Anda di halaman 1dari 12

“SYARAT DAN STANDAR

SEKOLAH RAMAH ANAK”


Oleh kelompok 5 :
1. Ade Amy Febrianti (20900122022)

2. Ulfa Aulia (20900122021)

3. Sulkawati (20900122020)

4. Putri Sarmil Pratiwi (20900122019)


A. Pengertian Sekolah Ramah Anak
Sekolah ramah anak adalah unit satuan pendidikan,
baik formal, nonformal, dan informal yang
mengutamakan keamanan, kebersihan, kesehatan,
kepedulian, berbudaya lingkungan hidup, memberikan
jaminan, memenuhi, menghargai akan hak-hak anak
serta melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi,
bullying, dan tindakan salah lain.
B. Syarat Sekolah Ramah Anak
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak era Kabinet Kerja, Yohana Yambise, menyatakan
bahwa untuk menciptakan sekolah ramah anak suatu
sekolah harus memenuhi syarat
berikut :
1) Memiliki kantin sehat
2) Merupakan kawasan bebas rokok
3) Merupakan kawasan bebas miras dan NAPZA
4) Merupakan kawasan bebas LGBT (Lesbian, Gay,
Biseksual, dan Transgender)
5) Merupakan kawasan bebas kekerasan, baik
kekerasan verbal maupun nonverbal
C. Standar Sekolah Ramah Anak

Suatu sekolah harus memenuhi standar SRA yang telah ditetapkan. Adapun
standar yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Setiap anak bisa mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi, misalnya
disabilitas, warna
kulit, suku, latar belakang orang tua, dan sebagainya.
2) Setiap anak bisa dengan bebas menyampaikan ide, pendapat, gagasan,
penemuan tentang
pendidikan, teknologi, seni, dan budaya.
3) Metode pembelajaran dan kurikulumnya bisa membangun karakter anak
menjadi lebih baik
dengan menekankan pada kepedulian, kasih sayang, simpati, empati, keteladanan,
dan
sebagainya.
4) Guru dan tenaga kependidikannya bisa menjadi fasilitator bagi anak untuk
berkembang.
5) Memiliki lingkungan dan infrastruktur yang ramah pada anak, misalnya bersih,
asri, sehat,
aman, bangunan berstatus SNI, dan sebagainya.
6) Membuat program kerja yang mengutamakan
perkembangan kepribadian anak.
7) Membuat program kerja yang menekankan
keselamatan anak, baik saat di rumah maupun
di
sekolah.
8) Semua warga sekolah sadar akan pentingnya
menjaga diri dari berbagai bentuk kekerasan.
9) Anak bisa berpartisipasi secara penuh untuk
setiap aspek kehidupan atau kegiatan di
sekolah.
10) Memiliki kesiswaan yang orientasinya
membentuk karakter anak.
11) Terbentuk kerja sama yang selaras dan
harmonis antara anak, sekolah, dan keluarga.
12) Penegakan hukum dan informasi dijalankan
secara transparan, akuntabel, dan partisipatif.
D. Kebijakan Sekolah Ramah Anak
1) Kebijakan anti kekerasan terhadap anak, baik oleh lingkungan,
peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan.
2) Kebijakan untuk mematuhi tindakan anti kekerasan oleh semua
warga sekolah.
3) Kebijakan untuk mencegah anak putus sekolah.
4) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan tanpa asap rokok dan NAPZA.
5) Kebijakan untuk menciptakan sekolah tanggap bencana.
6) Kebijakan untuk menciptakan lingkungan sehat, aman, asri, dan
nyaman.
7) Dari pembahasan di atas, jelas bahwa keberadaan sekolah ramah
anak bisa menjamin
keamanan anak saat menempuh pendidikan di bangku sekolah. Oleh
karena itu, diharapkan
sudah tidak ada lagi kasus tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
E. Prinsip Sekolah Ramah Anak
Prinsip dibawah ini merupakan hal yang mendasari
terciptanya sekolah ramah anak. Adapun
isinya adalah sebagai berikut.
1) Nondiskriminasi, artinya setiap anak bisa mendapatkan
haknya tanpa adanya diskriminasi.
2) Kepentingan terbaik bagi anak, artinya semua kebijakan
atau keputusan yang dibuat nantinya
benar-benar terbaik bagi pendidikan anak.
3) Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, artinya
lingkungan sekolah memperhatikan
martabat anak dan memberikan jaminan akan
perkembangan setiap anak.
4) Penghormatan terhadap pandangan anak, artinya
menghormati setiap pandangan anak yang
berpengaruh pada perkembangannya.
5) Pengelolaan yang baik, artinya adanya jaminan akan
keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi,
dan supremasi hukum di sekolah.
F. Konsep Sekolah Ramah Anak
Keberadaan sekolah ramah anak bukan berarti membangun
sekolah baru berkonsep ramah pada anak. Namun, suatu unit
satuan pendidikan harus mampu mewujudkan konsep yang
sesuai di unitnya. Konsep ini mengacu pada perlindungan dan
pemenuhan hal anak selama di sekolah
berdasarkan gerakan BARISAN, yaitu sebagai berikut.
B = Bersih
A = Aman
R = Ramah
I = Indah
I = Inklusif
S = Sehat
A = Asri
N = Nyaman
G. Ciri-Ciri Sekolah Ramah Anak
1) Semua penghuni sekolah anti terhadap segala bentuk
kekerasan, baik kekerasan verbal dan nonverbal.
2) Selama sekolah, anak tidak pernah mendapatkan perlakuan
tidak mengenakkan, misalnya
kekerasan oleh guru maupun sesama murid.
3) Anak mendapatkan perlakukan adil tanpa melihat latar
belakang, suku, ras, agama, warna
kulit, dan sebagainya.
4) Anak merasa enjoy, aman, dan nyaman saat berada di
sekolah.
5) Guru tidak pernah mempermalukan peserta didik.
6) Makanan di kantin sekolah terjaga kebersihannya.
7) Rasa peduli anak terhadap lingkungan sekitar semakin
meningkat setelah masuk di suatu
sekolah.
8) Tata tertib sekolah dijalankan secara terbuka atau
transparan dan anti diskriminasi.
H. Langkah Mengembangkan Sekolah
Ramah Anak
1) Persiapan

