Anda di halaman 1dari 7

SOAL URAIAN HOTS 2

1. Jelaskan dan beri contoh program pendidikan di masyarakat?


2. Jelaskan asumsi-asumsi mengenai peserta didik dalam pendekatan andragogi
dan implikasi praktis dalam proses pembelajaran?
3. Jelaskan prosedur pengelola pembelajaran multikultural?

SOAL KE 1

Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang berperan sebagai


pelengkap, penambah, dan pengganti. Pendidikan masyarakat juga dikenal sebagai
pendidikan non formal, dimana pendidikan ini berperan sebagai penambah,
pengganti serta pelengkap untuk pengetahuan yang tidak bisa di dapat di jalur
pendidikan formal. Selain itu, pendidikan masyarakat juga bergerak di berbagai
bidang yang menyangkut kemasyarakatan. Banyak sekali program yang dibuat
untuk memberdayakan masyarakat terutama masyarakat yang tidak mampu
mengenyam pendidikan di jalur formal. Diantara program-programnya adalah
sebagai berikut :

1. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan kedua setelah


pendidikan informal (pendidikan keluarga). Pendidikan tersebut merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada usia
tersebut merupakan masa keemasan seorang anak (Golden Age), yakni pada
usia tersebut bisa dianggap sebagai penentu pendidikan selajutnya dan
kehidupan masa depannya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Secara
umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai
potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha
mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam
pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan. Adapun jenis-jenis
pendidikan anak usia dini yaitu, Taman Kanak-kanak, play group, day care dll.

2. Program Kursus dan Pelatihan

Lembaga Kursus dan Pelatihan adalah salah satu bentuk satuan


Pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program kursus
dan pelatihan sejalan dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 26 ayat 5, maka kursus dan pelatihan diselenggarakan dengan tujuan
untuk memberikan bekal, pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha
mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kepada
masyarakat yang mebutuhkan. Contoh program kursus dan pelatihan yaitu
kursus tata kecantikan, kursus computer, kursus menjahit, pelatihan
mengemudi, dll Manfaat dari adanya program ini yaitu masyarakat akan
memiliki kecakapan hidup, akan memiliki keteramplilan dan sertifikat keahlian
sehingga mempermudah mendapat pekerjaan yang layak.

3. Pemberdayaan perempuan

Pemberdayaan perempuan merupakan program pendidikan


masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan sehingga mereka
bisa memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga sebagai perempuan
tidak selalu dianggap sebelah mataoleh laki-laki. Pendidikan perempuan
merupakan perwujudan peningkatan kedaulatan dan peranan perempuan
didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan model
pendidikannya dengan mengembangkan program-program pendidikan keluarga
berwawasan gender yaitu pendidikan kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan, penanggulangan, dan perawatan narkoba, pendidikan pencegahan
penularan HIV/AIDS dan advokasi dan sosialisasi pendidikan adil gender.

4. Keaksaraan Fungsional

Program keaksaraan fungsional bertujuan untuk memberantas buta


hurup yaitu berisikan mengenai keaksaraa dan fungsional. Secara sederhana
keaksaraan diartikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis dan
berhitung. Sedangkan kata fungsional erat kaitannya dengan fungsi dan tujuan
dilakukannya fungsi dan tujuan diadakannya pembelajaran di dalam
pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajar benar-
benardan bermanfaat untuk meningkatkan mutu kehidupan. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam program pembelajaran keaksaraan
fungsional ini sangat bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
serta kemampuan yang dimilikinya. Ada beberapa hal yang pentig dilakukan
dalam memilih metode yang tepat untuk proses pembelajaran keaksaraan
fungsional ini, diantaranya yaitu tujuan yang ingn dicapai, karakeristik materi
pembelajaran, kemampuan pendidik, waktu yang tersedia dan jumlah peserta.

5. Paket Kesetaraan

Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan non formal yang


meliputi pendidikan yang setara dengan SD/ MI, SMP/ Tsanawiah, dan SMA/
Aliyah. Didalam program paket kesetaraan paket A setara dengan pendidikan
Sekolah Dasar (SD), paket B setara dengan Sekolah menengah pertama (SMP)
dan paket C setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program
kesetaraan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan
fungsional, serta pegembangan sikap dan kepribadian professional peserta
didik. Adapun lembaga yang menaungi paket kesetaraan dintaranya yaitu
PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat), SKB (sanggar kegiatan belajar),
Pondok Pesantren, Majelis Taklim, Sekolah Rumah, Sekolah Alam, Sekolah
Kelas Campuran, Susteran, Diklat-diklat dan UPT. Pendidikan kesetaraan juga
menggunakan kurikulum. Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan
program paket A, B dan C dikembangkan berdasarkan prinsi-prinsip yaitu
berpusat pada kehidupan, beragam dan terpadu tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan
berkesinambungan dengan prinsip belajar sepanjang hayat.

6. Kepemudaan

Kepemudaan merupakan salah satu program pendidikan masyarakat


yang bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda sehingga bisa
mengaktualisasikan dirinya bersama dengan pemuda lain disekitarnya.
Sedangkan Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai
30 (tiga puluh) tahun. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan
potensi, tanggung jawab, hal, karakter, kapasitas, akulturasi diri, dan cita-cita
pemuda. Dalam pergulatan sejarah, pemuda memiliki peranan penting dalam
melakukan perubahan dan perbaikan suatu bangsa. Pada fase-fase pembebasan
Indonesia dari penjajahan, pemuda memiliki peranan besar untuk
membebaskan negeri ini dari belenggu bangsa penjajah. Peran pemuda seperti
Budi Oetomo, Soekarno, M. Hatta, M Natsir dan tokoh-tokoh muda lainnya
pada tempo dulu telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi bangsa
ini. Tujuan dari program kepemudaan diantaranya yaitu merangkul setiap
pemuda untuk bersatu, memperkokoh persatuan dan mempererat persaudaraan,
mengembangkan pola piker para pemuda untuk peka terhadap segala hal, baik
itu lingkungan secara fisik dan non fisik.

7. Sekolah Alam

Sekolah Alam adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh


Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin
tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangun sekolah alam adalah agar
bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tetapi dengan harga
terjangkau. Sekolah alam yaitu suatu proses pembelajaran dengan
memanfaatkan alam sebagai tempat belajar dan sumber pembelajaran. Dengan
adanya sekolah alam kita akan dituntut untuk memanfaatkan alam menjadi
sesuatu yang bermanfaat dan menjadi sebuah pengetahuan dan keterampilan.

8. Taman Bacaan Masyarakat

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan salah satu alternatif


sebagai pusat belajar dalam rangka meningkatkan minat membaca anak-anak
yang merupakan program dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
(DITBINDIKMAS), Direktorat Jenderal pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal (Dirjend PAUDNI), dan Kementerian pendidikan dan
Kebudayaan RI. TBM diharapkan menjadi pusat sumber ilmu yang memiliki
peran strategis untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki minat dan
berbudaya baca (reading society).

9. Home Schooling

Sekolah rumah atau homeschooling adalah jalur pendidikan keluarga


dan lingkungan/informal. Sekolah rumah dilakukan di rumah, di bawah
pengarahan orang tua dan tidak dilaksanakan di tempat formal lainnya seperti
di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan lainnya dengan
model kegiatan belajar terstruktur dan kolektif. Makna homeschooling di
Indonesia telah disalahartikan oleh beberapa pihak (lembaga
nonformal/PKBM) dan cenderung menyesatkan pemahaman masyarakat
tentang makna homeschooling. Saat ini banyak lembaga pendidikan nonformal
yang berdiri dengan menggunakan merek homeschooling tetapi kegiatan
belajar dilaksanakan di lembaga. Tentunya hal ini tidak jauh berbeda dengan
model sekolah nonformal lainnya. Padahal di luar negeri tidak ada istilah
lembaga homeschooling, kecuali konsultan homeschooling, atau komunitas
homeschooling. Adapun terkadang orang tua memanggil tutor datang ke rumah
melalui perusahaan jasa penyedia tutor atau semacam lembaga les privat, atau
juga mencari tutor dengan cara mencari informasi pada konsultan
homeschooling dan komunitas homeschooling.

SOAL KE 2

1. Implikasi Konsep Andragogi


Dalam Pembelajaran Konsep Andragogi didasarkan pada sedikitnya 4
asumsi tentang karakteristik peserta didik yang berbeda dari asumsi yang
mendasari pedagogi tradisional,yaitu:
a. konsep diri mereka bergerak dari seseorang dengan pribadi yang tergantung
kepada orang lain kearah seseorang yang mampu mengarahkan diri sendiri.
b. Mereka telah mengumpulkan segudang pengalaman yang selau bertambah
yang menjadi sumber belajar yang semakin kaya.
c. Kesiapan belajar mereka menjadi semakin berorientasi kepada tugas-tugas
perkembangan dari peranan sosial mereka.
d. Perspektif waktu mereka berubah dari penerapan yang tidak seketika dari
pengetahuan yang mereka peroleh kepada penerapan yang segera, dan
sesuai dengan itu orientasi mereka kearah belajar bergeser dari yang
berpusat kepada mata pelajaran kepada yang berpusat kepada penampilan.

2. Langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam menerapkan strategi


pembelajaran partisipatif adalah:
a. melakukan asesment kebutuhan belajar, merumuskan tujuan,
mengidentifikasi hambatan, dan menetapkan prioritas yang akan digunakan
untuk mengelola kegiatan pembelajaran.
b. Memilih tema/pokok bahasan dan/atau tugas yang harus dilakukan dalam
pembelajaran dan menentuka indikator pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Mengenai dan mengkaji karakteristik peserta didik sebagai bahan masukan
dalam menyusun rencana pembelajaran
d. Mengidentifikasi isi/materi atau bahan pelajaran/rincian tugas pembelajaran
e. Merumuskan tujuan pembelajaran
f. Merancang kegiatan pembelajaran, dengan memilih metode, media
pembelajaran yang digunakan secara tepat dan pengelolaan waktu.
g. Memilih fasilitas pembelajaran dan sumber bahan yang mendukung proses
pembelajaran.
h. Mempersiapkan sistem evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran.
i. Mempersiapkan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

SOAL KE 3

Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multikultural


adalah melalui tahapan; kegiatan pendahuluan, kegiatan utama, analisis, abstraksi,
penerapan, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran
multikultural adalah menciptakan suasana yang kondusif sehingga setiap peserta
didik dapat belajar dalam harmoni dan kebersamaan.
Kegiatan utama merupakan kegiatan instruksional yang menekankan pada
penciptaan pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta
didik yang penuh toleransi didasarkan pada keanekaragaman budaya.

Kegiatan analisis dalam tahapan pembelajaran multikultural adalah


memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan
pemahaman pribadi tentang sesuatu yang sudah dipelajarinya. Abstraksi dalam
pembelajaran multikultural merupakan upaya pendidik untuk memperjelas materi
inti yang harus dipahami oleh peserta didik. Penerapan dalam pembelajaran
multikultural adalah untuk mengukur perubahan yang terjadi pada peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran. Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dari
prosedur pembelajaran multikultural yang dapat dilakukan sekaligus dengan
kegiatan penilaian.

Anda mungkin juga menyukai