Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 68 Tahun 2020 Tentang Sekolah Ramah
Anak di sebutkan bahwa Sekolah Ramah Anak adalah Sekolah yang secara sadar berupaya
menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan
bertanggung jawab. Maka Implikasinya, sekolah hendaknya berlandaskan kepentingan yang
terbaik untuk anak, menyediakan kondisi sosial, fisik dan emosional yang tepat untuk
mempromosikan pembelajaran dan pembaruan identitas.

Lingkungan Sekolah ini dimaksud untuk melindungi hak anak menuju pada realisasi
potensi terbaik mereka di dalam dan di luar sekolah. Pilar-pilar Sekolah ramah anak, proaktif
inklusif, efektifitas secara akademis dan relavan dengan kebutuhan anak, sehat, aman dan
melindungi, responsive gender serta memungkinkan adanya partisipasi keluarga dan komunitas.

Prinsip utama Sekolah Ramah anak adalah tanpa kekerasan, non diskriminasi,
kepentingan yang terbaik bagi anak sebagai pertimbangan utama dalam setiap kebijakan,
program dan kegiatan, penghargaan terhadap anak, partisipatif, akuntabilitas, transparasi,
pembudayaan. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Disebutkan di atas salah satunya adalah
berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya.
Sekolah Ramah Anak adalah Sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam
segala kegiatan, kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.

SMK An Najah Kayen setiap tahunnya memiliki jumlah peserta didik lebih dari 300 anak,
dengan berbagai persoalan dari persoalan ekonomi, persoalan keluarga, persoalan pergaulan di
sekolah, persoalan yang berkaitan dengan pelajaran dan sebagainya, Dimana persoalan-persoalan
tersebut menjadi beban bagi anak dan mengganggu dalam pencapaian kesuksesan belajarnya.
Untuk itu SMK An Najah Kayen bertekad mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan
alasan-alasan Sebagai berikut:

 Sebagian besar peserta didik memiliki masalah ekonomi dan masalah keluarga (broken
home) yang berdampak pada kurangnya perhatian, fasilitasi dan perlindungan orang tua.
 Dari catatan-catatan guru Bimbingan Konseling, Guru Mata pelajaran dan guru Piket dari
tahun ke tahun tingkat buliying tinggi, baik bulliying verbal maupun bulliying fisik.
 Diskriminasi oleh guru hampir tidak ditemukan (mungkin ada tetapi belum terpantau),
tetapi diskriminasi oleh sesama anak masih ditemukan.
 Sebagian besar anak masih merasa terbebani dengan tugas-tugas Sekolah (tugas-tugas
pelajaran) yang menurut ukuran anak-anak tertentu dirasa berat.
 Belum sinergisnya pemahaman guru tentang Sekolah ramah anak (SRA), sehingga guru
belum memiliki standar operasional yang sama dalam memberikan pelayanan pendidikan
terhadap anak

Dengan melihat berbagai persoalan di atas, maka dirasa sangat perlu menerapkan program
Sekolah ramah anak (SRA) di SMK An Najah Kayen, dengan harapan akan dapat meningkatkan
kualitas layanan pendidikan terhadap peserta didik dan meningkatkan mutu out put nya.

Anda mungkin juga menyukai