Anda di halaman 1dari 2

Anisha Yohana Purba

1183311049

Pengembangan Sumber Daya Manusia? Melalui Pendidikan Luar Sekolah?


Ya!

Mengapa saya pilih judul tersebut ? Apakah benar pembuktiannya bahwa Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dapat dikembangkan melalui Pendidikan Luar Sekolah?.

Saya pikir judul tersebut sangat sesuai dengan thema yang di berikan oleh dosen saya dan semoga saya
dapat menambah pemahaman kita semua lewat opini yang akan saya rangkum berikut ini.
Sebelumnya saya juga tidak mengerti apakah Pendidikan Luar Sekolah itu,apakah Tujuan dan Fungsi
di bentuknya pendidikan luar sekolah itu,kemana kah arah Pendidikan Luar Sekolah ini akan di
bawa,apa sasaran kerja lulusan pendidikan luar sekolah yang ada di Universitas Universitas seperti
UNIMED dan masih banyak lagi pertanyaan yang terlintas di pikiran saya ketika pertama kali saya
mendengar kata Pendidikan Luar Sekolah.
Mungkin diantara kalian semua ada juga yang sepikiran dengan saya,sudah saat nya kalian mencari
informasi mengenai keberadaan Pendidikan Luar Sekolah tersebut karna kali ini saya akan membahas
bagian tombaknya Pendidikan Luar Sekolah dalam opini berikut ini .

Setelah saya mempelajari sedikitnya materi mengenai Pendidikan Luar Sekolah,dapat saya simpulkan bahwa
Pendidikan Luar Sekolah itu adalah salah satu upaya memberdayakan masyarakat sehingga dapat memajukan
daerah nya dahulu yang akan berpusat pada anak usia dini,pendidikan dasar,pendidikan berlanjut dan salah satu
tugas PLS adalah menciptakan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing tinggi ,dalam setiap  kesempatan
dimana  terdapat  komunikasi  yang teratur  dan  terarah  untuk  memperoleh pelatihan dan bimbingan yang
sesuai dengan usia dan kebutuhan hidup guna  membantu  siswa juga masyarakat  dalam mengaktualisasikan
potensi  diri  dalam  mengembangkan tingkat  pengetahuan, penalaran,  keterampilan  sesuai  dengan  usia  dan
kebutuhannya.

Dari sumber media yang saya baca,di jelaskan bahwasanya pendidikan luar sekolah terbagi atas 5 ,yaitu
pendidikan umum, keagamaan, jabatan kerja, kedinasan, dan kejunian.
Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan, peningkatan ketrampilan, dan sikap
warga belajar dalam bidang tertentu. Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan warga
belajar untuk menjalankan peranan yang berhubungan dengan ajaran agama tertentu. Pendidikan jabatan kerja
adalah pendidikan yang berusaha meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap warga belajar agar dapat
memenuhi persyaratan pekerjaan tertentu. Pendidikan kedinasan adalah pendidikan yang berhubungan dengan
tugas kedinasan pegawai atau calon pegawai lembaga tertentu. Pendidikan kejunian adalah pendidikan yang
mempersiapkan warga belajar untuk bekerja pada bidang tertentu.

