Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Berdasarkan hasil oberservasi yang dilakukan di kelas I SD 'Aisyiyah 1 Plemahan


Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri nampak bahwa kemampuan membaca siswa kelas I
masih rendah baik hasil belajar ataupun minat siswa terhadap materi yang disampaikan guru.
Penelitian ini memiliki tujuan meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui
metode Kartu Huruf kelas I SD 'Aisyiyah 1 Plemahan Kecamatan Plemahan Kabupaten
Kediri.
Penelitian ini merupakan penelitian dalam proses perbaikan hasil belajar dengan melalui
berbagai tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini
dilakukan melalui pra silkus, siklus 1 dan siklus 2. Metode observasi dan unjuk kerja
digunakan dalam proses pengumpulan data. Selanjutnya semua data yang sudah diperoleh
dianalisis secara kuantitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui permainan Kartu Huruf mampu
meningkatkan kemampuan membaca anak kelas I SD 'Aisyiyah 1 Plemahan Kecamatan
Plemahan Kabupaten Kediri. Peningkatan ini dapat dilihat nilai rata-rata kelas pada siklus I
71.01 naik menjadi 82,78 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 71% pada siklus I naik
menjadi 100% pada siklus II. Pada akhirnya siswa mengalami ketuntasan klasikal telah
melebihi indikator keberhasilan yaitu 90%.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata siswa dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II sudah mencapai kriteria ketuntasan. Kata kunci : Kartu Huruf, membaca
permulaan,kartu bergambar.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Bagi semua orang membaca merupakan hal yang sangat penting, terutama
bagi siswa sekolah dasar di kelas awal. Hal ini dikarenakan semua ilmu pengetahuan
memerlukan kemampuan dalam hal membaca. Namun kenyataannya sebagian besar siswa
justru belum mampu membaca atau mengenal huruf terutama pada siswa kelas bawah.
Hal ini dikarenakan pembelajaran membaca belum boleh dikenalkan pada pendidikan
prasekolah seperti PAUD/TK, setidaknya anak tersebut mempunyai dasar pengenalan
huruf/membaca. Seangkan disisi lain tuntutan kurikulum yang ada di kelas 1 sudah sangat
tinggi, anak sudah diberikan materi yang sudah sangat sulit. Hal ini juga terjadi di SD
'Aisyiyah 1 Kecamatan Plemahan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD 'Aisyiyah
1 Kecamatan Plemahan kelas I menyatakan bahwa mayoritas siswa belum bisa membaca.
Yakni dari 14 siswa yang sudah bisa mengenal huruf-huruf hanya 35% siwa sisanya
yang 65% yang sudah bisa mengenal huruf namun belum bisa membaca. Kondisi tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya ketika dalam pembelajaran guru jarang
menggunakan alat peraga yang bisa membantu siswa untuk mempermudah mengenal huruf,
kata maupun kalimat. Selain itu dalam pembelajaran materi pembelajaran dirasa sangat
terlalu kompleks jika siswa tersebut belum bisa membaca. Padahal siswa usia kelas I SD masi
senang dengan metode permainan yang menyenangkan.
Akibatnya, siswa mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Apabila kondisi
tersebut jika berlangsung lama akan berakibat pada tidak akan tercapai ketuntasan belajar.
Proses belajar memang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Karena belajar adalah suatu
2
proses yang terus-menerus yang terjadi pada diri diri individu sesuai dengan tujuannya.
Proses belajar tersebut merupakan hasil pengalaman pada diri manusia yang bisa dijadikan
pembelajaran. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi tidak menganal usia dan waktu. Adanya
perubahan tingkah laku sesorang salah satu tujuan dari pembelajaran itu sendiri, baik bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotor.

Kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan, khususnya siswa kelas bawah
merupakan suatu bagian penting karena bisa mendorong perkembangan hasil belajar siswa,
karena anak di usia tersebut masih sangat membutuhkan dorongan agar mampu
mengungkapkan dan menggunakan kata-kata atau kalimat untuk mengungkapkan diri. Maka
guru harus kreatif dalamh menyampaikan materi pembelajaran, khususnya dalam hal
membaca. Melalui metode permainan kartu huruf diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengenal huruf, kata, atau kalimat berdasarkan gambar-gambar
yang ada pada kartu huruf tersebut.

Salah satu tujuan pembelajaran, terutama dalam pelajaran membaca adalah bisa
menguraikan huruf atau kata yang ada dalan bacaan. Semua siswa diharapkan bisa menguasai
pelajaran dengan lancar. Karena tanpa bisa membaca maka sangat sulit bisa mangikuti
pelajaran dikelasnya dan akan tertinggal dari teman-temannya. Dengan membaca pula siswa
bisa memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi
perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, peranan guru kelas bawah, terutama kelas 1
sangat penting dalam prpses pembelajaran khususnya dalam hal membaca.

