar
Pemikiran/Alasan
Pemilihan Indikator
Numerator
Denominator
Formula Pengukuran
Standar
Metodologi
Pengumpulan data
Cakupan Data
Frekuensi
pengumpulan data
20
Frekuensi analisis
data
Metodologi Analisis
Data
Sumber data
Penanggung jawab
pengumpul data
Publikasi data
a. Pasien IMA (Infark Miokard Akut )yang tidak mendapatkan terapi aspirin
(anti trombotik) dalam waktu 24 jam sejak datang ke Rumah Sakit.
21
Denominator Total pasien IMA yang masuk Ke RS
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar ≥ 80%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data IGD, Rawat inap dan HCU
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Rekam medis
Penanggung jawab PIC IGD, Rawat inap & HCU
pengumpul data
Publikasi data Internal
22
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Survei
Penanggung jawab PIC Laboratorium
pengumpul data
Publikasi data Internal
25
Pengumpulan data
Cakupan Data Kamar operasi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Status rekam medis pasien
Penanggung jawab PIC rekam medik
pengumpul data
Publikasi data Internal
g. Pasien stroke ischemic yang tidak mendapatkan terapi anti trombotik pada
saat keluar RS (KRS)
h. Pemberian SABU (serum anti bisa ular) pada pasien snake bite/ gigitan ular
Judul Pemberian SABU (serum anti bisa ular) pada pasien snake
bite / gigitan ular
Definisi operasional Serum bisa ular adalah suatu serum tipikal mengandung anti
venom/ anti venin terhadap racun ular jenis tertentu, yang
dibuat dari antibodi hewan
27
Pengumpulan data
Cakupan Data IGD, rawat inap, HCU
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Rekam medis
Penanggung jawab PIC IGD, rawat inap, HCU
pengumpul data
Publikasi data Internal
29
Dasar Dengan dibuatknya indikator mutu ketersediaan aspirin (
Pemikiran/Alasan anti trombotik) di RS, diharapkan dapat meningkatkan mutu
Pemilihan Indikator pelayanan Infark Miokard Akut (IMA)
Numerator Jumlah pasien Infark Miokard Akut (IMA) dengan
mendapatkan resep aspirin ( anti trombotik) yang terlayani
32
e. Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat
Definisi operasional Tersedianya SABU ( serum anti bisa ular) dirumah sakit saat
dibutuhkan
Kriteria inklusi Serum anti bisa ular
Kriteria ekslusi
33
Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan farmasi
Dimensi mutu Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
Dasar Dengan dibuatknya indikator mutu ketersediaan SABU
Pemikiran/Alasan ( serum anti bisa ular) di RS, diharapkan dapat
Pemilihan Indikator meningkatkan mutu pelayanan snake bite/ digigit ular
Numerator Jumlah pasien snake bit dengan mendapatkan resep SABU
(serum anti bisa ular) yang terlayani
Denominator
Formula Pengukuran Jumlah FMEA yang dibuat dalam 1 tahun
Standar ≤ 20 %
Metodologi Retrospektif
Pengumpulan data
Cakupan Data KMKP
Frekuensi pengumpulan 1 tahun sekali
data
Frekuensi analisis data 1 tahun
Metodologi Analisis Statistic
36
Data
Sumber data Laporan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ke Direktur
Penanggung jawab Komite mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP)
pengumpul data
Publikasi data Internal
37
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan identifikasi sebelum
pemberian nutrisi
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang diobservasi
Sumber data Unit Gizi
Standar 100 %
Penanggung jawab Person In Charge/ PIC Unit Gizi
pengumpul data
Penganalisa Komite mutu dan keselamatan pasien dan pihak terkait
Publikasi data Internal
38
JUDUL Kepatuhan identifikasi pasien sebelum pengambilan
spesimen pemeriksaan standar 100%
Definisi operasional Identifikasi pasien sebelum pemberian darah dan produk
darah adalah proses pengecekan identitas pasien
menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas yang
tercantum pada gelang, sebelum pengambilan spesimen
pemeriksaan
Tujuan Tergambarnya proses identifikasi pasien
Dimensi mutu Keselamatan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan identifikasi sebelum
pengambilan spesimen pemeriksaan
