Anda di halaman 1dari 7

PEMBAGUNAN DASAR PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI

KEGIATAN GEMAR MEMBACA YANG DIMULAI SEJAK


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan.


Pendidikan tidak serta merta menjadi suatu hal yang lazim di zaman ini ketika ia tidak
memiliki peranan penting di Indonesia apalagi dunia. Pendidikan dalam pengertiannya
yang dikutip di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan
mendidik, dalam kata lain pendidikan merupakan proses untuk mendewasakan seseorang
dan menggali potensi dari dirinya. Pendidikan pada saat zaman ini bukan hanya
dilakukan dengan datang ke sekolah dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh
seorang guru, tapi pendidikan juga ketika kita bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
hingga bersenda gurau dengan teman sebaya.

Pendidikan itu bukan hanya informal saja, di dalam pendidikan terdapat 3 macam
yaitu formal, informal, hingga pendidikan non-formal. Pendidikan formal merupakan
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, seperti pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi. Sedangkan pendidikan informal ialah pendidikan yang terbentuk atas dasar
kemauan peserta didik itu sendiri, seperti contohnya kegiatan belajar yang ada
dilingkungan peserta didik tersebut misalkan yang paling kecil ialah keluarga, dan yang
terakhir adalah pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal merupakan pendidikan
yang terdapat di luar informal tapi dapat disetarakan melalui penilaian penyetaraan
contohnya adalah lembaga kursus dan pelatihan. Dari macam macam pendidikan inilah
peserta didik dapat mendapatkan wawasan yang lebih luas. Tapi sayang, pendidikan pada
saat ini terlalu terfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan tanpa ditemani oleh
adanya pendidikan karakter sebagai penguatnya

Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik dan baik sebagai warga negara.
Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak
etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan berkaitan dengan sifat-sifat yang
relatif tetap. (Dali Gulo, 1982), dengan kata lain pendidikan karakter merupakan usaha
pemperdayaan potensi yang dimilki untuk membentuk jadi diri seseorang. Tapi sayang
dengan pendidikan yang panjang dimilki Indonesia, penerapan pendidikan karakter masih
jauh dari kata memenuhi target. Masih banyak terjadi degradasi moral yang terjadi di
negara ini. Masih banyak kejadian yang tidak pemperdulikan lingkungan sekitarnya
bahkan hingga terjadi kekerasan fisik, khususnya pembullyan. Dikutip dari situs resmi
KPAI, tercatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019 terdapat 37.381
pengaduan kekerasan terhadap anak. Hal ini seharusnya menjadi acuan bagi pemerintah
bagaimana penerapan pendidikan karakter yang dikhususkan dalam pembangunan moral
peserta didik masih jauh dari kata yang diharapkan.

Pendidikan karakter sejatinya memiliki 18 nilai yang tercantum di dalam


BALITBANG KEMENDIKNAS seharusnya bisa diterapkan melalui pengembangan
pendidikan yang baik. 18 nilai tersebut ialah relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Tapi sayangnya, dari 18 nilai tersebut belum
sepenuhnya bisa di implementasikan dengan baik oleh sekolah sekolah. Mengkutip dari
mediaindonesia.com mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendy
mengatakan sudah ada sekitar 23 ribu sekolah di seluruh Indonesia yang telah
menerapkan Program Pendidikan Karakter (PPK), tapi sayang penerapannya kepada
siswa yang masih kurang.
Seharusnya dalam pengimplementasian dari pendidikan karakter ini bisa
diterapkan jauh sejak sebelum pemerintahan jokowi dalam kabinet indoneisia kerja
memasukkannya dalam 9 program unggulan atau dikenal dengan NAWACITA, karena
sejatinya pendidikan karakter sudah tertuang dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional; merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang
harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia yang tertuang
dalam Pasal 3 UU SIKDIKNAS menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa”. adanya UU diatas seharusnya menjadi acuan bagi para
pengambil kebijakan dalam menyikapi hal yang mendasar tapi begitu penting bagi
pembangunan pendidikan khususnya SDM bangsa Indonesia.
Mengambil dari nilai-nilai penerapan pendidikan karakter terdapat nilai gemar
membaca. Nilai gemar membaca ini begitu sepele tapi ketika berhasil diimplementasikan
dengan begitu baik bahkan terhitung berhasil, hasil yang didapatkan begitu penting bagi
pengembangan pendidikan khususnya SDM bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
memiliki target bahwa 2045 menjadi awal mula bangsa ini menjadi bangsa yang maju
dengan SDM khususnya yang berkualitas, tapi melihat dari generasi milenial saat ini
yang akan menjadi generasi emas pada saat itu sangatlah riskan ketika kita
membayangkannya.
Nilai gemar membaca inilah bisa menjadi salah satu kunci dari pembangunan
SDM yang berkualitas. Nilai gemar membaca ini bisa menjadi senjata ampuh dalam
membangun SDM yang kaya akan pengetahuan, inovasi, dan kreasi yang bisa
ditumbuhkan melalui sarana membaca. Zaman sekarang anak anak lebih cenderung pada
bermain gadget atau handphone pintar mereka, bukan untuk membuka wawasan tapi
lebih kepada bermain game. Sejatinya seharusnya gadget tersebut bisa menjadi sarana
alternatif ketika orang tua malas untuk membeli buku bacaan untuk anak-anaknya.
Nilai membaca bisa menjadi sarana yang begitu baik dalam mengembangkan
karakter seseorang, mengapa? Karena membaca bisa menjadi awal sebuah pengetahuan
dan wawasan yang luas. Pada anak usia dini, membaca salah satu cara untuk menjawab
jiwa penasaran yang begitu tinggi pada anak anak usia dini (kisaran usia 0-8 tahun). Pada
usia inilah anak anak pada fase emasnya dalam belajar. Pada usia ini pula seharusnya
pendidikan karakter yang sederhana mulai dipupuk khususnya kebiasaan membaca. Pada
usia ini anak anak terfokus dalam 6 arah perkembangan: agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, oleh karena itu, memupuk pendidikan
karakter sejatinya dimulai dari usia emasnya dalam perekembangan, dan membaca
menjadi salah satu kuncinya.
Dalam usia 0-8 tahun tersebut anak - anak berada dalam fase Pendidikan Anak
Usia Dini atau lebih dikenal dengan PAUD. Pendidikan ini lebih kepada pengajaran
bertingkah laku pada para siswa. Pada fase PAUD ini anak anak dapat melatih gaya
komunikasi mereka, menambah wawasan, mengembangkan imajinasi dan kretivitas
mereka dan lain sebagainya. Memupuk jiwa nasionalisme juga sejatinya dilakukan sejak
dini, supaya anak - anak mencintai negara mereka sendiri. Fase ini adalah fase emas
dalam pengembangkan pendidikan karakter mereka. Tidak salah jika guru memberikan
bacaan yang begitu masif kepada para siswanya. Karena dengan metode itu begitu ampuh
untuk diingat oleh anak usia 0-8 tahun tersebut.
Fase ini sekolah akan sering membuat metode pembelajaran yang lebih kepada
mempratekkan atau mengunjungi tempat yang sesuai dengan tema pembelajaraan saat itu,
salah satu tempatnya adalah perpustakaan. Perpustakaan menjadi tepat favorit bagi siswa
untuk dikunjungi. Mereka akan semakin penasaran karena banyaknya buku bacaan yang
digunakan hal itu menandakan simbol bahwa membaca akan menjadi sarana paling
mudah melakukan pembelajaran pada anak usia 0-8 tahun.
Tapi sayang, perpustakaan sebagai simbol dari peradaban sebuah bangsa di
Indonesia masih jauh dari kata yang diharapkan. Kemajuan teknologi yang seharusnya
menjadi acuan perpustakaan untuk lebih menunjung fasilitas yang ada. Saat ini hal itu
belum terjadi di perpustakaan di kota - kota kecil di Indonesia. 40 tahun adanya lembaga
perpustakaan nasional belum menunjukkan kemajuan signifikan dalam pembangunan
SDM bangsa Indonesia. Perpustakaan yang seharusnya menjadi sarana pembelajaran
yang atraktif bagi siswa khususnya pada siswa PAUD masih jauh dari kata yang
diharapkan. Daerah daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T) masih belum
mendapatkan akses untuk hal tersebut. Seharusnya pembangunan SDM Indonesia
khususnya pendidikan karakter diutamakan kepada anak – anak tersebut karena mereka
lebih rentan terhadap indikasi nsionalisme yang lemah.
Pembangunan karakter siswa yang berada di daerah 3T masih begitu pasif
digalangkan oleh pemerintah, anak anak di sana begitu membutuhkan media dalam
pembelajaran yang seharusnya begitu menunjang guru untuk melakukan pembelajaran,
tapi nyatanya hal itu belum dilakukan oleh pemerintah hingga saat ini. Perpustakaan yang
juga menjadi lembaga pemerintahan seharusnya mampu menunjang hal tersebut, karena
bangsa ini dibangun oleh para pemuda yang begitu kuat, tapi ketika karakter mereka sejak
dini tidak dipupuk karena fasilitas yang kurang memadai, kita harus mengubur kembali
mimpi untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Pembangunan karakter melalui media membaca harus tetap digalangkan dengan
masif khususnya bagi anak – anak PAUD yang akan menjadi pondasi mereka ketika
remaja nanti. Pembangunan karakter ini harus disertai fasilitas yang mendukung. Oleh
karena itu perpustakaan harus menjadi awal tonggak dalam hal ini. Perpustakaan harus
dengan masif menggiatkan membaca dan membantu anak anak dalam membangun
karakter mereka. Perpustakaan harus masif menggalangkan kegiatan membaca hingga
pelosok negeri. Menumbuhkan minat membaca menjadi salah satu cara paling efektif
khusunya bagi anak anak yang baru memasuki tahap pembelajaran pada PAUD untuk
menumbuhkan karakter mereka. Oleh karena itu, perpustakaan harus memiliki peran aktif
dalam mengembangkan hal ini. Mari kita wujudkan bersama sama untuk Indonesia maju
melalui gerakan membaca untuk menumbuhkan karakter pada pada siswa yang
digalangkan sejak pendidikan usia dini.
BIODATA
Assalamualaikum wr.wb.
Perkenalkan nama saya Jundu muhammad mufakkirul islami, biasa teman teman
saya memanggil dengan nama jundu. Saya laki laki kelahiran Mataram, 23
Desember 2001. Saya berdomisili asli Mataram, Lombok, Indonesia. Saya
berdomisili di lombok sudah selama 19 tahun pada desember ini. Saya
mengenyam pendidikan terkahir pada bangku SMA di pondok pesantren Bumi
Shalawat Sidoarjo, tahun ini adalah tahun kelulusan saya yang begitu hambar. 6
tahun tinggal di pondok dan pada saat perpisahan harus dalam keadaan seperti ini
begitu mengecewakan buat saya. Selama 6 tahun di pondok saya mengikuti
banyak kegiatan serta lomba. Saya pernah mengikuti ORGANTRI (ORGAnisasi
saNTRI) juga pernah tergabung dalam BES (Badan Eksekutif Siswa) di SMA
Progresif Bumi Shalawat), di pondok juga saya mengikuti berbagai ajang mulai
dari olahraga hingga essay. Alhamdulillah dari situ saya berhasil mendapatkan
juara 1 kekuaraan futsal antar pondok pesantren se- Jawa Timur dan juara 1
kejuaraan futsal yang diadakan vokasi UNAIR hingga juara 1 lomba essay yang
diasakan FTIK UIN Maulana malik ibrahim Malang. Pada saat di pondok saya
juga tidak hanya mengenyam pendidikan agama saya juga mengeyam pendidikan
formal seperti siswa yang lain, sehingga saya begitu memeperhatikan pendidikan
di Indonesia yang masih jauh dari negara tetangga yang malah menurut saya kita
mundur bukan makin maju, entah kenapa tapi itu membuat saya begitu prihatin
dengan keadaan seperti ini.

REFERENSI
http://Dosenpendidikan.co.id/pendidikan-non-formal/

http://Blogs.itb.ac.id/feeds/pendidikan-macam-pengertian-umum/

http://repository.radenintan.ac.id/7635/1/Skripsi%20Full.pdf

https://dpkp.ntbprov.go.id/berita-%E2%80%9Csafari-gerakan-nasional-gemar-membaca
%E2%80%9D--.html

https://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel&id=44
https://mediaindonesia.com/read/detail/222410-gerakan-gemar-membaca-perlu-
dipopulerkan

https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/membangun-karakter-dan-memupuk-literasi-sejak-
dini/

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-karakter.html

https://kpai.go.id/berita/sejumlah-kasus-bullying-warnai-catatan-anak-di-awal-2020-
begini-kata-komisioner-kpai/

https://bimba-aiueo.com/12-manfaat-membaca-bagi-anak/

Anda mungkin juga menyukai