Jika siswa tidak memiliki kemampuan membaca maka akan sulit menguasai materi pelajaran,
baik pelajaran membaca ataupun pelajaran lainnya. Kemampuan membaca menjadi hal yang
sangat primer dalam segala hal baik dalam proses pembelajaran maupun dari pengalaman
sehari-hari. Pada saat ini masih banyak sebagian guru yang belum bisa melakukan sesuai
fungsinya, karena guru hanya disibukkan dengan tata tertib administrasi yang sangat rumit.
Beberapa guru biasanya hanya menyampaikan materi dan hanya mengejar ketuntasan
materi tanpa mengetahui bagaimana kondisi dan kemampuan siswa-siswanya, sehingga guru
belum terlalu memahami siswa secara merata mana siswa yang sudah bisa dalam pelajaran
dan mana yang belum, bahkan tak jarang ada guru yang tidak tahu jika siswanya ada yang
belum bisa membaca. Hal ini mengakibatkan tidak tercapainya KKM yang diharapkan.
Metode permainan kartu huruf di harapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar dan
3
kemampuan membaca siswa.
Mengingat siswa kelas bawah sangat tertarik dengan metode permainan seperti kartu
huruf yang diharapkan akan mampu mempermudah siswa untuk mengenal, mengingat huruf
maupun kata sehingga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca mereka.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah berikut:
1. Banyak guru masih sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran
2. Tidak semua siswa sudah mampu membaca dalam bacaaan
3. Pembelajaran masih dilakukan yang membosankan sehingga siswa kurang tertarik
dalam kegiatan pembelajaran
4. Masih rendahnya ketertarikan siswa dalam pelajaran membaca.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah
penelitian ini adalah ”Apakah pembelajaran membaca dengan menggunakan metode kartu
huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SD 'Aisyiyah 1 Kecamatan
Plemahan Kabupaten Kediri?”.
D. Pemecahan Masalah
Pokok permasalahan yang diteliti adalah pembelajaran dengan menggunakan metode
kartu huruf untuk meningktakan kemampuan siswa dalam membaca.
E. Tujuan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa di kelas 1 SD
'Aisyiyah 1 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri dengan permainan kartu huruf.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Manfaat bagi siswa

a. Dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat dan


membaca dalam bacaan.

2. Manfaat bagi guru dan sekolah

4
a. Memberi motovasi bahwa setiap pembelajaran harus menyenangkan dan menarik.

b. Bisa dijadikan sebagai bahan referensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran terutama
pada siswa kelas rendah terhadap kemampuan membaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kemampuan
Membaca merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari banyak hal
terutama dalam pembelajaran dikelas. Membaca tidak sekadar kegiatan melihat-lihat atau
memandangi huruf-huruf atau lambing tertulis.
Namun lebih pada menyampaikan informasi atau materi kepada orang lain agar
penerima informasi bisa memahami materi yang di bacanya. Menurut ahli yang bernama
Chaplin kemampuan merupakan kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan atau segala
upaya untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut ahli
Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa semua kekuatan siswa dalam
menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat
kompleks dan pemecahan problem mental dapat dikategorikan sebagai kemampuan.
Berbeda dengan pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) yang mngemukakan bahwa
kemampuan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-
mengajar. Senada dengan pengertian itu, menurut ahli Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5)
menyampaikan bahwa segala sesuatu pertimbangan konseptual merupakan arti kemampuan.
Semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu aktivitas dapat
dikatakan sebagai definisi kemampuan.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah semua tindakan atau aktivitas membutuhkan kesanggupan atau
kemampuan tertentu.
b. Pengertian Membaca
5
Secara umum membaca digunakan sebagai suatu aktivitas dalam pembelajaran yang
berkaitan dengan bahasa. Menurut Heilman, dalam Suwaryono Wiryodijoyo (1989: 1),
membaca dapat diartikan sebagai pengucapan kata-kata yang memiliki arti dan makna.
Berbagai ketrampilan yang kompleks terlibat dalam analisis dan pengorganisasian suatu
ketrampilan.
Semua kejelasan informasi bagi pembaca harus ada didalam pelajaran, pemikiran,
pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah. Menurut Horby, (1995; 699) suatu penafsiran
yang bermakna dari cetakan atau simbol verbal tulisan merupakan arti membaca. Dengan
kata lain, sesuatu yang berupa tulisan atau simbol verbal tulisan dapat dilihat dengan
membaca. Sedangkan menurut Martinus Yamin (2006: 106) semua upaya untuk memperoleh
informasi baik verbal mauoun non verval baik dari hasil penelitian, gagasan, pendapat, teori-
teori yang merupakan hasil pengetahuan siswa bisa dikategorikan sebagai kegiatan Sementara
Ngalim Purwanto (1997: 27) menyebutkan bahwa menangkap pikiran dan perasaan orang
lain melalui tulisan atau gambar dari bahasa yang dilisankan juga merupakan kegiatan
membaca. Membaca dimulai dari melihat yang mana merupakan suatu proses sensoris.
Stimulus masuk lewat indra penglihatan atau mata. Kekeliruan kesiapan (refractive
error) merupakan kelemahan penglihatan yang umum diderita anak yang mana suatu kondisi
mata yang tidak dapat terpusat atau konsentrasi. Mendengarkan merupakan tahap awal dari
kesiapan membaca. Berbagai kegiatan bisa seperti pembinaan kosakata, menyimak efektif
dan keterampilan membedakan bisa dimulai dari rumah. Dalam hal ini peran orang tua sangat
penting dalam kesiapan membaca. Anak yang tidak dapat membaca karena belum cukup
matang membutuhkan kesabaran guru untuk menunggu sampai dia siap pada tingkat
kematangannya.ini merupakan bahwa membaca adalah proses perkembangan teratus.
Pada setiap perkembangan anak harus disesuaikan dengan tingkat kesiapannya.
Dalam hal ini kesiapan anak harus sangat diperhatikan baik oleh guru maupun orangtua
sendiri. Dalam pross perkembangan membaca pada anak adalah, pertama membaca adalah
kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan berpusat, oleh karena itu anak tidak bisa
melakukan kegiatan membaca secara isidental, anak tidak dapat melakukan kegiatan
membaca sambil menonton karena tidak dapat berpusat. Dan yang kedua kegiatan membaca
adalah suatu proses terus menerus bukanlah sesuatu subjek.
c. Tujuan utama
Dalam membaca mencari dan memperoleh informasi yang ada dalam suatu bacaan
atau berita merupakan tujuan utama dalam membaca. Semua arti dan makna yang ada
didalam suatu bacaan atau berita memiliki hubungan yang sangat erat sekali dengan tujuan
6
membaca. Ada beberapa tujuan penting dalam membaca menurut ahli Anderson (1972: 214):
1) Mendapatkan penjelasan tentang suatu fakta-fakta secara rinci dan detail
2) Mendapatkan ide utama dalam suatu bacaan
3) Mengetahui urutan atau susunan atau alur sebuah cerita
4) Menyimpulkan suatu bacaan
5) Mengklasifikasi isi suatu bacaan
6) Mengevaluasi atau menilai suatu bacaan
7) Membandingkan isi bacaan Dapat menangkap bahasa tertulis dengan tepat dan teratur
menurut Ngalim Purwanto (1997: 27) adalah bagian dari tujuan membaca. Artinya, dapat
memahami isi bacaan dengan benar semua makna yang terkandung dalam pemikiran
penulisnya.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran


a. Teori Behaviorisme
Salah satu jenis perilaku seseorang yang dilakukan secara sada merupakan pemikiran
jenis perilaku. Pada umumnya siswa usia sekolah dasar akan belajar apabila menerima
rangsangan atau tindakan dari guru terlebih dahulu, dengan kata lain mereka harus ada
dorongan untuk belajar, baik berupa stimulus tindakan atau rangsangan. Kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik akan semakin tepat dan intensif jika guru memberikan
rangsangan yang tepat. Menurut Pavlov dalam bukunya Udin S. Winataputra. Dkk (2007),
munculnya respon yang diharapkan sangat berperan penting dalam penguatan.
Sebuah respon yang sudah terkondisi akan cepat menurun atau bahkan menghilang
jika sebuah penguatan dan stimulus tidak dimunculkan. Namun, jika ada sebuah penguatan
maka respon bisa muncul kembali sesuai dengan situasi tertentu. Sementara itu, teori dari
Thorndike tentang connectionism menyatakan bahwa belajar merupakan proses coba- coba
sebagai reaksi terhadap stimulus. Serangkaian proses percobaan secara terus-menerus akan
samakin memperkuat sebuah respon. Demikian pula sebaliknya, respon akan mudah
mneghilang jika tanpa adanya proses berkelanjutan.
b. Kognitivisme
Kegiatan kognitif dalam belajar merupakan acuan dasar dalam wacana psikologi
kognitif.
Proses mental dan struktur ingatan dalam aktivitas belajar dapat dianalisis secara tepat
dengan cara mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.
Beberapa serangkaian perbendaharaan seseorang tentang pengetahuan pribadinya dalam
7
jangka panjang merupakan dasar utama dari psikologi kognitif. Penekankan hubungan antara
orang dengan lingkungan psikologinya secara bersamaan dan saling berhubungan secara
timbal balik merupakan psikologi kognitif.
Dalam hal belajar, menurut Udin S. Winataputra, dkk (2007) proses belajar yang
terjadi pada seseorang yang tidak tampak dari luar dan sifatnya kompleks sebenarnya justru
memiliki aspek penting. c. Konstruktivisme Tujuan dari teori ini adalah lebih menekankan
pada proses dari pada hasil yang mana mempunyai pemahaman bahwa belajar tidak hanya
dinilai melalui hasil tes secara kognitif saja melainkan proses juga psangat penting sekali.
Proses memperoleh hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting. Secara umum dapat juga
disebut sebagai teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif.
Dalam perkembangan intelektual dari kecil hingga dewasa, kesiapan anak untuk
belajar juga berkaitan dengan teori belajar. Ciri-ciri tertentu dalam mengkontruksi ilmu
pengetahuan merupakan tahap perkembangan intelektual yang berarti. Sebagai contoh adalah
seorang anak akan melakukan gerakan atau perbuatan tertentu melalui tahap sensor
berfikirnya. Semua perbuatan yang disadari pasti melalui tahap pemikiran terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan teori untuk
mengkonstruksikan pemahaman konsep sains dengan menggunakan media atau alat peraga
melalui teori konstruktivisme mengingat bahwa permainan kartu huruf pada pembelajaran
dalam membangun atau menstimulus proses pemikiran anak, terutama dalam hal mengenal
bacaan.

8
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Informasi Subyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek yang digunakana pada penelitian ini adalah 6 siswa Kelas 1 SD 'Aisyiyah 1
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri yang sednang mengalami kesulitan dalam membaca.
2. Tempat Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di SD 'Aisyiyah 1 Kecamatan Plemahan
Kabupaten Kediri.
3. Waktu Penelitian
Rentang waktu dalam penelitian dilakukan pada tanggal 20 Januari 2020 sampai
dengan 1 Februari 2020. Yang mana dilakukan dari siklus 1 sampai siklus 2.
4. Kelas dan Karakteristik Siswa
Adapun karakteristik siswa kelas 1 di SD 'Aisyiyah 1 Plemahan terdiri dari 14 siswa,
terdiri dari 7 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki, yang mana 6 dari 14 siswa tersebut
sedang mengalami kesulitan dalam membaca baik huruf, kata maupun kalimat.

B. Deskripsi Per Siklus


1. Siklus 1
Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan observasi atau pengamatan
kondisi dan situasi ataupun data-data terhadap siswa dan kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi ini dilakukan sebelum tindakan dimulai dan pada saat pelaksanaan tindakan dan
untuk mengetahui hasil pencapaian dari pembelajaran dengan metode kartu huruf terhadap
kemampuan membaca anak SD Kelas 1.
9
Langkah kedua adalah dengan mengumpulkan data siswa yang digunakan dalam
penelitian ini selain observasi adalah test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
memahami sejauh mana kemampuan membaca siswa. Test dilakukan dengan cara siswa
menyebutkna huruf yang terangkai dari suatu benda atau hewan tertentu yang diucapkan
guru. Berdasarkan hasil data test siswa, tingkat kemampuan membaca lancar anak masih
sangat jauh dari tujuan, anak masih kurang tertarik dengan kegiatan membaca.
Penyebab salah satunya adalah guru jarang menggunakan media yang menarik bagi
siswa sehingga siswa mudah bosan dan tidak semangan dalam belajar membaca.
1. Perencanaan Tindakan
a. Menentukan subjek yang akan digunakan sebagai penelitian kelas
b. Merancang dan membuat Rencana pembelajaran
c. Mempersiapkan media pembelajaran yaitu kartu huruf yang akan digunakan yang
disesuaikan dengan tema pembelajaran.
d. Melakukan praktek mengajar dengan metode kartu huruf sesuai dengan materi
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Adapun pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran membaca akan melalui beberapa tahap,
yaitu:
a. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran harus seuai dengan indikator, yaitu kemampuan membaca
yang didukung dengan pemilihan metode yaitu metode kartu huruf.
c. Pengamatan atau observasi terhadap penggunaan metode kartu huruf dalam
pembelajaran.
d. Tindak lanjut atau refleksi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan hasil
temuan selama proses pembelajaran (hasil refleksi akan dijadikan sebagai patokan
dalam pelaksanaan tindakan perbaikan siklus selanjutnya.
e. Semua langkah-langkah ini akan dilakukan secara berulang sampai memperoleh hasil
sesuai tujuan yang diharapkan
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dalam penelitian tindakan
dilaksanakan mulai dari siklus I dan siklus II. Dengan pengamatan ini diharapkan dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja dalam pelaksanaan tindakan, agar perubahan
rancangan dapat dilakukan secepatnya demi hasil yang maksimal. Dengan begitu pengamatan
akan mendapatkan bukti hasil siswa tindakan agar dapat secepatnya dievaluasi dan dijadikan
10
landasan dalam melakukan tindakan refleksi.
Pengamatan ini dilakukan secara berkelanjutan mulai dari siklus I sampai siklus yang
diharapkan bisa tercapai dengan baik.
4. Refleksi
Refleksi adalah serangkaian kegiatan mengkaji semua informasi yang diperoleh dari
penelitian untuk mengetahui hal-hal yang dirasa berhasil atau masih perlu perbaikan ulang.
Kegiatan refleksi dilaksanakan secara bersama antara peneliti dan guru untuk mendiskusikan
atau menyimpulkan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan. Untuk itu diperlukan beberapa
tindakan yang dilakukan pada saat refleksi,
yaitu:
a. Meninjau kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama pada setiap
pertemuan.
b. Merinci kembali hasil analisis terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Menentukan dan menetapkan tindakan apa yang selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
analisis kegiatan sebelumnya.
d. Apabila dalam pelaksanaan tindakan sudah tercapai maka penelitian dianggap selesai,
tetapi apabila belum tuntas makan akan dilakukan pembelajaran silkus selanjutnya.
2. Siklus 2
1. Perencaan Tindakan
Berikut adalah beberapa penyampaian materi pembelajaran dalam sikus II adalah:
Pertemuan Pertama Guru melakukan tindakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada
siswa tentang sesuatu yang ada berkaitan dengan materi pembelajaran.
1. Guru menyampikan tujuan pembelajaran
2. Guru membimbing anak untuk dapat membedakan berbagai macam benda-benda disekitar.
3. Guru menunjukkan berbagai benda yang ada disekitar kelas dan dan siswa disuruh
menyebutkan huruf apa saja dengan menggunakan kartu huruf yang sesuai dengan benda
tersebut. Kemudian guru menyuruh siswa untuk menempel kartu huruf pada benda
tersebut sesuai dengan nama pada gambar.
4. Guru membahas hasil pekerjaan siswa yaitu mengenai benda-benda tadi
5. Guru menunjukkan kepada siswa beberapa kartu huruf yang bertuliskan kata tentang
benda-benda kemudian menyusun kartu-kartu tersebut menjadi kata-kata sederhana.
6. Guru menjelaskan sedikit tentang benda-benda di lingkungan sekitar. Dan menanyakan
“apa nama benda itu”?
7. Beberapa siswa ditunjuk maju ke depan kelas menerima beberapa kartu huruf dan
11
menyusunnya menjadi kata-kata yang benar sesuai dengan gambar yang ada di kartu huruf
tersebut
8. Adapun siswa yang belum mendapat giliran untuk maju, sama-sama membaca kartu huruf
tersebut.
Pertemuan Kedua
1. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi
pembelajaran yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya untuk menggali pemahaman
siswa.
2. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan pokok materi yang akan dibahas agar
pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan tujuan.
3. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari materi
sebelumnya yaitu mengenal benda-benda disekitar lingkungan.
4. Guru menunjukkan gambar dan meminta siswa untuk menyebutkan satu persatu huruf
yang merangkainya
5. Setiap huruf yang ditunjukkan oleh guru dituliskan dengan kartu huruf. Misalnya gambar
JARI dituliskan menjadi JARI
2. Tahap Pengamatan/Observer
Di dalam tahap ini peneliti meminta bantuan kepada rekan atau teman sejawat untuk
melakukan pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran. Hal ini untuk mengetahui
apakah siswa sudah semnagat dan antusian dalam proses pembelajaran, dan untuk
mengetahui kemajuan siswa, sudah mampu memabaca lancar atau belum.
3. Tahap Refleksi Hasil
Tahap refleksi siklus ini akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan siklus
berikutnya yaitu siklus II, sehingga masih saling berkaitan antara siklus 1 dan 2.
C. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
model interaktif siswa, dimana diperlukan sebuah pemfokusan dan penyelidikan data yang
dibutuhkan atau data yang dibuang sehingga kesimpulan terakhir dapat di tarik dan
diverifikasi. Semua kesimpulan baik yang pertama ataupun yang terakhir saling berkaitan
yang mana kesimpulan pertama dianggap sebagai acuan dari kesimpulan yang kedua.
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian Apabila dari keseluruhan siswa didapati 80% mengalami peningkatan
dalam hasi belajar membaca maka hal ini dikatakan sesuai dengan indikator keberhasilan.
12
Hal ini akan dibuktikan dengan hasil test siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Pra Siklus
Sebelum ada serangkaian tindakan penelitian menggunakan metode kartu huruf dalam
pembelajaran adalah merupakan kondisi pra siklus yang mana. Obeservasi kelas merupakan
langkah awal yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap situasi dan
kodisi kelas, bagaimana kondisi siswa atau pun cara guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Kegiatan Pra siklus dilaksanakan tanggal 13 Januari 2020. Pada saat mengadakan
pengamatan, peneliti melihat ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru, beberapa siswa kurang fokus, sebagian siswa tidak aktif
menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang materi nama-nama benda yang sedang
dibahas, bahkan sebagian lagi ada yang yang bermain sendiri. Metode ceramah masih
digunakan dalam proses pembelajaran yang mana siswa kurang aktif dan hanya berpusat pada
guru saja.
Metode ceramah ternyata kurang memuaskan hasilnya, siswa kurang aktif dan kurang
tertarik dalam belajar, selain itu tingkat pemahaman siswa yang tidak tumbuh selama proses
pembelajaran. Berikut ini merupakan table data hasil belajar siswa pada observasi awal atau
sebelum adanya tindakan penelitian dengan metode kartu huruf:

Tabel 1: Hasil Belajar Pra Siklus


No Nama siswa Nilai target T/TT
13
1 Amabel Eka Purwanti 65 70 Tuntas

2 Annisa Dzakira Miaykha 60 70 Tuntas

3 Arya Zhafif Maheswara 75 70 Tuntas

4 Atha Mumtaz 70 70 Tuntas

5 Bayu Dwi Kamajaya 55 70 Belum Tuntas

6 Danesha Aurora Fersandhy 70 70 Tuntas

7 Disya Citta Rosie Maharani 80 70 Tuntas

8 Evellyn Delia Ichwandoko 69 70 Belum Tuntas

9 Jessica Tricahyani Purnomo 70 70 Tuntas

10 Khanza Tsurayya Zahyra Bachim 80 70 Tuntas


11 Nadhif Abqari Ramadhan 80 70 Tuntas

12 Naufal Cahya Ashika 75 70 Tuntas

13 Wisnu Adi Cahya Saputra 50 70 Belum Tuntas

14 Zahra Nur Afifah 80 70 Tuntas

Rata-rata 68,3

Ketuntasan 63,2%

Berdasarkan hasil tes pra siklus diperoleh siswa yang tuntas hanya 60% saja
sedangkan siswa yang belum tuntas persentasenya 40%. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas
8 anak atau hanya mencapai 50% dari ketuntasan klasikalnya. Hal ini tentunya masih sangat
di bawah standar ketuntasan klasikal yaitu 85%.
Hasil belajar siswa yang ada pada tabel diatas seperti yang tercantum pada di atas
memperlihatkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah dan masih perlu ditingkatkan agar
rata-rata hasil belajar meningkat dan bisa mencapai ketuntasan maksimal.
Kriteria penilaian :
a. 0% - 39% = Sangat Kurang
b. 40% - 55% = Kurang
c. 56% - 65% = Cukup
d. 66% - 79% = Baik
e. 80% - 100% = Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat dikatakan bahwa persentase aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran secara keseluruhan adalah 45% dengan masuk kriteria kurang,
masih di bawah indikator pencapaian keberhasilan tindakan 14
yaitu 85%. Dalam proses
pembelajaran siswa belum terlihat begitu aktif. Yang merupakan salah satu aktivitas siswa
yang menonjol adalah siswa tidak memperhatikan materi pembelajaran.
Mereka juga kurang begitu tertarik dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Hal ini
disebabkan guru masih menggunakan metode yang kurang menarik bagi siswa-siswanya
dikelas. Metode yang demikian juga mengakibatkan peserta didik mudah merasa jenuh dan
kurang begitu bersemangat mengikuti pembelajaran.
2. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 20 Januari 2020
sampai 25 Januari. Metode penelitian yang digunakan adalah terdiri dari dua siklus, yang
mana disetiap siklus terdapat beberapa tahapan. Berikut adalah beberapa tahapan yang
dilaksanakan dalam siklus 1 adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Langkah awal adalah guru berperan sebagai pengelola pembelajaran di kelas yang
mana harus mempersiapkan kelengkapan pembelajaran, seperti program tahunan, program
semester, perencanaan pembelajaran dengan media kartu, lembar observasi, dan lembar
tugas. Informasi awal tentang hasil belajar siswa didapatkan dari kegiatan obeservasi awal
terhadap proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut didapatkan bahwa dari dari siswa
Kelas 1 sebanyak 14 siswa terdapat 6 siswa atau 50 % yang masih belum mampu membaca
permulaan dan belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan.
Sebagian siswa belum bisa membedakan bentuk-bentuk huruf dan masih bingung
terhadap pengucapan huruf-huruf tersebut. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil kerja siswa
yang sudah dikerjakan. Berdasarkan kenyataan tersebut maka guru akan melaksanakan
tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan media kartu huruf untuk mengatasi
kesulitan belajar membaca permulaan siswa Kelas 1 SD 'Aisyiyah 1 Plemahan. Dengan
demikian diharapkan siswa dapat mengalami peningkatan dalam kemampuasn belajaranya,
khususnya dalam hal membaca lancar.
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam proses persiapan pembelajaran, yaitu
sebagai berikut :
1. Menentukan indikator pokok bahasan yang sesuai dengan metode membaca permulaan.
Siswa mampu mengucapkan huruf vokal dan konsonan adalah indikator yang tepat untuk
siklus I ini.
2. Penyususnan rencana pembelajaran yang mancakup 1 kali pertemuan dalam kurun waktu 2
jam pelajaran dalam 1 minggu yang sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
15
3. Persiapan media yang berupa kartu huruf yang akan digunakan, yaitu kartu huruf tanpa
gambar dan ada beberapa huruf yang tidak lengkap dan siswa diminta untuk
melengkapinya. Setelah itu siswa diminta melengkapi bagian huruf apa yang sesuai untuk
mengisi bagian yang kosong pada kartu tersebut.
4. Pada siklus I ini, guru menggunakan beberapa kartu huruf polos tanpa gambar namun guru
hanya menunjukkan benda disekitar lingkungan kelas saja, sedangkan ada beberapa bagian
huruf yang kosong secara acak baik di depan, tengah, maupun di belakang, dan siswa
diminta untuk melengkapinya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada awalnya di tahap ini guru menggunakan kartu huruf yang sesuai yang telah
disusun sesuai dengan tema pembelajaran. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I
dengan menggunakan media kartu ini dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Dalam pelajaran
tematik yang disampaikan guru yaitu membaca permulaan tentang indikator mengucap huruf
vokal dan konsonan sampai mampu membaca suku kata selanjutnya pembelajaran dibuka dan
diawali dengan berdoa bersama, kemudian guru melakukan absensi siswa kemudian kegiatan
literasi harian.
Pada siklus 1 ini, guru memilih pokok bahasan tentang mengenal benda-benda
disekitar dengan alasan karena media kartu yang akan digunakan guru sebagian besar adalah
gambar benda-benda disekitar yang setiap hari dijumpai. Hal ini bertujuana agar siswa lebih
tertarik dengan pelajaran dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan doa bersama dan absensi siswa selesai, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan appersepsi yaitu menghubungkan materi yang sudah pernah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya, guru mulai menganlkan materi dengan menggunakan media kartu dalam
pembelajaran. Guru menunjuk pada salah satu benda yang ada di kelas, kemudian salah satu
siswa menyebutkan apa nama benda yang ditunjukkan oleh guru. Kemudian guru menunjuk
beberapa siswa secara bergiliran huruf apa saja yang sesuai dengan benda-benda tersebut.
Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus. Huruf yang di tunjukkan siswa menggunakan
katu huruf biasa yang sudah di acak oleh guru. Sedangkan siswa mengambilnya sesuai benda
yang ditunjukkan guru. Hal ini agar siswa aktif dan lebih bisa mengingat akan bentuk-bentuk
huruf tersebut. Setelah kegiatan itu selesai, guru mengoreksi pekerjaan siswa satu persatu
sedangkan siswa lainnya memperhatikan.

c. Observasi
16
Selama pelaksanaan pembelajaran guru melakukan observasi yaitu pencatatan dengan
menggunakan daftar list siswa. Hal ini utnuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa, tingkat
ketertarikan siswa dalam belajar, dan kemampuan siswa dalam membaca dan membedakan
huruf melalui media kartu huruf tersebut. Berdasarkan pembelajaran siklus I ini,
menunjukkan bahwa semua aspek yang diamati masih dalam kategori sedang, sedangkan
dalam hal membedakan huruf dan membaca awal masih dalam kategori rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persentase


aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 70 % dengan kriteria
baik namun hal ini masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu 85%. Siswa sudah
mulai aktif dalam pembelajaran dan dapat memperhatikan penjelasan guru serta mampu
menjawab pertanyaan dari guru. d. Refleksi Selama proses pembelajaran dalam siklus 1 ini
dapat disimpulkan bahwa, terdapat 4 siswa yang sudah mulai menunjukkan adanya
peningkatan. Mereka sudah mampu membaca suku kata dan membedakan bunyi huruf serta
melengkapi kata yang masih kosong. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama pembelajaran
berlangsung, siswa cukup aktif memperhatikan apa yang disampaikan guru dan mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Dalam tindakan siklus 1 ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
membedakan bentuk huruf dan bunyi, masih menunjukkan perubahan yang belum berarti,
semua aktivitas peserta didik pada siklus I sudah berada dalam kategori baik, meskipun
belum mencerminkan hasil belajar yang tinggi, ini dapat dilihat dari persentasi aktivitas
peserta didik yaitu 70%. Sedangkan tingkat indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
adalah minimal > 80%.
Tabel 4 Daftar Nilai Siklus I
No Nama siswa Nilai target T/TT
1 Amabel Eka Purwanti 82 80 Tuntas

2 Annisa Dzakira Miaykha 82 80 Tuntas

3 Arya Zhafif Maheswara 87 80 Tuntas

4 Atha Mumtaz 90 80 Tuntas

5 Bayu Dwi Kamajaya 78 80 Belum Tuntas

6 Danesha Aurora Fersandhy 82 80 Tuntas

7 Disya Citta Rosie Maharani 83 80 Tuntas

8 Evellyn Delia Ichwandoko 80 80 Tuntas


17
9 Jessica Tricahyani Purnomo 85 80 Tuntas

10 Khanza Tsurayya Zahyra Bachim 82 80 Tuntas

11 Nadhif Abqari Ramadhan 89 80 Tuntas

12 Naufal Cahya Ashika 88 80 Tuntas

13 Wisnu Adi Cahya Saputra 78 80 Belum Tuntas

14 Zahra Nur Afifah 87 80 Tuntas

Rata-rata 68,3

Ketuntasan 63,2%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari pra siklus ke siklus I. Pada
pra siklus nilai rata-rata siswa 60 kemudian naik menjadi siswa 71,01 pada siklus I.
Pembelajaran masih harus ditingkatkan sampai pada tingkat keberhasilan. Diharapkan pada
siklus berikutnya kemampuan guru dalam berkomunikasi dua arah dan kemampuan
menerapkan metode kartu huruf menjadi lebih baik. Upaya meningkatkan aktivitas belajar
siswa terutama dalam pengelolaan pengajaran guru masih perlu adanya perbaikan-perbaikan
dalam pembelajaran pada siklus berikutnya agar sesuai dengan indikator yang dicapai. 3.

Tindakan Siklus 2
Dalam siklus 2 ini dilaksanakan dalam waktu 1 minggu mulai 27 Januari 2020 sampai
dengan 1 Februari 2020. Adapun tahapannya kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Perencanaan Tindakan
Pada pembelajaran siklus 1 menunjukkan bahwa hasil refleksi dan evaluasi
pelaksanaan tindakan diketahui sebagian siswa belum menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan
belum memenuhi ketuntasan belajar. Berdasarkan indikator yang telah ditentukan siswa
mampu mengucapkan huruf vokal dan konsonan .
Sedangkan tentang hasil prestasi siswa, belum menunjukkan hasil yang diinginkan.
Oleh karena itu peneliti dengan arahan dari para rekan guru dan kepala sekolah serta berbagai
pertimbangan maka peneliti kembali mengulang pembelajaran materi bahasa Indonesia
(membaca permulaan) dengan indikator siswa mampu mengucap suku kata atau kata dengan
benar dan tepat. Guru menunjukkan media kartu, setelah itu siswa menyebutkan hurufnya.
18
Setelah siswa selesai menuliskan huruf-huruf tersebut, guru menyuruh siswa untuk membaca
suku katanya.
Bacalah suku katanya dengan tepat dan nyaring ! Langkah-langkah penyusunan
rencana pembelajaran seperti siklus 1 yaitu dengan tujuan pembelajaran siswa mampu
mengucapkan suku kata atau kata dengan benar dan tepat. Penyusunan rencana pembelajaran
pada siklus 2 mengacu pada beberapa indikator yang dibuat sebagai dasar adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan indikator dan hasil belajar yang akan dicapai
2. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan.
3. Membuat rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) sesuai yang telah disepakati bersama.
Mengingat hasil analisis siklus I, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan
membaca atau menghafal sukua kata atau kata dengan benar dan tepat, maka rencana
penelitian pada siklus 2 ini adalah peneliti menggunakan media kartu dan kartu suku kata.
Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I yakni menentukan
indikator yang tepat untuk siklus 2 yaitu siswa mampu membedakan dan membaca suku kata
dan huruf dengan tepat. Dibawah ini terdapat beberapa indikator yang dapat dibuat sebagai
acuan atau dasar dalam menyusun rencana pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan indikator dan hasil belajar yang akan dicapai
2. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan.
3. Membuat rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) sesuai yang telah disepakati
bersama. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I, masih terdapat sebagian besar siswa yang
masih mengalami kesulitan membedakan huruf, suku kata, kata atau kalimat dengan tepat,
maka pada pelaksanaan siklus 2 peneliti menggunakan metode kartu huruf yang bergambar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penggunaan kartu huruf pada pembelajaran tematik sesuai dengan rencana
pembelajaran 1 kali pertemuan. Pembelajaran diawali dengan doa bersama, mengabsen
siswa, kemudian kegiatan literasi harian dilanjutkan dengan pemusatan konsentrasi, siswa
diajak tanya jawab tentang pelajaran yang sudah pernah disampaikan. Pada pembelajaran
siklus 2 ini menggunakan pokok bahsan tentang rekreasi. Setelah appersepsi, guru mulai
memasuki materi dengan menggunakan media kartu. Media kartu yang digunakan pada siklus
2 ini adalah gambar binatang. Guru menanyakan kepada siswa apa nama binatang yang ada
di gambar. Kemudian siswa menjawab dan menyebutkan huruf apa saja yang sesuai dengan
nama binatang tersebut.
19
Kegiatan selanjutnya adalah siswa secara bergilir maju menulis di papan tulis tentang
nama dari gambar binatang tersebut. Siswa secara bergantian menyebutkan huruf apa saja
yang terangkai menjadi kata/sebuah nama binatang tersebut. Kegiatan itu dilaksanakan secara
bergantian dan berulang-ulang sampai mencapai tujuan pembelajaran, yaitu siswa mampu
membaca suku kata/ kata dengan lafal yang tepat.
c. Observasi
Peneliti, kepala sekolah, dan rekan guru secara kolaboratif melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu. Kegiatan yang
dilakukan dalam pelaksaan observasi yaitu melihat bagaimana siswa di kelas dalam hal
keaktifannya, hasil penilaian, ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran, sikap
keantusiasannya, kemampuan membaca permulaan dan membedakan huruf.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan ini hasil test akan digunakan sebagai
bahan acuan untuk menganalisis bagaimana perkembangan hasil belajar siswa tentang
membaca permulaan. Hasil perkembangan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Hal ini membuktikan bahwa siswa memiliki aktivitas belajar yang sudah mencapai
indikator keberhasilan tindakan. Pada observasi di siklus 2 menunjukkan bahwa : keaktifan
siswa, kemampuan siswa membedakan huruf, tingkat keantusiasan, tingkat ketertarikan siswa
terhadap pelajaran tinggi, nilai yang dicapai siswa sedang, tinggi. Sedangkan pada aspek
keaktifan membaca permulaan dan aspek kemampuan siswa dalam membaca permulaan
masih dalam kategori sedang.
c. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru Kelas 1, hasil analisis data pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu pada siklus 2, secara umum
telah menunjukkan perubahan yang cukup tinggi. Dalam penyampaian pembelajaran siswa
sudah semakin aktif dan tertari pada materi. Hasil tes siswa juga menunjukkan peningkatan
yang cukup baik. Hai ini juga ditunjukkan pada aktivitas lebih banyak memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif.
Kemampuan siswa dalam mengenal ataupun mengeja huruf menjadi suatu kata lebih
meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam membaca permulaan.
Suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan dengan banyaknya partisipasi
siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat. Tabel 6

Daftar Nilai Siklus II


20
No Nama siswa Nilai target T/TT
1 Amabel Eka Purwanti 82 80 Tuntas

2 Annisa Dzakira Miaykha 82 80 Tuntas

3 Arya Zhafif Maheswara 87 80 Tuntas

4 Atha Mumtaz 90 80 Tuntas

5 Bayu Dwi Kamajaya 88 80 Tuntas

6 Danesha Aurora Fersandhy 82 80 Tuntas

7 Disya Citta Rosie Maharani 83 80 Tuntas

8 Evellyn Delia Ichwandoko 80 80 Tuntas


9 Jessica Tricahyani Purnomo 85 80 Tuntas

10 Khanza Tsurayya Zahyra Bachim 82 80 Tuntas

11 Nadhif Abqari Ramadhan 89 80 Tuntas

12 Naufal Cahya Ashika 88 80 Tuntas

13 Wisnu Adi Cahya Saputra 78 80 Belum Tuntas

14 Zahra Nur Afifah 87 80 Tuntas

Rata-rata 68,3

Ketuntasan 63,2%

Dari data nilai siswa yang telah terkumpul pada siklus 2, maka dapat dirumuskan
berbagai refleksi sebagai berikut:
1. Hasil belajar peserta didik pada siklus 2 sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I.
Dari nilai rata-rata kelas pada siklus I 71.01 naik menjadi 82,78 pada siklus 2 dan
ketuntasan klasikal 71% pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus 2.Indikator
keberhasilan sudah mencapai ketuntasan klasikal telah yaitu 90%. Hal ini membuktikan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 sudah berhasil.
2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 80% pada
siklus 2. Ini berarti batas minimal aktivitas siswa yang diharapkan sebesar 80% sudah
terpenuhi.
3. Pembelajaran dikelas dapat dikelola dengan baik oleh guru pada siklus 2 dan sudah
mengalami peningkatan dibandingkan dari siklus I. Berdasarkan hasil belajar siswa yang
diperoleh pada masing-masing siklus, maka pembelajaran membaca
21 permulaan dengan
menggunakan media kartu yang dilaksanakan pada siklus 2 sudah berhasil atau tuntas
sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikut. Proses pembelajaran dengan
menggunakan media kartu ini dapat menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap materi
pelajaran dan lebih mudah mengingat bentuk huruf, cara mengucapkan huruf, cara
mengeja suku kata dan kata sehingga dalam pembelajaran siswa lebih tertarik dan
termotivasi. Selain itu anak tidak mudah bosan di kelasnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Dari hasil tes pra siklus siswa siswa yang tuntas persentasenya 50% sedangkan siswa
yang belum tuntas persentasenya 50%. Dari jumlah 14 peserta didik hanya 7 anak yang tuntas
atau hanya 50% saja tingkat ketuntasannya atau masih di bawah standar ketuntasan klasikal
yaitu 85%. Berdasarkan tabel hasil belajar peserta didik maka diperoleh bahwa prestasi
belajar peserta didik masih rendah dan perlu ditingkatkan agar rata-rata meningkat dan
seluruh hasil belajar siswa mencapai KKM. 2. Siklus 1 Nilai rata-rata siswa pada siklus I
meningkat menjadi 71,01.
Dalam pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah dalam kategori
baik, tetapi alangkah baiknya melakukan perbaikan dalam beberapa aspek yang perlu
diperbaiki misal kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi terhadap siswa dan
kemampuan dalam menerapkan metode kartu huruf. Diharapkan pada siklus berikutnya
kemampuan guru dalam berkomunikasi dua arah dan kemampuan menerapkan metode kartu
huruf menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka masih diperlukan berbagai
uapay perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti upaya
meningkatkan lagi aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pengajaran guru. 3.
Siklus 2 Dalam pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah
lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Jika melihat pada nilai rata-rata kelas pada siklus I
71.01 yang naik menjadi 82,78 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 71% pada siklus I naik
menjadi 100% pada siklus II. Dalam hal ini berarti ketuntasan klasikal sudah mencapai
indikator ketuntasan yaitu 90%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta
didik pada siklus II sudah tuntas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.Kesimpulan
Pembelajaran menggunakan metode kartu huruf pada siswa kelas I SD 'Aisyiyah 1
Plemahan semester 2 pada tahun pelajaran 2019/2020 mengalami peningkatan hasil belajar
22
maupun dalam hal aktivitas belajar siswa. Hal ini tentunya dilakukan dengan beberapa siklus
perbaikan dari siklus 1 sampai siklus 2. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik pada
siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus 1.
Peningkatan ini dapat dilihat nilai rata-rata kelas pada siklus I 71.01 naik menjadi
82,78 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 71% pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus
II. Pada akhirnya siswa mengalami ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan
yaitu 90%. Sehingga dapat disimpulan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah
tuntas.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang dilakukan maka penulis dapat memberikan saran
tindak lanjut sebagai berikut:
a. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan permainan kartu huruf hendaknya
siswa diberikan motivasi sehingga muncul keinginan belajar yang bermakna.
b. Dalam pembelajaran dengan pendekatan permainan kartu huruf sebaiknya guru
memperhatikan kesiapan siswa untuk belajar dengan penguasaan kelas dan ketepatan
waktu yang baik.
c. Dalam pembelajaran dengan pendekatan permainan kartu huruf, sebaiknya diberikan tugas
yang menarik pada LKS sehingga siswa merasa tertarik dan antusias terhadap
pembelajaran.

23

Anda mungkin juga menyukai