NAMA MAHASISWA :
ASMINAR, S.Pd
NIM :
239022495670
Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri, dalam hal inilah
keaktifan siswa sangat diperlukan. Materi pemahaman tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan 1-10 menjadi salah satu pembelajaran matematika di kelas 1 sekolah
dasar. Karena pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan 1-10 itu sangat
penting dalam kehidupan sehari-harinya pada siswa di dalam lingkungan sekolah maupun
pada lingkungan masyarakat serta dalam keluarganya. Pada pelajaran matematika tentang
pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan 1-10 terutama menentukan
hasil penambahan dan pengurangan, siswa mengakami kesulitan dalam memahami
pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan 1-10. Hal ini dikarenakan
beberapa hal seperti :
a. Guru belum tepat menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa.
b. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
c. Pembelajaran yang kurang menarik dan menonton membuat siswa tidak termotivasi saat
belajar.
d. Guru belum memanfaatkan alat peraga dan teknologi yang dapat memotivasi siswa.
e. Semangat belajar siswa yang masih kurang.
f. Rasa percaya diri siswa masih rendah dalam menyampaikan ide dan pikirannya.
Alasan praktik ini penting untuk dibagikan sebagai pengalaman dan perbaikan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Selain itu bisa menjadi masukan untuk
rekan guru yang mengalami masalah yang sama dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
Peran dan tanggung jawab praktik ini guru memiliki peran dan tanggung jawab
sepenuhnya pada pembelajaran ini. Guru berusaha menjalankan pembelajaran ini sebaik
mungkin dan efektif, dengan memilih model pembelajaran, media pembelajaran, alat
peraga, serta pendekatan yang tepat. Pihak yang terlibat dalam pembelajaran beberapa pihak
terlibat dalam mendukung pembelajaran ini dimulai dari kepala sekolah, rekan sejawat,
rekan guru, guru pamong, dosen maupun siswa serta orang tua siswa.
B. PEMBAHASAN
Pemilihan model pembelajaran PBL juga membuat siswa lebih aktif dan dituntut
berpikir kritis terhadap permasalahan yang diberikan guru kepada siswa. Pemanfaatan video
pembelajaran juga membuat siswa fokus dan tidak membosankan dibandingkan
mendengarkan ceramah dari guru. Dari kegiatan yang sudah dilakukan dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang ruas garis pada bagun datar.
Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari antusias siswa saat
mengikuti pembelajaran yang dirasa berbeda dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya.
Siswa juga menyatakan pembelajaran kali ini menyenangkan disampaikan melalui kegiatan
refleksi. Keaktifan siswa saat pembelajaran juga menjadi tolak ukur guru bahwa
pembelajaran berjalan menyenangkan, aktif dan tidak membosankan.
Faktor keberhasilan atau tidakberhasilnya dari strategi yang dilakukan peran guru
dalam memilih model, media dan pendekatan menjadi sangat penting dalam keberhasilan
strategi. Penguasaan guru terhadap setiap langkah-langkah pembelajaran yang disusun juga
menjadi salah satu faktor keberhasilan.
C. KESIMPULAN
Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses tersebut pada kegiatan yang
dihasilkan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dilihat dari
nilai rata-rata yaitu 85,26 dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas capaian
pembelajaran sudah melebihi dari 75% yaitu 18 siswa dengan presentase 95% dan siswa
yang mendapat nilai dibawah capaian pembelajaran sebanyak 1 siswa dengan presentase
5%. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60.
Dari hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem based learning
(PBL) ada perbaikan dalam pembelajaran di lihat dari perolehan siswa yang capaian
pembelajaran. Dari hasil analisis dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu peserta didik dapat memecahkan soal
penjumlahan bilangan 1-10. Dengan pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL)
dapat membantu pendidik memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta
didik, dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang
dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi
pembelajar yang otonom dan mandiri.
Dan dalam observasi guru mengajar, angket siswa dan wawancara dapat dikategorikan
sangat baik, hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran PBL dan media TPACK yang
digunakan oleh guru sudah tepat dan dapat mempermudah siswa dalam memahami
pelajaran dan memberikan motivasi belajar yang baik kepada siswa. Sehingga kegiatan
belajar efektif dan menyenangkan. Pemilihan model pembelajaran, pemanfaatan media, alat
peraga, pemanfaatan TPACK serta kemampuan guru menguasai kelas dapat menciptakan
pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dapat membantu siswa
memahami pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, V. N. (2013). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem
Based Learning (PBL). Journal of Elementary Education, 2(1).
Alfiyyah, A. (2022) Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Teknological Pendagodical Content Knowladge (TPACK) Pada Materi Bilangan Bulat
Sekolah Dasar. Universitas Negeri Jakarta
Dwi Kurino, Y., & Cahyaningsih, U. (2020) Implementasi Model Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa Pada Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar. Jurnal Theorems, 5(1), 86-92
Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 2 dan Buku Siswa Tema 4 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).