Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MUTU PELAYANAN DALAM KEBIDANAN

MODEL JAMINAN MUTU

Kelompok 2 :

1. Putih Piara S (P07124116021) 10. Ria Arsitasari (P07124116030)


2. Ratri Cahyaningrum (P07124116022) 11. Zumrotul Wulan (P07124116032)
3. Ratih Anggiana (P07124116023) 12. Ayu Hanifah A (P07124116034)
4. Poppy Anggun T (P07124116024) 13. Gatessa T (P07124116035)
5. Zara Fauziah (P07124116025) 14. Ratna Murti Dewi (P07124116036)
6. Nida Ulchusna (P07124116026) 15. Hesti K (P07124116037)
7. Lilis Nur A (P07124116027) 16. Rezhela Lintang G (P07124116038)
8. Nadya Putri N (P07124116028) 17. Diani Fadmi Putri (P07124116039)
9. Marlyn Sholicha (P07124116029) 18. Riska Fitiana (P07124116040)

DIII KEBIDANAN Tk III / SEMESTER V

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilakukan dengan tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun
masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan adalah timbulnya kepuasan pada pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk serta tata cara penyelenggaraanya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang ditetapkan.
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan masyarakat perlu adanya program menjaga
mutu atau program jaminan mutu (Quality Assurance) yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objktif dan terpadu. Untuk dapat menjalankan layanan
kesehatan sesuai standar maka perlu dimengerti apa yang dimaksud dengan jaminan mutu
dan apa saja program yang ada, Sehingga perlu dipelajari lebih sistematis melalui
makalah “Jenis QA (Quality Assurance)”, untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, mak dapat dirumuskan bagaimana model jaminan
mutu dalam pelayanan kebidanan?
C. Tujuan
Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui model jaminan mutu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu
Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan kebutuhan
klien/konsumen/pasar atau melebihi harapan. Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep
"Trilogy" mutu dan mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produk.
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan.
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu. Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang
semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu
B. Program Jaminan Mutu / Quality Assurance
Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan terencana,
sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang
ditetapkan "akan dijamin" tercapai. Salah satu elemen dari QA adalah QC. Elemen yang
lain yaitu: Planning, organization for quality, Established Procedure, Supplier Selection,
Corrective Action, Document control, training, Audit dan Management review. QA lebih
berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu produk, dan datanya bisa diperoleh
dari data sampling orang QC atau feedback dari internal perusahaan ataupun adanya
Quality complain dari luar perusahaan yaitu costumer. Dan QA biasanya juga berperan
sebagai sertifikasi dari produk tersebut. (Sumber: Mailing List Migas Indonesia, Juni
2007).
Berdasarkan ISO 9000:2000 (QMS-Fundamentals and Vocabulary) (section
3.2.11) Quality Assurance “Part of quality management focused on providing confidence
that quality requirements will be fulfilled”. Jika diterjemahkan Quality Assurance
terfokus pada pemberian jaminan/keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi.
Quality Assurance tugasnya memahami spec. customer dan standard atau spec. yang
berhubungan dengan product, kemudian membuat / menentukan cara inspeksinya (berupa
prosedur) dan mendokumentasi hasil inspeksinya (manufacturing data report).
C. Bentuk Program Penjaminan Mutu
1. Program Jaminan Mutu
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan
berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan
peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senantiasa sesuai
dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
Istilah jaminan mutu layanan kesehatan ini mencakup semua kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu. Contoh istilah tersebut meliputi total quality
management (TQM) atau manajemen mutu terpadu, continous quality improvement
atau peningkatan mutu berkesinambungan, quality management atau manajemen
mutu. Dengan demikian jaminan mutu layanan kesehatan mencakup kegiatan :
a. Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat yang menjadi pelanggan
eksternal layanan kesehatan.
b. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat dalam instansi
pelayanan kesehatan.
c. Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data, bukan perkiraan atau dugaan.
d. Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang terlibat dengan
pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan merupakan sumber daya mutu dan
produktivitas sehingga setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontrbusinya
kepada instansi pelayanan kesehatan layanan kesehatan dihargai.
5. Menghindarkan pemborosan setiap bagian instansi pelayanan kesehatan layanan
kesehatan, termasuk waktu, karena waktu adalah uang
6. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap penting, tetapi
pada saat yang sama harus mendorong orang menjadi inovatif dan kreatif.
7. Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan, karena mutu adalah doing the right
things all the times.
Pada dasarnya tahapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan
melalui
a. Sadar mutu
b. Penyusunan standar
c. Mengukur apa yang dicapai
d. Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan.
Semua langkah dalam siklus jaminan mutu layanan kesehatan atau lingkaran
mutu selalu berulang dan berkesinambungan serta tidak pernah berhenti,
seperti terlihat dalam gambar lingkaran mutu.
D. Program Jaminan Mutu
Jaminan mutu pelayanan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai
keseluruhan upaya yang bertujuan untuk memberikan suatu layanan kesehtan yang
terbaik mutunya, yaitu layanan kesehatan yang sesuai dengan standar layanan
kesehatan yang disepakati. Pengertian operasional jaminan mutu layanan kesehatan
adalah upaya yang sistematis dan berkesinambungan dalam meantau dan mengukur
mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan
kesehatan senantiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati
(L.D.Brown, 1992).
Secara umum mutu layanan kesehatan dapat diukur melalui cara pengukuran
mutu perspektif, konkruen, retrospektif, internal dan eksternal.
2. Pengukuran mutu prospektif adalah pengukuran terhadap mutu layanan
kesehatan yang dilakukan sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Oleh
sebab itu, pengukurannya akan dituukkan teradap struktur atau masukan
layanan kesehatan denan asumsi bahwa layanan keehatan harus memiliki
sumberdaya tertentu agar dapat menghasilkan layanan kesehatan yang
bermutu, seperti: standarisasi, lisensi, sertifikasi dan akreditasi.
a. Standarisasi
Penerapan standarisasi, seperti standarisasi peralatan, tenaga, gedung,
sistem, organissi, anggaran, dan lain-lain. Setiap fasilitas layanan kesehatan
yang memiliki standar yang sama mutunya. Standarisasi dapat membangun
klasifikasi layanan kesehatan. Contoh standarisasi layanan rumah sakit ke
dalam berbagai kelas tertentu, misalnya rumah sakit umum kelas A, kelas B,
kelas C, dan kelas D, rumah sakit jiwa kelas A dan kelas B.
b. Lisensi
Perizinan atau lisens merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu
layanan kesehatan. Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) yang diberikan
merupakan suatu pengakuan bahwa seseorang telah memenuhi syarat untuk
melakukan praktek sesuai dengan profesinya. Demikian juga dengan profesi
kesehatan lain, harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya.
Rumah sakit, rumah bersalin/bidan praktek mandiri aupun fasilitas layanan
kesehatan lain akan mendapat izin operasional setelah memenuhi
persyaratan tertentu dan izin itu harus diperbaharui dalam kurun waktu
tertentu. Mekanisme perizinan belum menjamin sepenuhnya kompetensi
profesi layanan kesehatan yang ada atau mutu layanan kesehatan fasilitas
layanan kesehatan tersebut.
c. Sertifikasi
Sertifiasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai
bidan adalah contoh sertifikasi. Di Indonesia perizinan itu dilakukan oleh
departemen kesehatan dan /atau dinas kesehatan, sedangan sertifikasi oleh
majelis tenaga kesehatan Indonesia (MTKI).
d. Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan bahwa suatu institusi layanan kesehatan
seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan
tertentu. Indonesia telah melakukan akreditasi rumah sakit umum melalui
departemen kesehatan. Pengukuran mutu prospektif berfokus pada penilaian sumber
daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan kesehatan. Inilah salah satu
kekurangan pengukuran mutu dengan cara prospektif.
Program Menjaga Mutu Konkuren
Pengukuran mutu konkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan
kesehatan, yang dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau
diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan
kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada rekam medik, wawancara
dengan pasie/keluarga/petugas kesehatan, dan mengadakan pertemuan dengan
pasien/keluarga/petugas kesehatan.
e. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan rekonstruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan
retrospektif dn dari jawaban terhadap wawancara atau kuesioner. Pengamatan
langsung mungkin merupakan satu-satunya cara untuk melihat rincian
penyelenggaraan layanan kesehatan. Dalam pelaksanaan pengamatan langsung
terdapat syarat bagi pengamat yaitu:
1) Harus mengerti terhadap apa yang akan diamati
2) Harus low profile, tidak sok pintar
3) Mempunyai latarbelakang yang berhubungan dengan apa yang sedang
diamati
4) Harus dapat bersifat objektif.
Instrumen dalam melaksanakan pengamatan langsung dapat berupa
daftar tilik atau cheeklist. Daftar tilik merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk memudahkan pengaatan selama proses layanan kesehatan
dilakukan.
f. Penentuan sampel
Semua tehnik pengukuran memerlukan sampel pengamatan. Penentuan
berapa besar sampel dapat dibaca dala uku statistik khususnya kesehatan, tetapi
hal-hal berikut perlu diperhatikan:
1) Pertama, sampel yang dipilih harus bebas bias sehingga sampel sama atau
hampir sama dengan populasinya.
2) Kedua, sampel harus mengasilkan ukuran dalam jumlah yang dapat
dikerjakan secara realistis atau mudah oleh kelompok.
2. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu restrospektif adalah penjaminan mutu yang
diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama
lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan
pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung,
dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan atau berupa pandangan
pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record
