Ditetapkan di : Gumawang
Kepala UPTD. Puskesmas Gumawang
SOLHA SRIKANDI
NIP. 19670920 198903 2 007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan unit layanan kesehatan nmasyarakat terdepan yang selalu berhubungan
langsung dengan masyarakat. Standar pelayanan menjadi suatu keharusan dalam setiap pemberian
layanan klinis untuk menjaga kualitas layanan yang diharapkan dan menghindari terjadinya
penyimpangan dalam layanan
Pelayanan klinis menjadi salah satu bentuk pelayanan perorangan dalam organisasi puskesmas,
sehingga peningkatan mutu layanan klinis menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu strategi yang dilakukan dalam peningkatan layanan klinis adalah menjaga
standar dan upaya peningkatan mutu layanan klinis di puskesmas
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksanaan pelayanan
puskesmas dalam melakukan pelayanan klinis di puskesmas tujuang yang diharapkan dapat berhasil
E. Landasan Hukum
1. Undang- undang No 36 thun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 Tahun 2014
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.374/Menkes/SKIV/2009 tentang sistem Kesehatan
Nasional
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SKJ I/204 tentang kebijakan dasar
Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
BAB II
INDIKATOR, STANDAR DAN KRITERIA
Mutu layanan klinis sangat terkait dengan ketersediaan INPUT, PROSES yang benar, sehingga OUTPUT
akan sesuai yang diharapkan. Untuk itulah harus disusun suatu standar input, proses dan standar output yang
selanjutnya dilakukan monitoring, audit, dan evaluasi terus menerus dalam suatu rangkaian PDCA.
Tersusunnya standar, indikator, prosedur dan daftar titik sebagai instrument untuk meningkatkan mutu
layanan klinis. Prosedur merupakan penjabaran, standar proses menekankan pada tahapan yang benar. Dan
daftar titik merupakan perangkat yang digunakan untuk menilaai kepatuhan serta pencapaian kegiatan
A. INDIKATOR
Merupakan suatu ukuran yang menjadikan rujukan suatu hasil. Menyusun indikator menggunakan
rumusan sebagai batasan dan sifatnya. Umumnya indikator harus SMART yeang merupakan
singkatan dari:
1. Spesific yaitu ukuran yang tidak bias untuk satu fenomena atau kegiatan
2. Masurable yaitu dapat diukur
3. Accedible yaitu dapat dicapai
4. Reasonable yaitu ukuran masuk akal
5. Time Bound yaitu ada batasan waktu untuk pencapaian
B. STANDAR
Standar adalah pernyataan yang dapat diterima untuk suatu ukuran terhadap baha, proses dan
suatu produk barang dan jasa
Standar Input
Stnadar proses dimana tahapan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
Standar Output
Standar output yaitu penetapan hasil atau keluaran yang dikriteriaakan dapan diterima sebagai
hasil yang menjadi tujuan
C. KRITERIA
Kriteria adalah spesifik dan suatu indikator atau variable yang ditentukan sebagai spesifik yang
diindikatorkan
BAB III
PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan pelayanan jlinis merupakan salh satu upaya dalam penyelengaraan kesehatan dalam
puskesmas yang merupakan upaya kesehatan perseorangan. Dimana yang dimaksud uapaya kesehatan
perorangan adalah pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga
A. ORGANISASI
Organisasi dalam upaya kesehatan perseorangan bertujuan dalam manajemen peningkatan mutu
layanan klinis yang diselenggarakan oleh puskesmas. Organisasi dalam upaya kesehatan
perseorangan meliputi ketua sebagai koordinator pelayanan klinis dan anggota sebagai penanggung
jawab layanan klinis di masing-masing unit layanan klinis
Sumber daya merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis, dimana sumberdaya
akan menetukan kualitas dan kuantitas pelayanan klinis yang akan diberikan
A. SUMBERDAYA MANUSIA
Sumberdaya manusia merupakan tatanan yang terhimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan,
dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Secara umum kebijakan tetang tenaga kesehatan, khususnya yang berkaiatan dengan kualitas atau
mutu dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah (PP) No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Dalam PP ini antara lain dinyatakan:
1. Tenaga Kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidnag kesehatan yang
dinyatakan dengan ijasah dan lemabaga pendidikan (pasal 3)
2. Setiap Tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga kesehatan (pasal 21)
B. SARANA PRASARANA
Sarana prasarana merupakan sumberdaya yang juga mempengaruhi mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, dimana ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai standar merupakan suatu
kewajiban dalam penyelenggaraan layanan klinis guna mencapai hasil yang optimal
BAB V
PENGENDALIAN MUTU LAYANAN KLINIS
Pengendalian mutu dalam manajemen mutu layanan klinis merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang
bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian umum pada pleyanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu
Yoseph M. Jurusan terkenal dengan konsep”Triolgy’’ mutu dan mengidentifikasinya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: Siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai
kebutuhan, merencanakan proses untuk suatu produksi
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan antara kinerja actual dan
tujuan
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan tim untuk untuk melaksanakan peningkatan mutu
Setiap legiatan dijabarkan dalam upaya peningkatan mutu klinis. Peluang untuk memecahkan masalah harus
digunakan pada saat yang tepat oleh mereka yang bertanggung jawab melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Langkah I
Menhidentifikasi, memilih dan mengidientifikasi masalah. Kenali hal-hal yang berpotensi menjadi
masalah dan kaji situasi dimana staf mungkin dapat memperbaiki
b. Langkah 2
Pelajari dengan seksama yang terjadi dan segala aspeknya. Tentukan dimana dan kapan masalah
muncul. Pahami proses terjadinya masalah
c. Langkah 3
Tentukan sebab masalah yang pokok. Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan
keterkaitannya dengan masalah. Guna metode untuk mengetes hipotesis tentang sebab-sebab yang
mungkin menimbulkan masalah tersebut
Kumpulkan data untuk mengetes hipotesis dan untuk menetukan faktor penyebab yang paling
dominan
d. Langkah 4
Identifikasi semua solusi yang mungkin, berfikirlah secara kreatif untuk menangani sebab-sebab
masalah yang mungkin dapat diatasi
e. Langkah 5
Pilih solusi yang dapat dilaksanakan. Analisa cara-cara pemecahan masalah yang mungkin
dilaksanakan, dikaji dan aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yang
perludilakukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya atau kriteria lainnya.
Langkah melaksanakan pemecahan maslaah yang berkualitas dengan PDCA
Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif yaitu:
1. Merencanakan (Plan)
Sebelum dilaksanakan solusi, ditentukan tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus
memutuskan siapa, apa, dimana dan bagaimana solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini,
diperlukan penjelasan tentang berbagai asumsi sasaran, dan dipikirkan tentang kemungkinan
adanya penolakan dan pihak yang dijadikan sasaran. Disini harus sudah diputuskan tentang data
yang harus dikumpulkan untuk memantau keberthasilan pelaksanaan solusi masalah
2. Pelaksanaan (Do)
Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan termasuk proses pengumpulan data/informasi
untuk memantau perubahan yang terjadi dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan
pelaksanaan solusi. Amati bagaimana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatacn tentang segala
sesuatu yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau kesealahan yang
muncul dalam proses ini harus diartikan sebagai kesempatan untuk membuat perbaikan
3. Cek (Chck)
Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulan pelajaran apa yang diperoleh dan tindakan yang
sudsh dilakukan
4. Bertindak (Action)
Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan pelajaran yang diperoleh dan tindakan yang sudah
diambil, lanjutkan proses solusi dan hentikan, atau ulangi kembali tindakan dari awal dengan
tujuan melakukan modifikasi