Semua jenis pendidikan luar sekolah tersebut sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap
pengembangan sumber daya manusia.
Kita semua pasti tau,Sumber Daya Manusia yang berkualitas di Negara berkembang ini sangatlah
rendah,beberapa faktor yang paling peka mempengaruhi hal tersebut tak lain adalah faktor ekonomi lalu
pendidikan. Banyak generasi yang seharusnya memperoleh pendidikan sebagai bekal nya menuju masa depan
yang cerah tetapi harus terhambat karena kondisi perekonomian yang tidak mendukung. Masalah pendidikan
dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan luar sekolah  mengambil peran  untuk  membantu  sekolah
dan  masyarakat  dalam mengurangi masalah  tersebut.  Oleh karena itu pendidikan non formal  yang termasuk
di dalamnya pendidikan kepemudaan berperan dalam memberikan pelayanan pendidikan dalam rangka
pembangunan bangsa dan melakukan pendidikan bagi warga masyarakat sebagai investasi sumber daya manusia
pada pembangunan nasional di masa yang akan datang. Pendidikan non formal ini dalam usahanya memberi
pelayanan kepada masyarakat melaksanakan program peningkatan SDM dan memasyarakatkan budaya baca
adalah dengan program-program sebagai berikut:
 Pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Atas dasar pemikiran di atas, maka diharapkan semua komponen yang ada di masyarakat berperan serta
dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, sehingga upaya membangun
budaya baca dan belajar masyarakat akan terwujud. Oleh karena itu segala upaya untuk mendorong
setiap orang agar gemar membaca dan tidak berhenti belajar, harus terus menerus didukung dan
digalakkan agar bangsa ini mampu bersaing di era globalisasi ini.
 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pengembangan program-program yang ada di PKBM diarahkan pada pengembangan potensi
masyarakat. Anggota masyarakat yang memiliki kelebihan, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan membantu mereka yang masih ketinggalan pendidikannya, sehingga masyarakat mampu
untuk mandiri, menopang kehidupan keluarga dan mendukung pembangunan masyarakatnya. Dengan
kata lain, apabila potensi yang ada di masyarakat dapat berkembang secara optimal, maka keberadaan
PKBM akan selalu mendapat tempat dan dukungan dari masyarakat yang mengarah pada suatu tujuan,
yaitu terciptanya masyarakat yang gemar belajar, kreatif, dinamis, mandiri, memiliki daya saing serta
sanggup menghadapi segala tantangan ke depan.
 Pemberantasan Buta Aksara
Program ini merupakan prioritas utama PNF (PLS), karena buta aksara erat kaitannya dengan
kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, ketidakberdayaan. Di samping itu buta aksara merupakan salah satu
indikator dalam penentuan tinggi rendahnya Indek Pembangunan Manusia (IPM) serta penghambat suksesnya
Wajar 9 tahun karena berdasarkan berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila orang tua anak
menyandang buta aksara, maka anaknya cenderung tidak sekolah dan kalaupun sekolah potensi untuk
mengulang kelas dan putus sekolah pada kelas-kelas awal SD besar kemungkinan terjadi. Untuk menjamin agar
warga belajar yang dikenai sasaran tidak putus belajar dan atau terjadi kelangsungan program pembelajaran
dengan hasil yang bermutu, maka mulai pada tahun 2003 juga diadakan reposisi dalam penyelenggaraan
program pemberantasan buta aksara. Reposisi tersebut terdiri dari: (1) Fleksibilitas dalam pembentukan
kelompok belajar, maksimal tiap kelompok diikuti 10 orang dengan dibantu oleh seorang tutor yang
mengajarkan baca, tulis dan hitung serta pengetahuan dasar. Seorang tutor lagi memfasilitasi dalam
pembelajaran keterampilan, (2) satuan biaya ditingkatkan seperti biaya penyelenggaraan, honorarium tutor dan
dana belajar keterampilan. Dalam proses pembelajaranpun digunakan metode keaksaraan fungsional (KF),
proses pembelajaran dari disesuaikan dengan latar belakang kehidupan dan kebutuhannya.

Perlu digarisbawahi dari apa yang saya kemukakan di atas, bahwa upaya sungguh-sungguh kita untuk
meningkatkan SDM dan memasyarakatkan budaya membaca ditentukan oleh semua komponen bangsa baik
pemerintah, penyelenggara dan pengelola pendidikan, pemerhati pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan, para
penerbit, penggiat perbukuan dan masyarakat luas. Baik untuk kepentingan pembangunan SDM secara umum
maupun untuk menciptakan masyarakat belajar. Jikalau semua komponen tersebut di atas dapat menjembatani
terwujudnya sinergi kerjasama, maka isya-Allah pengembangan sumber daya manusia akan terwujud.

Anda mungkin juga menyukai