review, tissue review, survey klien dan lain-lain.
a. Review Jaringan Rekam Medik
Pemeriksaan dan penilaian catatan medik atau catatan lain merupakan
kegiatan yang disebut sebagai audit. Pemeriksaan rekam medik pasien atau
catatan lainnya sangat berguna sebagai kegiatan awal kelompok jaminan mutu
layanan kesehatan akan dengan mudah melakukan pemerikaan dan penilaian
terhadap hasil pemeriksaan tersebut.
b. Review Jaringan
Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan
sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada
catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan daripelayanan
yang diberikan.
c. Survey Klien
Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara
langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur.
D. Prosedur Quality Assurance
Adapun langkah pada prosedur di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Umum.
a. Review dilakukan oleh personil QA yang tidak terlibat dalam pekerjaan proyek
yang direview.
b. Review dilakukan terhadap setiap tahapan proyek atau dengan ruang lingkup yang
ditetapkan bersama Ketua Tim Proyek.
c. Membuat QA Plan.
d. Personil QA menyusun dokumen QA Plan. Untuk proyek aplikasi merujuk pada
template Software Quality Assurance (SQA) Plan.
e. Dokumen QA Plan harus disetujui oleh Ketua Tim Proyek
2. Review Quality.
a. Personil QA melakukan review terhadap pekerjaan proyek sesuai QA Plan.
b. Personal QA menyampaikan Laporan Quality Assurance ke Ketua Tim Proyek
untuk disetujui dan ditindaklanjuti.
3. Ketua Tim Proyek menugaskan tindak lanjut Laporan Quality Assurance, baik berupa
tindakan koreksi atau peningkatan (improvement) ke tim proyek.
a. Tim proyek melaksanakan dan menyelesaikan tindakan koreksi atau peningkatan
(improvement) dalam jangka waktu yang telah ditetapkan di Laporan Quality
Assurance.
b. Personil QA akan memverifikasi ketepatan hasil tindakan koreksi.
1) jika tindakan koreksi tepat, personil QA menutup Laporan QA.
2) jika tindakan koreksi tidak tepat, personil QA akan meminta Ketua Tim untuk
penugasan tindakan koreksi yang baru.
E. Model Jaminan Mutu
Mutu upaya peningkatan mutu harus dilakukan secara bertahap, yaitu mulai dari
pemecahan masalah sederhana ke masalah yang kompleks.
1. Tahap analisi system
a. Pada tahap ini, yang pertama diperbaiki adalah mutu pelayanan medik dasar,
kemudian mutu pelayanan non medik. Pelayanan medik ialah pelayanan “best
practive’’, yaitu segala kegiatan yang menyangkut anamnesis, pemeriksaan fisik,
pengobatan, rujukan dan konseling. Berdasarkan etika profesi, kemanusiaan,
administrative dan yuridis, setiap pofesi kesehatan tanpa kecuali dalam setiap
menyelenggarakan pelayanan kepada pasien harus menerapkan semua ketentuan
“best practive berikut”. Namun kenyataan dilapangan “best practice sering
diabaikan,sehingga pasien/klien memperoleh pelayanan kesehatan yang kurang
bermutu,sehingga hak-hak pasien kurang dipenuhi. Oleh sebab itu,yang menjadi
prioritas utama ialah mutu pelayanan medic harus di tingkatkan terlebih dahulu.
b. digunakan daftar tilik untuk mengukur tingkat kepatuhan terhadap standar yang
telah di tetapkan.
3. Tahap pendekatan tim
Tahap pendekatan tim melalui upaya pemecehan maslah mutu dengan pendekatan
siklus pemecahan masalah. Adapun tahap-tahap analisis system/supervidi tahap
pendekatan tim adalah sebagai berikut:
a. Lingkup kegiatan memperbaiki kompetensi teknik.
b. Meningkatkan tingkat kepatuhan memperbaiki dimensi mutu lain -kepuasan,
kenyamanan, efektivtas,efisiensi,dll.
F. Quality Assurance Tools and Methods
Termasuk di dalam QA Tools and Methods ini antara lain:
1. Systems modeling
2. Flowchart
3. Cause-and-effect analysis
Cause and Effect analysis mengelompokkan dan menghasilkan hipotesa tentang
kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah dalam suatu proses dengan
mendaftarkan seluruh penyebab dan efek yang ditimbulkan dari problem yang
ditemukan. Alat analisis ini menyusun sejumlah informasi dengan menunjukkan
hubungan antara kejadian dengan kemungkinan/ penyebab aktualnya dan
menyediakan gambaran tentang “mengapa terjadi masalah dan apa kemungkinan efek
yang diakibatkan dari masalah tersebut”.
Cause and Effect analysis memberi peluang bagi problem solver untuk
memperluas pemikiran mereka dan melihat gambaran keseluruhan dari masalah.
Diagram cause and effect dapat merefleksikan baik penyebab masalah yang
menghambat pencapaian keadaan ideal yang diinginkan maupun faktor lain yang
berguna dalam pencapaian keadaan ideal tersebut.
Tipe-tipe Cause and Effect Analyses:
c. Berdasarkan kategori: Dinamakan diagram fishbone atau Ishikawa diagram
d. Berdasarkan rantai penyebab: Dinamakan diagram pohon (tree diagram)
4. Force field analysis
5. Statistical and data presentation tools
6. Bar and pie charts
7. Run chart
Merupakan metode untuk membuat sampling. Stratifikasi sendiri adalah proses
pemisahan anggota dari suatu populasi kedalam sub-grup yang homogen sebelum
pembuatan sampling.
8. Control chart
Control chart dikenal juga dengan sebutan Shewhart Chart atau process
behaviour chart adalah tool statistik yang digunakan untuk mentukan apakah suatu
proses manufaktur atau bisnis sedang berada dalam keadaan kontrol statistic.
9. Histogram
Berupa grafik atau diagram batang yang menggambarkan data yang tersedia.
10. Scatter diagram
Diagram scatter adalah tipe diagram matematis yang menggunakan koordinat
Cartesian untuk memaparkan value dari dua variabel data.

11. Pareto chart


Pareto chart diambil dari nama penciptanya, Vilfredo Pareto, merupakan suatu
chart yang terdiri atas garis dan batang. Pada chart ini, value individu
direpresentasikan oleh balok dalam urutan yang menurun dan jumlah total kumulatif
direpresentasikan oleh garis.
Dalam Quality Assurance pareto chart menyediakan fakta yang dibutuhkan
untuk memilih prioritas kendala/resiko yang hendak diperbaiki. Pareto bekerja
dengan memaparkan dan mengorganisir informasi untuk menunjukkan kepentingan
relatif dari berbagai masalah atau penyebab masalah. Adapun bentuk dari Pareto
chart ini sendiri merupakan hubungan antara:
e. Sumbu horizontal yang menempatkan item dalam urutan (dari nilai tertinggi
hingga terendah) dengan,
f. Nilai Satuan dari item itu sendiri seperti frekuensi, harga, dan waktu
Menempatkan masalah dalam urutan frekuensi yang semakin menurun, akan
mempermudah penentuan masalah yang paling penting dan akar penyebab masalah
yang memberikan dampak terbesar. Dengan demikian tim dapat fokus pada usaha
penanggulangan dari dampak potensial terbesar tersebut.
Dalam pareto chart ini dikenal apa yang dinamakan the Pareto Principles, yang
menyatakan bahwa ketika beberapa faktor mempengaruhi situasi, faktor yang
paling sedikit akan memberikan dampak yang paling tinggi . Prinsip ini lebih
dikenal dengan prinsip 80/20 yang dapat diartikan 80 % masalah diakibatkan oleh
20% penyebab.
12. Client window
13. Benchmarking
14. Gantt chart
15. Quality assurance storytelling
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jaminan mutu adalah adalah timbulnya kepuasan pada pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata – rata penduduk serta tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang ditetapkan. Bentuk jaminan mutu dibagi menjadi dua macam
yaitu berdasarkan waktu pelaksanaan (Program menjaga mutu prospektif (Prospective quality
assurance), Program menjaga mutu konkuren (concurrent quality assurance), dan Program
menjaga mutu retrrospektif (retrospektif quality assurance). Dan berdasarkan lingkup
organisasi program menjamin mutu internal dan eksternal.

B. Saran
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah sarana untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan jaminan mutu
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada setiap pasien serta tata cara
penyelenggaraan disesuaikan dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Jenny J.S. Sondakh, dkk. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.

Sesuai dengan metoda pengolahan data yang dipakai dalam laporan ini, maka penulis
hanya akan menjabarkan tentang teori Tree diagram.

51
komponen yang terlibat dalam proses, baik inputnya sendiri, orang yang
bertugas melaksanakan proses, metoda yang digunakan, frekuensi pengecekan,
sosialisasi peraturan, kebutuhan stakeholder, sampai relevansi proses terhadap
sasaran dan target.

• Visi, misi, sasaran mutu, dan kompetensi

Merupakan masukan dasar yang melandasi setiap proses yang hendak


dijaminkan mutunya. Semua proses tersebut sebaiknya menunjang visi, misi,
dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Visi, misi, dan sasaran mutu biasanya
ditetapkan untuk jangka waktu tertentu misalnya 4 hingga 5 tahun atau untuk
satu siklus kerja saja seperti yang terjadi pada proyek-proyek pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai