(PLS)
Tentang :
DOSEN PEBIMBING:
Prof.Dr.Yusnadi,MS
DISUSUN OLEH:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perkembangan
Pendidikan Masyarakat Di Indonesia ini selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Prof.Dr.Yusnadi,MS pada mata kuliah ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang topik makalah ini kepada para pembaca dan juga penulis. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang objek-objek yang ada pada
pendidikan seumur hidup yang ada di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan. Untuk dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bisa membangun kami
baik dari teman-teman,dosen, serta orang-orang yang telah membaca ini agar kelak kedepannya
lebih sempurna lagi.
HORMAT KAMI,
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi dan berlangsung
di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah, tindakan dan perkataan) ayah dan
ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan demikian PLS pada permulaan kehadirannya
sangat dipengaruhi oleh pendidikan atau kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis di masyarakat dan untuk
meneruskan warisan budaya yang meliputi kemampuan, cara kerja dan Teknologi yang
dimiliki oleh masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi dalam keluarga
pun sebenarnya telah terjadi proses-proses pendidikan, walaupun sistem yang berlaku
berbeda dengan sistem pendidikan sekolah. Kegiatan belajar-membelajarkan yang asli inilah
yang termasuk ke dalam kategori pendidikan tradisional yang kemudian menjadi pendidikan
luar sekolah.
b. Aspek teoritis
Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang diketengahkan
Philip H. Cooms (1973), tidak satupun lembaga pendidikan: formal, informal maupun
nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi semua kebutuhan belajar minimum
yang esensial.
Atas dasar teori di atas dapat dikemukakan bahwa, keberadaan pendidikan tidak
hanya penting bagi segelintir masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi
masyarakat lemah (yang tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan
sekolah) dalam upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar
dan mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Aspek dasar pijakan
Kalau dirunut sejak awal muncul, ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga
memperoleh legitimasi dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945,
Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
[5] dan Peraturan Pemerintah RI No.73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat formal atau
resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku dan kaku serta
berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga pendidikan sekolah yang ada
di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi semua harapan masyarakat setempat, apalagi
memenuhi semua harapan masyarakat daerah lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan
itulah yang memungkinkan suatu kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau
nonformal diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi.
Penmas mempunyai peranan untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam upaya
pemecahan masalah, pendidikan luar sekolah adalah sebagai pelngkap, penambah, dan
pengganti pendidikan sekolah.
a. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pelengkap (Complementary education), Penmas dapat menyajikan beberapa mata
pelajaran atau kegiatan pelajar yang belum termuat dalam kurikulum pendidikan sekolah,
sedangkan materi pelajaran atau kegiatan tersebut sangat dibutuhkan oleh peserta didik
dan masyarakat yang menjadi layanan sekolah.
b. Penmas sebagai penambah pendidikan sekolah
Penambah (Suplementary education), Penmas dapat memberi kesempatan tambahan,
pengalaman belajar dalam mata peljaran yang sama yang ditempuh sekolah kepada
mereka yang masih bersekolah atau mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan
sekolah.
c. Sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pengganti (Substitute education), Penmas dapat menggantikan fungsi sekolah di daerah-
daerah yang karena berbagai alasan, penduduknya belum terjangkau oleh pendiidkan
sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://adewambeng.blogspot.com/2017/03/makalah-perkembangan-pendidikan-
dalam.html?m=1
https://www.academia.edu/35875526/Sejarah_Perkembangan_Pendidikan_Luar_Sek
olah
http://kumpulanidependidikan.blogspot.com/2017/03/sejarah-perkembangan-
pendidikan-luar.html?m=1