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan pengembilan
spesimen
Sumber data Survei / Laporan Laboratorium
Standar 100 %
Penanggung jawab Person In Charge Laboratorium
pengumpul data
Penganalisa Komite mutu dan keselamatan pasien dan pihak terkait
Publikasi data Internal
40
Prosedur ejaan tidak digunakan untuk obat yang
bersifat LASA / NORUM
Kriteria eksklusi Obat-obatan yang tidak tergolong high alert
Tujuan Terhindarnya kesalahan pemberian obat high alert
Dimensi mutu Keselamatan dan Keamanan
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai/ high
alert
Denumerator
Sumber data Laporan insiden
Standar 0%
Penanggung jawab KPRS
pengumpul data
Penganalisa Komite mutu dan keselamatan pasien dan pihak terkait
Publikasi data Internal
42
Kriteria Eksklusi prosedur sirkumsisi ; stitch abscess
Tujuan Menurunkan kejadian infeksi Daerah operasi (IDO)
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Dasar Pemikiran / Dengan adanya pembuatan Standar Pelayanan Minimal
Alasan Pemilihan Kejadian infeksi pasca operasi (ILO) membantu Rumah
Indikator Sakit dalam mengurangi atau mencegah terjadinya infeksi
pasca operasi, serta meningkatkan mutu Rumah sakit.
Numerator Jumlah kasus Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Denominator Jumlah kasus operasi
Formula Pengukuran (Jumlah kasus IDO dibagi Jumlah kasus operasi) x 100
Standar ≤2%
Metodologi Concurent
Pengumpulan Data
Cakupan Data Seluruh unit pelayanan medis
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Frekuensi analisa data 3 Bulanan
Metodologi analisa data Line Chart
Sumber data Rekam Medik
Penanggung jawab IPCN
pengumpul data
Publikasi data Interal
5) Kejadian Dekubitus
Judul Kejadian Dekubitus
Definisi Operasional Kejadian dekubitus adalah terjadinya pasien yang
mengalami dekubitus selama dalam perawatan di rawat
inap RS.
Dekubitus adalah luka pada jaringan kulit yang disebabkan
oleh tekanan yang berlangsung lama dan terus menerus
(Doh, 1993 dalam Martin, 1997)
Kriteria :
A. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda
45
berikut, yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan
sakit atau pembengkakan ditepian luka dekubitus
B. Minimal ditemukan 1 dari bukti berikut :
a. Hasil kultur positif dari cairan atau jaringan yang
diambil secara benar
b. Hasil kultur darah positif
C. Dokter yang merawat menyatakan adanya dekubitus
dan diberi pengobatan antimikroba.
46
Judul Kejadian pasien jatuh
Definisi operasional Pasien jatuh di lingkungan rumah sakit oleh sebab apapun
Pengumpulan Data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisa data 3 bulan
Metode analisa data Run chart
Sumber data Laporan insiden
Penanggung jawab KPRS
pengumpul data
Penganalisa Komite mutu dan keselamatan pasien dan pihak terkait
48
pasien baik asesmen awal maupun ulang
Tujuan Teratasinya rasa nyeri pada pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Dasar pemikiran /alasan Untuk kelengkapan pengkajian asesment nyeri
Pemilihan Indikator
Numerator jumlah status pasien yang tidak ada dokumentasi asesmen
nyeri awal maupun ulang sesuai panduan manajemen
nyeri per bulan
Denominator jumlah seluruh pasien dengan keluhan nyeri dalam bulan
tersebut
Formula Pengukuran ( N/D) X100%
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan data Unit IGD
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Sensus harian
Penanggung jawab PIC IGD
Pengumpul data
Publikasi data Internal
51
Formula Pengukuran ( N/D) X100%
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan data Unit ok
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab PIC Kamar Operasi
Pengumpul data
Publikasi data Internal
52
d. Insiden tertinggalnya instrumen/kasa/benda lain saat operasi
Judul indikator Insiden tertinggalnya instrumen/kasa/benda lain saat
operasi
Definisi Operasional Tertinggalnya instrumen/kasa/benda lain saat operasi
adalah tertinggalnya benda-benda tersebut pada saat
operasi yang diketahui beberapa waktu setelah operasi
dilakukan.
Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan
operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatu
pembedahan
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar pemikiran /alasan High Risk
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing
dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran ( N/D) X100%
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan data Unit ok
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab PIC Kamar Operasi
Pengumpul data
Publikasi data Internal
54
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan data Unit ok
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Status rekam medis
Penanggung jawab PIC Kamar Operasi
Pengumpul data
Publikasi data Internal
55
meningkatkan mutu Rumah Sakit
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar ≤ 60 menit
Metodologi Concurent
Pengumpulan Data
Cakupan Data Instalasi rawat jalan
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Frekuensi analisis Data Tiap tiga bulan
Metodologi Analisis Line Chart
Data
Sumber data Survei pengambilan data rawat jalan
Penanggung jawab PIC Rawat jalan
Publikasi Data Internal
57
dan mengevaluasi pasien ranip dengan resiko jatuh dan
membantu Rumah Sakit dalam meningkatkan mutu Rumah
Sakit.
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi
jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau
kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Formula Pengukuran ( N/D) X100%
Standar 100 %
Metodologi concurent
Pengumpulan data
Cakupan data Unit ranip
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Laporan Visite Rawat Inap dalam rekam medik
Penanggung jawab PIC Rawat Inap
Pengumpul data
Publikasi data Internal
d. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama rawat
inap
Judul indikator Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif
selama rawat inap
Definisi Operasional Pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan
tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain
obat untuk terapi (pengobatan penyakit) selama masa rawat
inap
Kriteria ekslusi Bayi yang menderita galaktosemia, maple syrup urine, dan
fenilketonuria
59
e. Angka perawatan ulang
Judul indikator Angka perawatan ulang
Definisi Operasional Jumlah pasien rawat inap ulang dengan penyakit yang
sama dalam kurun waktu kurang dari tujuh hari setelah
pasien pulang dari rumah sakit
Kriteria Ekslusi Pasien pulang atas permintaan sendiri, rawat ulang yang
direncanakan, kehamilan aterm, penyakit kronik
61
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi analisis Line chart
data
Sumber Data Sensus harian
Penanggung jawab PIC rawat inap
Pengumpul data
Publikasi data Internal
d. Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir
Judul Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
pada bayi baru lahir
Definisi operasional Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi baru lahir diberi
kesempatan untuk memulai atau inisiasi menyusu sendiri
64
segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi
dan ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu pertama
selesai.
Kriteria Eksklusi Bayi baru lahir dengan permasalahan kesehatan seperti
BBLR, Asfiksia, Hydrocephalus, Meningokel, Labio palato
skisis, Omvalokel / tidak ada dinding perut.
Tujuan Tergambarnya ketidakmampuan rumah sakit dalam
memberikan informasi mengenai IMD
Dimensi mutu Efektifitas
Dasar Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan
Pemikiran/Alasan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pasien pasca persalinan dengan tidak dilakukannya
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Denominator Jumlah pasien pasca persalinan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan Data
Cakupan Data VK
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Frekuensi analisis Data Tiap tiga bulan
Metodologi Analisis Line Chart
Data
Sumber data Rekam medis rumah sakit
Penanggung jawab PIC Kamar Bersalin
Pengumpul data
Publikasi Data Internal
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
69
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Dasar Berdasarkan adanya laporan insiden penyerahan perbekalan
Pemikiran/Alasan farmasi yang terjadi dari unit farmasi ke unit pelayanan
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah insiden kesalahan penyerahan perbekalan farmasi
Denominator Jumlah seluruh perbekalan farmasi yang di serahkan dari
Instalasi Farmasi ke ruang perawatan yang disurvey dalam 1
bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 0%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Farmasi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Survei
Penanggung jawab PIC Farmasi
pengumpul data
Publikasi data Internal
73
darah tidak sesuai, atau gangguan sistem imun sebagai akibat
pemberian transfusi darah.
Tujuan Tergambarnya manajemen risiko pada UTD
Dimensi mutu Keselamatan
Dasar Karena ada beberapa laporan kejadian terkait reaksi transfuse
Pemikiran/Alasan
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam satu
bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar <0,01%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Laboratorium
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Rekam medis
Penanggung jawab PIC Laboratorium
pengumpul data
Publikasi data Internal
74
jalan dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang di foto pasien rawat jalan dalam bulan
tersebut
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar < 3 jam
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Radiologi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Rekam medis
Penanggung jawab PIC Radiologi
pengumpul data
Publikasi data Internal
75
pengumpul data
Publikasi data Internal
76
pelayanan
Tujuan Agar pasien mendapatkan hak nya untuk memperoleh hasil
rontgen
Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi dan Kesinambungan Pelayanan
Dasar Untuk mengevaluasi berapa banyak hasil rontgen yang
Pemikiran/Alasan dibawakan pulang pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah foto rontgen yang dibawakan kepada pasien dalam 1
bulan
Denominator Jumlah seluruh foto rontgen pasien yang pulang dalam 1
bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100 %
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Radiologi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Register radiology dan Survey
Penanggung jawab PIC Radiologi
pengumpul data
Publikasi data Internal
a. Sisa makanan siang yang tidak termakan oleh pasien non diit
Judul Sisa makanan siang yang tidak termakan oleh pasien non diit
Definisi operasional Porsi makan siang yang tidak habis dimakan oleh pasien non
diit ≥ ½ porsi makan yang disediakan
Kriteria Eksklusi Pasien dengan diit
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi
gizi
Dimensi mutu Efektifitas dan efisien
Dasar Berdasarkan hasil kepuasan makanan yang masih dibawah
Pemikiran/Alasan rata-rata dilihat dari sisa makanan yang tidak termakan oleh
Pemilihan Indikator pasien non diit
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan siang yang tidak
termakan oleh pasien non diit
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar <20%
Metodologi Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Gizi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
data
Metodologi Analisis Line chart
82
Data
Sumber data Survei
Penanggung jawab PIC Gizi
pengumpul data
Publikasi data Internal
83
Judul Baku Mutu Limbah Cair
Definisi operasional Baku mutu adlah standar minimal pada limbah cair yang
dianggap aman bagi kesehatan, yang merupakan ambang
batas yang ditolerir dan diukur dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
TSS (Total Suspended Solid) : 30 mg/liter
PH : 6-9
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap keamanan
limbah cair rumah sakit
Dimensi mutu Keselamatan
Dasar
Berdasarkan hasil limbah cair rumah sakit yang masih ada
Pemikiran/Alasan
yang memenuhi syarat
Pemilihan Indikator
Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah sakit
yang sesuai dengan baku mutu
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Kesling
Frekuensi
3 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis
3 bulan
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Hasil pemeriksaan
Penanggung jawab
PIC Kesling
pengumpul data
Publikasi data Internal
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Kesling
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis
3 bulan
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Data jumlah sampah medis
Penanggung jawab
PIC Kesling
pengumpul data
Publikasi data Internal
.
12. PROFIL INDIKATOR MUTU
RUMAH SAKIT UMUM AN NI’MAH WANGON
UNIT : SARANA PRASARANA
87
Definisi operasional Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat adalah
waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima
(lisan maupun tertulis) sampai dengan petugas melakukan
pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut
perbaikan lebih dari 15 menit.
