BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar siswa
dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang terbaik.
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang warga sekolahnya bebas dari
rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga sekolahnya positif.
Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan fisik (gedung, kelas,
halaman). Selain aspek keamanan fisik, kenyamanan atau disebut iklim sekolah, yaitu
menyangkut atmosfir, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional sekolah
juga harus diciptakan secara positif. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan atau iklim sekolah
ini adalah hubungan atau keterikatan antar warga sekolah, interaksi antar warga sekolah, rasa
saling mempercayai dan saling menghargai antar warga sekolah. Bila keadaan faktor-faktor
tersebut tinggi maka semakin positif iklim sekolah tersebut.
Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan
sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah. Pada
sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang mendalam dalam menciptakan
dan menjaga sekolah. Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan cepat, efektif dan
pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan.
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin akan tercapai bila semua warga sekolah:
1. mengembangkan budaya sekolah yang positif dan fokusnya adalah pada pencegahan
2. membangun komunitas sekolah dengan cara saling menghargai, adil, menerapkan azas
persamaan dan inklusi.
3. mengatur dan mengkomunikasikan secara konsisten prilaku yang diharapkan.
4. mengajar, memberi contoh dan mendorong prilaku sosial yang bertanggung jawab yang
memberi kontribusi terhadap komunitas sekolah
5. memecahkan masalah secara damai menghargai perbedaan dan mengedepankan hak asasi
manusia.
6. bertanggung jawab, dan bermitra dengan masyarakat, untuk memecahkan masalah
keamanan yang penting.
7. Berkerjasama untuk memahami bersama isu-isu tentang kekerasan terhadap siswa yang lebih
lemah, hukuman fisik, rasisme, ketidakadilan gender, dan berbagai ketakutan lainnya.
8. Merespon secara konsisten dan adil terhadap berbagai insiden dan menggunakan intervensi
untuk memperbaiki kerusakan fisik maupun psikis dan memperkuat hubungan dan
mengembalikan rasa percaya diri.
9. berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan, prosedur, praktek-praktek yang
mempromosikan keamanan sekolah.
10. memonitor dan mengevaluasi lingkungan sekolah untuk bukti dan peningkatan keamanan
sekolah.
11. memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi sekolah yang pencapaian
sekolah yang aman, damai dan teratur sambil menyebutkan hal-hal yang masih perlu untuk
ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah interaksi antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di
sekolah?
2. Apakah sikap dan perilaku antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan
ketertiban di sekolah ?
3. Apakah peran guru dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di sekolah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui interaksi antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di sekolah.
2. Untuk mengetahui sikap dan perilaku antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan
ketertiban di sekolah.
3. Untuk mengetahui peran guru dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di sekolah.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah memberi manfaat pada siswa agar
menjaga keamanan dan ketertiban nya di sekolah maupun di luar sekolah dan memberikan
sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggar peraturan di sekolah dan tata tertib yang
berlaku di sekolah serta mengganggu keamanan saat proses KBM berlangsung
BAB II
ISI
1. APA ITU SEKOLAH AMAN
Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar siswa dapat
mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang terbaik.
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang warga sekolahnya bebas dari
rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga sekolahnya positif.
Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan fisik (gedung, kelas,
halaman) sekolah yang bersih dan aman.
Selain aspek keamanan fisik, kenyamanan atau disebut iklim sekolah, yaitu menyangkut
atmosfir, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional sekolah juga harus
diciptakan secara positif. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan atau iklim sekolah ini
adalah hubungan atau keterikatan antar warga sekolah, interaksi antar warga sekolah, rasa
saling mempercayai dan saling menghargai antar warga sekolah. Bila keadaan faktor-faktor
tersebut tinggi maka semakin positif iklim sekolah tersebut.
Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan sikap
warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah. Pada
sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang mendalam dalam
menciptakan dan menjaga sekolah. Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan cepat,
efektif dan pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan.
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin akan tercapai bila semua warga sekolah:
1. mengembangkan budaya sekolah yang positif dan fokusnya adalah pada pencegahan
2. membangun komunitas sekolah dengan cara saling menghargai, adil, menerapkan
azas persamaan dan inklusi.
3. mengatur dan mengkomunikasikan secara konsisten prilaku yang diharapkan.
4. mengajar, memberi contoh dan mendorong prilaku sosial yang bertanggung jawab
yang memberi kontribusi terhadap komunitas sekolah
5. memecahkan masalah secara damai menghargai perbedaan dan mengedepankan hak
asasi manusia.
6. bertanggung jawab, dan bermitra dengan masyarakat, untuk memecahkan masalah
keamanan yang penting.
7. Berkerjasama untuk memahami bersama isu-isu tentang kekerasan terhadap siswa
yang lebih lemah, hukuman fisik, rasisme, ketidakadilan gender, dan berbagai ketakutan
lainnya.
8. Merespon secara konsisten dan adil terhadap berbagai insiden dan menggunakan
intervensi untuk memperbaiki kerusakan fisik maupun psikis dan memperkuat hubungan dan
mengembalikan rasa percaya diri.
9. berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan, prosedur, praktek-praktek yang
mempromosikan keamanan sekolah.
10. memonitor dan mengevaluasi lingkungan sekolah untuk bukti dan peningkatan
keamanan sekolah.
11. memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi sekolah yang pencapaian
sekolah yang aman, damai dan teratur sambil menyebutkan hal-hal yang masih perlu untuk
ditingkatkan.
2. Mengapa perlu sekolah yang aman, nyaman dan disiplin
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin ini perlu diciptakan, agar anak dapat belajar tidak
hanya keterampilan akademik akan tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-
akademik yang juga sangat penting bagi kehidupan, yaitu:
a. Mencegah kekerasan di sekolah
Melatih siswa mengenai bagaimana cara memecahkan masalah dengan cara tidak melakukan
kekerasan merupakan langkah awal untuk membangun masyarakat yang mencintai
perdamaian.
1. Mengembangkan keterampilan intelegensi emosional siswa. Keterampilan ini sangat
penting sekali dimiliki oleh siswa karena sangat mempengaruhi kesuksesan hidup siswa di
masa datang. Apabila siswa mempunyai kemampuan akademik yang tinggi tetapi mempunyai
intelegensi emosi yang rendah maka hal tersebut tidak akan berguna. Intelegensi emosi atau
keterampilan intrapersonal dan interpersonal ini meliputi keterampilan:
1. mengembangkan empati
2. bekerja sama
3. membangun konsensus
4. sensitif terhadap perasaan teman
5. mengontrol impulsif dan rasa marah
6. menenangkan diri
7. mengembangkan sikap positif
i. Intelegensi emosi yang rendah akan menyebabkan:
a. putus sekolah
2. agresif
3. penggunaan obat terlarang
4. ketidakteraturan hidup
5. kehamilan muda
6. kesehatan rendah
7. kekerasan dan kriminalitas
8. mengalami masalah dalam pekerjaan
2. Menguatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan:
2. keterampilan mendengarkan dan berkomunikasi
3. kemampuan menyesuaikan diri
4. berfikir kreatif
5. memecahkan masalah
6. menetapkan tujuan
7. mengelola waktu
8. keterampilan mengembangkan kualitas pribadi: mengatur waktu, jujur,
bertanggung jawab, bersosialisasi.
3 Ciri-ciri sekolah yang aman, nyaman dan disiplin
a. Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin mempunyai karakteristik sebagai
berikut. Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman (gedung sekolah, kelas, laboratorium,
peralatan, halaman)
b. Warga sekolah saling mendukung dan menghargai.
c. Semua warga menerapkan disiplin yang efektif
d. Sekolah memberikan pembelajaran terbaik.
e. Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan, keadilan, dan saling pengertian
f. Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah diajarkan.
g. Strategi pengelolaan prilaku yang menyimpang sifatnya supportive thd siswa
h. Adanya program penyembuhan/terapi
i. Adanya pemodelan/ contoh prilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf sekolah
j. Adanya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua, komite sekolah dan masyarakat.
Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka terjadilah berbagai penyimpangan prilaku
atau masalah disiplin. Masalah disiplin di kelas atau sekolah antara lain
- Makan di kelas
- Membuat suara gaduh
- Berbicara saat bukan gilirannya
- Lamban
- Kurang tepat waktu
- Mengganggu siswa
- Agresif
- Tidak rapi
- Melakukan ejekan
- Lupa
- Tidak memperhatikan
- Membaca materi lain
- Melakukan hal lain.
Sayangnya disiplin di sekolah sering didefinisikan dengan prosedur yang terfokus pada
konsekuensi pemberian hukuman. Perspektif disiplin secara tradisional ini kurang sempurna
sebab tidak memperhatikan perkembangan dan tidak mendukung prilaku pro-sosial yang
ditunjukkan siswa. Riset menunjukkan bahwa memberikan hukuman saja tidak cukup untuk
menekan prilaku menyimpang dan mengembangkan prilaku pro-sosial siswa. Dengan
demikian definisi disiplin menurut paradigma baru adalah langkah-langkah atau upaya yang
perlu guru, kepala sekolah orang tua dan siswa ikuti untuk mengembangkan keberhasilan
prilaku siswa secara akademik maupun sosial. Jadi disiplin dianggap sebagai alat untuk untuk
menuju keberhasilan untuk semua guru, dan semua siswa di berbagai situasi.
Sekolah tidak lagi menggunakan pengelolaan penanganan prilaku secara individu dan
terpisah-pisah tetapi menggunakan pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh yang
meliputi penanganan prilaku yang terjadi baik di kelas, halaman, kantin, kamar kecil dan lain-
lain.
Sekolah yang sudah berhasil menggunakan pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh
melakukan langkah-langkah berikut.
1. prilaku yang diharapkan didefinisikan dengan jelas. Prilaku yang diharapkan
dirumuskan dengan jelas, positif dan tepat. Contoh di kelas: Hormati siswa lain, Bertanggung
jawablah, jagalah alat tulis, gunakan semestinya dan lain-lain.
2. Prilaku yang diharapkan diajarkan. Prilaku yang diharapkan diajarkan dalam konteks
yang sesungguhnya. Misalnya menghormati siswa lain berarti mengacungkan tangan bila
ingin bicara di kelas, mendengarkan dan melihat teman yang sedang berbicara.
3. Prilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara teratur. Misalnya melalui
sistem tiket atau sistem medali dan dipresentasikan pada waktu even sosial atau upcara
bendera.
4. Prilaku yang menyimpang dikoreksi secara proaktif. Prosedur yang jelas untuk
memberitahu bahwa prilaku tersebut tidak diharapkan dan langkah-langkah pencegehan ke
depan.
5. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh ini dibuat bersama oleh tim diuji coba,
disosialisasikan dan dimonitor keberhasilannya, dan dimodifikasi secara berkala.
6. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh harus didukung secara aktif oleh semua
warga sekolah.
Berikut ini adalah ringkasan bagaimana mengelola penyimpangan prilaku untuk menegakkan
kedisiplinan.
Mencegah Prilaku Menyimpang
A. Meningkatkan Kualitas Sekolah.
1. Sesuaikan pembelajaran dengan siswa (contoh mengakomodasi berbagai motivasi
siswa yang berbeda dan perkembangan siswa yang berbeda)
2. Berikan status tertentu bagi siswa yang kurang populer (peran khusus sebagai asisten
atau totur sebaya).
3. Identifikasi dan remedi kekurangan secara awal.
B. Tindak lanjuti semua penyimpangan prilaku dan penyebabnya.
1. Identifikasi motivasi siswa yang melakukan prilaku menyimpang.
2. Untuk prilaku menyimpang yang tidak disengaja, berilah penguatan cara mengelola/
menguasai diri (contoh keterampilan sosial, cara memecahkan masalah).
3. Bila prilaku menyimpang ini,
Cara mengelola berbagai penyimpangan prilaku/kedisiplinan
1. Tindakan Pencegahan
A.Intervensi
Bila terjadi prilaku menyimpang maka prilaku menyimpang itu harus dikoreksi dengan cara
sekecil mungkin intervensi. Tujuan utama adalah menangani prilaku menyimpang seefektif
mungkin untuk menghindari gangguan sehingga pembelajaran dapat berlangsung lancar.
(Slavin, 2000)
Strategi menangani disiplin
Langkah 1: Membantu situasi
- hilangkan objek yang mengganggu
- berikan bantuan tentang kegiatan rutinitas sekolah.
- Beri penguatan terhadap prilaku yang sesuai
- Dukunglah minat siswa.
- Berikan petunjuk
- Bantu siswa mengatasi gangguan
- Arahkan prilaku siswa
- Ubahlah pembelajaran
- Gunakan hukuman non-fisik
- Ubahlah suasana kelas.
Langkah 2: Respon lunak
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan dilakukan dengan cara mendekati untuk mengetahui tanggapan para
pelajar terhadap tingkat kemanan yang ada di sekolah SMAN1 BALIGE TOBA SAMOSIR .
Dan pendekatan ini dilakukan dengan cara deskriftif untuk mengetahui sikap dan tanggapan
para pelajar.
2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mendatangi 2 kelas, yang diantaranya
siswa-siswi SMAN1 BALIGE yang sudah pernah maupun yang belum pernah melakukan
pelangaran tata tertib sekolah . Oleh karena itu sampel yang diambil dapat mewakili populasi.
Jadi penelitian dengan cara mengambil sampel per orang dari tiap kelas. Demikian dapat
dikatakan bahwa para siswa siswi resmi melakukan pengisian sampel angket yang kami
berikan dengan jawaban terbaik
2.3 Sumber Data Penelitian
Kelas L P Jumlah Siswa/ Siswi
X – MIA 1 11 7 18
X – MIA II 3 17 20
XI – IPA II 2 - 2
JUMLAH 40
2.4 Pengembangan Penelitian
Penelitian menyampaikan perkembangan instrumen ini menggunakan teknik
quesioner. Oleh sebab itu penelitian telah membuat pertanyaan terdiri dari 5 pertanyaan yang
jawabannya sendiri dan setiap pertanyaan disertai 3 pilihan, yaitu : ya, tidak, cukup.
