Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENDIRIAN SEKOLAH INKLUSI

A.

LATAR BELAKANG

Dunia anak adalah dunia bermain. Tidak lain dan tidak bukan selain bermain.
Semua hal yang ditemui, dilakukan, dipelajari dan dipersepsikan oleh anak
disetiap harinya adalah merupakan pengejawantahan dari bermain itu sendiri.
Lewat bermain anak-anak belajar bersosialisasi, membangun masyarakat yang
murni

dan

sederhana,

memecahkan

masalah,

membangun
belajar

pengalaman

mencintai,

belajar

dan

karakter.

mengenal,

Belajar

mengerti,

memahami, menghormati orang lain juga menghargai setiap perbedaan.


Belajar lingkungan, belajar agama, belajar menghitung, belajar sains, belajar
peran, berajar art dan craft, belajar membaca dan menulis, serta belajar
tentang segala hal dari hidup itu sendiri. Dunia bermain adalah belajar secara
riil dan konkrit.
Melalui bermain berbagai stimulasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan

anak

bisa

tersampaikan

dengan

maksimal.

Begitupun,

stimulasi akan maksimal apabila dunia bermain anak mampu menyentuh


ranah yang menjadi prinsip bagi anak-anak itu sendiri. Bermain yang dimaksud
adalah bermain yang dikelola dan difasilitasi dengan baik, yaitu dengan tetap
mengutamakan unsur-unsur kebutuhan prinsip anak. Bermain yang tetap
memegang teguh hak anak, bermain yang tetap berpusat pada anak, bermain
yang mengutamakan unsur edukasi, bermain yang memegang teguh kearifan
budaya local, bermain yang ramah dan aman bagi anak, bermain yang
berpedoman pada tahapan perkembangan anak, bermain yang mampu
menjunjung tinggi perbedaan (baik perbedaan suku, ras, agama, ekonomi
maupun perbedaan kebutuhan khusus setiap anak). Menjunjung kesetaraan
dan adil gender, bermain yang menghargai inklusitas, bermain yang semuanya
dilakukan dengan suasana gembira, bebas dari paksaan dan dalam lingkungan
beserta orang-orang yang ramah sekaligus aman bagi anak, yang mampu
menghargai anak-anak dengan selalu menggunakan komunikasi yang efektif
kepada anak.

Anak usia dini (lahir 8 tahun) membutuhkan maksimalisasi stimulasi tumbuh


kembang. Jika stimulasi dalam bermainnya tidak terfasilitasi dengan maksimal,
maka jutaan potensi dasar yang dimiliki anak semenjak lahir akan terhambat
perkembangannya (tidak sesuai tahapan perkembangan_red). Pun, terlebih
dengan perkembangan jaman yang semakin global, akhirnya lingkungan dan
dunia bermain anak cenderung tidak terstimulasi dengan baik. Anak-anak
banyak mendapatkan kekerasan, hak anak sering terabaikan, dan lingkungan
bermain yang aman dan penuh unsur edukatif semakin susah ditemukan.
Bahkan potensi dan kelebihan anak malah justru sering distigmakan sebagai
anak yang nakal. Sungguh ironis. Sebagai contoh yang paling mudah dijumpai
disekitar

kita,

banyaknya

orangtua

yang

bekerja

ataupun

menempuh

pendidikan lanjut, maka mulai banyak anak yang diasuh oleh pengasuh anak
dirumah, atau banyak anak yang diasuh oleh televisi karena kenyataan seharihari anak diletakkan didepan televisi dengan alasan efektivitas atau dalam
bahasa awamnya agar tidak rewel, mulai banyak dititipkan pada orang atau
lembaga atau sekolah demi sebatas formalitas dan hanya untuk kepentingan
penitipan

anak

tanpa

memperhatikan

evaluasi

dan

laporan

tahapan

perkembangan anak (kognisi, sosial emosi, bahasa, motorik dll). Begitupun


banyak orang tua yang kurang mengerti bahwa sesungguhnya rumah (baca:
home-base_red) adalah sekolah terbaik bagi anak. Maka, kini terlihat, bahwa
menjadi sebuah kebutuhan mendasar agar kita mampu untuk mengfasilitasi
berbagai evaluasi tersebut, tugas kita adalah menyediakan suatu ruang /
lembaga pendidikan yang mampu secara visi maupun misi agar anak-anak
sepenuhnya mendapatkan dunia bermainnya secara baik dan utuh agar
tumbuh kembangnya maksimal. Karena memang masa depan anak akan
terwujud lewat bermain, bermain yang memberikan pengalaman dan stimulus
yang baik dan optimal.
Dari prinsip bermain anak yang sesederhana itu, maka menjadi kebutuhan
yang penting bagi AQILAH untuk menjalin kerjasama dengan berbagai mitra
strategis dalam pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK / KB
dan Day-care. AQILAH memposisikan dan menyiapkan diri agar mampu seiring
sejalan bersama mitra yang sama-sama mengharapkan dunia pendidikan anak
berkembang dengan maksimal, melakukan usaha-usaha kearah pemaksimalan
yang dimaksud.

B.

BENTUK KERJASAMA

Penyelenggaraan dan atau pendirian sekolah dengan materi kelas sesuai


jenjang umur : KB (Kelompok bermain) TK (Taman kanak-kanak), dan TPA yang
memiiki pendekatan pembelajaran berbasis rumah (home base). Penataan
lingkungan dan pola pendampingan / pengasuhan diusahakan semirip
mungkin dengan rumah (keluarga) tetapi menyangkut semua stimulus
tahapan perkembangan anak (menggunakan sistem area) serta men-set
sebagai lingkungan main yang aman dan ramah anak. Dengan demikian anak
tidak

terlalu

sulit

menyesuaikan

diri

dan

merupakan

kelanjutan

dari

pengasuhan keluarga. Secara khusus sekolah ini mengedepankan nilai-nilai


yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu konsep dasar Tut Wuri handayani,
ing ngarso ing tulodo ing madyo mangun karso. Yaitu suatu konsep pola
berpikir dan pemecahan masalah dengan memulai dari menggali masalah
(metode / tesis), menganalisa (sintesis) hingga menemukan sintesa yang baru.
Semua diterapkan dengan menganut kesetaraan yaitu sistem circle dalam
penerapannya dikelas, pun diselaraskan dengan konsep dasar inklusivitas
terutama ramah anak, mengedepankan hak anak, ramah lingkungan hidup,
pondasi agama yang kuat dan menghormati kearifan lokal.
Selanjutnya, proses penyiapan, pengelolaan dan pengembangan sekolah yang
dimaksud akan dilakukan bersama antara pihak terkait dengan tim dari
AQILAH. Perekrutan staff dan pendidik / edukator (guru pendamping) akan
dilakukan dengan seksama dengan proses training, pelatihan dan magang
yang kuat agar semua staf maupun edukator memiliki dasar kemampuan
yang setara, yaitu memiliki kemampuan dan penghayatan hak anak,
memahami dasar-dasar materi seperti : Keberpusatan pada anak, komunikasi
efektif, perkembangan anak, literasi media, gender dalam PAUD, kreativitas
guru, penataan lingkungan dan area main, pengembangan kurikulum,
perencanaan pembelajaran, kompetensi dan indikator, tahapan perkembangan
bermain dan kegiatannya (main peran, sains, art craft, persiapan membaca
menulis dan berhitung, menggambar, melukis, dll), APE (Alat permainan
Edukasi) Limbah, gerak dan lagu, evaluasi anak, home base, parenting dll.
Selanjutnya penyiapan gedung / lingkungan dan area main akan dirancang dan
diawasi dengan seksama agar lingkungan dan area main yang dimaksud

sesuai dengan keamanan bagi tahapan perkembangan anak tetapi tetap


berbasiskan kerifan lokal dan hemat biaya. Kurikulum akan disusun dengan
menghadirkan pakar-pakar yang mampu membuat draft sesuai hasil dari
observasi kearifan lokal dan pengembangan yang dilakukan oleh litbang
AQILAH. Parent meeting/ pertemuan orangtua akan menjadi hal penting karena
sekolah ini harus mampu membawa orang tua sebagai agen home-base yang
dimaksud, terlebih dengan metode palaporan perkembangan anak akan
diberikan secara intens tentulah menjadi penting peran parent disini.

C.

POLA KERJASAMA

Penyelenggaraan dan pendirian sekolah ini adalah kerjasama AQILAH dengan


pihak terkait. Sekolah ini bisa diberi nama sesuai kesepakatan bersama dan
sekolah ini dibawah payung AQILAH Yogyakarta dan berada dikota terkain
(Palembang).
1.

Peran terkait :
Menjadi fasilitator atas terselenggaranya sekolah inklusi bertaraf

internasional yang pertama di Palembang.

Menjadi payung untuk dibukanya beberapa cabang di berbagai

kabupaten di propinsi Sumatera Selatan.

Dukungan keuangan dan asset.

2.

Peran AQILAH :

Pihak AQILAH bertanggungjawab dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan


pengembangan. Penyelenggaraan mulai dari rancangan lingkungan dan area
main (bangunan / fisik gedung). Sampai pada perekrutan SDM, training dan
magang

SDM,

penempatan/strukturisasi

SDM,

supervisi,

keuangan,

administrasi sekolah, pengembangan pembelajaran. Penyelenggaraan sekolah


meliputi pelaksanaan rutin harian, pelaksanaan program, kerjasama dengan
orangtua, penyediaan dan pemakaian material bermain dan belajar.

D.

PERSONALIA SEKOLAH
Pengelola :

Komisaris : Pihak terkait (1 orang), AQILAH (1 orang)

Manajer

: AQILAH (1 orang)

Pelaksana sekolah :

Kelas = 5 (KB 1, KB 2, TK Kecil, TK Besar, TPA)

Kepala Sekolah

Guru

: 1 orang

: 2 orang untuk satu kelas (sesuai rasio pendampingan

anak_lihat tabel tahapan perkembangan anak) = 10 guru untuk rasio 5 kelas


-

Asisten guru

: 1 orang untuk masing-masing kelas = 5 asisten

guru untuk rasio 5 kelas


-

Administrasi & keuangan : 1 orang

Keamanan & kebersihan : 2 orang

Juru masak

Transportasi / kemudi : 1 orang

: 1 orang

Divisi Kurikulum, Penelitian dan pengembangan : 1 orang

Kepala Divisi media, kampanye, dan pelatihan : 1 orang

. WORK PLAN
N
O

WAKTU

KEGIATAN

KET

Anda mungkin juga menyukai