1. Non-Diskriminasi, menjamin kesempatan setiap anak untuk menikmati hak anak dalam
pendidikan tanpa diskriminasi. Mau berdasarkan dari disabilitas, gender, suku bangsa, agama, dan
latar belakang orang tua sekalipun. Banyak remaja zaman sekarang yang masih kurang peduli atau
apatis tentang masalah ini. Senioritas, Membeda2kan teman dari suku ras agama, diskriminasi
terhadap teman2 disabilitas di sekolah, dan lain-lain nya. Sudah seharusnya kita sebagai remaja Gen-
Z lah istilahnya yang hidup di tengah revolusi industri 4.0 bisa memulai untuk kolaborasi. Saling
bekerjasama, saling merangkul tanpa membeda-bedakan yang lainnya temen-temen.
2. Kepentingan terbaik bagi anak, yaitu senantiasa menjadi pertimbangan utama dalam semua
keputusan dan tindakan yang diambil oleh sekolah yang berkaitan dengan anak didik atau siswa nya.
Maksudnya apa? Contoh simpel nya itu Kegiatan Belajar Mengajar yang nyaman di sekolah
3. Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan yaitu menciptakan lingkungan yang menghormati
martabat anak dan menjamin perkembangan yang menyeluruh untuk setiap anak, semua siswa
mendapat ilmu dan pelajaran secara merata. Jadi ga ada tuh yang istilahnya anak kebanggaan guru
4. Penghormatan terhadap pandangan anak yaitu mencakup penghormatan atas hak anak untuk
mengekspresikan pandangan/pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak di lingkungan
sekolah... Apakah dia mendapat teman yang baik disana, apakah dia terlihat sendiri karena tidak ada
yang mau berteman dengannya, Kita gak boleh membeda2kan saat berteman. Geng ini lah geng itu
lah, kumpulan anak pintar dan kumpulan anak yang hiperaktif di kelas. atau misalnya guru yang
jarang masuk. Hal Itu pun mempengaruhi anak di lingkungan sekolah. KBM menjadi tidak efektif.
disini seorang murid ini berhak mengekspresikan pandangan nyaa tentang hal tersebut..
5. Pengelolaan yang baik, yaitu menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan
informasi, dan supremasi hukum di satuan pendidikan atau di sekolah
Nah, di poin ke 5 ini.. bukan hanya kasus yg besar aja yang dapat diadukan.. Tapi teman2 yang ingin
konseling tentang masalah remaja, berbagi informasi tentang kedepannya temen2 seperti untuk
perkuliahan, pengembangan soft skill, pun ada tempat nya juga.. dapat dengan menghubungi BK
atau anak2 PIK-R nih untuk konselor sebaya/seumuran nya jadi lebih enak ngobrolnya. tempatnya
pun juga di BK hehe
2. Peningkatan kesadaran dan kampanye untuk seluruh satuan pendidikan untuk mencegah
diskriminasi. Kesadaran ini pun juga harus kita bangun mulai dari diri sendiri temen2... Mau satuan
pendidikan, para siswa pun juga dapat andil dalam kampanye/gerakan inovasi untuk mencegah
diskriminasi.
Dalam hal ini, peran sekolah pun juga mesti menciptakan suasana KBM yang kondusif dan dapat
memberikan wadah siswa dalam mengekspresikan potensi anak masing-masing, seperti Organisasi
dan Ekstrakulikuler.
Sekolah pun mendukung dalam kegiatan Organisasi dan Ekskul sebagai wadah anak untuk
mengekspresikan potensi nya masing-masing dan dari kita juga harus memaksimalkan wadah
tersebut. Ada MPK, OSIS, SATGAS, dan PIK-R,
Contohnya salah satu organisasi PIK-R, karena saya ya anak PIK-R yaa.. disana memberikan wadah ke
teman2 untuk mengekspresikan potensi diri masing2 yang dibagi dalam sejumlah 7 Departemen
yang berbeda2 tugas nya dan serta belajar tentang konseling antar sebaya.
Nah temen2.. dalam lingkup Sekolah Ramah Anak ini, yang harus kita sadari apalagi temen2 semua
sudah beranjak anak SMK dan sudah mengerti mana yang baik dan buruk ya istilahnya.. Mulai dari
hal-hal yang kecil dulu yang perlu kita sadari seperti masih ada aja kasus Bullying di sekolah, bahkan
antar teman kelas pun masih ada tindakan Bullying. Kekerasan, hal ini udah tidak asing juga
mendengar kasus kekerasan antar pelajar bahkan dengan temen sekolah sendiri.
Konsep Sekolah Ramah Anak itu kan bagaimana suatu lingkungan sekolah yang dapat memenuhi hak
seorang anak dalam hal Pendidikan. Sekolah dan peserta didik pun juga perlu saling Kerjasama kan,
Dari sini saja kita bisa mengerti bahwa bukan hanya sekolah saja yang berusaha memaksimalkan
program Sekolah Ramah Anak, tapi kita sebagai anak atau siswa juga harus mengerti dan sadar juga
bahwa zaman sekarang bukan nya zaman kompetisi tapi zaman waktunya kita untuk kolaborasi,
saling bekerja sama, saling merangkul tanpa membeda-bedakan apapun itu.