SOAL
1. Apakah tingkat keamanan di SMA1 Balige sudah memuaskan ?
a.Tidak
b.Iya
c.Cukup
1. Pertanyaan 1
Jumlah siswa yang menjawab options A: 10 orang
Jumlah siswa yang menjawab options B : 7 orang
Jumlah siswa yang menjawab options C: 23 orang
2. Pertanyaan 2
Jumlah siswa yang menjawab options A : 10 orang
Jumlah siswa yang menjawab options B : 6 orang
Jumlah siswa yang menjawab options C : 24 orang
3. Pertanyaan 3
Jumlah siswa yang menjawab options A : 30 orang
Jumlah siswa yang menjawab options B : 9 orang
Jumlah siswa yang menjawab options C : 1 orang
4. Pertanyaan 4
Jumlah siswa yang menjawab options A : 12 orang
Jumlah siswa yang menjawab options B : 7 orang
Jumlah siswa yang menjawab options C : 21 orang
5. Pertanyaan 5
Jumlah siswa yang menjawab options A : 11 orang
Jumlah siswa yang menjawab options B : 24 orang
Jumlah siswa yang menjawab options C : 5 orang
b. Diagram Lingkaran
1. Persentase jumlah siswa yang menjawab options A dalam 5 jumlah pertanyaan adalah
sebanyak 36%
2. Persentase jumlah siswa yang menjawab options B dalam 5 jumlah pertanyaan adalah
sebanyak 26%
3. Persentase jumlah siswa yang menjawab options C dalam 5 jumlah pertanyaan adalah
sebanyak 38%
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan adalah sebagai berikut :
1. Dari 40 siswa/i yang kami survei, paling banyak yang menyatakan tingkat keamanan sekolah
di SMAN1 Balige masih kurang cukup memuaskan, dan paling sedikit menyatakan sudah
memuaskan.
2. Dari 40 siswa/i yang kami survei , paling banyak mengatakan sanksi yang diberikan belum
cukup tegas, dan paling sedikit menyatakan sudah tegas.
3. Dari 40 siswa/i yang kami survei, paling banyak mengatakan PKS sudah melaksanakan tugas
dengan baik dan paling sedikit mengatakan cukup tegas
4. Dari 40 siswa/i yang kami survei, paling banyak mengatakan bahwa dengan adanya PKS
sudah cukup membuat SMA1 Balige aman dan paling sedikit belum bisa membuat SMA1
Balige aman
5. Dari 40 siswa/i yang kami survei, paling banyak mengatakan tidak merasa aman dengan
tingkat keamanan yang ada di SMA1 Balige dan paling sedikit mengatakan cukup aman
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka kelompok kami mengajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Mengingat tingkat keamanan SMAN1 Balige berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keamanan siswa siswi , maka pihak Bapak/ibu guru beserta siswa siswi sebagai pelaku pelaku di
sekolah perlu untuk lebih mempertahankan keamanan dan kerukunan antar sesama akan
semakin meningkatkan keamanan yang ada di SMAN1 Balige
2. Mengingat Sanksi yang diberikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap siswa siswi
yang ada di SMAN1 Balige, diharapkan para siswa siswi untuk meningkatkan kedisiplinan
sebagai murid di sekolah dengan menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah, agar
kedepan SMAN1 menjadi sekolah yang aman dan Nyaman
DAFTAR PUSTAKA
https://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=608:zanwirfebruari&catid=41:top-
headlines&Itemid=158
http://www.academia.edu/6487395/PENYUSUNAN_HASIL_and_ANALISA_DATA
Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial, Jakarta: Referensi.
Aulia, Anisa Windi, 9 Agustus 2015, Teknik Sampling Proportionate Stratified Random
Sampling
https://faisal14.wordpress.com/2009/01/31/contoh-laporan-kuesionerpenelitian-sederhana/
http://zien9.blogspot.co.id/2014/10/laporan-angket.html
https://www.google.co.id/search?
q=GAMBAR+tut+wuri+handayani&espv=2&tbm=isch&imgil=czaFe3peFhGbAM%253A
%253BPf1p1noKE2s8SM%253Bhttps%25253A%25252F%25252F237desain.blogspot.com
%25252F2013%25252F03%25252Flogo-tut-wuri-
handayani.html&source=iu&pf=m&fir=czaFe3peFhGbAM%253A%252CPf1p1noKE2s8SM
%252C_&usg=__hCtwgt8GCcA_KfI9LdgPUFbqBLI
%3D&biw=1366&bih=662&ved=0ahUKEwiawdPC2PvSAhWKrI8KHSNsARMQyjcIPQ&e
i=YqXbWJqIKYrZvgSj2IWYAQ#tbm=isch&q=gambar+logo+SMAN+1+balige&*&imgrc=
I06gjcpyqbnhCM
https://devisofiah23.blogspot.co.id/2015/01/contoh-laporan-penelitian-sosial_25.html