Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan yang bermutu mampu memberi konstribusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus

dalam mendapatkan layanan pendidikan yang layak seperti anak-anak typical pada umumnya.
Secara nasional maupun internasioanl, saat ini pemerintahan sudah membuat aturan dan
perundangan-undangan tentang Anak Berkebutuhan khusus, untuk mendapatkan hak pendidikan
yang sama dengan anak-anak diseluruh dunia. Tentu saja dalam memberikan pelayanan,
perawatan dan pendidikan ABK tidaklah semudah yang dibayangkan. Hal ini memerlukan
keterlibatan, keluarga sebagai pusat pelayanan anak, guru, tenaga kependidikan dan professional.
Bermula dari lingkungan keluarga, anak-anak berkebutuhan khusus tentu mendapatkan perhatian
lebih. Pertanyaan kita, apakah keluarga cukup mampu berperan secara optimal dalam memenuhi
kebutuhan ABK. Salah satu contoh kebutuhan khusus AUTIS. Sebelum masuk ke wilayah
treatment diluar keluarga, ABK “jenis apapun” tentunya mengalami dampak psiko-sosial dan
dampak pendidikan baik dampak negative maupun positif dari kekhususan ini, seperti :
DAMPAK SOSIAL
Dampak negative
Kelemahan pada factor psikologis, beberapa orangtua dari ABK ini mengalami ketidaknyamanan
secara social baik dilingkup keluarga besar maupun dalam masyarakat, antara lain :
Ada rasa malu/tidak PD bila membawa anak mereka ke lingkungan keluarga besar atau
masyarakat seperti dilingkungan tetangga, sering terjadi apabila ada pertemuan keluarga mereka
memilih tidak tidak hadir. Sehingga dampaknya pada anak tidak membangun hubungan social
dengan oranglain selain keluarga inti.
Merasa anak ABK memiliki kekurangan, sehingga tidak yakin lingkungan akan menerima anak
ini, dampaknya pada anak tidak memiliki pengalaman berada dilingkungan yang berbeda
(kurang stimulus social), semakin menghambat potensi anak untuk mengembangkan kemampuan
interaksi sosial sesuai tahap perkembangannya. Walaupun kita tahu secara umum ABK
mengalami kesulitan bersosialisasi. Dengan fakta ini akan lebih menghambat kemampuan
interaksi sosialnya.
Orangtua merasa enggan untuk memasukkan anak ke sekolah karena beberapa pertimbangan :
malu, keuangan yang minim karena mahalnya biaya pendidikan, minimnya pengetahuan dan
pengalaman orangtua tentang sekolah inklusi, masih sedikit sekolah regular yang menerima
ABK karena kendala operasinal.

Dampak positive
Anak berkebutuhan Khusus sama dengan anak-anak pada umumnya, mereka mendapatkan hak
yang sama dalam layanan pendidikan. Dengan adanya anak-anak dengan ABK lahir ke dunia ini
dampak positive adalah :
Membelajarkan manusia dewasa dan anak-anak bagaimana hidup berdampingan secara social
dengan anak berkebutuhan khusus, membelajarkan keluarga bagaiamana memperlakukan ABK,
membelajarkan guru, lingkungan masyarakat dalam berinteraksi social dan menerima ABK
secara wajar. Belajar sikap-sikap social yang positif seperti : kasih sayang, menghargai,
menolong, empati, berbagi, sehingga lingkungan yang kondusif ini akan sangat membantu
perkembangan anak ABK, apapun jenisnya. Oleh karena itu kita harus membangun persepsi
diseluruh dimensi yang terlibat dalam pendidikan, bahwa yang harus kita lakukan adalah
mensosialisasikan pada masyarakat bahwa ABK merupakan sumber belajar nilai-nilai social
positif yang amat sangat berarti dilingkungan.

DAMPAK PENDIDIKAN
Dampak negative
Operasional pendidikan ABK dengan biaya tinggi, berdampak pada keluarga yang tidak mampu
sehingga tidak dapat menikmati layanan pendidikan yang layak dan tepat. Hanya orang-orang
tertentu yang mendapatkan pelayanan pendidikan ABK ini, sementara aturan dan perundang-
undangan memberikan hak pendidikan untuk setiap anak termasuk ABK.
Terlihat juga disini dampak aturan dan perundang-undangan tersebut terhadap layanan
pendidikan ABK, jika belum ada solusi atau gambaran yang jelas tentang operasional pendidikan
untuk sekolah-sekolah tentang penyelenggaraan pendidikan ABK atau disebut SEKOLAH
INKLUSI. Tidak semua sekolah di Indonesia mampu menyelenggarakan operasional pendidikan
sekolah Inklusi, sebab kita tahu banyak hal yang harus disiapkan untuk seperti : alat, media,
perlengkapan, sarana prasarana, terapi dan tenaga professional untuk memberikan layanan
pendidikan yang berkualitas.
Kurangnya sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusi pada masyarakat, berdampak pada
harapan orangtua ABK, agar anak mereka dapat sembuh setelah mendapatkan pendidikan dan
memiliki kemampuan seperti anak-anak typical lainnya. Sehingga dampaknya adalah
memaksakan anak ABK untuk mencapai target-target tertentu terutama secara akademik. Hal ini
terlihat dari tuntutan orangtua murid ABK pada sekolah-sekolah regular atau sekolah inklusi.
Banyak terjadi di lapangan, tuntutan orangtua yang berlebihan, misalnya di PAUD : “setelah
anak saya selesai di kelompok A, saya mau dia bisa di kelompok B karena saya mau tahun depan
umurnya 7 tahun anak saya sudah di sekolah dasar”. Kasus ini banyak sekali terjadi sehingga
orangtua tidak lagi menyadari sebenarnya kebutuhan anak mereka. Tentu ini berdampak pada
anak. Dampak pendidikan pada ABK tidak lagi mempertimbangkan perkembangan anak dan
kebutuhan khusus mereka.

Dampak Positive
Dampak pada pendidikan dengan terlahirnya anak-anak berkebutuhan khusus, tentu
memungkinkan lahir ide-ide baru, untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah regular
dan melahirkan sekolah inklusi. Sebab keadaan saat ini sudah menjadi sorotan tajam dalam dunia
pendidikan. Misalnya munculnya alat, media, sumber belajar untuk memberikan treatment yang
tepat pada ABK kebutuhannya. Seperti : alat permainan untuk terapi motorik anak autis.
Mau tidak mau, dampak positivenya akan melahirkan sekolah-sekolah inklusi mulai dari yang
sangat sederhana atau regular sampai sekolah inklusi dengan program berkualitas dan biaya
opeasional yang tinggi. Tentu dengan berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang ABK
dan sekolah inklusi, maka semakin meningkat pula minat masyarakat untuk memberikan layanan
pendidikan ABK yang berkualitas untuk anak-anak mereka. Dengan demikian maka diharapkan
pemerintah sebagai pembuat kebijakan dapat memfasilitasi sekolah-sekolah inklusi dengan
pembekalan keilmuan pada guru, orangtua dan tenaga kependidikan yang nantinya diharapkan
mampu memberdayakan ABK setelah mereka mendapatkan layanan pendidikan berkualitas.
Pembekalan pengetahuan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran ABK.

Guru dapat melakukan beragam cara untuk mengeleminasi dampak negative dan
mempromosikan dampak positive. Dapat dilakukan dengan perubahan berorientasi keluarga,
yaitu memandang keluarga sebagai pelaksana penting dalam upaya membantu anak, dan tenaga
professional harus bekerja bersama keluarga serta memunculkan konsep tersebut dalam literature
akademik. Hal ini merupakan pengakuan bahwa perlakuan dapat berdampak terhadap
perkembangan dan kompetensi anak jika pengaruh pihak-pihak lain dalam lingkungan anak
secara aktif berpartisipasi dalam upaya memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan anak
melalui aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan tersebut, antara lain :
Pemberdayaan (empowering)
Memberikan bantuan kepada keluarga bagaimana mengenali ABK melalui kegiatan pembekalan
pengetahuan dan identifikasi awal anak melalui tes kesehatan terpadu dan kontiniu dengan
kerjasama pihak-pihak terkait, seperti medis, terutama puskesmas sebagai pusat layanan
kesehatan yang mudah terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, sehingga keluarga tidak
lagi khawatir dengan kendala pembiayaan pada saat dilakukan intervensi fisik anak. Pihak-pihak
terkait lainnya mungkin PLB, membekali dasar-dasar identifikasi ABK pada keluarga. Dengan
pemberdayaan keluarga ini dapat mengembangkan sendiri, menentukan dengan rasa percaya diri
dan kemampuan untuk bertindak dalam kehidupannya sendiri. Artinya kita benar-benar
memberdayakan keluarga untuk mampu memberikan pelayanan dalam bentuk aktivitas dan
rutinitas di lingkungan rumah.

Pemupukan (enabling)
Menciptakan kesempatan untuk keluarga mendapatkan sumber-sumber kekuatan sendiri,
membangun sumber-sumber tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan anaknya. Ini dapat
dilakukan dengan membuat kumpulan atau organisasi orangtua, guru dan professional.
Memungkinkan organisasi ini merancang aktifitas social seperti : menggalang dana untuk
penyediaan sarana dan prasarana terapi di sebuah sekolah, atau menyelenggarakan event untuk
pembekalan untuk guru-guru seperti : seminar tentang ABK, pameran hasil karya anak dan
talkshow penampilan bakat anak dan lain-lain. Hal diharapkan mampu memberi kepercayaan
pada masyarakat bahwa keluarga dapat memenuhi kebutuhan anaknya dengan berbagai cara
bermakna dan menghasilkan untuk kelangsungan layanan pendidikan pada anak-anak ABK.
Kemitraan (partisipasi)
Sudah pasti program ini kerjasama dengan berbagai pihak terkait (pemerintahan, professional,
guru dan orangtua untuk membangun sikap positif terhadap bekerjasama secara aktif untuk
meningkatkan hasil, bagi anak maupun keluarga, melebihi apa yang dapat di capai dalam bentuk
perlakuan.

Berdasarkan uraian dari dampak yang muncul dengan lahirnya anak-anak kita yang special, akan
semakin membangun motivasi kita secara psiko-sosial dan pendidikan. Ini semua sudah menjadi
ketentuan Allah sang Kholiq, dengan segala kelebihan yang mereka miliki. Sebagai orang
dewasa yang berada dilingkungan mereka, tentu menjadi fasilitator dan motivator untuk
membangun dan mengembangkan potensi yang mereka miliki. Tidak ada satupun anak
dilahirkan ke dunia tanpa memiliki potensi. Kepada semua pihak yang terlibat dalam pendidikan
terutama orangtua dan keluarga sebagai pendidik utama selayaknya berbangga hati, menggali
dan menemukan potensi-potensi dan kekayaan yang dimiliki anak-anak manapun, termasuk
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Penerimaan dan treatment yang kita berikan pada semua
anak-anak kita dengan segala kelebihan /fitrah yang dibawanya sejak lahir akan membantunya
untuk berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Menggali potensi itu dengan berbagai
stimulasi yang sesuai, misal : terapi dan memasukkan ke sekolah-sekolah regular atau sekolah
inklusi, melayani dengan penuh cinta dan sabar, dan yang terpenting melayani dengan paham
dan membantu anak-anak kita menjadi pribadi yang siap layan diri. Suatu hari anak-anak hidup
pada zaman yang berbeda dengan kita, dan mungkin kita sudah tidak bisa mendampingi mereka
lagi maka berbuatlah dari sekarang juga untuk anak-anak kita. Pentingnya kekuatan do’a dibalik
semua usaha untuk itu. Sukses selalu untuk kita semua para pendidik.

Anda mungkin juga menyukai