Anda di halaman 1dari 14

SEKOLAH RAMAH Oleh :YAYAN ANDRIAN

ANAK
oleh :

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG 2021


PENDAHUL Pengertian

UAN
Sekolah ramah anak adalah unit satuan pendidikan, baik formal, nonformal,
dan informal yang mengutamakan keamanan, kebersihan, kesehatan,
kepedulian, berbudaya lingkungan hidup, memberikan jaminan, memenuhi,
menghargai  akan hak-hak anak serta melindungi anak dari kekerasan,
diskriminasi, bullying, dan tindakan salah lain. 

Latar belakang
Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja tetapi termasuk
masyarakat dan negara. Sukses tidaknya anak di sekolah dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Salah satunya faktor lingkungan sekolah. Kita sering melihat pemberitaan di
media bahwa seorang guru tega melakukan tindakan kekerasan pada peserta didiknya,
bahkan antarpeserta didik juga berpotensi berbuat kekerasan seperti bullying.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat pada tahun 2014-2015, 10%
kekerasan yang dialami anak berasal dari guru. Jika hal itu dibiarkan secara terus
menerus, bagaimana nasib pendidikan anak-anak Indonesia?
1. Nondiskriminasi, artinya setiap anak bisa mendapatkan
haknya tanpa adanya diskriminasi.
2. Kepentingan terbaik bagi anak, artinya semua
kebijakan atau keputusan yang dibuat nantinya benar-
benar terbaik bagi pendidikan anak.
Prinsip- 3. Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan,
artinya lingkungan sekolah memperhatikan martabat
prinsip anak dan memberikan jaminan akan perkembangan
setiap anak.
4. Penghormatan terhadap pandangan anak, artinya
menghormati setiap pandangan anak yang
berpengaruh pada perkembangannya.
5. Pengelolaan yang baik, artinya adanya jaminan akan
keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi, dan supremasi
hukum di sekolah.
Keberadaan sekolah ramah anak

konsep
bukan berarti membangun sekolah
baru berkonsep ramah pada anak.
Namun, suatu unit satuan
pendidikan harus mampu
mewujudkan konsep yang sesuai di
unitnya, yang berkonsep :

B A R I
BERSIH AMAN RAMAH INDAH
I S A N
INKLUSI SEHAT ASRI NYAMAN
1. Semua penghuni sekolah anti terhadap segala bentuk
kekerasan, baik kekerasan verbal dan nonverbal.
2. Selama sekolah, anak tidak pernah mendapatkan
perlakuan tidak mengenakkan, misalnya kekerasan
oleh guru maupun sesama murid.
3. Anak mendapatkan perlakukan adil tanpa melihat latar
belakang, suku, ras, agama, warna kulit, dan
sebagainya.
4. Anak merasa enjoy, aman, dan nyaman saat berada di
sekolah.

CIRI - CIRI 5. Guru tidak pernah mempermalukan peserta didik.


6. Makanan di kantin sekolah terjaga kebersihannya.
7. Rasa peduli anak terhadap lingkungan sekitar semakin
meningkat setelah masuk di suatu sekolah.
8. Tata tertib sekolah dijalankan secara terbuka atau
transparan dan anti diskriminasi.
PERSIAP
AN
1. Menyusun rekomendasi dan memetakan hak-hak
anak berdasarkan hasil konsultasi pada pihak
anak.
LANGKAH- 2. Membentuk kebijakan melalui komitmen kepala
sekolah, orang tua/wali, dan peserta didik.
LANGKAH 3. Membentuk tim pengembangan dengan peran
sebagai berikut:
PENGEMBAN a. Koordinator untuk pengembangan.
b. Melakukan sosialisasi.
GAN SRA c. Menyusun serta mengembangkan sekolah
ramah anak.
d. Melakukan evaluasi.
e. Memetakan potensi, kapasitas, dan
kerentanan.
LANGKAH- PERENCAN
Pada langkah perencanaan, tim
AAN
LANGKAH pengembangan berperan untuk
menyukseskan terwujudnya sekolah ramah
PENGEMBAN anak yang terintegrasi ke dalam kebijakan,
program, dan kegiatan yang sudah
GAN SRA berlangsung di suatu sekolah.
LANGKAH- PELAKSAN
Pada pelaksanaannya, semua sumber
AAN
LANGKAH daya harus dioptimalkan, baik sumber
daya pemerintah, masyarakat, dan dunia
PENGEMBAN usaha.

GAN SRA
PEMANTAUAN,
LANGKAH- EVALUASI,
PELAPORAN
Pada langkah ini, tim pengembangan
LANGKAH harus melakukan pemantauan setiap
bulan dan evaluasi setiap tiga bulan
PENGEMBAN sekali. Hasil yang diperoleh dari evaluasi
tersebut diserahkan pada pihak gugus
GAN SRA tugas KLA (Kota Layak Anak) untuk
dilakukan tindak lanjut. Jika unit satuan
pendidikan berhasil menerapkan, pihak
gugus tugas akan memberikan
penghargaan.
1. Setiap anak bisa mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi, misalnya
disabilitas, warna kulit, suku, latar belakang orang tua, dan sebagainya.
2. Setiap anak bisa dengan bebas menyampaikan ide, pendapat, gagasan,
penemuan tentang pendidikan, teknologi, seni, dan budaya.
3. Metode pembelajaran dan kurikulumnya bisa membangun karakter anak
menjadi lebih baik dengan menekankan pada kepedulian, kasih sayang, simpati,
STANDARISASI empati, keteladanan, dan sebagainya.
SRA 4. Guru dan tenaga kependidikannya bisa menjadi fasilitator bagi anak untuk
berkembang.
5. Memiliki lingkungan dan infrastruktur yang ramah pada anak, misalnya bersih,
asri, sehat, aman, bangunan berstatus SNI, dan sebagainya.
6. Membuat program kerja yang mengutamakan perkembangan kepribadian anak.
7. Membuat program kerja yang menekankan keselamatan anak, baik saat di
rumah maupun di sekolah.
8. Semua warga sekolah sadar akan pentingnya menjaga diri dari berbagai bentuk
kekerasan.
9. Anak bisa berpartisipasi secara penuh untuk setiap aspek kehidupan atau
kegiatan di sekolah.
10. Memiliki kesiswaan yang orientasinya membentuk karakter anak.
11. Terbentuk kerja sama yang selaras dan harmonis antara anak, sekolah, dan
keluarga.
12. Penegakan hukum dan informasi dijalankan secara transparan, akuntabel, dan
partisipatif
 Kebijakan untuk menjalankan program sesuai dengan
KOMPON perencanaan yang telah ditetapkan.
EN  Pelaksanaan kurikulum harus ramah pada anak,
sehingga pelaksanaan pembelajaran bisa berjalan
SRA dengan optimal.
 Pendidik dan tenaga kependidikan harus terlatih dan
memahami dengan baik akan hak-hak anak.
 Sarana dan prasarana harus mampu memberikan
jaminan kenyamanan bagi anak dalam beraktivitas.
 Partisipasi anak yang ditunjukkan dalam bentuk
ketaatan pada aturan yang berlaku serta anak
mampu bersosialisasi di lingkungan sekolah.
 Partisipasi dari orang tua dengan memantau kegiatan
anak selama di sekolah.
1. Memiliki kantin sehat
2. Merupakan kawasan bebas rokok
3. Merupakan kawasan bebas miras dan
NAPZA
4. Merupakan kawasan bebas LGBT
SYARA (Lesbian, Gay, Biseksual, dan
T Transgender)
5. Merupakan kawasan bebas
SYARA kekerasan, baik kekerasan verbal
maupun nonverbal
T
1. Kebijakan anti kekerasan terhadap anak, baik oleh
lingkungan, peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan.
2. Kebijakan untuk mematuhi tindakan anti kekerasan oleh
semua warga sekolah.
3. Kebijakan untuk mencegah anak putus sekolah.
4. Kebijakan untuk mewujudkan kawasan tanpa asap rokok
dan NAPZA.
5. Kebijakan untuk menciptakan sekolah tanggap bencana.
6. Kebijakan untuk menciptakan lingkungan sehat, aman,
asri, dan nyaman.

KEBIJAK
S.E.K.I.A
.N
TERIMA KASIH

DINAS PENDIDIKAN KAB. SUMEDANG 2022

Anda mungkin juga menyukai