Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagi perkembangan kualitas sumber daya

manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan PAUD sangat memegang peranan

yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Arti penting mendidik anak sejak

usia dini dilandasai dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the

Golden Age), karena dalam rentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan

berbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2

sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar

sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan

kemampuan yang lebih beragam, sehingga di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi

sosok manusia yang berkualitas.

Untuk itu pengembangan program PAUD harus digalakkan di berbagai tempat di wilayah

Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan

potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin,

dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Hal ini harus

dimengerti oleh setiap orang tua, dengan memberikan stimulasi yang tepat agar kemampuan

anak tersebut teraktualisasi dan berkembang dengan optimal.

Pada saat ini permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan PAUD adalah

belum semua orang tua dan masyarakat menyadari pentingnya PAUD, belum semua lembaga
layanan pengembangan anak usia dini yang telah ada di masyarakat dimanfaatkan untuk layanan

PAUD. Begitu juga dalam permasalahan lembaga pengelola PAUD, masih terjadi

kekurangoptimalan dalam pengelolaannya, dan juga masih terbatas pula partisipasi dan peran

serta masyarakat dalam pengembangan PAUD dan masih terbatasnya fasilitas/sarana/prasarana

untuk mendukung program PAUD. Oleh karenanya penelitian ini dititikberatkan pada kabupaten

Gorontalo, sampai seberapa jauh Pemerintah Daerah memberikan layanan PAUD yang

bermanfaat bagi orangtua anak usia dini dan masyarakat meliputi: (1) bagaimanakah

perkembangan PAUD; (2) bagaimanakah pengelolaan dan pembinaan penyelenggaraan PAUD;

(3) bagaimanakah peran Pemda dalam regulasi dan pendanaan dalam penyelenggaraan PAUD;

(4) Masalah apa saja yang dihadapi dalam penyelenggaraan PAUD; dan (5) upaya apa saja yang

dilakukan dalam menghadapi pemyelenggaraan PAUD.

BAB II

PEMBAHASAN

Makalah Pendidikan Anak Usia Dini

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini 

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,

dan informal. Mengapa pendidikan anak usia dini itu penting? karena masa usia dini merupakan

periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan.

Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) menyiapkan

tenaga manusia yang berkualitas, (2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya

biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan, (3) meningkatkan pemerataan

dalam kehidupan masyarakat, (4) menolong para orang tua dan anak-anak

(http://www.membuatblog.web.id/2010/06/pendidikan-anak-usia-dini.html).

Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada

anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan

anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas

pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia

dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi

di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi

dan perkembangan anak usia dini.

B. Kontribusi Pemerintah Daerah

program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan PAUD

sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam konteks ini, kontribusi mencakup mulai dari regulasi, pembinaan hingga pembiayaan

PAUD. Dalam hal pembiayaan dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh

Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya belanja pembangunan pendidikan, khususnya dalam

penyelenggaraan PAUD di daerah

(http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/603/bab2.pdf?sequence=5).

Sejak tahun 1999, pemerintah Pusat telah melimpahkan kewenangannya kepada pemerintah

daerah (Pemda) melalui otonomi, termasuk otonomi pendidikan. Pemda diminta untuk ikut

berperanserta dalam memenuhi kebutuhan pendidikan di daerahnya, termasuk pemenuhan

kebutuhan pendidikan anak usia dini (PAUD). Peranserta dan tanggung jawab Pemda dalam

PAUD berupa regulasi, pembinaan, pendanaan dan sebagainya yang dapat mempertahankan

keberadaan dan membantu penyelenggara lembaga PAUD tersebut sesuai dengan standar PAUD

yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat.

Melalui penelitian ini diupayakan untuk menggali lebih jauh tentang seberapa besar kontribusi

pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan PAUD dilihat dari aspek regulasi, pembinaan,

pendanaan, dan program/kegiatan PAUD.

C. Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PPAUD)

Program PPAUD adalah program layanan pendidikan sekaligus pengembangan kepada anak usia

dini secara holistik dan terintegrasi. Holistik artinya bukan hanya stimulasi/ rangsangan terhadap
aspek pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini, tetapi juga terhadap aspek gizi dan

kesehatannya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Terintegrasi artinya

bahwa layanan pendidikan dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai layanan anak usia dini

yang telah ada di masyarakat (seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, dan berbagai layanan

anak usia dini lainnya).

Program PPAUD berlangsung dari tahun 2007 hingga 2013. Program ini merupakan program

kerjasama antara pemerintah dengan Bank Dunia. Sedangkan anggaran yang diperlukan

seluruhnya berjumlah U$ 127,74 juta terdiri dari dukungan pemerintah Pusat dan Daerah (U$

34,94 juta), dana hibah Kerajaan Belanda (U$ 25,30 juta), serta pinjaman lunak dari Bank Dunia

(U$ 67,50 juta). Program ini diberikan kepada 50 kabupaten/kota lokasi program PPAUD dan

salah satunya kabupaten Gorontalo menerima bantuan program PPAUD.

Program PPAUD bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap tumbuh-kembang anak dari

keluarga kurang mampu melalui program layanan PAUD holistik dan terintegrasi dengan cara:

1) meningkatkan pemerataan kesempatan pelayanan (akses) PAUD; 2) memperkuat kemampuan

kelembagaan peme-rintah pusat, provinsi dan kabupaten; 3). meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap pentingnya PAUD. Pada dasarnya ada tiga program inti yang akan

ditangani melalui program PPAUD, yakni: (1) meningkatkan layanan PPAUD bagi anak-anak

dari keluarga kurang mampu; (2) membangun sistem PPAUD yang bermutu dan berkelanjutan;

dan (3) melaksanakan pengelolaan, pemantauan dan penilaian program secara efektif. Kriteria

PPAUD adalah 1) data miskin tertinggi; 2) data AUD tertinggi; 3) jumlah penduduk tertinggi;

dan 4) ditawarkan kepada masyarakat untuk kesediaannya menerima dana PAUD.


D. Pengelolaan dan Pembinaan Penyelenggaraan PAUD

1. Pengelolaan Penyelenggaraan PAUD

Pada umumnya pengelolaan lembaga PAUD dilakukan oleh berbagai masyarakat yang peduli

akan anak usia dini. Mereka mengelola secara mandiri walau dalam berbagai kegiatan juga

mendapatkan bantuan dari pihak yang terkait antara lain dinas pendidikan dan lembaga

masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran di lembaga PAUD adalah,

Beyond Centre Circle Time, disingkat BCCT dan bercerita. Menurut pendidik dan

penyelenggara PAUD keuntungan penggunaan pembelajaran BCCT, yaitu :

1) anak dapat mempelajari banyak hal tanpa adanya perasaan tertekan

2) hubungan antara pendidik dan murid menjadi dekat

3) melatih anak untuk berani dalam mengungkapkan pendapat

4) anak semakin mampu untuk berekspresi dan meneksplor diriny

5) meningkatkan kreativitas anak

6) anak semakin aktif dalam melakukan kegiatan.

Hal ini sesuai dengan harapan dari BCCT dan tentunya sesuai dengan teori untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Namun demikian ada juga hambatan yang ditemui

dalam penerapan BCCT yaitu


1) kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan BCCT

2) mengalami kesulitan untuk menciptakan alat bermain

3) peran guru yang dituntut inovatif namun tidak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh guru

sehingga banyak guru yang keluar masuk lembaga PAUD.

Materi yang diberikan dalam pembelajaran PAUD umumnya sesuai dengan acuan yang ada

misalnya sesuai dengan buku menu generic dan pedoman teknis penyelenggaraan PAUD. Materi

tersebut antara lain adalah, pendidikan agama, lingkungan, aku/diri sendiri, emosional, seni,

etika, budaya, binatang, bahasa, kognitif, jasmani, psikomotorik, moral/sikap prilaku, Ibadah

(doa2 harian, ayat pendek, praktek sholat), kepribadian (hormat terhadap orangtua, kakak, teman,

dan adik), tanah airku, transportasi dan kesehatan serta kreativitas anak dan beragam kegiatan

yang akan merangsang tumbuh kembang anak.

BAB III

PENUTUP

Perkembangan program PAUD di kabupaten Gorontalo mengalami kemajuan yang baik.

Kemajuan tersebut tidak hanya dilihat dari jumlah lembaga PAUD, jumlah peserta, dan

pengelola PAUD, namun juga prestasi yang telah dicapai kabupaten Gorontalo yaitu sebagai

predikat terbaik nasional dalam penyelenggaraan PAUD tahun 2007 dan penghargaan Bupati
terbaik nasional dalam pembinaan PAUD tahun 2008. Perkembangan penyelenggaraan PAUD

tersebut juga disertai dengan peningkatan kualifikasi pendidik PAUD. Walau jumlah pendidik

PAUD masih didominasi lulusan SMA sehingga belum memenuhi standar PAUD, namun

peningkatan jumlah pendidik lulusan D4/S1 sebesar 42,5% dan lulusan D2 sebesar 174% cukup

menggembirakan.

Pada umumnya pengelolaan lembaga PAUD dilakukan oleh masyarakat secara mandiri walau

dalam berbagai kegiatan juga mendapatkan bantuan dari pihak yang terkait antara lain dinas

pendidikan dan lembaga masyarakat. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan di

lembaga PAUD adalah BCCT dan bercerita. Menurut pendidik pendekatan pembelajaran BCCT

lebih melatih anak untuk berani dalam mengungkapkan pendapat, anak mampu untuk

berekspresi dan meneksplor dirinya, dan meningkatkan kreativitas anak, serta anak semakin aktif

dalam melakukan kegiatan. Disamping itu Kabupaten Gorontalo juga sedang mengembangkan

layanan PPAUD. Program ini merupakan program layanan anak usia dini yang diselenggarakan

secara keseluruhan baik dari bidang pendidikan, pemberian gizi maupun kesehatan. Oleh

karenanya dinas pendidikan selalu bekerjasama dengan dinas kesehatan,dinas social, dan

masyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, dan berbagai layanan anak usia dini lainnya.

Pada umumnya pembinaan PAUD dilakukan dinas pendidikan Kabupaten Gorontalo yang

bekerjasama dengan mitra PAUD (HIMPAUDI dan Forum PAUD), PKK, dinas kesehatan, dan

dinas agama. Bentuk pembinaan yang diperoleh lembaga PAUD, umumnya berupa pelatihan dan

workshop. Peserta pelatihan pada umumnya dibatasi karena keterbatasan anggaran dan tempat.

Sedangkan materi yang disampaikan dalam pelatihan bervariasi tentang PAUD antara lain
kebijakan konsep dasar PAUD, pertumbuhan dan perkembangan anak, pembelajaran dengan

pendekatan BCCT.

DAFTAR PUSTAKA

 Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Nomor 33 Tahun 2009 tentang PAUD.

Gorontalo: Limboto, 30 September 2009.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009

tentang Standar PAUD

 UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak

 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

 CHA, Wahyudi dan Damayanti, Dwi Retna. 2005. Program Pendidikan Untuk Anak Usia

Dini di Prasekolah Islam. Jakarta: Grasindo.

 Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 Anwar dan Ahmad, Arsyad. 2007. Pendidikan Anak Dini Usia. Bandung: Alfabeta.

 Tientje, Nurlaila N.Q. Mei dan Iskandar, Yul. 2004. Pendidikan Anak Dini Usia Untuk

Mengembangkan Multipel Inteligensi. Jakarta: Dharma Graha Group.

 Indrawati, Maya dan Nugroho, Wido. 2006. Mendidik dan Membesarkan Anak Usia Pra-

Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

 Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Jakarta: Mizan Media

Utama.

Anda mungkin juga menyukai