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam
pemeliharaan alat
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Dasar Dengan adanya pembuatan Standar Pelayanan Minimal,
Pemikiran/Alasan dimaksudkan untuk memenuhi dan membantu rumah sakit
Pemilihan Indikator dalam ketersediaan dan respon cepat dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kerusakan alat
Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau
sama dengan 15 menit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam 1 (satu) bulan
Formula Pengukuran (N/D)
Standar < 20 %
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit sarana dan prasarana
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Laporan dari unit pemeliharaan sarana (catatan laporan
kerusakan)
Penanggung jawab
PIC Sarpras
pengumpul data
Publikasi data Internal
88
Pemikiran/Alasan dimaksudkan untuk memenuhi dan membantu rumah sakit
Pemilihan Indikator dalam pemeliharaan alat sarana dan prasarana
Numerator Jumlash alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat
waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan
pemeliharaan dalam satu bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100 %
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit sarana dan prasarana
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Registrasi pemeliharaan alat
Penanggung jawab
PIC Sarpras
pengumpul data
Publikasi data Internal
c. Peralatan dan alat ukur yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi
Judul Peralatan dan alat ukur yang terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi
Definisi operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan
peralatan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
(BKFK)
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Dasar Dengan adanya pembuatan Standar Pelayanan Minimal,
Pemikiran/Alasan dimaksudkan untuk memenuhi dan membantu rumah sakit
Pemilihan Indikator dalam pemeliharaan alat sarana dan prasarana
Numerator Jumlah seluruh alat yang terkalibrasi tepat waktu dalam 1
(satu) tahun
Denominator Jumlah alat yang perlu dikalibrasi dalam 1 (satu) tahun
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100 %
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit sarana dan prasarana
89
Frekuensi
1 tahun
pengumpulan data
Frekuensi analisis data 1 tahun
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Buku Registrasi
Penanggung jawab
PIC Sarpras
pengumpul data
Publikasi data Internal
90
b. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruangan Rawat Inap
Judul Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruangan Rawat
Inap
Definisi operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan
penyediaan linen sesuai dengan ketentuan waktu yang
ditetapkan 1 x 24 jam
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Dimensi mutu Efisiensi dan efektifitas
Dasar
Untuk memenuhin kebutuhan dan mengurangi komplainan
Pemikiran/Alasan
pasien di rumah sakit
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah hari dalam 1 (satu) bulan dengan penyediaan linen
tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam 1 (satu) bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Kesling
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis
1 bulan
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Survey
Penanggung jawab
PIC Unit Laundry
pengumpul data
Publikasi data Internal
91
permasalahan pada bidang masing-masing
Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya perbaikan
pelayanan di rumah sakit
Dimensi mutu Efektivitas
Dasar
Pemikiran/Alasan
Pemilihan Indikator
Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang ditindaklanjuti
dalam satu bulan
Denominator Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti dalam satu
bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Administrasi dan Manajemen
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis
3 bulan
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Notulen Rapat
Penanggung jawab
PIC Unit terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
92
Laporan Akuntabilitas kerja minimal 3 bulan sekali.
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit dalam
menunjukan akuntabilitas kinerja pelayanan.
Dimensi mutu Efektivitas, efisisensi
Dasar
Pemikiran/Alasan
Pemilihan Indikator
Numerator Laporan akuntabilitas kerja yang lengkap dan dilakukan
minimal 3 bulan dalam satu tahun
Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disusun dalam
satu tahun
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Administrasi dan Manajemen
Frekuensi
1 tahun
pengumpulan data
Frekuensi analisis
3 tahun
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Bagian Tata Usaha
Penanggung jawab
PIC Unit terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
a. Cost Recovery
Judul Cost Recovery
Definisi operasional Cost Recovery adalah jumlah pendapatan funsional dalam
periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan
operasional dalam periode tertentu.
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit
Dimensi mutu Efisiensi dan efektivitas
Dasar
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan keuangan dan cara
Pemikiran/Alasan
mengendalikan pengeluaran yang ada dirumah sakit
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar ≥40%
Metodologi
Concurent
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Keuangan
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis 3 bulan
94
data
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Data keuangan
Penanggung jawab
PIC Unit Keuangan
pengumpul data
Publikasi data Internal
96
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit keuangan
Frekuensi
1 tahun
pengumpulan data
Frekuensi analisis data 1 tahun
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Buku Bank keluar,Rekening Koran Bank, dan surat
Sumber data
Pemberitahuan ke Bank
Penanggung jawab
PIC Unit keuangan
pengumpul data
Publikasi data Internal
97
pengumpul data
Publikasi data Internal
99
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis data Setiap bulan
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Bagian keuangan
Penanggung jawab
PIC Unit keuangan
pengumpul data
Publikasi data Internal
100
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit verifikasi
Frekuensi
Maksimal tanggal 20 bulan berikutnya
pengumpulan data
Frekuensi analisis data Bulanan
Metodologi Analisis Line chart
Data
Sumber data Surat tagihan
Penanggung jawab
PIC Unit terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
102
Judul Indikator Kenaikan jumlah pasien baru setiap bulan
Definisi Operasional Pasien baru adalah pasien yang belum terdaftar sebagai
pasien di Poliklinik, IGD atau rawat inap dan pertama kali
melakukan kunjungan ke RSU An Ni’mah
Tujuan Menggambarkan minat masyarakat terhadap RSU An
Ni’mah
Untuk menilai kinerja marketing.
a. Kepuasan Karyawan
Judul Indikator Kepuasan Karyawan
Definisi Operasional Kepuasan Karyawan adalah derajat kepuasan karyawan
terhadap pelayanan manajemen rumah sakit
Tujuan Tergambarnya kepuasan karyawan terhadap pelayanan
manajemen rumah sakit
Dimensi Mutu Kepuasan karyawan
Dasar Pemikiran / Mengetahui jumlah karyawan terhadap pelayanan
Alasan Pemilihan manajemen rumah sakit
Numerator Jumlah karyawan yang puas
Denumerator Jumlah seluruh karyawan yang dibagi kuesioner
Formula Pengukuran N/D x 100 %
Metodologi Sensus triwulan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Total populasi karyawan
Frekuensi Pengumpulan Triwulan
Data
Frekuensi Analisa Data Triwulan
Metodologi Analisa Statistik, Run-chact
Data
Sumber Data Survei SDM
Penanggung jawab PIC SDM
pengumpul data
Publikasi Internal
106
pengumpul data
Publikasi Internal
111
diterima sekretariat dapat mengganggu terdistribusi dan
terdokumentasi dengan baik
Tujuan Menangani surat masuk dan surat keluar dengan
baik,terarah,teratur,agar surat dapat di distribusikan dengan
baik dan sesuai dengan arah tujuan, terutama dalam hal
penomoran surat.
Dimensi mutu Keamanan
Dasar Untuk mengetahui apakah sudah tepat dalam pemberian
Pemikiran/Alasan nomor pada surat yang sudah di ditribusikan dengan baik
Pemilihan Indikator dan tepat.
Numerator Jumlah surat masuk yang tidak tepat dalam penomoran
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah surat masuk dalam satu bulan
Formula Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100 %
Metodologi
Restrofektif
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit TU
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisis data 1 tahun
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Surat dari instansi luar
Penanggung jawab
PIC Unit Terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
115
d. Respon Time Kerusakan/ kelengkapan Sarana dan Prasarana di
dalam Ambulance (O2, P2k, dll)
Judul Respon Time Kerusakan/ kelengkapan Sarana dan
Prasarana di dalam Ambulance (O2, P2k, dll)
Definisi operasional Keterlambatan waktu penanganan kerusakan/
kelengkapan sarana dan prasarana di dalam ambulance >
60 menit setelah adanya laporan dari penanggungjawab
ambulance
116
diakses setiap waktu oleh dokter, karyawan/ karyawati
yang membutuhkan.
Dimensi mutu Akses
Dasar Dengan adanya pembuatan Standar Pelayanan Minimal,
Pemikiran/Alasan dimaksudkan untuk memenuhi dan membantu rumah sakit
Pemilihan Indikator dalam ketersediaan dan respon cepat dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kendaraan operasional yang
membutuhkan.
Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan kendaraan
operasional dalam satu bulan
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Formula Pengukuran (N/D)
Standar 24 jam
Metodologi
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Supir
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Poli rawat jalan
Penanggung jawab
PIC Unit terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
118
Pengumpulan data
Cakupan Data Unit Supir
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Frekuensi analisis data 3 bulan
Metodologi Analisis
Line chart
Data
Sumber data Survei
Penanggung jawab
PIC Unit terkait
pengumpul data
Publikasi data Internal
BAB VI
DOKUMENTASI
BAB VII
ANALISA MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Beberapa tahapan harus dilalui pada waktu menerima ata-data dari unit:
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima.
Hal ini penting untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistik
2. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanan yang jelek
saja sedang yang baik tidak perlu diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun tabel
umum, bar chart dan line graft untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut
dapat dipilih kecenderungnan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur
4. Untuk mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan terentu
perlu diketahui beberapa angka sedrhana yang ada pada statistik deskriptif, antara
lainangka rata-rata (mean), angka simpangan (SD,Standar Deviasi), dan
rentang (rang). Pengukuran cara sederhana ini disebut time series analysis
(Analisis Kecenderungan menurut waktu)
121
BAB VIII
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU
DI RUMAH SAKIT UMUM AN NI’MAH
122
BAB IX
PENUTUP
Dengan dibuatnya suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit
mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelolaan rumah sakit, terutama untuk
mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri (self assessment). Manfaat tersebut antara lain
sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan juga sebagai alat untuk
mendukung pengambilan keputusan di dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa
yang akan datang. Namun fungsinya hanya sebagai alat pemandu. Upaya peningkatan
mutu tetap herus merupakan kesepakatan/ komitmen diantara seluruh karyawan dan
pimpinan rumah sakit.
Dengan semakin berkembangnya jaman maka persaingan antar rumah sakit juga akan
semakin ketat, oleh karena itu mutu rumah sakit harus lebih ditingkatkan dan dengan
diterapkannya indikator mutu rumah sakit yang tidak hanya dibuat tapi juga harus
dilaksanakan di unit rumah sakit. Kalau ingin maju mestinya tiap unit
123
mengimplementasikan semua instrumen mutu sehingga menghasilkan rumah sakit yang
bermutu dan dapat meningkatkan keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
2. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 2018
3. Kepmenkes RI nomor 129/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan minimal Rumah
Sakit
4. dr Luwiharsih, MSc, Workshop Dokumen SNARS edisi 1, Bali April 2018
124
Lampiran 1
FORM A. SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU
FORM A. SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU
UNIT :
JUDUL INDIKATOR :
BULAN :
TAHUN :
AREA MONITORING :
SUMBER DATA :
SAMPLE SIZE :
Tgl Tabulasi Jumlah Indikator Numerator Tabulasi Jumlah Indikator Denomerator
(sesuai dengan formula) (sesuai dengan formula)
1
2
3
...
125
30
31
Jumlah
Wangon, ..................,............
Data kolektor/ kasie PIC
Lampiran 2
FORM B. LAPORAN BULANAN DARI UNIT/ DATA KOLEKTOR KE KMKP
FORM B. LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU DARI UNIT/ DATA
KOLEKTOR KE KMKP
Nama Unit :
Indikator mutu :
Area :
Numerator :
Denumerator :
Formula : Numerator/ Denumerator x 100%
Target : %/ satuan lainnya
Hasil Indikator mutu Unit : TERCAPAI/ TIDAK TERCAPAI
Analisa Unit : (tercapai/ tidak tercapai , alasan dan evaluasi)
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Rekomendasi :
126
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Wangon,.....................,..............
Lampiran 3.
FORM C REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DARI UNIT KE KMKP
FORM C REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DARI UNIT KE KMKP
Keterangan :
U : Unit ∑HCT : Rerata hasil Capaian target
JL : Jenis Layanan MSLH : Masalah
JIM : judul Indikator Mutu ATB : Analisa Tri Bulan
F : Formula TL : Tindak Lanjut
T : Target D : Denumerator
N : Numerator H : Hasil
Wangon, .......................,............
127
Data Kolektor KMKP
(Ketua/ Sekretaris)
Lampiran 4.
FORM D. REKAPITULASI INDIKATOR MUTU
JENIS : INDIKATOR MUTU PRIORITAS
INDIKATOR MUTU UNIT
Keterangan :
U : Unit ∑HCT : Rerata hasil Capaian target
JL : Jenis Layanan MSLH : Masalah
JIM : judul Indikator Mutu ATB : Analisa Tri Bulan
F : Formula TL : Tindak Lanjut
T : Target D : Denumerator
N : Numerator H : Hasil
Wangon, .......................,............
KMKP
128
(nama & ttd )
Lampiran 5
FORM E. REKAPITULASI PEMANTAUAN (MONITORING DAN EVALUASI)
DATA INDIKATOR MUTU
129