Persiapan yang harus dilakukan sebelumnya adalah sebagai


berikut.
• Menyusun rekomendasi dan memetakan hak-hak anak
berdasarkan hasil konsultasi pada pihak anak.
• Membentuk kebijakan melalui komitmen kepala sekolah, orang
tua/wali, dan peserta didik.
• Membentuk tim pengembangan dengan peran sebagai berikut.
• Koordinator untuk pengembangan.
• Melakukan sosialisasi.
• Menyusun serta mengembangkan sekolah ramah anak.
• Melakukan evaluasi.
• Memetakan potensi, kapasitas, dan kerentanan.
2) Perencanaan
Pada langkah perencanaan, tim pengembangan berperan untuk
menyukseskan
terwujudnya sekolah ramah anak yang terintegrasi ke dalam
kebijakan, program, dan kegiatan
yang sudah berlangsung di suatu sekolah.
3) Pelaksanaan
Pada pelaksanaannya, semua sumber daya harus dioptimalkan,
baik sumber daya
pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
4) Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Pada langkah ini, tim pengembangan harus melakukan
pemantauan setiap bulan dan
evaluasi setiap tiga bulan sekali. Hasil yang diperoleh dari evaluasi
tersebut diserahkan pada
pihak gugus tugas KLA (Kota Layak Anak) untuk dilakukan tindak
lanjut. Jika unit satuan
pendidikan berhasil menerapkan, pihak gugus tugas akan
memberikan penghargaan.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai