Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WAWASAN PENDIDIKAN LUAR


SEKOLAH
KONSEP DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
(DOSEN PENGAMPU: SANI SUSANTI, S.Pd., M.Pd.)

Disusun Oleh:
DWITA SETYANING PUTRI
1202413018
PGPAUD Kelas C 2020

PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

a
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “wawasan pendidikan luar sekolah” tepat waktu.
Makalah “wawasan pendidikan luar sekolah” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah di Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “wawasan pendidikan luar sekolah”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 September 2020

Dwita Setyaning Putri

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Masalah............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kedudukan PLS dalam system Pendidikan Nasional ............... 4
B. Sejarah singkat perkembangan PLS .......................................... 5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang
mengalami pertumbuhan kedalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan
terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif dimasyarakat.sebagai
usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa
yang akan datang. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tercantum butir
kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat tersebut sangat erat
kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkan
masyarakat dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan
diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa
dan pendidikan yang maju adalah terciptanya budaya baca didalam masyarakat. Dengan
adanya pendidikan yang maju dan budaya baca yang telah mengakar pada masyarakat,
maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas dalam kehidupannya.
UU No.20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional pasal 13, memuat
jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub
system untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada
tujuan utama pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa;
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh karena itupada kesempatan ini, penulis membuat makalah tentang
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non formal.
Didalam makalh ini akan membahas wawasan pendidikan luar sekolah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan luar sekolah?
2. Bagaimana latar belakangpendidikan luar sekolah?
3. Mencakup apa saja wawasan pendidikan luar sekolah?

C. Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat bertujuan untuk membuat pembaca tau apa itu pendidikan luar
sekolah, dan latar belakang perkembangan pendidikan luar sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk dari perkembangan penyelenggaraan


pendidikan secara luas, bahwa pendidikan tidak hanya kegiatan yang terorganisir disekolah tetapi
juga pendidikan diluar, karena pada hakikatnya pendidikan yang sebenarnya ialah kehidupan dan
sekolah hanya bagian kecil yang dibatasi oleh jenjang umur dan disiplin. Konsep pendidikan luar
sekolah muncul atas dasar hasil observasi dan pengalaman langsung dan tidak lansung yang
dibentuk, sehingga hasilnya dapat menunjukan persamaan dan perbedaan dari pendidikan
sekolah dan pendidikan luar sekolah.
Pendidikan luar sekolah ialah pendidikan yang mempunyai derajat keketatan dan
keseragaman yang lebih rendah, memiliki bentuk-bentuk dan isi program yang berbeda satu
sama lain sehingga memiliki banyak ragam, tujuan program nya tidak sama antara satu dengan
yang lainnya, tanggung jawab pengelolaan dan pembiayaan dipegang oleh pihak yang berbeda-
beda, sulit untuk mengidentifikasi dan menganalisis komponen-komponennya.
Pendidikan luar sekolah adalah suplemen penambah, pelengkap juga bias sebagai
pendidikan formal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,materinya bersifat praktis dan
cenderungpada keterampilan dengan waktu yang singkatmeskipun terkadang ada system nya
yang berjenjang, programnya terencana dan didalam nya tidak hanya ada proses belajar mengajar
tetapi juga saling membelajarkan.
Pendidikan non formal berfungsi untuk merubah sikap mental dan berfikir warga
masyarakat agar memiliki aktivitas dan kreativitas dalam berbagai bidang kehidupan, memiliki
seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan sebagai syarat untuk meningkatkan
mutu dan taraf kehidupan. Adapun pada prosesnya pendidikan jalur ini menekankan prosesnya
pada pemberdayaan warga belajar, yang dilakukan melalui interaksi pendidik nonformal dan
warga belajar nya sehingga dari interaksi ini akan tumbuh kreativitas, nalar, rasa ingin tahu
sehingga menjadikan warga belajar lebij terbuka untuk menemukan dan mengembangkan potensi
dirinya. Meskipun memiliki banyak kelebihan dilihat dari fungsi maupun tujuannya, pendidikan
nonformal ternyata memiliki beberapa kekurangan. Diantara kekurangan itu adalah kurangnya
koordinasi dikarenakan keragaman luasnya cakupan jalur pendidikan ini, tenaga pendidik atau

3
sumber belajar yang profesional masih kurang dan kurangnya motivasi belajar warga belajar nya
dikarenakan beberapa tanggapan seperti nilai pendidikan nonformal lebih rendah daripada
pendidikan formal yang memiliki ijazah begitu juga lulusan pendidikan nonformal sering
dianggap lebih rendah dari lulusan pendidikan formal.
Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur pendidikan sekolah dan juga
berfungsi dalam jalur dunia kerja, serta berfungsi dalam kehidupan. Berdasarkan hal tersebut
maka fungsi pendidikan luar sekolah antara lain:
1. PLS berfungsi sebagai substitusi pendidikan sekolah
2. PLS berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah
3. PLS berfungsi sebagai suplemen pendidikan sekolah
4. PLS berfungsi sebagai jembatan memasuki dunia kerja
5. PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan

A. KEDUDUKAN PLS DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Pendidikan nonformal sangat peduli dengan perubahan masyarakat secara micro atau
pembangunan lokal (local development) pada komunitas yang berdampak langsung pada
pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan sebagai unsur sentral
pembangunan yang mempunyai fungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran politik dan
kesadaran social, meningkatkan jumlah pekerja terampil dan meningkatkan sumber daya
manusia yang terlatih.
Dalam system pendidikan nasional terdiri dari 2 subsistem yaitu subsistem pendidikan
sekolah dan subsistem pendidikan luar sekolah. Untuk cakupan pendidikan luar sekolah
sebenarnya sangat luas tapi dapat dirangkum pada beberapa poin berikut:
 Pendidikan kecakapan hidup; social, pribadi, akademis, maupun vokasional yang
bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran dan juga meningkatkan
kualitas hidup
 Pendidikan anak usia dini; memberikan stimulus sehingga anak dapat terbantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani serta memiliki kesiapan untuk
pendidikan lebih lanjut.

4
 Pendidikan kepemudaan; guna mempersiapkan kader pemimpin bangsa melalui kegiatan
organisasi pemuda dan lain sebagainya
 Pendidikan pemerdayaan perempuan; umtuk meningkatkan kualitas hidup perempuan
yang tentunya berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya.
 Pendidikan ke aksaraan; sasarannya adalah masyarakat buta huruf, tidak tamat SD dan
berekonomi rendah, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat miskin dalam bidang pencaharian.
 Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; tujuannya untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungsional yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja
 Pendidikan kesetaraan; ditujukan bagi peserta didik yang kurang beruntung, tidak pernah
sekolah ataupun putus sekolah.

B. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN PLS


Awal hadirnya, PLS dipengaruhi oleh pendidikan informal dikeluarga, yang dimulai
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap maupun kebiasaan melalui asuhan. PLS juga
dipengaruhi oleh adat istiadat yang mendorong penduduk untuk belajar, berusaha dan
bekerjasama atas dasar nilai-nilai dan moral yang dianut oleh masyarakat itu. Agama juga
menjadi pengaruh hadirnya pendidikan luar sekolah.
Ada tiga faktor utama pendukung perkembangan pendidikan luar sekolah yaitu para
praktisi di masyarakat, para pengeritik terhadap pendidikan sekolah dan para perencana untuk
pembangunan ditingkat internasional.

Pendidikan luar sekolah untuk membantu pendidikan sekolah dan masyarakat dalam
upaya pemecahan masalah pendidikan disekolah. Adapun peranan itu dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Complementary Education; pendidikan luar sekolah dapat menyediakan pelajaran yang
menjadi kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang belum termuat dalam kurikulum
pendidikan sekolah

5
2. Suplementary Education; pendidikan luar sekolah memberi kesempatan tambahan
pengalaman belajar dalam materi pembelajaran tertentu yang telah dipelajari dalam
pendidikan sekolah dengan waktu yang berbeda, pada tempat yang sama atau juga
ditempat lain.
3. Subtitude Education; pendidikan luar sekolah juga berfungsi menggantikan fungsi
pendidikan sekolah diderah-daerah tertentu dikarenakan alasan tertentu seperti lokasi
yang belum terjangkau oleh pendidikan sekolah.

6
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk dari perkembangan penyelenggaraan
pendidikan secara luas, bahwa pendidikan tidak hanya kegiatan yang terorganisir disekolah tetapi
juga pendidikan diluar, karena pada hakikatnya pendidikan yang sebenarnya ialah kehidupan dan
sekolah hanya bagian kecil yang dibatasi oleh jenjang umur dan disiplin. Pendidikan luar sekolah
ialah pendidikan yang mempunyai derajat keketatan dan keseragaman yang lebih rendah,
memiliki bentuk-bentuk dan isi program yang berbeda satu sama lain sehingga memiliki banyak
ragam, tujuan program nya tidak sama antara satu dengan yang lainnya, tanggung jawab
pengelolaan dan pembiayaan dipegang oleh pihak yang berbeda-beda, sulit untuk
mengidentifikasi dan menganalisis komponen-komponennya,
Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur pendidikan sekolah dan juga
berfungsi dalam jalur dunia kerja, serta berfungsi dalam kehidupan. Berdasarkan hal tersebut
maka fungsi pendidikan luar sekolah antara lain:
1. PLS berfungsi sebagai substitusi pendidikan sekolah
2. PLS berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah
3. PLS berfungsi sebagai suplemen pendidikan sekolah
4. PLS berfungsi sebagai jembatan memasuki dunia kerja
5. PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan

Cakupan pendidikan luar sekolah bila dirangkum lebih ringkasnya adalah pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini. Pendidikan kepemudaan, pendidikan pemerdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatidan kerja, serta
pendidikan kesetaraan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prof. H, D. Sudjana S.Pd, M.Pd, PhD “pendidikan luar sekolah”


Nuansapendidikanluarsekolah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai