net/publication/327790852
CITATIONS READS
0 1,285
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Nanang Qosim on 21 September 2018.
Kata Kunci — Implementasi, Sekolah, Ramah, Merujuk pada hasil riset dari KPAI
Anak, Budaya. tersebut menunjukkan bahwa sekolah hingga
detik ini belum bisa menjadi tempat yang ramah
bagi anak (siswa). Meskipun disebut sebagai
lembaga pendidikan, akan tetapi kekerasan justru
sering lahir dari tempat ini. Hal tersebut tentu
sangat kontraproduktif dengan makna sekolah itu manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
sendiri, yaitu sebagai tempat untuk belajar, bukan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,
tempat untuk melakukan kekerasan. Sekolah yang pemerintah, dan negara.
seharusnya menjadi tempat begitu menyenangkan
Budaya Sekolah
bagi anak, karena di lembaga pendidikan inilah
anak-anak akan di didik untuk saling mengenal, Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai
menyayangi satu dengan yang lain bukan untuk yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
bermusuhan atau saling menindas (Haryanto keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan
Alfandi, 2001).. oleh kepala sekolah, pendidik/guru, petugas
tenaga kependidikan/administrasi, siswa, dan
Dari fenoomena tersebut maka masyarakat sekitar sekolah.
sangatlah penting untuk melakukan penelitian
tentang implementasi Sekolah Ramah Anak di Willard Waller menyatakan bahwa
sekolah. Penelitian ini mencoba untuk setiap sekolah memunyai budayanya sendiri, yang
mengungkap apakah di sekolahan terutama berupa serangkaian nilai, norma, aturan moral,
jenjang Sekolah Dasar sudah benar-benar dan kebiasaan, yang telah membentuk perilaku
menerapkan Sekolah Ramah Anak atau belum, dan hubungan-hubungan yang terjadi di
dan fokus penelitian ini adalah mencari data dalamnya.(Peterson Kent D and Terrance E Deal,
tentang implementasi Sekolah Ramah Anak dan 2009) Sementara itu, Short dan Greer (1997)
menemukan budaya sekolah yang dihasilkan dari mendefinisikan budaya sekolah sebagai keyakinan,
penerapan program tersebut. Pengkajian sekolah kebijakan, norma, dan kebiasaan di dalam sekolah
ramah anak sebagai upaya untuk mendeskripsikan yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara
atau mengungkapkan kehidupan sekolah. melalui pimpinan dan guru-guru di sekolah
(Qosim, 2013). Budaya sekolah, dengan demikian,
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan merupakan konteks di belakang layar sekolah
bahwa pentingnya penelitian Sekolah Ramah Anak yang menunjukkan keyakinan, nilai, norma, dan
adalah untuk menciptakan budaya yang kebiasaan yang telah dibangun dalam waktu yang
berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Pada lama oleh semua warga dalam kerja sama di
penelitian ini mengangkat judul Implementasi sekolah. Budaya sekolah berpengaruh tidak hanya
Sekolah Ramah Anak Dalam Membentuk pada kegiatan warga sekolah, tetapi juga motivasi
Budaya Sekolah Di SDN Geger Tegalrejo. dan semangatnya (Syam, 2011).
Pasal 29 KHA (1), menyebutkan Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini
pendidikan anak diarahkan untuk pengembangan menghasilkan informasi dan data-data di lapangan
kepribadian, bakat, kemampuan mental dan fisik tentang implementasi Sekolah Ramah Anak dan
anak hingga mencapai potensi budaya sekolah yang sesuai dengan Sekolah
sepenuhnya;pengembangan sikap menghormati Ramah Anak dalam mewujudkan sekolah Ramah
hak asasi manusia dan prinsip-prinsip Piagam Anak di SDN Geger Tegalrejo Magelang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa;pengembangan sikap
A. Tempat dan Waktu Penelitian
menghormati kepada orangtua anak, identitas
budaya, bahasa, dan nilai- nilai, nilai-nilai nasional Lokasi yang di ambil dalam penelitian ini
negara tempat anak bermukim, dan adalah SDN Geger Tegalrejo Magelang. SDN
penghormatan kepada peradaban yang Geger adalah sekolah yang berada pada
berbeda;penyiapan anak untuk kehidupan yang perbatasan antara Kota Magelang dengan
bertanggung jawab dalam suatu masyarakat dalam Kabupaten Magelang yang secara umum memiliki
semangat saling pengertian, damai, toleransi, kultur budaya pedesaan dengan gaya hidup kota
kesetaraan gender, dan persahabatan antar semua Pertimbangan memilih lokasi penelitian ini karena
bangsa, suku bangsa, dan agama, termasuk anak di sekolah tersebut telah menerapkan konsep
dari penduduk asli; dan pengembangan rasa Sekolah Ramah Anak, yaitu adanya beberapa
hormat pada lingkungan alam. indikator pendukung, seperti Kebijakan anti
kekerasan, monitoring pelaksanaan kurikulum,
Pasal 31 menegaskan bahwa Negara pembinaan tenaga pendidik (guru), sarana
mengakui hak anak untuk beristirahat dan prasarana pendukung sekolah ramah anak, dan
bersenang-senang, terlibat dalam kegiatan berbagai indikator pendukung lainnya. Penelitian
bermain, dan turut serta dalam kehidupan budaya ini akan dilakukan selama tiga bulan terhitung dari
dan seni. Selain itu, Negara menghormati dan bulan Januari sampai dengan Maret 2018.
mempromosikan hak anak untuk berpartisipasi
dalam kehidupan budaya dan seni (Deputi., 2014). B. Subyek dan Informan Penelitian
Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang
II. METODE PENELITIAN hendak diteliti oleh peneliti, yakni pihak yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan menjadi sasaran penelitian. (Saifuddin Azwar,
kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan 1998: 117). Subyek dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data atau realitas persoalan yang kepala sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan,
berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang Orang ]tua siswa dan Siswa kelas 4,5,6.
telah dieksplorasikan atau diungkapkan oleh Sedangkan Informan penelitian adalah orang yang
responden. Data yang dikumpulkan berupa kata- dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi
kata tertulis atau lisan dari orang- orang yang tentang situasi dan kondisi latar penelitian
diamati (Sugiono, 2006). (Moleong, 2005: 90). Informan dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah, Guru, Tenaga
Dengan kata lain metode kualitatif adalah Kependidikan, Orang ]tua siswa dan Siswa kelas
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 4,5,6 SDN Geger Tegalrejo.
post positivisme, digunakan untuk meneliti kondisi
obyek alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive, teknik Implementasi Pendidikan Ramah Anak di
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), SDN Geger Tegal Rejo
analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil Program penerpan pendidikan ramah anak di
penelitian kualitatif lebih menekankan makna SDN Geger Tegal rejo Tahun Pelajaran
daripada generalisasi (Sugiono, 2006). 2017/2018 sudah ditanamkan sejak sekolah ini